Delaney Edrea, gadis usia 24 tahun yang tiba tiba di bawa untuk menikah dengan pria yang sama sekali tidak dia kenal, apalagi pria itu usianya jauh di atasnya selain itu pria tersebut ternyata memiliki gangguan kejiwaan atau stress karena masa lalunya. Membuat Edrea gadis miskin dan sederhana itu menjadi sulit untuk menolak perintah itu.
Bagaimana nasib Edrea selanjutnya saat pria yang dia nikahi setahun lalu sudah sembuh dari stressnya dan tiba tiba wanita masa lalu sang suami juga muncul? Apakah Edrea bisa memaafkan suami dan mertuanya? Atau dia pergi saat dia merasa habis manis sepah dibuang?
yuk yang suka genre nikah paksa dan rumah tangga ikuti terus kisah ini ya baca baca yuk... semoga suka. jangan lupa dukungannya , like komen subscribe vote dan beri ulasan bintang limanya, thank you so much... Semoga suka. Happy reading...lope lope sejagat...muah muah💝👍🙏😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black _Pen2024, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah Kesalahan
Rea pagi itu terbangun dan masih mengumpulkan kesadaran dirinya.
" Aduh kok sakit semua rasanya badan aku dan oooh sakit sekali bagian inti aku perih dan sakit sekali. Aku kenapa ya?"
Rea kemudian terkejut sekali melihat Buana tidur disampingnya dengan tubuh polosnya. Hampir saja Rea berteriak keras saat dia mulai ingat dia harus segera pergi sebelum buana bangun dan tahu dia bukan Betrice tunangan suaminya itu dulu.
" Aku aku harus segera pergi dari sini..Aku tidak ingin Nyonya Bimantara marah sama aku."
Dengan menahan sakit yang luar biasa Rea terpaksa harus pergi dari sana. Meninggalkan buana yang masih tertidur pulas. Rea menutupi badan polos Buana dengan selimut lalu keluar dari kamar itu.
Saat keluar keadaan rumah itu sudah sepi. Tidak ada siapapun di rumah itu sudahan.
Saat dia melangkah ke arah kulkas untuk mengambil air. Rea melihat ada memo di tempel di kulkas itu.
" Hai pemalas. Kami swmua pulang hari ini. Kau jaga anak aku baik baik dan rawat dia. Jangan sampai stress dia kambuh. Jika dia tidak sembuh dalam jangka waktu setahun maka saya akan buat ibu kamu menderita di rumah Gladys kakak kamu. Dan ingat kau sekarang bersihkan dan siapkan semua kebutuhan putra saya. Saya akan berkunjung sewaktu waktu. Bila melihat Tidak beres saya tidak akan sungkan sungkan hukum kamu. Jika putra saya dalam keadaan stress nya kambuh kau harus katakan jika kau pelayan di rumah dia. Yang urus dia. Jika kamu ingin selamat."
" Hah bagaimana aku bisa sembuhkan buana ? Aku bukan dokter jiwa. bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? Ancaman ini begitu menekan aku. Dan kenapa aku tidak boleh mengaku jika aku adalah istri mas Buana? Apakah kegilaan mas Buana sangat mengerikan jika kambuh ya?"
Rea sibuk melamun dan tenggelam dalam pikiran pikirannya. Sampai dia terkejut mendengar suara Buana memanggil nama Betrice.
" Betrice... Hai siapa kamu dimana Betrice istri aku itu hah!"Buana langsung menghampiri Rea dan mencekik leher Rea.
Rea sangat syok melihat tingkah suaminya itu. Ada ketakutan di wajah rea. Napas rea mulai sesak saat cekikan di lehernya semakin kuat.
" Kamu siapaaaaa kemana Betrice!!! Kau yang sakiti Betrice ya! Kau yang ancam Betrice untuk tidak jadi nikah sama aku ya!!! Mana Betrice!!!!"
" Hmmmppptt hmmmppptt lep lepaskan tangan tuan..."
" Hah hah hah napas aku sesak. "
" Kau siapa ! Plak!" tamparan keras di pipi Rea pun terasa sakit dan panas.
" Aow... saya pelayan di sini. Saya di suruh nyonya Bimantara untuk menyiapkan kebutuhan tuan . "
" Oooh kau pembantu baru rupanya!"
" I i iya tuan." jawab rea sambil meremas kertas memo di tangannya. Supaya Buana tidak membacanya.
" Siapkan sarapan saya lapar."
Rea langsung menuju dapur dan menyiapkan bahan bahan seadanya yang ada di kulkas itu.
" Mas Buana sangat menakutkan memang."
Dari atas tepatnya di kamar Buana. Rea bisa mendengar jelas buana tertawa terbahak dan bicara sendiri seaka dia bicara dengan seseorang. Tapi rea tahu di kamar itu hanya ada buana saja.
