Anya adalah seorang ibu rumah tangga, dia menjalani hidupnya penuh penderitaan karena laki - laki yang dulu menyayanginya tiba - tiba berubah, tidak peduli kepadanya karena dia belum memberikan nya keturunan. tiba - tiba suaminya menceraikan nya dengan kejam, namun tiba - tiba ada orang asing yang mentransfer uang sejumlah 800 dolar kepadanya dan uang itulah yang membuat dia menjadi wanita berjaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Duna Dara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14
"Kita nikah di tempat ini?" tanya Sasa dengan nada kesal
"Emang kenapa sayang? Sama aja kan di sini juga luas, sama kaya di gedung juga" ujar Tono
"Tapi ini kan Gor Badminton yang" kesal Sasa
"Ya kan sama aja yang. luas kan kaya Gedung Pernikahan, kita juga udah sewa Dekorasi pelaminan yang bagus jadi gak akan keliatan kalo ini di Gor sayang" ucap Tono
"Yaudah Kalo kamu gak mau di sini, kita nikah di rumah aja gimana?" tanya Tono
"Gak mau lah, kalo di rumah aku malu nanti sama temen - temen aku" jawab cepat Sasa
"Yaudah di sini aja ya, kamu harus ngerti dong. Kan kita mau Bulan Madu juga kan, jadi nanti sisa uangnya bisa buat bekal bulan madu kita" ujar tono
Dengan raut wajah cemberut Sasa mengangguk menyetujui Pernikahan mereka akan di selenggarakan di Gor Badminton yang ada di daerah rumah Tono.
Pernikahan Sasa dan Tono 2 Minggu lagi mereka akan melaksanakan Pernikahan, dan mereka juga sudah melakukan foto Prewedding, menyewa Dekorasi Pelaminan dan masih banyak yang sudah mereka urus.
Dan semua biaya di tanggu oleh Tono, keputusan Tono ini membuat Ratna marah besar karena seharusnya Sasa pun memberi uang untuk acara Pernikahan ini namun dari keluarga Sasa tidak mau memberi uang sepeser pun dan mereka meminta keluarga mempelai laki - laki yang mengurus semuanya.
Karan Tono sangat mencintai Sasa jadi dia memutuskan semuanya dan tidak mendengar perkataan ibunya dan dia yang menyetujui permintaan keluarga Sasa
**
"Gimana Lo mau kan buat bisnis Roti sama gue? Pliss lah nya.." tanya Syifa
"Lo maksa banget sih. Lo gak liat nih toko sembako gue rame banget, gimana gue buka Toko Roti kalo gini" ucap Anya
"Ya Lo cari pegawai ke, kita buat bisnis kita berdua nya. Biar kita kaya bareng" ujar Syifa
Anya hanya menghela nafas karena Syifa terus mengoceh kepadanya.
Sudah 1 bulan Anya membuka toko sembako dan toko sembako nya sangat laku dan banyak warung - warung kecil yang datang ke toko sembako anya karena jika mereka menjual kembali sembako yang di beli dari Anya, Anya akan memberikan harga yang lebih murah untuk mereka yang berjualan di warung kecil.
Anya pun dengan malas mengiyakan usulan Syifa untuk membuat toko roti bersama dengan Syifa, Memang Anya suka memasak dan membuat roti.
Saat kemari Syifa datang ke rumah Anya, Anya sedang membuat roti dan menitnya roti Anya sangat endak dan membuat dia ada ide di mana dia mengajak Anya berbisnis.
Jam 6 Sore Anya Baru Menutup Toko Sembakonya.
Toko Anya sekarang sudah ada jadwal tutup, jadi Anya akan segera menutup toko nya di jam 6 sore awal - awal Anya akan tutup di jam malam seperti jam 9 karena pembeli terus berdatangan jadi Anya kadang tutup malam hari.
Saat Anya sedang membereskan barang - barangnya dan memasukan ke dalam mobil, dia melihat 5 orang yang sangat dia kenal sedang berdiri di sebrang jalan.
Mereka adalah keluarga Mia yang sedang ingin menyebrang dari sebarang jalan ke tokonya.
"Apa lagi sih?" kesal Anya
Karena dia sudah malas berusaha dengan mereka Anya langsung masuk ke dalam mobilnya dan pergi langsung dari sana.
Keluarga Mia pun melihat kepergian Anya dengan terburu - buru, mereka tau jika Anya melihat mereka dan menghindari mereka.
"Emang anak kamu gak tau diri. Udah di baikin malah ngelunjak" ujar Irfan
"Terus ini gimna mah? Masa kita ngikutin dia lagi. Ngikutin dia juga kan gak bisa masuk ke Perumahan dia" ujar Pinkan
"Kita ikutin aja dia ayo. kita gak punya cara lain, Rentenir itu udah tau kita ada di mana sekarang. Jadi kita harus cepet- cepet punya uang biar bisa hidup tenang" ucap Mia.
