Suatu malam, Kaila datang ke pesta kelulusan angkatan seniornya. Mantan kekasihnya, Hansel, laki-laki biasa yang mencampakkan dirinya begitu saja itu juga merupakan salah satu mahasiswa angkatan akhir. Hansel tiba-tiba diberikan minuman yang sudah diobati, oleh salah satu mahasiswi yang sudah mengincar cintanya. Naas, Hansel malah melampiaskan efek obat tersebut kepada Kaila. Sialnya lagi, malam itu juga, Hansel harus pergi meninggalkan Indonesia untuk melanjutkan bisnis keluarganya.
Bagaimanakah masa depan Kaila selanjutnya?
Apakah Hansel akan kembali, ataukah ada laki-laki lain yang akan menerima masa lalu Kaila?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Beby_Rexy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 Waktu Berlalu
Setahun pun berlalu dan dilalui oleh Kaila dengan suka cita. Selama itu pula, dia tidak pernah bertemu dengan Hansel, bahkan kabarnya pun dia tak pernah tahu.
Hari-hari Kaila penuh kesibukan. Diantaranya, menyusun skripsi untuk sidang akhir kuliahnya, masih bekerja di toko bunga Tante Sandra, dan sekarang sambil magang di sebuah perusahaan ternama di Jakarta, sebagai penambah rekomendasi untuk menunjang skripsinya.
Dan ada satu kesibukan lagi yang sangat berarti bagi Kaila…
“Kay, tadi Gavin badannya hangat lagi,” seru Tante Sandra, saat Kaila baru sampai di toko untuk bekerja dari siang hingga sore. Karena semester sekarang Kaila sedang menyusun skripsi, jadi dia tidak diwajibkan lagi setiap hari datang ke kampus. Dan jadwal magang di perusahaan adalah dari pagi sampai jam 2 siang saja.
Mendengar ucapan Tante Sandra, Kaila pun langsung khawatir. Tampak dari raut wajahnya yang terlihat gusar.
“Tidak apa-apa jangan terlalu khawatir, biasa anak bayi suhu badannya suka berubah-ubah. Nanti dirumah kamu kompres ya, jangan langsung diberi minum obat kecuali badannya panas sekali,” kata Tante Sandra, mengajari Kaila.
Ya, perbuatan Hansel pada malam kelam itu kepada Kaila telah membuahkan hasil seorang bayi laki-laki tampan yang diberi Kaila nama Gavin Abrisam. Seperti nama ayahnya Kaila yaitu Abrisam.
Kembali mengingat bagaimana Kaila menghadapi kenyataan sebulan setelah di ruda paksa Hansel. Dia pun mendapati dirinya hamil setelah berhari-hari merasakan lelah di tubuhnya. Tidak punya siapa-siapa lagi kecuali Tante Sandra dan Om Farhan ,suami dari Tante Sandra. Kaila pun memberanikan diri mengaku kepada Tante Sandra dengan sebelumnya memberi tahu Astrid untuk menolongnya menghadap Tante Sandra. Jangankan Tante Sandra, Astrid pun merasa shock berat kenapa Kaila bisa hamil, padahal dia tahu betul bagaimana kuper-nya sahabatnya itu. Tetapi penjelasan detail dari Kaila membuat Astrid prihatin dan ikut menyesal karena sudah membelikan gaun pendek itu kepada Kaila. Tapi nasi sudah menjadi bubur, dari pada larut dalam penyesalan lebih baik terima dan hadapi dengan ikhlas.
Bersyukur bagi Kaila masih ada orang yang bisa membantunya mengurangi beban dan kesedihannya. Sehingga bisa menjalani kehamilan dengan baik sampai melahirkan Gavin dengan selamat tanpa kurang satu apapun, walaupun dengan bantuan biaya dari Astrid dan Tante Sandra.
Tante Sandra awalnya ragu saat Kaila menjelaskan siapa ayah dari anak yang dia kandung. Tetapi setelah Gavin lahir, barulah dia percaya dengan menyandingkan foto Hansel dan Gavin yang benar-benar bak pinang dibelah dua. Sangat persis. Karena saat Kaila masih menyandang status ‘pacar’ nya Hansel, tidak pernah Tante Sandra diberi tahu oleh Kaila.
“Sini anak mama,” kata Kaila, menyambut Gavin dari gendongan Tante Sandra.
“Kay mau susui dulu ya, Tante,” kata Kaila lagi, disambut anggukan dari sang tante.
Belum sempat Kaila masuk ke ruang belakang untuk menyusui Gavin, terdengar ada yang menyapanya.
“Halo si tampan…” Kaila menoleh kebelakang, ternyata itu Astrid. Kaila tersenyum dan mengajak Astrid ikut ke ruang belakang.
“Gimana dosen pembimbing kamu?” tanya Kaila pada Astrid, sambil memangku Gavin sekaligus memberikan asi.
“Tampan,” sahut Astrid, sambil memperhatikan Gavin dan memainkan jari-jari mungil Gavin. Astrid sangat gemas melihatnya.
“Ish.. bukan itu pertanyaan aku, tapi soal skripsi-mu sama dosen pembimbing bagaimana?” jelas Kaila gemas.
“Ooh ya biasa saja. Aman terkendali. Astrid gitu loh,” jawab Astrid, membanggakan dirinya dengan yakin bahwa skripsi-nya pasti lolos dari dosen pembimbing. Kaila hanya tertawa melihatnya.
Astrid sampai saat ini masih betah menjomblo. Karena dia trauma melihat bagaimana Kaila telah diruda paksa oleh Hansel sampai hamil. Bahkan Kaila sempat hampir depresi.
Tiba-tiba Tante Sandra ikut masuk juga ke ruangan mereka.
“Kay, sebaiknya Gavin jangan kamu bawa naik motor lagi. Kasihan, sepertinya karena sering terkena angin jalanan sehingga dia sering demam,” ujar Tante Sandra. Kaila langsung memandangi wajah mungil Gavin yang masih berusia satu bulan.
Kaila sungguh wanita tangguh. Saat hamil masih berkuliah dan bekerja di toko Tante Sandra. Bolak balik setiap hari, belum lagi harus menghadapi cibiran dan sindiran dari teman kampusnya. Bahkan Mika, terang-terangan pernah menghinanya sebagai kupu-kupu malam karena tidak punya orang tua tapi masih bisa berkuliah. Untung saja tidak lama setelah itu Mika segera lulus kuliah. Saat ada undangan acara pelepasan mahasiswa lagi, Kaila dan Astrid sepakat untuk tidak hadir karena trauma akan kejadian yang menimpa Kaila.
Setelah melahirkan, dua bulan kemudian Kaila memutuskan untuk magang di perusahaan yang menerimanya saat ini. Benar-benar wanita hebat.
“Iya Kay, benar kata Tante Sandra. Apa kamu pakai mobilku saja?” tawar Astrid.
“Lalu kamu pakai mobil apa?” tanya Kaila, bercanda.
“Gantian aku yang bawa motormu. Heheh.” Astrid memang suka nyeleneh kalau bicara. Tapi itulah yang membuat Kaila selalu bisa merasa terhibur dikala melewati hari-harinya yang sendiri.
“Semoga Gavin baik-baik saja dan sehat selalu ya tante,” kata Kaila tersenyum.
Tante Sandra dan Astrid hanya bisa mengaminkan pada akhirnya. Setelah sore selesai bekerja di toko, Kaila pun pamit pulang dan mulai menggendong Gavin di posisi depan. Tidak lupa menutupi seluruh tubuh Gavin agar tidak masuk angin. Sedih hati Tante Sandra melihat pemandangan itu. Yang seharusnya Kaila bisa berbagi waktu dalam mengasuh anaknya bersama suami. Tapi inilah kenyataannya. Kaila pun tidak pernah mengeluh dan selalu terlihat bahagia.
Sesampainya dirumah, Kaila dengan hati-hati meletakkan Gavin di tempat tidur bayi hadiah dari Astrid. Hampir semua barang-barang perlengkapan Gavin adalah hadiah dari Astrid. Tante Sandra tidak bisa membantu banyak karena dia dan suami hanya menjalankan toko bunga kecil dan harus menggaji Kaila dan juga membiayai sekolah dua orang anaknya yang masih duduk dibangku SD dan SMP. Oleh sebab itulah Kaila harus giat bekerja. Saat mau melahirkan pun Kaila terpaksa menggunakan tabungan untuk kuliahnya yang harus dia bagi-bagi dengan teliti agar tetap bisa berkuliah dan cukup untuk biaya melahirkan juga.
Ditatapnya bayi tampannya itu dengan lekat. Diciumnya dan dibelainya.
“Sayang kamu harus kuat ya. Mama janji, sebisa mungkin mama akan berikan kehidupan yang layak buat Gavin,” bisik Kaila pada bayinya. Gavin merespon dengan bergerak-gerak dan mengeluarkan lidah mungilnya serta suara kecilnya. Kaila tersenyum gemas dan menghujaminya dengan ciuman.
Setelah mandi dan makan malam sendirian, Kaila naik ke atas tempat tidur. Melihat kearah Gavin, tampak bayi tampan itu sudah terlelap. Kaila pun merebahkan tubuhnya. Disaat-saat seperti inilah Kaila sering meratapi nasibnya dan kadang menangis. Tidak ada satu hari pun dia bisa melupakan kejadian di malam kelam itu. Apalagi setiap melihat wajah Gavin yang sangat persis dengan Hansel. Tambah miris hatinya. Dia hanya bisa berdoa kepada Tuhan pemilik kehidupan agar menguatkan hatinya menjalani semua ini.
karena ayah kandung tdk mengorbankan darah dagingnya sendiri hanya untk ambisi yg kejam,,
hazel selamatkan rumah tanggamu
jngn sprti maxim,,