Deskripsi: Hazel merasa dunia runtuh saat dia dipecat akibat fitnah dari rekan kerja dan baru saja mendapati kekasihnya berselingkuh. Dalam keputusasaan, dia pulang ke rumah dan menyerahkan segalanya pada orang tuanya, termasuk calon pasangan yang akan dijodohkan untuknya. Namun, saat keluarga dan calon suaminya tiba, Hazel terkejut—yang akan menjadi suaminya adalah mantan bos yang selama ini sangat dibencinya. Dihadapkan pada kenyataan yang tak terduga dan penuh rasa malu, Hazel harus menghadapi pria yang dianggapnya musuh dalam diam. Apakah ini takdir atau justru sebuah peluang baru? Temukan jawabannya dalam novel "Suamiku Mantan Bosku"😗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aping M, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 Kejadian itu..
POV Hazel
Hazel memasuki ruangan Pak Lucas seorang diri. Di sana, bosnya itu masih terduduk diam di balik meja kerjanya sebelum berdiri dan berjalan menghampirinya. Hazel menautkan alis, merasa heran dengan apa yang akan dilakukan oleh atasannya.
“Pak, ada yang bisa saya bantu?” tanyanya, ketakutan melihat Pak Lucas semakin mendekat tanpa memberi jarak. Hazel mundur beberapa langkah hingga punggungnya menempel di pintu. Susah payah ia menelan saliva yang seakan tertahan di tenggorokannya.
Tanpa peringatan, Pak Lucas mendekat dan memagut bibirnya. Hazel terkejut, terpaku pada kejadian yang tidak terduga itu. Dia hanya bisa diam tanpa membalas ciuman tersebut, namun juga tak berusaha memberontak karena pikirannya kosong saa itu. Ia bahkan melihat bagaimana Pak Lucas dengan lahap menikmati setiap detik pagutannya, mendesak bibir Hazel tanpa rasa ragu.
Itu adalah kali pertama Hazel merasakan ciuman. Selama berpacaran dengan John, ia selalu menjaga batasan, membatasi hubungan mereka hanya pada pelukan atau sekadar bergandengan tangan. Namun, sekarang, ciuman pertamanya diambil oleh bosnya, seorang pria yang selama ini dikenal keras dan kejam.
Saat tersadar, Hazel merasa tangan Pak Lucas mulai bergerak lebih jauh, hendak menjelajah pakaian dalamnya. Sontak, ia terkejut dan refleks mendorong Pak Lucas menjauh. Nafasnya terasa berat, dan ia ingin segera memarahi bosnya yang berani bertindak kurang ajar. Namun, sebelum Hazel sempat bicara, Pak Lucas langsung mengancamnya.
“Jika kamu menceritakan hal ini kepada siapa pun, aku pastikan kamu tidak akan bisa bekerja lagi, baik di sini atau di tempat lain. Camkan itu!” Pak Lucas berkata dengan nada dingin, menyeka bibirnya sebelum kembali ke kursinya, seolah tak ada yang terjadi.
Hazel tetap terpaku di tempatnya, merasakan sakit dan kepedihan mendalam. Apakah orang-orang yang dianggap rendah memang pantas diperlakukan seperti ini? Bagaimana mungkin mereka harus hidup dengan hinaan dan harga diri yang diinjak oleh orang berkuasa?
Padahal, Hazel bisa saja melaporkan hal ini pada keluarganya. Ia adalah putri keluarga Harrison, keluarga yang memiliki perusahaan makanan terbesar di Asia. Dengan mudah, keluarganya dapat membawa masalah ini ke ranah hukum sebagai pelecehan. Namun, Hazel khawatir jika semuanya terbongkar, bukan hanya reputasi yang terancam, tetapi juga keselamatan dan kariernya sendiri. Ia tak ingin menjadi pusat perhatian atas skandal yang tidak pernah ia inginkan.
Dengan hati yang hancur, Hazel meninggalkan ruangan Pak Lucas. Perasaannya campur aduk, tetapi ia bertekad untuk tetap kuat. Sejak saat itu, sikap Pak Lucas terhadapnya berubah; ia menjadi semakin angkuh, dan terus mencari alasan untuk menyalahkan pekerjaan yang Hazel kerjakan.
POV Lucas
Lucas mengingat kembali kejadian pahit yang terjadi tepat satu bulan lalu, saat ia tengah larut dalam pekerjaannya. Tanpa diduga, ponselnya bergetar, menandakan adanya notifikasi dari seseorang yang tak dikenal. Rasa penasaran mendorongnya untuk segera membuka pesan itu, dan seketika ia dikejutkan oleh video yang terpampang di layar.
Dalam video itu, tampak seorang wanita dan pria asing terlibat dalam pergulatan panas di sebuah bar, adegan yang jelas menunjukkan kemesraan di antara mereka. Dengan pandangan yang tak percaya, Lucas mengenali wajah wanita tersebut itu Reina, wanita yang sangat ia cintai, wanita yang selama ini ia pikir tak mungkin menyakitinya sedemikian rupa.
Lucas hanya bisa terpaku dalam diam, ponselnya terjatuh dari genggamannya, sementara tubuhnya terasa lemas dan tak berdaya. Ia menyandarkan dirinya di kursi kerjanya, mencoba mencerna kenyataan pahit yang baru saja menghantamnya.
