NovelToon NovelToon
Dewa Pujangga

Dewa Pujangga

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Balas Dendam / Matabatin
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: hafit oye

Warning bijak membaca!!!

Rangga adalah seorang pemuda yang gemar membuat syair, hingga pada suatu malam dia bermimpi dikejar oleh seseorang kakek misterius yang mengaku sebagai titisan pendekar syair berdarah, sejak itu semua syair yang tercantum menjadi sebuah mantra sakti. dilarang keras untuk mempelajari atau menghafalkan syair yang ada di novel ini, karena semua hanya imaginasi author saja

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hafit oye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hah, Besar Sekali...

" Tua bangka keparat! pergi dari hadapanku! " Wanita lusuh itu menatap penuh kebencian.

" hehe tenanglah nyonya, aku hanya ingin memastikan nyonya baik baik saja. " Eyang Cantilan terkekeh seraya meneruskan langkahnya kerumah bilik itu.

" cuih! "

" Sudah hampir 8 bulan nyonya disini, tidak satu ada yang datang menyelamatkan, mungkin suamimu sudah tidak perduli atau...dia sudah menikah lagi, hehe " Eyang Cantilan berusaha memprovokasi pikiran wanita itu.

" Bunuh saja aku, tua bangka! " Wanita itu berkata dengan sorot mata yang tajam, terlihat nafas turun naik menahan segala emosi, mau melawan percuma saja.

" Ssttt... perkara membunuh itu soal gampang nyonya, tapi urusan bukan untuk membunuhmu. " Ucapan itu terdengar tenang, tapi sangat memuakkan telinga wanita itu.

syut!

Wanita itu melempar piring kearah eyang Cantilan.

Fuuuh!! Praaang!

eyang Cantilan meniup piring yang melayang kearahnya, piring itu tak sampai mengenai dirinya,  membalik mengarah ke wanita itu lalu jatuh tepat didekat kakinya.

Oouchh!

Serpihan pecahan piring itu ada yang mengenai kaki wanita itu, tepat menggores mata kaki, perlahan darah pun mengalir.

" Jangan bertindak gegabah nyonya, itu sama saja akan menyakiti dirimu sendiri. Baiklah aku pergi dulu, nanti seperti biasa ada yang mengantar makan untuk mu nyonya. " Eyang Cantilan meninggalkan wanita itu tanpa menoleh lagi.

Brrett!! brrett!!

Wanita itu menyobek sedikit bajunya untuk menyumbat luka dikakinya, supaya dapat mengehentikan darah yang terus mengalir.

" Pah! mudah mudahan saja ada yang bisa membantumu untuk menyelamatku, pah! aku rindu kamu pah, Wilona. aku disini tersiksa ketakutan. hik...hik.. " Ucap wanita itu lalu terisak menangis.

Wanita itu tak lain istri dari Ferdinand, ibu dari Wilona yang sudah lama tidak diketemukan, wanita itu bernama Cindy, dia belum mengetahui apa motif dari penculikan dirinya, hingga sampai saat ini mereka masih menawannya ditempat ini, belum tau juga siapa dalang dari semua ini.

Namun segala keperluan untuk makan dan minum selalu terpenuhi, walau kadang Cindy tak mau memakannya, kalau sudah merasa sangat lapar baru dia memakannya itu pun hanya sedikit saja, tubuhnya yang dulu padat berisi, sekarang telihat kurus dan dekil, selain hanya diberi makan, untuk pakaian yang dikenakan tak pernah diganti, eyang Cantilan tak memberikan pakaian ganti untuknya.

•••

Sore itu Rangga dan Wilona sedang duduk berdua disebuah gazebo diarea taman yang terdapat didalam panthouse milik Wilona. Setelah pulang camp tadi siang, Rangga masih menemani Wilona dipanthouse. Seperti janji dia akan selalu mengawal Wilona, walau pun memang tidak sampai 24 jam, karena selain orang tua dari Rangga yang bernama Shopia itu sangat mencemaskan Rangga, jadi Rangga belum bercerita tentang sebenarnya kalau dia sedang membuat perjanjian akibat kecelakaan itu.

