DELANEY EDREA ( Cinta Di Ujung Napas Terakhir)
" EDREA... Kau dimana? Apakah kau sudah selesai dengan pesanan istimewa itu?"
" Sudah kak. Ini sudah hampir selesai. Jadi kakak tenang ya. Lusa kakak bisa antar ke pemesannya."
" Ya sudah. Lusa kau ikut kakak untuk antar gaun pengantin itu ya!"
" Baik kak. Aku akan bantu kakak membawa gaun pengantin indah ini pada pemesannya. "
...****************...
Tiga hari kemudian...
" EDREA ... Ayo kita berangkat"
" Lo Bunda ikut juga ya?"
"Ya harus toh ikut. Lah ini akan acara penting toh. Ya harus ikut."
" Sampai disana kau harus nurut sama bunda dan kakak ya rea. Jangan suka membantah. Kamu mau jadi anak yang berbakti kan?"
" Ya mau toh bunda. Rea pasti jadi anak berbakti "
" Kau sekarang sudah jadi gadis yang siap menikah. Usia kamu sekarang sudah dua puluh empat tahun. Kau sudah jadi perawan tua Lo. Jadi kau jangan banyak tingkah lagi. "
" Bunda Rea kan sudah mau menikah sama Bang Aiden toh bunda. Kok malah di katakan kagak laku sih bunda."
" Ya sudah sana dandan yang cantik. Sebentar lagi mobilnya jemput Lo."
" Sebentar. Kita ini mau ke.luar kota toh bunda?"
" Lah iya kan yang pesan gaun pengantin ada di kota tetangga. Empat sampai lima jam perjalanan. Jadi kau cepat sana siap siap. Bawa pakaian yang banyak. Kita menginap tujuh hari paling lama. Paling bentar ya tiga hari."
" Waduh kok lama sih bunda? Tumben tumben kita lama lama di kota orang?"
" Ya kan kita bantu mempelai wanita untuk siap siap dan dandan di sana. Kan hari pernikahan mereka masih tiga hari lagi toh. "
" OOO jadi kita ini sekarang dapat panggilan rias pengantin toh bunda."
" Lah iya . Kamu kagak di beri tahu kakak kamu toh?"
" Tidak. Kak Gladys tidak beri tahu aku. Memang siapa bunda yang mau menikah kok kita tumben di undang ya?"
" Sudah kau ikut saja. Sana bawa pakaian kamu. Bawa banyak banyak biar tidak bingung kalo menginap lama di sana. "
" baik bunda."
Edrea pun masuk dan membawa tas pakaian besar yang dia siapkan untuk delapan hari di kota tetangga.
" Gladys kamu beneran kagak mau beritahu adik kamu yang sebenarnya?"
" Hah sudahlah Bu. Tidak penting. Lebih baik dia tidak tahu yang sebenarnya. Biar kita tidak repot."
" Ya sudah jika kamu berpikir seperti itu. ibu ikut saja sudah. "
" Ingat ibu masih tinggal di rumah aku. Dan semua kebutuhan ibu aku yang nanggung. Jika ibu belain Rea terus lebih baik ibu keluar dari rumah aku. Aku Tidak suka di bantah Bu!!!"
" Baik baik. Ibu akan diam dan dukung rencana kamu saja. "
" Nah gitu dong dari tadi. Buat aku pusing saja. "
" Ayo berangkat pak Jan sudah datang. Mobil aku sudah siap itu."
" Rea kau sudah siap nak?"
" Sudah bunda."
" Ya sudah aku kita kesana kakak mu sudah tidak sabar menunggu."
" baik bunda. Kita berangkat. Rea kunci pintu dulu ya Bunda. "
" Bunda apa bang Aiden sudah diberitahu sama kakak ya kalo aku hari ini ikut kakak ke kota. Nanti bang Aiden cari bagaimana?"
" Sudah. Kakak kamu pasti sudah beritahu Aiden. Kamu jangan bingung ya!"
" Baik bunda."
" Maafkan bunda nak. Bunda tidak berani melawan kakak kamu. Kasian kamu nak. Kamu polos baik dan penuh kasih. Tapi kakak kamu satu itu beda Langit dan bumi sama kamu nak. Sifat dan perangainya. Sekali lagi maafkan bunda ya nak. semoga kamu bahagia selamanya."
" Bunda. Kenapa kok bunda menangis? Ada apa bunda?"
" Oooh tidak bunda hanya senang saja. sudah lama tidak jalan jalan ke kota nak. Jadi bunda Sangat senang sekali."