" Aduh kok merinding ya aku tiba-tiba. "
Masakan sederhana dengan bahan seadanya pun Sudah Rea siapkan di atas meja makan.
Rea kemudian membawa makanan itu ke kamar Buana.
" Maaf tuan ini makanannya sudah siap tuan. "
" Mana punya Betrice kok cuma satu?"
" ehmm akan saya bawakan tuan ini nampannya sudah penuh."
" Baiklah."
Rea menatap Buana dengan Haran saat dia melihat foto besar Betrice di dudukkan di kursi di hadapannya dan Buana mulai berbicara dan tertawa sambil mengelus elus foto Betrice yang tersenyum manis di sana.
" Hah ternyata dari tadi dia bicara sama tuh Foto ya? Aduh aku jadi tambah takut sama suamiku sendiri ya?"
" Heh cepat bawakan makanan Betrice juga dia sudah lapar ini. Betrice kalo sarapan itu jam Tujuh pagi tepat. Jika tidak maag dia kambuh. Paham kau pelayan!!!"
" Iya tuan."
Rea pun segera membawakan sepaket sarapan lagi kepada Buana.
" Nah ini sayang makanan kita sudah siap. Kita makan yuk sayang. Aku suapi seperti biasa ya sayang hihihi tak usah malu Begitu sayang. "
Buana pun mulai menyuapi foto Betrice dengan sarapan pagi mereka.
Rea hanya mengamati di belakang Buana. Dia sampai keluh tanpa biasa berkata kata. Tanpa terasa air matanya berlinang begitu saja.
" Ya Allah bagaimana aku harus sembuhkan suami aku ya Allah. Betapa malang nasib aku . Bang Aiden maafkan aku bang. Semalam apa yang aku jaga selama ini harus aku berikan pada suami aku. Dia menuntut haknya semalam. Padahal aku ingin berikan sama kamu ban Aiden. "
Isak tangis Rea pun mengganggu Buana saat itu dan tanpa di sangka sangka Buana melempar Gelas air ke arah Rra dan mengenai kening Rea.
" Berisik kalo mau nangis janga disini. Lihat istri aku Tidka suka dia marah sama aku. Sama keluar kamu!!!"
Rea yang kesakitan pun keluar dan mengambil sekop serta sapu untuk membersihkan pecahan gelas tadi.
Buana kembali mendekat dan mencekik Rea lagi.
" Ingat kami tidak Suka ada pengganggu!!!"
Buana kembali duduk dan menyuapi foto Betrice.
Rea pun segera pergi membawa sekop dan sapu keluar ke dapur.
" Segitu cintanya kau sama wanita itu Mas. Hingga kau sangat Tidak suka ada orang lain sekitar kamu. Kau merasa sangat terganggu dengan kebersamaan kamu dan foto itu."
Air matanya kembali berlinang di kedua pipinya. Dia Tidka tahu lagi harus bagaimana.
" Ya Allah sanggupkah aku menjalankan semua ini ya Allah?"
Dari depan tiba tiba ada seseorang yang masuk.
" Lo bik Sari kok bisa masuk? Pintunya kan di kunci?"
" Lo saya kan biasa bersihkan rumah ini dan sediakan bahan makanan di kulkas ini. Jadi saya punya kunci sendiri yang khusus Nyonya Bimantara berikan pada saya. "
" Ooh gitu. Maaf ya bik saya tidak tahu."
" Ya. Oiya ini ada obat yang harus kalian minum setiap malam ya. Itu pesan nyonya Bimantara sama saya. "
" Obat untuk apa ini?"
" Itu sejenis puyer sebagai obat biar tidak kambuh penyakit tuan Buana"
" Kalo itu buat kamu biar tidak capek karena sudah kerja seharian. Dan syarat nya kalian harus minum obat itu di waktu bersamaan ya. Pesan Nyonya Bimantara supaya efek obatnya bisa maksimal jika diminum dengan waktu yang sama dan bersamaan."
" oooh begitu."
" Baiklah." Jawab Rea tanpa curiga.
" Ya sudah saya balik dulu. Semua bahan masakan sudah ada di sana ya."
" Baik bik Sari."
Bik Sari pun keluar dari sana. Rea bisa melihat semua bahan makanan itu bisa di buat sampai satu Minggu ke depan. Rea pun mengerti maksud itu.
" Oooh jadi ini obatnya ya? Aku simpan dulu. "
" Nanti malam saja sebelum tidur aku berikan obat ini sama mas Buana. Karena ada tulisan satu kali buat malam."
Bagaimana kisah buana dan Rea selanjutnya. Bisakah rea menjadi wanita kuat yang selalu bisa membuat Buana lebih baik?
Bersambung...
trimakasih 👍 Thor...
Salam sehat selalu sukses berkarya🙏
penuh misteri..