NovelToon NovelToon
Cinderella Abad 21

Cinderella Abad 21

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Anak Yatim Piatu / Beda Usia / Romansa / Pembantu
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Anim_Goh

Ditindas dan dibully, itu tak berlaku untuk Cinderella satu ini. Namanya Lisa. Tinggal bersama ibu dan saudara tirinya, tak membuat Lisa menjadi lemah dan penakut. Berbanding terbalik dengan kisah hidup Cinderella di masa lalu, dia menjelma menjadi gadis bar-bar dan tak pernah takut melawan ketidakadilan yang dilakukan oleh keluarga tirinya.

***

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anim_Goh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dewasa Sebelum Waktunya

Tin tin

Suara klakson mobil mengalihkan fokus Lisa yang kala itu sedang asik mengelap kaca lemari. Penasaran, dia segera melongok keluar lewat jendela.

"Wajah orang itu seperti tidak asing. Di mana aku pernah melihatnya?" Lisa bergumam sambil mengernyitkan kening. Tatapannya tertuju pada seorang laki-laki yang baru saja membukakan pintu mobil. "Iya benar, aku pernah melihatnya. Tapi di mana?"

Di depan pintu masuk, Lionel berdiri menyambut kepulangan sang ibunda. Tampak bibirnya menyunggingkan senyum tipis saat wanita cantik yang usianya tak lagi muda mengedipkan mata padanya.

"Apa kabar, jagoan?" tanya Kinara.

"Oh ayolah, Bu. Berhenti memanggilku seperti itu. Aku sudah tiga puluh tiga tahun sekarang," protes Lionel kesal. Entah sampai kapan sang ibu akan terus memanggilnya sebagai jagoan.

"Apa artinya usia kalau kekasih saja kau tidak punya?"

Kinara melangkah santai menghampiri putranya yang sedang merajuk. Sambil tertawa lebar, dia meminta Richard, sopirnya, memberikan satu bingkisan yang dia pesan khusus sebelum pulang ke tanah air. "Jagoan kita perlu asupan supaya berhenti merajuk. Cepat berikan padanya."

"Baik, Nyonya," sahut Richard patuh. Dengan sopan dia memberikan bingkisan yang tidak terlalu besar pada pria yang siang tadi sempat membuatnya kebakaran jenggot. Untung saja dirinya mempunyai kekasih yang bisa diandalkan, jadi sekarang pekerjaannya aman.

"Ini apa, Bu?"

"Buka saja. Ibu jamin kau akan sangat menyukainya."

"Yakin sekali. Isinya bukan lingerie, bukan?"

"Belum saatnya Ibu memberikan hadiah seperti itu padamu. Tunggu sampai kau membawa calon istri ke rumah ini, baru Ibu akan memesan sebanyak yang kalian butuhkan. Hehehe,"

Lionel hanya menggelengkan kepala mendengar kelakar ibunya yang sedikit mesum. Terlalu sering berada di negara luar, membuat ibunya mempunyai pandangan bebas dan juga frontal. Sayang sekali ayahnya telah lama meninggal dunia. Jika masih hidup, pria malang itu pasti akan menjadi kelinci percobaan wanita yang sangat disayanginya ini.

"Mobil?" Kedua alis Lionel saling bertaut begitu melihat isi bingkisan. "Bu, apa ini maksudnya? Apa Ibu berniat .... "

"Leon, mau sampai kapan?"

Raut wajah Kinara berubah sendu. Tampak matanya berkaca-kaca dan suara menjadi parau saat akan melanjutkan ucapan. "Ini sudah enam tahun, sayang. Mau sampai kapan kau menghindar dari kenyataan ini? Ibu kesepian, Nak. Ibu rindu kita yang dulu. Pergi jalan-jalan bersama sambil menikmati pemandangan. Kapan kita bisa mengulang kebersamaan itu lagi?"

"Ibu tahu benar itu sangat sulit untuk ku lakukan. Tolong, jangan mendesakku."

