Angga adalah mahasiswa akhir yang jatuh hati pada Nara yang merupakan adik tingkatnya. Suatu ketika karena obsesinya pada Nara, pria berumur 23 tahun itu menodai Nara hanya karena cintanya di tolak.
Hubungan keduanya semakin rumit karena campur tangan ayah Angga yang tidak ingin Nara menjadi menantunya. Hingga fakta terungkap bahwa kematian kedua orang tua Nara disebabkan oleh ayah dari Angga.
Dalam keadaan hamil Nara pergi karena ancaman, dan 3 tahun berlalu mereka di pertemukan kembali dengan Angga yang masih begitu mencintai Nara yang ia anggap telah tiada.
Namun Nara datang hanya ingin menghancurkan dan menuntut balas atas kematian orang tuanya serta penyebab janinnya tak bisa dipertahankan.
Novel ini juga banyak cerita lucu, persahabatan juga kesedihan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danira16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berselisih
Angga menoleh ke arah Nara yang telah terlelap tidur, Angga turun dari ranjang dan mengambil selimut untuk menutupi tubuh polos Nara. Air putih yang berada di meja samping ranjang pun kini telah tandas oleh Angga, rasa haus yang sedari tadi dirasa diabaikan karena rasa nikmat lain yang mendera lebih dari sekedar mengisi dahaganya.
Setelah nafas nya mulai teratur Angga mengambil boxer dan mengenakan nya, ponsel yang berada di meja di ambil dan ia pun memesan makanan untuk mengisi energi mereka yang telah bermandi peluh bersama.
Saat Angga melangkah menuju ruang santai, wajah nya di kagetkan oleh penampakan yang tak asing lagi, yup mereka Bisma dan Fiki yang sedari tadi cuma jadi kambing congek dan menunggu sang bos selesai in the Hoy.
Bagi Bisma rasanya menyebalkan menunggu, terlebih suara laknat dan meresahkan itu membuat miliknya otomatis menegang.
Andaikan Vika berada di sini,sudah pasti Bisma akan menyerang kekasihnya juga. Sama seperti yang Angga lakukan pada Nara.
"Udah lama kalian di sini? Tanya Angga menelisik wajah mereka yang mencurigakan.
"Lo sendiri dah selesai....?" Bisma malah tanya balik ke Angga yang masih sibuk dengan ponselnya.
Terlebih mereka melihat tubuh atas Angga yang polos dan keringat yang masih mengucur, belum lagi nafasnya juga masih belum teratur.
Angga hanya melirik ke Bisma dengan tatapan aneh, " sejak kapan kalian di sini...??" Tanya Angga kembali.
"Yang jelas sejak Lo sama Nara main kuda-kuadaan." Sindir Bisma.
"Lo....dasar kepo!!" geram balik Angga Dnegan sorot mata tajamnya.
"Ckckck gue kadang kasian sama pacar Lo tau sih ga, nasibnya gimana ya.... apes ketemu Lo tiap hari di naikin muluk." Ucap Bisma yang terbiasa ngomong ceplas ceplos
Mata Angga langsung saja hendak keluar kembali dari kelopak nya setelah mengetahui teman nya telah lama dan melihatnya berpacu dalam Des*han.
"Nah liat nih baju Lo sama Nara berserakan. Itu dah jadi bukti betapa ganasnya Lo." Bisma pun menunjukan potongan potongan pakaian yang telah berserakan di lantai.
"Ya sorry, gue gak tau kalo deket Nara, gue pengen nya nubruk aja." Hanya mesem mesem saja si Angga dapat komplain dari kedua teman nya.
"Lagian Lo tuh ya, anak orang tiap hari di naikin tanpa di nikahi, sama aja Lo tu sama Nara kumpul kebo......" Bisma menasehati temannya sok bijak dan kadang ada benernya juga.
"Ya gue tau, untuk itu gue kan dah pesen cincin itu kan?? Mana udah kalian bawa.....??" Tanya Angga.
"Nih udah jadi, terus rencana kapan Lo ngelamar Nara?" Tanya si fiki yang menaruh cincin pesenan Angga di atas meja.
"Besok, sekalian Nara gue ajak ke rumah papi untuk minta persetujuan."
