............. Call Me Jade ..........
" Tetaplah seperti ini Jade, sebentar saja, ijinkan aku melepas rinduku." Lirih pria itu ditelingaku sambil melingkarkan tangannya di perutku.
Aku tahu ini salah, hatiku mengakuinya. Tapi kenapa tubuhku berkata lain, aku bahkan membalas perlakuannya.
Aku membalikkan tubuhku, hingga kami saling berhadap-hadapan. Aku menatap indah manik matanya mencoba mencari kebohongan di sana tetapi aku tidak menemukannya. Hanya pancaran kasih sayang dan ketulusan yang aku dapatkan.
Dia semakin mendekatkan wajahnya, kemudian mengecup keningku lama....
Penasaran kan dengan kisah lanjutnya?
Ikuti terus updatenya yuuukk 👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Esma_04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
" Woiii...liatin apa si ? Ntar kesambet baru tau rasa, loe !" Daniel, teman sebangku Joe membuyarkan lamunan Joe.
" Hei..cuman lagi nunggu loe keluar aja. Lama banget si, kantin yuuk ." Jawab Joe sambil merangkul pundak Daniel menuju kantin.
" Hadeuh..untung Daniel datang dan menyadarkan gue. Kan nggak lucu klo seorang Jubair Dandy Mohammed harus dikeluarkan dari Novel ini gara-gara melamun terlalu panjang dan mengungkap konflik yang udah Author siapin buat Bab di masa depan yang entah ke berapa ."
Batin Joe sembari mengelus dada.
Sesampainya di lantai 1, mereka pun dikejutkan dengan anak-anak kelas X yang sedang berlomba-lomba mendapatkan tanda tangan + nama terang dari kakak tingkatnya.
Mata jeli Joe menyipit, menajamkan pandangannya pada seorang siswi yang justru tengah asyik membaca buku tebal berjudul " Siti Nurbaya, Kasih Tak Sampai "
" Dan...Daniel, gue hebat banget nggak sih ?" Tanya Joe sambil menepuk bahu Daniel.
" Apaan si Joe, loe kesambet Penunggu Pohon Kesemek ya ? " Daniel sontak memegang kening Joe, sambil memperhatikan Pohon Kesemek yang menjulang tinggi di hadapannya.
" Lu liat deh tuh cewek, hebat banget. Dia baca buku bisa kebalik gitu. Dan lebih hebatnya lagi, gue masih bisa baca itu tulisan di sampulnya ." Ucap Joe membanggakan dirinya sambil menunjuk tepat ke arah Jade.
That's Right..!
Gadis itu adalah Jade. Dia yang sedang berusaha mengumpulkan tanda tangan kakak tingkatnya dan berniat untuk naik ke lantai 2 pun harus berpura-pura sibuk membaca buku saat matanya menangkap kedatangan Jelmaan Bilal.
Ada perasaan aneh disertai degup jantung yang berdetak semakin kencang saat mengingat paras tampan pemilik suara adzan yang mampu menghipnotis jiwanya.
Ah ya... De Javu.
Mungkin itulah kata yang lebih pantas untuk menggambarkan dirinya saat ini akan kehadiran seorang Joe.
Dan biarkanlah perasaan dua insan dalam satu atap sekolah itu tetap terjalin dan tumbuh secara diam-diam hingga waktu yang ditentukan oleh Author, karna sekarang Author akan mengajak Readers yang comel untuk menjelajah Benua Australia tepatnya di Melbourne.
The Royal Melbourne Hospital
300 Grattan Street, Melbourne
Di dalam Ruang ICU, tampak beberapa nurse dan Dokter yang sedang melakukan penanganan lanjutan untuk seorang pasien VVIP yang akan segera dipindahkan ke Ruang Perawatan karna keadaanya yang sudah berangsur membaik.