" Apa yang akan kamu selidiki tentang orang yang bernama Federico itu, Rangga? " Wilona bertanya seperti itu pada Rangga, hatinya ingin cepat bisa menemukan orang tua yang hilang sampai sekarang. Saat penculikan waktu itu, Wilona sedang berada disekolah, sedang Ferdinand tengah dikantor, beberapa pembantu dan penjaga berusaha untuk menolong namun semua itu sia sia, dimana pada kenyataannya Ferdinand saat sepulang dari gedung miliknya, semua dalam keadaan terikat.

" Aku lagi memikirkan hal itu, soal percobaan penculikan kamu yang terjadi dua kali, aku harus menelusuri keadaan baladewa dan teman temannya, selanjutnya mungkin nanti akan ada petunjuk setelah bertemu dengan mereka dan bisa menaklukkan perguruan yang disebut kunai sakti itu. " Wajah Rangga kali tampak serius, walau pun sudah ada petunjuk dari kakek misterius, tapi dia tidak ingin gegabah dan harus mencari bukti yang kuat.

" Kapan kamu akan mulai mencari keberadaan Baladewa? Apa kamu punya gambaran dimana mereka berada? " Wilona menatap dengan raut muka yang serius.

" Besok aku akan memberitahukan mu jika aku punya sebuah gambaran, lagi pula kamu juga perlu beristirahat bukan? aku tidak menjamin kamu tertidur nyenyak saat camp, apa lagi ditengah malam ada yang coba membawamu. "

" Lalu apa kamu mau pulang malam ini? " Wajah Wilona tiba tiba terlihat murung, seperti berat untuk ditinggal oleh Rangga, bukan saja dia sedang jatuh cinta tapi takut jika mereka akan datang kembali untuk membawa dirinya.

" Iya aku harus pulang Wilona. Aku tidak mungkin selalu menemani kamu 24 jam, kalau nanti kamu ke kamarmu, aku tidak mungkin ikut ke kamarmu juga bukan? "

" I-iyaa, tidak harus begitu juga. " Wilona terlihat memerah wajahnya, mendengar ucapan Rangga.

" Jadi aku harus pulang malam ini, setelah memastikan kamu baik baik saja. "

" Nanti kalau orang orang itu tiba tiba datang lagi, pada saat kamu pulang, terus aku dibawa oleh mereka bagaimana? Setidaknya kalau ada kamu di sekitarku, aku akan aman Rangga. " Ucap Wilona rautnya terlihat muram.

Rangga terlihat berpikir setelah mendengarkan ucapan dari Wilona, ada benarnya juga apa yang diucapkannya itu, dia pasti akan disalahkan oleh Ferdinand, tapi kalau dia tetap disini, pasti mamahnya akan merasa khawatir dengannya.

Namun setelah sebentar berpikir Rangga menemukan jalan keluar tanpa harus membuat mamahnya mengkhawatirkan dirinya, setelah itu Rangga akan berkata jujur pada mamahnya.

" Eeee apa kamu tidak keberatan untuk menginap di rumahku, Wilona? " Ada rasa ragu saat memberi jalan keluar seperti itu, takut Wilona tidak menyukai usulny itu.

" Apa! Menginap dirumah mu Rangga!!? " Wilona sangat terkejut mendengar usulan raga.

" Aku tahu pasti kamu keberatan bukan? "

" Eeh, siapa bilang? Justru aku merasa sangat senang, Rangga. " Wilona beranjak dari posisi duduknya, lalu mencubit hidup Rangga, wajahnya terlihat sangat senang. "

" Aku pikir kamu keberatan. " Ucapan Rangga terdengar seperti menggerutu.

" Tidak sama sekali, kapan kita berangkat kerumahmu? " Tanya Wilona, dimana saat ini tengah berdiri didepan Rangga.

" Kalau begitu kita berangkat sekarang saja, sepertinya aku harus berkata terus terang sama mamahku, apa lagi nanti aku harus pergi berhari hari, mamahku terlalu mencemaskan ku, nanti kamu bantu bilang yang sebenarnya, satu lagi kamu harus bilang kalau kamu adalah kekasihku Wilona. "

" Bukannya sekarang aku itu kekasihmu Rangga? Kamu lupa saat kita berdansa semalam? " Wilona mengangkat alisnya.

Rangga kemudian berdiri, sekarang posisi mereka saling berhadapan, tanpa diduga oleh Wilona sebelumnya, tiba tiba saja Rangga memeluknya.

" Aku menyayangimu Wilona. " Wilona membalas pelukan Rangga, walau dirinya sempat terkejut, tapi mampu menguasai dirinya, Rangga memang seorang pria yang penuh kejutan.

" Aku juga menyayangimu Rangga. "

Keduanya tanpa berucap lagi, langsung melangkah menuju mobil yang masih berada di depan interior foyer. Setelah menaiki mobil Rangga pun langsung tancap gas untuk menuju rumahnya.

" Ah kamu terlalu buru buru Rangga, aku lupa membawa baju tidurku? "Setelah ada ucapan hal itu, Rangga sekilas melihat tubuh Wilona.

" Jika kamu tidak keberatan kamu bisa pakai punya mamahku, sepertinya cukup muat dibadan kamu. "

" Ya sudah, aku sama sekali tidak keberatan. " Selanjutnya Rangga kembali fokus mengendarai mobil, tidak sampai satu jam mobil pun sudah sampai diteras rumah Rangga.

Keduanya langsung disambut oleh shopia, wajah terlihat senang setelah mengetahui Rangga sudah pulang kembali.

" Mah, mamah sama sekali tidak keberatan bukan, jika Wilona menginap disini? " Begitu Rangga turun dari mobil sambil berjalan menuju shopia, Rangga langsung berbicara tentang inti kenapa membawa Wilona kerumah.

" Oh begitu, sama sekali tidak keberatan sayang, justru mamah merasa sangat senang, apa kalian sudah menjadi sepasang kekasih? " Sorot mata Shopia memandang lekat keduanya, setelah itu menyambut pelukan hangat dari keduanya.

Setelah ada pertanyaan itu, keduanya saling pandang, pada akhirnya Rangga yang angkat bicara atau pertanyaan shopia.

" Kiranya begitu mah, doakan saja. Oh ya, aku akan membicarakan sesuatu sama mamah, tapi Rangga berharap mamah tidak marah ya, ada hal yang sangat penting yang akan Rangga bicarakan sama mamah. "  Ucap Rangga setelah melepaskan pelukannya.

" Ini ada apa ya? Kok jantung mamah jadi berdebar seperti ini. Memang apa hendak kamu bicarakan Rangga? "

" Oh tenang saja mah, Rangga hanya mau berbicara jujur, bagaimana pun mamah harus tahu tentang persoalan ini. Walau memang akan membuat mamah khawatir. "

" Ah, kamu Rangga, yang sudah kita masuk kedalam. "

Setelah berada didalam dan duduk bertiga di sofa, Rangga pun bercerita tentang apa yang sebenarnya terjadi, soal peristiwa kecelakaan kemarin dengan mobil yang ditumpangi oleh Wilona, tentang dirinya yang tiba tiba punya kekuatan, Rangga pun menceritakannya, bahkan tentang kakek misterius yang mendatanginya lewat mimpi, saat shopia datang ke kamarnya malam itu.

Tentunya mendengarkan penuturan putranya itu, Shopia tak bisa menyembunyikan kekhawatirannya itu, namun tetap menyimak cerita Rangga sampai selesai.

" Jadi mamah tidak perlu khawatir lagi sama Rangga, Rangga sudah berjanji pada Wilona untuk selalu melindunginya. Bahkan nanti rencananya kami berdua akan mencari mamahnya yang hilang. " Setelah Rangga menyelesaikan cerita, lalu diakhiri dengan berkata seperti itu.

" Hilang? " Memang sejak kapan sayang? " Kali ini shopia bergantian menatap Wilona dengan rasa iba.

" Sudah hampir 8 bulan ini Tante. "

" Apa sudah mencoba mencarinya? "

" Papah sudah mengerahkan semua body guard juga anak buahnya, bahkan dari kesatuan sudah dikerahkan namun semua tidak mendapatkan jejaknya. "

" Kasihan sekali kamu Wilona, mamah turut prihatin ya, sebelumnya maaf kalau mamah terlalu mengkhawatirkan Rangga, tapi sekarang dengan adanya kamu disamping Rangga, mamah tidak terlalu khawatir, apa lagi Rangga sudah memiliki kekuatan yang mampu mengalahkan 15 orang sekaligus. Yang terpenting kalian harus saling jaga. " Ucapan Shopia terdengar sangat bijak, walau memang ada sedikit Kekhawatiran, tapi dia merasa bangga putranya itu sudah berkata jujur. Shopia merasa sangat beruntung Rangga bisa punya kekasih dari anak pengusaha yang cukup ternama itu.

" Kalau begitu aku mau mandi dulu ya mah, Wilona aku tinggal sebentar tidak apa apa kan? "

" Iya sudah sana mandi dulu, biar Wilona sama mamah disini. "

" Oh ya mah, kebetulan Wilona lupa bawa baju tidur, mamah bantu pinjamkan ya. "

" Iya sayang, sudah sana mandi. "

Lalu tanpa berkata lagi, Rangga menaiki tangga untuk menuju kamarnya.

Setelah hampir setengah jam Rangga belum juga turun.

" Kenapa Rangga lama sekali mandinya. Coba kamu lihat dikamarnya sayang. " Ucap shopia.

" Ini beneran tidak apa apa Tante, aku masuk ke kamar Rangga? "

" Iya tidak apa apa sayang, sekalian ajak turun untuk makan ya. " Ucap Cindy seraya menuangkan air kedalam gelas dari sebuah teko yang terbuat dari gelas kaca.

Setelah ada ucapan seperti itu Wilona berdiri untuk melangkah menaiki tangga menuju kamar Rangga. Setelah sampai didepan pintu kamar, Wilona sempat tertegun sejenak, sebelum akhirnya dia membuka knop pintu kamar Rangga.

Sepi sekali? Pikir Wilona, jantungnya merasa berdebar, bagaimanapun ini adalah pertama kalinya dia memasuki kamar seorang pria.

" Rangga! " Wilona mulai manggil Rangga, seraya langkahnya mulai memasuki kamarnya, matanya terus mengarah keseluruh sudut kamar, sampai dia melihat kamar mandi yang sedikit terbuka pintunya, kamar mandi yang hampir keseluruhan dindingnya menggunakan kaca yang diberi frosted glass.

Dikamar mandi terdengar sepi tidak ada guyuran shower, tidak ada tanda tanda yang sedang mandi disana.

Kemana Rangga ya? Pikir Wilona

Akhirnya Wilona duduk ditepi tempat tidur Rangga, hatinya sangat mengagumi kondisi kamar Rangga yang rapih dan wangi, walau dia seorang pria tapi seperti sangat memperhatikan kebersihan.

Begitu Wilona duduk, matanya langsung mengarah ke kamar mandi yang sedikit terbuka.

Hah!! besar sekali. "

Glup!! Wilona menelan air liurnya.

1
Ati Rohati
lama gk nih reviewnya
hafit oye: Lumayan lama
total 1 replies
Ati Rohati
👍👍👍💪💪💪
Ati Rohati
Cita-cita nya asyik
Ati Rohati
keren lanjut
hafit oye: ditunggu updatenya
total 1 replies
Ati Rohati
semangat
Delita bae
👍💪💪💪🙏👍
Ati Rohati: oke 👍👍💪💪
total 1 replies
Delita bae
Review nya lama nggak ?maaf loh😇👍🙏
Delita bae: sip, hebat 😇😁
hafit oye: Sudah tamat
total 8 replies
Ati Rohati
semagat
hafit oye: makasih
total 1 replies
Delita bae
Egi udh up😇💪💪👍👍🙏
Ati Rohati: oke sip
Delita bae: 😇👍👍👍🙏
total 3 replies
Ati Rohati
lanjut😁👍👍
Ati Rohati
semangat💪💪👍👍
Ahmad Fauzi
ditunggu upnua
Rudy Koswara
lanjut thor
Adrian Pangestu
lanjut, makin seru
hafit oye: baik terimakasih
total 1 replies
Ati Rohati
lanjut
Ana Jus
keren
hafit oye: Terima kasih banyak sudah mampir, saya pemula.. mohon dibantu koreksinya ya🙏
total 1 replies
🌟~Emp🌾
nyicil baca nya thor, biar retensi novel mu tetap terjaga 💪
🌟~Emp🌾: semangat dek 💪
hafit oye: iya, masih pelan pelan saja up nyaa
total 2 replies
🌟~Emp🌾
diih, malah nyolot
🌟~Emp🌾
bodo ah, lu ganjen sih Liana
🌟~Emp🌾
Oalaa,, kacau lu berliana
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!