*******
Keesokan pagi nya mereka tidak kuliah karena weekend dan Angga meminta Nara berbelanja di supermarket ditemani Vika untuk mengisi kulkas Angga yang telah kosong, bahan bahan sudah habis dan Angga sengaja menyuruh Nara belanja supaya Angga bisa pergi dahulu menemui ayahnya.
Setelah Angga memberikan kartu debit ke Nara, pria berusia 23 tahun itu pergi menemui sang ayah yang biasa di panggil papi oleh Angga. Perjalanan dari apartemen Angga ke rumah papinya menempuh perjalanan yang lumayan lama kira kira 45 menit.
Mobil telah sampai digerbang rumah mewah milik keluarga nya, mobil ayahnya berjejer di depan, Angga menyuruh satpam rumahnya untuk memarkirkan mobilnya.
Ketika Angga hendak masuk dikagetkan oleh suara yang tak asing untuknya " akhirnya kamu datang juga...." tutur Erlangga.
Angga mendatangi ayahnya dan memeluk sebentar tubuh papi Erlangga, " ada apa papi manggil Angga??"
"Kata nya kamu sudah tinggal bersama pacarmu.....benarkah?? Ucap sang ayah menelisik wajah sang anak.
"Tau dari mana papi...??om Aldi ya...?? atau mata- mata papi...??" Angga duduk sambil mengambil rokok papi Erlangga dan menyalakan nya, Angga mengusap rokok itu.
"Tidak perlu Kamu tahu. Sudahi petualangan kamu, selesaikan dengan gadis itu, setelah itu buang gadis itu...." ucapan sang ayah membuat Angga bingung untuk menelaahnya.
"Maksud papi apa...?? Tanya Angga rada sewot.
"Puas puaskan kamu bersama nya setelah ini kamu akan papi jodohkan dengan anak temen papa yang sederajat dengan kita." ucap Erlangga sambil menunjukan foto gadis yang di taksir seusia Nara dan gadis itu anak dari teman bisnis Erlangga.
"Jangan harap papi menyuruhku meninggalkan Nara, karena aku cinta sama dia." Angga mulai emosi dan tak terima kala papi nya telah menjodohkan nya tanpa ijin nya.
"Ooh jadi nama gadis murahan itu Nara."
"Cukup papi......Nara tidak murahan, dia gadis baik" sangkal Angga.
"Gadis baik maksudmu....?? Gadis apa yang dengan gampang kamu ajak tidur bersamamu hemm...!!" sang papi tak kalah emosi dan marah dengan intonasi yang lebih tinggi dari Angga.
"Karena Angga adalah laki laki pertama yang menyentuh nya, Angga yang telah mengambil kesucian dia, ayah tidak usah ikut campur urusan Angga, hidupku hanya untuk Nara, aku akan menikahi Nara secepatnya"
Plakkkkk plaaaaak
Dua tamparan dilayangkan papi erlangga di pipi anaknya kanan dan kiri, Angga hanya memegangi pipi yang terasa panas telah di tampar oleh papi kandung nya sendiri. Sang ayah merasa emosi dengan ucapan anaknya itu.
"Oohh jadi ini mau mu, asal kamu tahu harta kita banyak dan melimpah karena kerja Sama dengan temen ayah itu".
"Jadi ayah memperlakukan anaknya ini macam boneka begitu....?? Yang hanya menikahkan anaknya untuk bisnis bulan karena cinta". Ucap Angga
"Masa bodoh dengan cinta gila kamu, selesai kan kuliahmu juga dan mulai bekerja di tempat papi". Ancam papi Erlangga, dan Angga hanya melihatnya sekilas dan mulai pergi meninggalkan papi Erlangga.
Kepergian Angga langsung membuat papi Erlangga terduduk lemas, bagaimana tidak jika mereka jarang bertemu namun sekali nya ketemu hanya ada perselisihan dan kemarahan kedua nya.
Angga cenderung berubah menjadi pemarah semenjak sang mama masuk rumah sakit jiwa dan di pisahkan oleh adiknya dengan cara kematian sang adik.
Kuliah pun sering di abaikan karena frustasi dengan keluarga nya yang kini berantakan. Sehingga Angga terlambat dalam bidang pendidikan karena sering bolos. Tugas akhir nya pun baru dia ambil dan kalau lancar Angga akan lulus tahun depan.
Sang ayah megambil ponsel dan menelepon anak buahnya. "Cari informasi tentang Nara pacar Angga, saya tunggu besok."