"Kau satu-satunya yang Ibu miliki di dunia ini. Jika bukan padamu, pada siapa lagi Ibu bisa berharap?"

"Salah besar jika kita berharap pada manusia. Mereka semua pembohong, jahat, dan pecundang. Lebih baik kita berharap pada Tuhan saja yang sudah pasti bisa memberi kepastian. Persepsi anda salah, Nyonya."

Kinara, Lionel dan juga Richard sama-sama menoleh ke sumber suara. Di sana, Lisa berdiri dengan penuh percaya diri sambil memeluk kemoceng yang tadi dia gunakan untuk membersihkan debu.

"Maaf jika aku lancang menimbrung percakapan kalian, tapi lidahku gatal saat mendengar percakapan barusan," ucap Lisa dengan berani.

"Siapa burung kecil yang tak punya attitude ini, Leon? Mengapa dia bisa muncul di rumah kita?" tanya Kinara terheran-heran akan apa yang dilihatnya. Seorang gadis belia berpenampilan sederhana dengan lantang menasehatinya. Apa akal sehat gadis ini sudah mati?

"Dia pelayan baru di sini." Lionel berdehem. Kembali dia dibuat terperangah oleh sikap Lisa yang terlalu to the point. "Ibu tak perlu mengambil hati ucapannya. Usianya bahkan belum genap tujuh belas tahun. Dia masih sangat muda."

"A-apa?"

Tidak hanya Kinara, Richard juga sama kagetnya saat mengetahui usia gadis pelayan tersebut. Sungguh, Richard sama sekali tak menyangka kalau kekasihnya akan membawakan gadis di bawah umur untuk dipekerjakan.

(Sial! Ini petaka! Bagaimana jika Nyonya Kinara dan Tuan Lionel sampai memprotes soal ini? Arrgghh Hanum, apa yang telah kau lakukan? Mengapa harus gadis di bawah umur yang kau antarkan kemari? Dasar bodoh!)

"Perkenalkan, namaku Lisa. Dua bulan lagi usiaku akan segera genap tujuh belas tahun. Aku bisa ada di rumah ini karena disewakan untuk bekerja oleh seseorang," ucap Lisa memperkenalkan diri. Setelah itu dia mendekat lalu membungkuk sopan ke hadapan wanita yang sedang memandanginya. "Walau pun aku miskin, aku punya attitude yang baik. Yang barusan kalian lihat hanya sebagian dari rasa gemasku menghadapi orang-orang yang lemah oleh keadaan. Terlalu memalukan menghukum diri hanya karena sebuah kejadian."

Lionel langsung membuang muka ke arah lain karena merasa tertohok oleh ucapan gadis belasan tahun tersebut. Menghukum diri? Ya, benar. Sejak kejadian malam itu, Lionel seperti mempunyai trauma tersendiri pada kendaraan roda empat. Hampir dalam kurun waktu enam tahun tak pernah sekali pun lagi dia menaiki mobil. Lionel hanya terus mengurung diri di rumah. Seperti pecundang.

"Hei, Nak. Di mana orang tuamu? Aku penasaran didikan macam apa yang telah mereka berikan sehingga kau bisa tumbuh dengan sebegini pintar," tanya Kinara setelah tersadar dari keterkejutan. Benaknya mengatakan kalau gadis ini tidak sesederhana yang terlihat.

"Orang tuaku sudah lama meninggal dunia, Nyonya. Sekarang mereka sedang asik mengawasiku dari atas langit sana," jawab Lisa sembari menunjuk atas. Tak ada gurat kesedihan saat berkata demikian. Lisa telah dengan lapang dada menerima takdir yang Tuhan berikan.

"Owh, jadi kau seorang yatim piatu?"

"Ya. Aku gadis yatim piatu yang sedang menantikan kelegalan identitas."

"Apa kau punya tujuan dengan semua itu?"

