Cinta Tulus Gadis Bercadar

Disinilah Nabila berada, bandara terbesar di negaranya, sedang menyambut kedatangan orang tersayang nya, laki-laki yang ia anggap seperti saudara, karena usianya yang tidak jauh,

Nabila duduk di kursi tunggu dengan memainkan ponselnya.... sesekali matanya menyusuri ke semua arah, siapa tahu... Om nya itu sudah sampai.

dan beberapa saat kemudian... datanglah seorang laki-laki tampan sedang berjalan dengan gagah nya dengan memakai kacamata hitam tak lupa tangan kanannya menarik kopernya, sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk menyampirkan jaketnya,

Om Dave......, Nabila berjalan cepat ke arah Om nya, dan memeluknya dengan erat... Tak ada perasaan apapun selain rasa sayang nya sebagai saudara, Om nya adalah pengganti ayahnya, sama-sama kuliah di Amerika, bedanya... Om nya itu memiliki beberapa restauran di sana, jadi saat dirinya lulus om nya masih membutuhkan waktu satu tahun lagi untuk lulus S3 nya.

" bagaimana kabarmu om?... hiks hiks hiks, !" tanya Nabila di sela-sela tangisannya.

" om baik, Sudah jangan menangis lagi... Mana... Nabila yang selama ini kuat di segala situasi?" canda om nya yang membuat Nabila memukul dada bidangnya.

" aku sendiri om... Tidak ada tempat untuk berbagi kesedihan... Selama beberapa hari ini, aku pura-pura biasa saja... Padahal hari-hariku sedih setelah kepergian ayah...hiks hiks hiks" ucap Nabila pula, Om nya yang sedari tadi pura-pura kuat juga sampai meneteskan airmata nya.

" sekarang om disini untuk menemani mu , sampai kau sendiri menemukan seseorang yang menyayangimu...agar Om bisa meninggalkan mu untuk menyelesaikan pendidikan ku yang tertunda itu" Dave mengusap bahu keponakannya dengan sayang, hanya tinggal mereka berdua di dunia ini, orang tuanya, kakek neneknya, bahkan kakaknya juga yang menjadi tempatnya pulang, ikut meninggalkan mereka.

" iya om ... Sekarang Nabila sudah tidak apa-apa" setelah menumpahkan rasa sesak yang ada di dadanya, Nabila merasa lega... Karena sudah menumpahkannya kepada orang yang tepat.

" baiklah... Kalau begitu , kita makan dulu, hari sudah siang, om sudah merasa... lapar" ucap Dave bercanda untuk mengalihkan rasa sedih nya.

" iya om, ayo... Nabila punya tempat yang recommended di tempat ini " ajak Nabila yang sudah semangat lagi.

sementara sejak tadi, mata-mata Mila sudah memotret berbagai macam gaya yang di lakukan oleh Nabila dengan seorang laki-laki muda nan tampan itu, yang semua orang disini belum mengetahui bahwa, laki-laki itu adalah Om nya Nabila.

" hahaha, dasar ternyata pakaian tertutup mu Hanya sebuah kedok belaka, lihatlah sudah punya suami sempurna,masih saja mencari kesenangan di luar " gumam Mila terbahak... setelah menerima foto-foto dari bawahannya tersebut.

" terus ikuti mereka , jangan sampai lolos, aku akan segera menyusul" ucap Mila tersenyum dengan seseorang di seberang sana melalui sambungan telepon.

***

sementara Mike yang sedang bekerja juga menerima pesan dari anak buahnya yang di suruh untuk menjaga istrinya dari jarak jauh,

" tampan sekali... Siapa dia Nabila... ? Apakah benar itu Om yang ingin kamu jemput ?, laki-laki itu lebih pantas menjadi kekasihmu daripada om mu! " gumam Mike meremas ponselnya kuat-kuat.

Nabila tidak pernah menceritakan apa-apa tentang keluarganya, selain ia yatim piatu dan katanya masih memiliki saudara, yaitu om nya yang berada di Amerika, tapi yang Mike lihat , adalah laki-laki tampan yang ia perkirakan masih seumuran dengan nya.

" aku tunggu penjelasan mu Nabila, seharusnya nanti malam aku akan memberikan kejutan untuk mu, menyatakan cinta padamu,... tapi sepertinya aku harus menundanya dulu,... sampai semua jelas" ucap Mike dengan raut wajah masam , ...juga tertahan karena marah sekaligus penasaran, matanya masih melihat layar ponselnya yang masih menunjukkan foto Nabila saat berada di pelukan seseorang dengan sangat erat nya.

***

saat ini, Nabila sedang berada di restauran yang dekat dengan mall yang biasa ia kunjungi untuk berbelanja kebutuhan nya.

sekarang hanya ada wajah bahagianya, setelah Om nya itu sedari tadi terus menghibur nya.

" benar sekali ,.. I i sangat enak" ucap Dave dengan wajah berbinar, karena beberapa hari ini ia tidak pernah makan makanan pribumi, setelah Nabila pergi darinya, biasanya Nabila yang selalu memasak untuk nya.

" benarkan, apa kataku!" bangga Nabila menaikkan sebelah alisnya.

Dave tersenyum mengangguk, mereka makan dengan lahap, sampai suara seorang wanita mengagetkan nya.

" lihatlah... Seorang istri yang memakai pakaian tertutup , tidak lebih dari seorang pe****r , sudah punya suami sempurna malah mencari kesenangan di tempat lain" ucap Mila yang berdiri di depan Nabila., tangannya terlipat di depan dadanya.

Nabila tidak mengindahkan perkataan Mila, dan sukses membuat darah Mila mendidih karena tidak di perdulikan.

" heh p*****r , jauhi Mike ya dari sekarang, aku tahu, Mike tidak menyukaimu,dan tidak mau menyentuh mu, makanya kamu cari kesenangan di tempat lain" ucapnya ketus, tapi tetap saja tidak membuat Nabila gentar, ia tetap terdiam dan menghabiskan makanannya yang tinggal sedikit, meski Dave sudah menunjukan taringnya ingin melabrak perempuan tak tahu malu itu, sayang sekali Nabila memberikan kode dengan matanya agar Dave diam saja.

" kenapa kamu diam hah!, kamu takut kalau aku mengadu pada Mike tentang kelakuan mu di luar sini?" tanya Mila yang semakin meradang karena sejak tadi Nabila benar-benar tidak menganggapnya... Ada.

Nabila menghabiskan air minumnya sampai benar-benar tandas.

" ayo kita pergi dari sini" ajak Nabila yang di angguki oleh Om nya itu.

sebelum melewati Mila ia sedikit berbisik.

" jaga dirimu, persiapkan mental mu... Dasar pembunuh, memangnya aku tidak tahu, bahwa kau yang telah berniat ingin membunuh ara!" bisik Nabila yang yang membuat Mila tegang seketika.

Nabila berjalan meninggalkan Mila yang masih belum tersadar dari rasa terkejut nya.

" ja ja di, dia sudah tahu semuanya" ucapnya pelan saat tersadar.

" kurang ajar... Ini tidak bisa di biarkan begitu saja, aku harus bertindak cepat untuk menyingkirkannya, kalau tidak aku bisa dalam bahaya " ucapnya lirih, kemudian ia mengambil ponselnya dan menelepon seseorang.

" ayah tolong aku yah, kirim bener pembunuh bayaran untuk menghabisi seseorang sekarang juga" pinta Mila kepada ayahnya di seberang telepon nya.

" apalagi yang membuat mu sampai marah nak" tanya ayahnya lembut.

" hama yah, dia salah satu yang mengetahui dalang di balik kecelakaan adiknya mike" ucap Mila menggebu-gebu, ia benar-benar marah sekaligus.... Takut, kalau Mike tahu... Bisa habis dia di tangan Mike, karena Mila tahu, kejamnya seorang Mike kepada orang-orang yang mencelakai keluarga nya.

" baiklah, ayah akan menyuruh beberapa orang untuk bekerja di bawah kendalimu, seperti saat rencana waktu itu" ucap ayahnya yang membuat ia tersenyum.

" terimakasih ayah, kau sangat baik, aku mencintaimu ayah" ucap Mila tersenyum senang.

" ayah juga mencintaimu nak, selalu hati-hati di sana, beberapa hari lagi...ayah akan mengunjungi mu " kata ayahnya dengan lembut dan penuh perasaan kepada anak satu-satunya yang ia banggakan.