Seorang Pria dengan Pasca Traumatic Brain Injury berhasil melewati masa kritisnya setelah kecelakaan yang mengakibatkan benturan keras di bagian kepalanya sekitar sebulan yang lalu.
Jubair Deandra Mohammed
Itulah nama yang tertulis dalam Rekap Medis Pasien yang sedang dipelajari oleh seorang Dokter Spesialis Neurologi.
" Nurse, immediately call Mr. Mohammed. Let him know if his son will be moved to the treatment room ." Perintah sang Dokter pada perawat di sampingnya.
" Yes sure. I'll tell his assistance who standby outside." Jawab sang perawat sambil melangkahkan kakinya keluar ruangan ICU.
Dia pun nampak menuju seorang pria dengan setelan celana bahan hitam, kaos hitam dilengkapi dengan jaket kulit berwarna navy.
" Excuse me Mr. Shawn, let me inform you if Mr. Deandra has passed its critical period and ready to move to the threatment room ." Ucap sang perawat.
" Alhamdulillah ya Allah. Thank you Miss, I 'll inform Mr. Mohammed soon ." Jawab sang asisten sembari mengeluarkan ponselnya dan bersiap menelpon Tuannya.
Tut...Tut...Tut...
" Assalamualaikum Shawn...ada apa ?" Sahut suara di seberang telfon.
" Wa'alaikumussalam Warohmatullohi Wabarokatuh. Datuk...tuan muda Deandra sudah sadar dan akan segera dipindahkan ke Ruang Perawatan ." Jawab Shawn.
" Alhamdulillah. Baiklah, saya akan segera menyelesaikan pekerjaan di sini dan menuju hospital. Wassalamu'alaikum ." Jawab pria paruh baya yang sebentar lagi akan memasuki usia kepala 6.
Dialah Datuk Hussein Mohammed, single parent yang berhasil membesarkan 2 putranya semenjak kepergian istri tercintanya saat melahirkan putra keduanya.
" Alhamdulillah Ya Allah, akhirnya Engkau mengabulkan doaku secepat ini. Alhamdulillah atas kesembuhan yang telah Engkau berikan kepada Dandy, putra pertamaku."
Datuk Mohammed pun tak kuasa untuk menahan kebahagiaannya dan bersujud syukur berterima kasih kepada Sang Pemberi Kesembuhan.
Datuk Mohammed adalah seorang WNI asal Semarang yang menikah dengan teman kuliahnya saat menimba ilmu di Universiti Malaya, Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur.
Datin Noor Fatimatuz Zahra
Adalah seorang gadis Melayu, kelahiran Shah Alam yang berhasil memikat seorang mahasiswa asal Indonesia hingga dikaruniai 2 orang putra.
Datin Noor adalah putri semata wayang dari salah satu Saudagar Benang Sutra yang sudah yatim piatu sejak remaja.
Dengan dibantu asisten kepercayaan kedua orangtuanya, Datin Noor berusaha mengembangkan usaha orang tuanya sembari melanjutkan pendidikannya hingga meraih gelar DBA ( Doctor of Bussiness Administration ).
Datin Noor berhasil memajukan Noor Silk Berhad ( Noor Silk, BHD) hingga memiliki cabang baik di dalam Negara Malaysia hingga di Luar Negara.
( Disclaimer : nggak usah googling Noor Silk, BHD ada dimana, karna ini adalah Berhad dalam imajinasi Author )
Selepas kepergian Datin Noor, semua Berhad dan asetnya dikelola oleh suaminya dan putra pertamanya Deandra setelah menginjak masa remajanya.
Hingga sekitar tahun 2020, Deandra memutuskan untuk membuka cabang barunya di Melbourne yang akhirnya menjadi Rumah Kedua bagi Deandra atau sapaan kecilnya " Dandy ".
...Kembali ke Rumah Sakit...
Shawn bergegas menuju kamar Dandy di Kamar VVIP.
