Klarissa anak kandung dari keluarga yang cukup kaya raya, namun sejak sepupunya datang dan di angkat sebagai anak angkat oleh kedua orang tuanya, Klarissa Tersisikan.
Kedua orang tuanya mengabaikan dan tidak peduli, saudara-saudara kandungnya, pacarnya bahkan sahabatnya tidak ada yang peduli pada Klarissa bahkan mengabaikannya.
Mampukah Klarissa hidup dalam keterabaian dari orang-orang terdekatnya??...
Apakah masih ada yang peduli pada Klarissa?...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia Papendang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24
Sesampainya dirumah Klarissa, bima memandang lekat wajah perempuan yang resmi menjadi pacarnya "Hei... Kenapa bengong?" Tanya Klarissa
Bima tersenyum "Sayang... Aku nggak nyangka kamu bisa berkelahi dengan cowok!" Tutur Bima
"Ck... Udah jangan dibahas, sana pulang aku capek pengen tidur!" Tutur Klarissa
Bima tersenyum "Kenapa tadi nggak di tidur di punggungku saja?" Tanya Bima
"Nggak tau tiba-tiba nggak bisa tidur saja, sana pulang... Hati-hati ya, makasih sudah mengantarkanku... Lebih baik aku belajar naik motor dari pada menyusahkanmu begini!" Tutur Klarissa
Bima menggelengkan kepalanya "Jangan sayang... Aku nggak merasa di susahin kok, aku suka kamu tergantung padaku!" Tutur Bima
"Ck... Kalau selalu tergantung ntar aku susah ngelupain kamu, apalagi kalau kamu nikah sama cewek lain!" Tutur Klarissa
Nikah sama cewek lain!" Tutur Klarissa
"Sayang... Kamu masih bahas pertunangan gila itu, aku janji nggak akan nikah sama cewek lain!" Jawab Bima
"Iya aku percaya, sana pulang... Aku udah ngantuk banget!" Tutur Klarissa
Bima mengangguk tersenyum "Aku pulang... Besok aku jemput!" Ujar Bima
"Iya hati-hati... Makasih!" Tutur Klarissa
Bima melajukan motornya, Klarissa masuk kedalam rumahnya melihat Kirana duduk diruang keluarga lengkap bersama keluarganya "Baru pulang lo?" Tanya Aldy
"Iya!" Ujar Klarissa sekilas melihat keluarganya
"Cepet minta maaf Klarissa... Sikapmu kali ini keperluan sudah membuat Kirana seperti ini!"
Ujar Harry
"Aku tidak melakukan apa-apa... Kenapa harus minta maaf!" Tutur Klarissa
Jesika beranjak dari duduknya "Kamu kenapa susah diatur begini Klarissa!" Bentak Jesika
Klarissa memalingkan wajahnya ke sembarang arah "Kenapa kalian tidak percaya denganku haaa... Kenapa?" Teriak Klarissa
Harry menampar Klarissa PLAKKKK
"Apa begini caramu bersikap dengan mamamu... Ingat dia yang melahirkanmu, makin hari kamu semakin liar mau jadi perempuan apa kamu... Apa mau jadi perempuan nggak benar?" Tutur Harry meninggikan suaranya
Klarissa tersenyum getir "Kenapa anda selalu menampar saya... Ini ambillah (Klarissa mengambil gunting) bunuh saya...!" Teriak Klarissa
Harry diam begitu pula dengan Jesika "Ayo bunuh saya.... Kenapa diam haaa... Saya sudah bosan hidup, saya akan mengakhiri semua ini... Saya sudah capek!" Teriak Klarissa
"Pa... Sudah pa... Kasihan Klarissa pa... Kirana tidak apa-apa kok pa, kirana sudah memaafkan Klarissa!" Tutur Kirana
"Lihatlah dengan mata dan kepalamu, Kirana sangat menyayangimu!" Teriak Harry
Bik narti berlari dari dapur memeluk Klarissa
"Non... Hiks... Hiks... Hiks... Ampuni Non Klarissa tuan... Hiks... Hiks... Hiks...!" Tangis bik narti