Tanpa ragu Lisa menganggukkan kepala. Setelahnya dia melirik datar sosok pria yang dia yakini pernah melihatnya di suatu tempat. "Ada banyak hal yang telah ku lewatkan beberapa tahun terakhir ini, Nyonya. Dan aku berniat menikmati semua itu setelah nanti mendapatkan kartu identitas sendiri. Aku ingin mengubah hidupku yang suram dan penuh kesengsaraan menjadi penuh bahagia."

(Menarik. Sepertinya hidup yang dijalani gadis ini tidaklah mudah. Jika tidak, gadis belia sepertinya tidak mungkin memiliki tujuan seperti ini. Kasihan)

"Hidup itu kejam dan keras. Kita tidak bisa berpatokan hanya pada satu tujuan saja. Kau harus punya visi dan misi yang jelas serta bercabang agar semuanya bisa tertata dengan apik," ucap Kinara membantu memberikan nasehat. Dia suka dengan pola pikir gadis ini.

"Apa maksud dari bercabang, Nyonya? Kata ini sedikit ambigu di otakku," tanya Lisa.

"Aih kau ini. Maksudnya kau harus memiliki tujuan lebih dari satu. Anggap saja sebagai cadangan jika seandainya nanti tujuan pertama gagal kau dapatkan. Begitu,"

"Oh, aku kira apa tadi. Ngomong-ngomong terima kasih banyak sudah mau mendengarkan celotehanku ya. Rumahku cukup bagus, tapi penghuninya tidak sebaik kalian. Aku doakan semoga kalian selalu dipertemukan dengan orang-orang baik di masa depan."

Menyadari adanya ketulusan dibalik doa yang diucapkan oleh Lisa, Kinara jadi merasa tersentuh. Tangannya kemudian terulur merapihkan rambut gadis tersebut yang berantakan menutup kening.

"Sesakit apa hidup yang kau jalani sehingga pikiranmu menjadi dewasa sebelum waktunya, hm?"

"Apa perlu dijawab?"

"Aku sangat menantikan jawabanmu malah. Dari sekian banyak orang yang pernah berbincang denganku, kau adalah satu-satunya yang sanggup mengetuk hati dan pikiran. Coba sekarang kau lihat pria tampan yang sejak tadi diam tak bersuara. Biasanya dia akan langsung pergi jika melihat ada orang yang bertele-tele di depannya. Tapi sekarang? Pria ini sama sekali tak beranjak dari hadapan kita, Lis. Ini cukup membuktikan kalau kau memiliki sesuatu yang menarik." Kinara membujuk dengan sangat lembut. "Mau bercerita?"

***

1
Osie
lisa kapan normalnya sih/Facepalm//Facepalm/
Anim_Goh: wkwkwkwk, maafkan ya kak
total 1 replies
Osie
Richard nih ayam berbulu musang kali yaaa
Anim_Goh: sejenisnya kak 🤣🤣
total 1 replies
Murni Dewita
👣
Osie
cinderella jaman now..tapi dimataku lisa msh lah sgt lemah..sosok wanita tangguhnya blm kelihatan sama sekali
Anim_Goh: hehe, iya kak sabar ya. kita pelan2 dulu munculin karakternya
total 1 replies
Osie
aku mampir nih. udah baca bbrp bab n ekspektasiku lisa sosok wanita tangguh n g cengeng dan juga smart
Anim_Goh: wah, makasih banyak udah mau mampir ya kak
total 1 replies
Ita Xiaomi
Kocak😁
Anim_Goh: siap kak. hehe
Ita Xiaomi: Sama2x kk.
Semangat berkarya kk.
Berkah&sukses selalu.
total 3 replies
Andi Jumriani Djufri
Supaya ceritax dilanjutkan
Anim_Goh: insyaallah up setiap hari kak
total 1 replies
Professor Ochanomizu
Inspiratif!
Channa Lotus
Saya mengikuti cerita ini dengan antusias, author jangan berhenti ya!
Anim_Goh: terima kasih banyak sudah berkenan membaca. ke depannya aku akan lebih bersemangat dan aktif lagi dalam membaharui novel ini 😀
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!