Keluarga Mia sudah beberapa kali datang ke Toko Sembako Anya, dan tanpa punya rasa malu mereka datang dan langsung meminta uang kepada Anya.
Dengan embel embel balas Budi karena Mia sudah melahirkan dia, namun dia bukan Anya yang dulu yang diam saja saat dia di injak.
Dia langsung tegas tidak mau memberikan mereka uang dan Anya juga menegaskan bahwa mereka bukan keluarganya.
*
Mereka langsung masuk ke dalam mobil dan mengikuti Anya dari belakang, Anya pun menyadari jika mereka mengikutinya.
"Kapan hidup gue bisa tenang" kesal Anya
Anya pun mengendarai mobil seperti biasa, Anya akan mampir dulu ke Supermarket karena persediaan makannya sudah habis di dalam kulkas jadi Anya akan membeli persediaan makannya dulu.
10 Menit Berkendara
Anya sampai di Supermarket besar, dia langsung masuk ke dalam Supermarket dan langsung berbelanja dengan riang gembira.
Sedangkan di luar ada 5 orang yang sedang menunggu Anya berbelanja.
Pinkan dan Lova mengepalkan tangan nya karena kesal melihat Anya yang santai berbelanja dan terlihat bahagia.
Berbeda dengan kehidupan mereka, mereka harus bersembunyi dari kejaran Rentenir karena hutang ayahnya yang belum di bayar.
Mereka harus hidup dalam ketakutan karena terus di kejar - kejar Rentenir yang terus meminta uang bunga yang belum di bayar oleh Irfan.
"Mah kita harus nunggu di sini sampe kapan? Kita kaya orang aneh duduk di depan Supermarket. Keliatan banget kalo kita gak punya duit, malu mah" kesal Pinkan
"Tunggu sebentar, kita harus kejar terus di Anya. Biar dia mau bayarin hutang kita, kalian mau kan hidup kaya dulu?" tanya Mia
Mereka mengangguk kepala mereka..
"Yaudah nurut, tunggu dia keluar baru kita buat malu si Aya biar dia malu terus dia kasih yang deh. mungkin dia bisa ngasih rumah nya ke kita juga" ucap Mia
Mereka pun hanya diam, karena ibunya terus menerus mengulangi kata yang sama. Namun Anya sampai sekarang tidak mau dan tidak ingin berhubungan lagi dengan mereka.
Bagaimana bisa mendapatkan uangnya jika Anya tidak mau di dekati mereka.
20 Menit Kemudian
Anya keluar dari Supermarket, dia berjalan santai dengan tangan yang penuh dengan belanjaan nya.
"Anya" teriak Mia
Mereka sudah ada di samping Anya yang sedang memasukan belanjaannya ke dalam mobil.
"Ya ada apa?" tanya singkat Anya tanpa melihat mereka
"Lo gak sopan ya. Mamah lagi ngomong sama Lo, Lo gak pernah di ajarin sama orang tua Lo sopan santun emang" keceplosan Pinkan
"lah emang gue gak pernah di ajarin sopan santun sama mereka, jadi apa masalah nya sama kalian" sinis Anya
"Jaga ya omongan kamu, dia itu Kakak kamu Anya" kesal Mia
"Kakak? Kakak siapa? Saya tidak punya kakak dan saya tidak punya keluarga" ucap Anya sambil menggelengkan kepala dan tersenyum palsu
"Lo-" ucap Kevin terpotong
"Apa? Lo pada nyari gue buat bayar hutang - hutang ayah lo kan. Dulu aja pas gue susah Lo pada kemana? Sekarang gue udah kaya gini aja pada Dateng dasar gak tau diri" kesal Anya
"Eh jaga ya ucapan kamu, kamu bisa kaya gini karena jual rumah ibu istri saya kan. Jadi jangan sombong deh, uang penjualan rumah kembalikan kepada istri saya, Kamu tidak Ada hak untuk memiliki uang itu" emosi Irfan
"Helo, emang rumah itu sudah saya jual tapi uang itu dari penjualan rumah nenek di berikan semua ke beberapa panti asuhan. Jadi kalian tidak ada hak lagi untuk berbicara tentang uang kepada saya, uang ini buka uang dari penjualan rumah nenek haru kalian ingat" ucap Anya
"Oh iya, bukanya kalian dulu kaya karena merampas hak orang lain. Sertifikat tanah yang kalian curi dan semua barang berharga yang kalian curiga tidak cukup kah menghidupi kalian. Apa kalian udah jatuh miskin jadi cari - cari saya buat minta uang. Saya bukan Anya yang bodoh dulu ya, jadi jangan pernah mencari saya lagi" tegas Anya.
tetap semangat terus,,,,,,, 💪💪👍👍