" Ya ampun bunda buat Rea kaget saja. Rea juga senang bisa jalan jalan naik mobilnya kakak . Selama ini mana mau kakak ajak kita jalan jalan bunda."
" Iya kakak kamu lagi baik nak. Lagi dapat laba besar mungkin jadi kakak kamu ajak kita jalan jalan. "
" Iya. Mungkin saja begitu bunda. "
Tak terasa mereka pun sampai malam itu di kota yang mereka tuju.
Di depan halaman sebuah rumah. tampak dekorasi pernikahan yang sangat indah sudah disiapkan.
" Wah bunda bagus sekali ya. pasti ini pernikahan orang kaya ya bunda. Rumahnya bagus dan halamannya juga luas. Pasti mereka orang kaya kan bunda?"
" Mungkin nak. Bunda tidak tahu."
" Wah kak Gladys memang top. Punya langganan orang kaya ya?"
" Ya jelas Kakak kan bisnis permata sama yang punya rumah ini. Jadi jelas lah mereka orang kaya. Jadi kau baik baiklah disini. Jangan buat malu keluarga nantinya."
" iya kak. Paham ."
" Selamat malam. Aduh maaf ya kami kemalaman datang jeng. Kami tadi masih singgah di rest area tuh adik aku mabuk. Maklum tidak pernah naik mobil. "
" Oooh begitu. Kamu itu beda sekali sama mereka. Ibu dan adiknkamu itu kok kampungan sekali sih. Padahal kau penjual permata Lo."
" Maaf ya jeng. Jadi buat jeng tidak nyaman. "
" Rea beri salam sama calon mertua kamu ini."
" Calon mertua? Kok bisa sih kakak?"
" Iya memang ini calon mertua kamu. Jadi jangan banyak bantah. Jika kau tidak taat sama kakak. Kakak akan buat bunda kamu itu menderita di rumah bagaimana?"
" Kak... Maksud kakak apa ini?"
" Perkenalkan Edrea saya Nyonya Bimantara. Dan besok adalah hari pernikahan mu dengan putra saya. Jadi kau bisa istirahat saja ya."
" Apa... Maaf saya tidak kenal dengan putra nyonya jadi maaf ini pasti salah paham."
" Jeng Gladys apa adik kamu tidak tahu hal ini?"
" maafkan saya Jeng Bima. Saya tidak beritahu dia sebelumnya. Saya kira dia sudah tahu. Sejak jeng datang sama putra jeng beberapa Minggu lalu. Ke rumah saya. "
" Oooh begitu. Baiklah. pelayan... Bawa mempelai wanita ke kamar. Dan jaga dia jangan sampai keluar ya!"
" baik Nyonya."
" kakak apa sih maksudnya ini kak? Kakak kan sudah tahu jika bulan depan rea mau nikah sama bang Aiden kok sekarang jadi dinikahkan sama putra nyonya ini sih kak."
" Rea kau tinggal pilih. Kau mau buat bunda kamu menderita atau kau mau nikah sama putra nyonya Bimantara!!!"
" Kak jangan siksa bunda kak. jangan sakiti bunda kak. Tolong jangan nikahkan aku juga kak. Aku cinta sama bang Aiden. Kami akan menikah kak tolong tolong kak!!!" teriakan teriakan Rea pun tidak di gubris lagi oleh Gladys.
Bu Andella pun tak bisa.menahan tangisnya lagi. Andella adalah seorang ibu rumah tangga yang di tinggal suaminya kembali ke negeri sebrang dengan meninggalkan empat putri yang harus dia hidupi sendiri selama bertahun tahun. Putri pertamanya Gladys seorang wanita yang dinikahi oleh tuan besar dari negeri sebrang juga yang memiliki usaha jual beli permata. Putri keduanya adalah Anbelle , yang dinikahi oleh orang luar pulau juga. Yang ketiga adalah Varissa Yang menikah dengan seorang nelayan di kotanya. Yang terakhir adalah Edrea. Putri kesayangan yang selalu membantu dia di rumah kakaknya yang kaya raya.
Kehidupan bunda Andella layaknya seorang pembantu di rumah sang putri sulungnya. Tidak mendapatkan upah hanya makan sehari dua kali saja.
Tapi selama ini Bu Andella dan Rea mencoba untuk ikhlas dan menjalani dengan baik. Sampai pada suatu hari Gladys marah besar pada sang suami.
Dari situlah Gladys akhirnya membenci adiknya sendiri. Ketiga adiknya sangat dia benci. karena ulah suaminya sendiri.
Ada apakah sebenarnya? mengapa Gladys sangat membenci ketiga adiknya dan ibunya?
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments