“Kata mami, dilimu dikilim mami untuk menolongku dan papi. Apa dilimu ibu peli yang baik hati ? “
“A–aku ?! “
Ucapan anak laki-laki itu membuat Alana terkejut, dia tidak mengerti maksud dari perkataan anak tersebut.
Namun, siapa sangka kehadiran Alaska membuat Alana masuk ke kehidupan keluarga mereka dan siapa yang menyangka bahwa papi yang dimaksud Alaska adalah pria yang selama ini Alana tunggu kehadirannya.
Bagaimana dengan kisahnya ? Jangan lupa mampir !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dlbtstae_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekhawatiran Jo
“Kamu dari mana ? Aku sudah menyiapkan makan siang untuk kita ?” tanya wanita muda itu kepada kekasihnya.
“Dari luar, kamu masak apa sayang ?”
“Iga b4bi untukmu,”
Pria itu mengangguk. “ Ayo, kita makan !” ajak wanita muda itu sumringah.
Sudah sebulan wanita muda itu tinggal di apartemen milik pria dihadapannya. Sudah lama dia tidak pergi keluar membuatnya sangat bosan di apartemen.
“Hm, apa aku bisa keluar sebentar nanti ? Aku sangat bosan di apartemen ini,”
Kening pria itu sedikit terangkat. Dia memikirkan ucapan wanita muda di hadapannya itu.
“Tapi, keberadaanmu masih belum dipastikan aman. Apalagi aku dengar mereka masih mencari keberadaanmu,sayang. Bagaimana kita melakukannya lagi ?” ajak pria itu dengan senyum nakal.
Wanita itu memutar bola matanya malas, dia sebenarnya enggan mel4y4ni pria dihadapannya yang seringkali meminta mereka untuk mem4du kasih.
“Ayolah,” rengek pria itu.
Wanita muda tadi mengangguk pasrah. Keduanya melanjutkan makan siang mereka yang tertunda sebelum berakhir di kamar.
Di sisi lain, Alana dan Asisten Jo tiba di perusahaan. Semua karyawan menyapa dirinya dan hanya di balas anggukan oleh Alana.
Sesampainya di ruangannya, Alana merebahkan diri di sofa empuk miliknya dengan tangan kirinya memijat keningnya yang sedikit berdenyut.
Dia masih tidak habis pikir dengan pikiran Araska yang bimbang, padahal jelas jika perbuatan mereka membuat Alaska tr4uma.
“Benar-benar itu laki, nggak bisa tegas apa ! Pikirin dong mentalnya anak bukan malah mikir perasaan dan peny4kit mertuanya itu !”
“Gilaaaaaaaaaakkkk !!!” teriak Alana membuat sekretarisnya yang masuk ke dalam ruangan Alana tersentak kaget.
“Cemprengnya…” ujarnya sambil mengusap dadanya.
“Ma–maaf ms, saya mau membacakan jadwal ms hari ini,” katanya gugup.
“Kak Mey, bisakah bacanya dihadapan Asisten Jo ? Aku sedang tidak ingin mendengar apapun termasuk jadwal-jadwal itu,” ucap Alana tanpa melihat keberadaan Meylin yang menatap bosnya cengo.
“Maksud ms ?” tanya Meylin bingung.
“Kakak, tolong bacakan di hadapan asisten Jo biar dia yang melaksanakan jadwalku. Aku tidak mau diganggu hari ini,” kata Alana gemas.
“Ba–baik, saya akan pergi menemui Asisten Jo,” Meylin langsung keluar mencari asisten Jo yang ternyata tengah berusaha menghubungi Azalea atas permintaan sang kakek.
“ Sesibuk apa sih, CEO MC Group di sana ! Sudah puluhan panggilan tidak diangkat. Benar-benar nih pulu-pulu rumba !!”
Sementara yang dikatai pulu-pulu rumba, tengah menikmati makan siang bersama rekan kerjanya. Azalea benar-benar menganggap mereka saudara. Bahkan tidak membatasi dirinya terhadap rekan kerjanya di departemen 5.
“Ponsel lo geter mulu, Le ?” tanya Andella penasaran.
“Bener, kata Della. Ponsel geter-geter menggetarkan hatiku !” goda Reson yang langsung mendapatkan tabokan dari Amanda dan Leo yang bersamaan.
“Resoooonnnn !!”
Pemilik nama hanya tersenyum malu. Azalea yang kesal saat melihat siapa yang menghubunginya memilih untuk mematikan data serta sambungan wifi di ponselnya.
“Ayo, makan lagi !” ajak Azalea.
Dia benar-benar tidak ingin diganggu oleh Asisten Jo. Apalagi kejadian kemarin membuatnya masih kesal. Azalea berpikir jika Asisten Jo ingin meminta dirinya untuk merawat Asisten Jo yang sedang sakit.
“Tidak akan kubiarkan, enak saja. Dia yang salah aku yang kena getahnya..”
Azalea mengumpat dalam hati merasa kesal terus-terusan di hubungi oleh pria tua itu.