Saat membuka pintu, Shawn disambut dengan senyuman lemah dari seorang pria yang masih berbaring di Brankar Pasien.
" Apa kabar Shawn? Bagaimana keadaan Batu Giok ku ?" cecar Dandy tanpa menunjukkan sisi lemahnya.
" Ayolah tuan, tuan baru saja sembuh. Beristirahatlah dulu baru memikirkan Nona Jade ." Jawab sang asisten.
" Seharusnya saat ini aku sudah berada di Indonesia dan menyaksikan gadis kecilku memakai seragam barunya. Pasti dia terlihat sangat cantik ." Gumam Dandy
" Oh ya Shawn, apa Jade sudah menutup auratnya dengan benar. Aku takut mereka menemukan tanda itu Shawn ." Ujar Dandy menatap lekat sang asisten.
" Maaf Tuan, tapi sepertinya Tuan Ong masih belum menyadari bahaya yang akan mengintai putrinya ." Jawab Shawn.
" Hubungkan aku dengan Tuan Ong sekarang. Aku harus segera memberitahunya ." Perintah Dandy pada asistennya.
Tanpa menjeda waktu, Shawn pun segera melakukan panggilan kepada Tuan Ong di Indonesia.
Tut...Tut...Tut...
" Assalamu'alaikum Tuan Shawn...apa sesuatu terjadi ?" Sapa suara di seberang.
" Wa'alaikumussalam Warohmatullohi Wabarokatuh. Maaf Tuan Ong, Tuan Muda ingin berbicara dengan anda ." Jawab Shawn.
" Tuan Muda sudah membaik? Syukurlah..aku dengar dari Pak Kyai jika Tuan Muda mengalami kecelakaan. " Sambung Tuan Ong.
Shawn pun memberikan telfonnya kepada Dandy untuk berbicara langsung dengan Ayah Jade.
" Assalamu'alaikum Ayah...apa kabar Indonesia ?" Sapa Dandy.
" Tuan Muda...syukurlah sudah baik-baik saja. Kami sekeluarga dalam keadaan sehat wal'afiat ." Jawab ayah Jade.
" Ayah..berhenti memanggilku Tuan Muda. Kau sudah kuanggap seperti ayahku sendiri ." Jawab Dandy.
" Baiklah Nak, katakan apa yang mengganggu pikiranmu sampai kau harus berniat menemui kami di Indonesia dan berujung dengan kecelakaan naas itu ." Tanya ayah Jade.
" Maaf ayah...aku belum bisa mengatakannya. Tapi aku hanya ingin berpesan. Tolong jaga Jade dengan baik dan jangan lupa ingatkan dia untuk menutup auratnya dengan baik ayah. Jade sudah mulai beranjak remaja ." Jelas Dandy pada ayah Jade.
" Maaf nak...ayah selama ini terlalu khawatir jika dengan berhijab Jade akan menyembunyikan sesuatu dari ayah dan berakhir bencana untuknya ." Sahut Ayah Jade.
" Tidak ayah...percayalah pada Jade. Dan percayakan penjagaan Jade kepada Allah Subhanahu Wata'alla ." Jawab Dandy bijak.
" Baiklah, Nak. Jaga kesehatanmu, lekaslah membaik. Dan ayah mohon, rahasiakan semuanya dari Joe ." Mohon ayah Jade.
" Pasti ayah..meskipun Joe saksi kunci di peristiwa itu, tapi usianya masih sangat kecil untuk memahami keadaan sebenarnya ." Sambung Dandy.
" Baiklah Nak. Ayah percayakan semua padamu. Wassalamu'alaikum ." Tutup ayah Jade.
" Wa'alaikumussalam Warohmatullohi Wabarokatuh."
" Hmmmmm....Shawn, telfon Tuan Sammy dan katakan apa yang seharusnya dilakukan." Perintah Dandy pada sang asisten.
" Baik Tuan." Jawab Shawn.
...__________ To Be Continued _________ ...