Klarissa menahan air matanya agar tak jatuh "Kenapa harus dia ya allah yang membelaku... Kakak-kakakku saja enggan membelaku... Kenapa sesakit ini ya allah!" Batin Klarissa
"Papa akan menghukummu Klarissa... Papa akan memotong uang jajanmu, mana atmmu, papa akan menyita kartu ini sampai kamu berubah!" Ujar Harry
Klarissa mengeluarkan atmnya dari tasnya lalu memberikannya pada Harry "Sudahkan... Saya kekamar dulu, saya capek!" Tutur Klarissa
"Maafkan Non Klarissa tuan... Nyonya... Non riska!" Ucap bik narti
"Kenapa kamu selalu membelanya bik... Sekarang lihatlah sikapnya semakin menjadi-jadi!" Tutur Jesika
"Non Klarissa anak yang baik nyonya... Non Klarissa tidak mungkin jahat sama seseorang!" Tutur bik narti
"Pergilah bik... Percuma ngomong sama kamu, kamu selalu memanjakannya!" Tutur Jesika
Bik narti kembali kedapur, sedangkan Klarissa merebahkan tubuhnya dikasur "Aku capek... Aku lelah... Kapan semua ini berakhir!" Gumam Klarissa
Tak lama Klarissa tertidur karena seharian merasakan badan capek, saat Klarissa bangun tiba-tiba tubuhnya menggigil badannya demam "Esssttt... Kenapa dingin begini!" Gumamnya
Klarissa menutup semua tubuhnya dengan selimut, bik surti mengetuk pintu TOKK...
"Non...!" Panggil bik narti
"Masuk bun!" Ujar Klarissa
Bik narti masuk "Non Klarissa dipanggil tuan katanya mau makan malam!" Tutur bik narti
"Klarissa makan di sini saja bun... Klarissa nggak enak badan!" Tutur Klarissa
Bi narti menghampiri Klarissa "Badan Non demam, sebentar bibik ambil makanan dan obat dulu!" Ujar bik narti
Bik narti keluar dari kamar Klarissa, tak lama bik narti membawa makanan dan obat "Makan dulu ya Non... Bibiksuapin mau?" Tanya bik narti
Klarissa mengangguk membuka mulutnya, Klarissa memandang bik narti yang telaten menyuapinya "Makasih ya bun!" Ujar narti
Bik narti mengangguk "Minum obatnya dulu ya non!" Tutur bik narti
Klarissa mengangguk meminum obat, bik surti tersenyum "Cepet sembuh ya non!" Tutur bik narti
Klarissa tersenyum memejamkan matanya, bik narti keluar dari kamarnya "Kenapa lagi tuh anak bik?" Tanya Aldy
"Non Klarissa demam den!" Jawab bik narti
"Dasar drama queen!" Ujar Aldy
Klarissa tersenyum getir mendengar perkataan bisma "Mereka sudah tak menyayangiku lagi!" Gumam Klarissa
Dengan keringat yang membanjiri keningnya Klarissa duduk dengan membuka handphonenya lalu mengetik novel yang dia buat hingga larut malam "Semoga usahaku tidak menghianati hasil!" Gumam Klarissa
Keesokan harinya Bima menjemput Klarissa, kali ini Klarissa memakai hoodie "Kenapa pakai hoodie, sayang?" Tanya Bima
"Nggak ada, berangkat yuk ntar terlambat!" Tutur Klarissa
Bima mengangguk melajukan motornya, hingga tak lama mereka sampai disekolahan, saat diparkiran Richard duduk di motornya memandang Klarissa dan bima. "Mereka udah jadian?" Tanya Richard
"Iya kayaknya!" Jawab haikal teman kelas bima
Klarissa dan Bima berjalan ke kelas dengan bergandengan tangan. Saat jam pelajaran dimulai diluar sekolah ribut-ribut "Klarissa... Keluar lo!" Teriak suara siswa laki-laki
Semua murid dan guru keluar melihat segerombolan siswa sekolah lain berteriak-teriak memanggil nama Klarissa dan mereka melemparkan batu.