Hari semakin sore, benar saja Asisten Jo tidak lagi menghubungi Azalea. Hal itu membuat Azalea lega. Saat semua karyawan satu persatu pulang. Tampak Azalea juga baru keluar dari ruangannya. Dia kira, dia orang terakhir keluar dari ruangannya ternyata di lantai bawah dia bertemu dengan seorang karyawan magang baru yang menggantikan posisi departemen 3.
“Sore bu bos,” sapanya ramah.
“Sore Yura, kamu kok baru balik ?” tanya Azalea tak kalah ramah.
“Ah, ini bu bos ada barang saya yang tertinggal. Kalau begitu saya duluan ya bu,” pamit Yura bergegas keluar perusahaan.
Azalea mengangguk dia segera menuju parkiran dimana mobilnya parkir. Hari ini dia menyetir sendiri dikarenakan Arka sedang berada di luar kota untuk meninjau proyek kerja sama.
Suasana yang mulai menggelap membuat Azalea sedikit takut. Dia segera masuk ke dalam mobilnya dan langsung menyalakan mobilnya dan bergerak meninggalkan parkiran.
“ah, kenapa gue merasa sedikit takut ya ? Biasanya pulang juga sendiri dijam yang sama,” ucapnya dengan nada bergetar.
Baru setengah perjalanan, Azalea menyadari ada mobil yang mengikuti dirinya dari belakang. Tak ingin panik, Azalea menyetir dengar jantung yang berdebar.
“Nggak mungkin gue yang diincar, kan ?” katanya sambil menatap kaca spion mobilnya.
Untungnya jalanan sedikit ramai, sehingga Azalea merasa sedikit lega. Hingga dia memasuki jalanan regang . Mobil yang berada di belakang Azalea menambahkan kecepatannya membuat Azalea panik.
Azalea juga menambahkan kecepatannya, dia memainkan stirnya dengan tangan yang berkeringat. Melihat mobil di belakangnya mengejar dirinya, Azalea tanpa pikir mempercepat mobilnya.
Wajahnya terlihat tegang, hingga dia bersusah payah mengambil ponselnya dari dalam tas. Detik-detik menegangkan Azalea masih dalam menyetir dengan kecepatan tinggi.
Dalam posisi tersebut, Azalea berhasil mengambil ponselnya. Pikirannya yang buntu membuat Azalea tak tahu harus melakukan apa selain dia meminta pertolongan.
Azalea dengan perasaan mendebarkan, Azalea menggumamkan sesuatu sesekali melihat ke arah belakang dimana mobil yang mengikutinya masih berada di belakangnya. Terlihat Azalea berdecak kesal karena melewati jalan sepi.
“Siapa mereka ? Kenapa masih mengejar gue !”
Hal tak terduga, mobil yang dikendarai Azalea ditabrak dari belakang membuat Azalea terkejut hingga ponselnya terjatuh di bawah kakinya.
“Akh !”
Dengan posisi masih menyetir, Azalea mencoba mengambil ponselnya dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya memegang stir.
Tangan kanan Azalea meraba lantai mobilnya mencari keberadaan ponselnya yang terjatuh. Lagi-lagi mobil yang dikendarai Azalea ditabrak dari sisi kiri membuat Azalea berteriak ketakutan. Setelah mendapatkan ponselnya, dengan wajah tegang Azalea menghubungi nomor acak tanpa melihat siapa yang dia hubungi.
“Ayo, angkat ! Ayo, “
Selang beberapa lama, suara seseorang terdengar sangat kesal di ujung sana.
“Kenapa baru menghubungiku,haaaa !!! Kamu sengaja ya, hu—,”
“To–tolong !” suara Azalea bergetar ketakutan bersamaan dengan mobilnya yang lagi-lagi di tabrak dari belakang.
“Le–Lea ?! Ka–kamu kenapa ?”
“Akhhh !!”
Bunyi benturan keras membuat orang yang di seberang sana berkali-kali memanggil nama Azalea. Sementara Azalea, dia mulai menyetir mobilnya dengan kecepatan sangat tinggi. Dia tak lagi memperdulikan panggilan yang masih terhubung hingga saat dia menerobos lampu merah sebuah mobil truk dari arah kanan menabrak mobilnya dan menyeret hingga beberapa meter.
“Akhhhhh !!”
“Jo, ada apa ?” tanya Nenek Jelita yang melihat kekhawatiran cucu laki-lakinya.
Asisten Jo tak menjawab dia memperlihatkan layar ponselnya membuat Nenek Jelita mengangguk. Dia mengira cucunya sudah mulai jatuh cinta kepada sosok Azalea melihat bagaimana raut wajah yang begitu khawatir.
“Hallo ? Lea ? Kamu dengar saya ?”
Namun, Azalea tak kunjung menjawab hingga suara benturan keras membuat Asisten Jo berteriak memanggil Azalea.
“LEAAAAAAA !!” teriaknya membuat Nenek Jelita kaget.
ini meninggal bneran atau cuma sandiwara sih,,masa iya meninggal lea nya 🤔🤔