Bagaimana mungkin Reina, wanita yang selama ini ia cintai dengan sepenuh hati, bisa melakukan tindakan sekeji itu bersama pria lain? Selama ini, ia sudah dihadapkan pada masalah besar dengan keluarganya, yang tak kunjung merestui hubungan mereka. Beban berat yang dirasakannya belum selesai, namun kini, ia harus menghadapi pengkhianatan yang datang dari orang yang sangat ia percayai.
Rasa cinta dan emosi yang berkecamuk di dalam dirinya membuat Lucas terperangkap dalam pusaran perasaan yang tak terkendali. Kekecewaan dan amarah yang membara di hatinya mengaburkan akal sehatnya, sampai akhirnya sebuah ide gila muncul dalam pikirannya: jika Reina mampu mengkhianatinya dengan begitu mudah, mengapa ia tidak melakukan hal yang sama? Mungkin, dengan melukai satu sama lain, mereka akan merasakan kepedihan yang sama, dan tidak perlu menghadapi perpisahan yang semakin nyata di depan mata.
Tanpa disadari, Hazel, sekretarisnya yang setia, memasuki ruangannya. Lucas melihat sosok Hazel berdiri di hadapannya, dan tanpa memikirkan konsekuensi dari tindakannya, ia mendekati Hazel, meskipun jelas terlihat bahwa wanita itu merasa cemas.
Bayangan perselingkuhan Reina masih menghantui pikirannya, membawanya pada sisi gelap yang bahkan tak pernah ia duga ada dalam dirinya. Tanpa berpikir panjang, Lucas melayangkan ciumannya kepada Hazel, mencoba melupakan sejenak luka yang menggerogoti perasaannya.
Pada awalnya, Hazel tampak terkejut dan hanya bisa terdiam, seolah membeku tanpa membalas ciuman yang diberikan Lucas. Namun, di sisi lain, Hazel juga tidak berusaha memberontak. Lucas, yang kini terhanyut dalam emosi dan ketertarikan sesaat, merasakan kelembutan dan kehangatan bibir Hazel yang tanpa disadari semakin membuatnya lupa diri.
Ia bahkan terpesona pada kelembutan bibir Hazel yang terasa begitu manis, hingga tanpa sadar mencoba memasukkan lidahnya, mengabaikan semua batasan yang seharusnya ada.
Dikuasai oleh nafsu yang entah datang dari mana, Lucas bahkan mencoba meraba blouse Hazel, tanpa menyadari bahwa tindakannya telah melewati batas. Namun, di tengah aksinya yang tak terkontrol, Hazel tersadar dan segera mendorongnya dengan kuat.
Lucas melihat wajah Hazel yang merah padam, penuh amarah yang siap meledak kapan saja. Namun, sebelum Hazel bisa meluapkan kemarahannya, Lucas yang panik langsung mengeluarkan ancaman untuk menahan perempuan itu agar tidak berkata apa pun mengenai kejadian tersebut.
Dalam hatinya, Lucas menyadari bahwa tindakannya terhadap Hazel adalah sebuah kesalahan besar, sebuah kesalahan yang tak hanya melukai sekretarisnya, tetapi juga merusak kepercayaan yang selama ini ia bangun terhadap dirinya sendiri.
Bayangan Reina dan pengkhianatannya masih membayangi, membawa kehancuran yang tak mampu Lucas kendalikan, hingga mengarahkannya pada tindakan yang hanya akan menambah rasa malu dan penyesalan.
Selama satu bulan penuh setelah kejadian itu, wajah Hazel tak henti-hentinya menghantui Lucas. Setiap hari, bayangan akan ciuman yang pernah terjadi itu terlintas dalam pikirannya, membuatnya terperangkap dalam hasrat yang tak bisa ia pungkiri. Rasa manis dan candu yang Hazel tinggalkan tak pernah benar-benar hilang, meskipun ia berusaha meyakinkan diri untuk membenci wanita itu. Semakin hari, perasaan terlarang itu justru semakin tumbuh, membuatnya merasa tergila-gila dan terobsesi.
Hingga akhirnya, Lucas mengambil keputusan drastis. Ia sadar bahwa satu-satunya cara untuk menghentikan perasaan ini adalah dengan memutuskan ikatan profesionalnya dengan Hazel. Ia segera merencanakan pemecatan Hazel, bertekad untuk menjauhkannya dari pandangan agar tidak lagi merasakan candu yang mengikatnya.
Dibantu oleh Lila, karyawan lain yang akan ia tunjuk untuk menggantikan Hazel sebagai sekretarisnya, Lucas mulai mengatur rencana agar Hazel tidak lagi berada di kantor.
Lucas tahu, tidak ada yang bisa menandingi keahlian Hazel dalam peran sekretarisnya. Hazel adalah seorang yang tak tergantikan, dengan kecakapannya yang selalu berhasil menjaga keseimbangan antara posisinya dan peran Lucas dalam perusahaan.
Namun, rasa bersalah, penyesalan, dan ketakutan akan perasaannya sendiri, memaksanya untuk mengambil keputusan pahit itu. Di balik semua ambisi dan kehancuran yang ia rasakan, Lucas sadar bahwa ia telah menghancurkan kepercayaan yang dimiliki oleh Hazel, sekaligus merusak hubungan yang seharusnya tak pernah ia pertaruhkan.