"Ada apa itu... Masuk semua, biar bapak akan menghubungi pihak sekolah yang bersangkutan!" Ujar pak budi kepala sekolah
Semua siswa masuk kedalam kelasnya masing-masing, Tiba-tiba ada batu yang mengenai kaca kelas Klarissa BUUUAARR...
"Keluar lo Klarissa!" Teriaknya lagi
Klarissa keluar dari kelasnya dengan berlari dan tak disadari oleh Bima "Klarissa!" Teriak Willy
"Lha Klarissa!" Teriak Bima
Klarissa mengambil tongkat baseball "Ada apa gue Klarissa!" Teriak Klarissa
"Lo harus tanggungjawab, temen kita masuk rumah sakit gara-gara lo kamarin!" Teriak siswa laki-laki
"Cepet pergi dari sini, kemarin mereka yang cari gara-gara duluan ke gue!" Teriak Klarissa
Tiba-tiba pagar sekolah terbuka, siswa sekolah lain mengepung Klarissa, Klarissa membulatkan matanya karena mereka banyak
"Jangan macam-macam, gue nggak akan segan-segan memukul kalian dengan ini!" Teriak Klarissa dengan menunjukkan tongkat baseball
"Lo ini sendiri... Kita banyak!" Teriak lantang siswa laki-laki sekolah lain
"Gue nggak takut, mainnya keroyokan gini mending kalian pakai rok saja... Nggak malu apa!" Teriak Klarissa dengan menyunggingkan senyumnya
"Banyak bacot lo!" Teriak salah satu siswa
Mereka memukul Klarissa tapi dengan sigap Klarissa menghajar mereka dengan memukul mereka dengan tongkat baseballnya
BRUGH... BRUGH... Brakk...
Bima berlari kearah kerumunan siswa "Klarissa... Lo ngapain kesini... Ini bahaya Klarissa!" Teriak bima
Klarissa tak memperdulikan perkataan Bima hingga Klarissa ditendang dari belakang oleh salah satu siswa sekolah lain BRUGH... Klarissa tersungkur ke tanah, Klarissa bangun lalu menendang laki-laki yang menendangnya, Bima membantu Klarissa menghajar siswa sekolahan lain hingga beberapa menit kemudian polisi datang
DOOORRRR....
Siswa yang berkerumun mendadak kocar-kacir, polisi dengan sigap menangkap mereka.
Bima dan Klarissa diamankan polisi. Polisi membawa semua siswa yang tawuran ke kantor polisi, pak budi dan wali kelas Klarissa ke kantor polisi, pak Jaya juga menghubungi Harry orang tua Klarissa.
Pada saat dikantor polisi Klarissa menjelaskan permasalahannya kamarin telah dihadang siswa sekolah lain, Klarissa mengaku menghajar mereka karena mereka sudah bersikap kurang ajar kepada Klarissa dengan memegang tangannya. Pak Jaya dan wali kelas Klarissa mendampingi Bima dan Klarissa di kantor polisi.
Bima juga membenarkan penjelasan Klarissa kepada polisi. Polisi pun percaya dan melepaskan Klarissa dan bima, saat Klarissa, Bima, pak Jaya dan wali kelas mereka mau keluar dari kantor polisi Harry datang dengan wajah merah padam lalu menampar Klarissa dengan keras didepan mereka PLAKKK "Benar-benar anak kurang ajar!" Teriak Harry
Pak Jaya menahan Harry "Tahan emosimu... Ini kantor polisi, kita bisa bicarakan ini baik-baik!" Ujar pak jaya
Nafas Harry naik turun karena emosi, Bima menarik tangan Klarissa menjauhi papanya, Klarissa diam tak merespon apapun.
"Sayang... Mulutmu berdarah!" Ujar Bima
Klarissa diam "Ayo kita kembali kesekolah!" Ujar Pak jaya
Mereka kembali kesekolah Pak jaya membawa Harry dan Klarissa ke ruangannya.
MAAF YAA AUTHOR BARU UP LAGII...
SOALNYA DI DAERAH AUTHOR JARINGANNYA JELEK JADI BARU UP...