NovelToon NovelToon
Sincere Love My Husband

Sincere Love My Husband

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Lina Handayani

"Jangan harap aku akan tunduk kepada siapapun! Apalagi seorang wanita sepertimu!" Alaska Dirgantara.

"Sekeras apapun hatimu menolakku, aku tidak peduli! Akan aku pastikan hati sekeras batu itu luluh dengan caraku!" ucap Arumi Nadya Karima.

Alaska Dirgantara, merupakan pewaris tunggal Dirgantara. Pria keras dan kasar yang terpaksa harus menerima perjodohan dengan wanita pilihan Papa Farhan---ayah kandungnya, sebagai syarat untuk mendapatkan aset keluarganya.

***
Terbangun dari koma selama tiga bulan, Arumi Nadya Karima dikagetkan dengan status barunya yang tiba-tiba sudah menjadi istri dari pria kejam yang bahkan tidak dikenalinya sama sekali. Dan lebih parahnya lagi, ia hanya dijadikan alat untuk mempermudah jalannya mendapatkan aset Dirgantara dari ayah mertuanya.

Akankah Arumi mampu menjalini hari-harinya berganti status seorang istri dari pria keras dan kejam? Atau memilih pergi dari suaminya? Yuk ikuti kisah selanjutnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lina Handayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 5 : Ternyata Cantik

..."Sesempurna apa rencanamu, jika takdir tidak menghendakinya maka tidak akan pernah terjadi. Begitupula, sejauh apa kamu menghindar jika takdir berkehendak iya maka akan terjadi, meskipun kau tidak menginginkannya."...

...~~~...

Dilihatnya wajah wanita yang terbaring lemas di atas tempat tidur, tersediakan khusus untuk pasian. Parasnya begitu cantik walaupun pucat. Kulit mulus putih bersih itu masih terpejam, wajahnya memang cantik dengen bulu mata lentik, wajah oval dan pipi sedikit cabi, hidung imut menambah kesan manis ditambah wajahnya yang baby face. Sungguh siapa saja yang melihatnya akan kagum.

Alaska menatap dalam wajah cantik istrinya itu, sejenak ia tertegun ternyata tidak seburuk itu istrinya bahkan sangat cantik. Namun, kecantikannya itu tidak mengurunkan niatnya untuk memberi pelajaran kepada Arumi setelah wanita itu bangun dari komanya.

"Hem, ternyata tidak seburuk yang aku kira. Memang wajahnya cantik, tapi maaf nona. Seorang Alaska tidak akan pernah tertarik kepada gadis sepertimu!" gumam Alaska di dalam hatinya sembari tersenyum menatap wajah sang istri.

"Alaska kok diam saja di situ? Cuma mau ditatap aja mukanya? Tenang aja kamu bebas mau cium Arumi juga, toh dia istrimu sekarang," ucap Papa Farhan yang berhasil mengalihkan pandangan Alaska dengen sorot mata yang ingin menerkam saja rasanya, tapi ia masih waras karena bagaimanapun juga Papa Farhan adalah orang tuanya.

"Pa sudahlah jangan seperti itu terus, Alaska tidak suka ya digoda begitu!" tegas Alaska berusaha bersikap tenang.

"Apa yang Papamu bilang itu bener adanya Alaska, mau kamu apapun juga tidak akan ada yang larang asal tahu tempat. Dan emang sebaiknya kamu mencium kening istrimu, lalu bacalah doa. Walupun Arumi masih terpejam, tetep saja kamu sudah menjadi suaminya secara hukum agama dan negara," timpal Abi Harun semakin membuat Alaska kalang kabut.

Jangankan untuk membaca doa, doa mau makan saja Alaska lupa lagi apalagi doa yang mertuanya maksud. Bahkan ia tidak tahu sekali, sungguh miris dirinya yang jauh dari agama.

"Jadi, Alaska harus menciumnya sekarang? Apa tidaklah sopan di depan semua orang begini, Abi? tanyanya dengan berusaha mencari jalan keluar.

"Tidak apa untuk saat ini karena kami juga tidak akan melarangnya," jawab Abi Harun diiringi dengan seulas senyum.

"Baik kalau begitu, aku coba cium dulu. Eh tapi Abi, Alaska tidak tahu doanya bagaimana?" terang Alaska dan tidak menutupi bahwa emang dia tidak mengetahui doanya.

Abi Harun tersenyum mengerti keadaan menantunya, lalu mendekati Alaska. "Tidak apa, Abi akan bantu kamu. Nanti kamu ikuti saja kata Abi ya?" ucapnya

penuh pengertian.

Alaska mengangguk dengan Abi Harun yang akan memulai membaca doanya, lalu diikuti oleh Alaska yang sedang bersiap.

"Sebelum itu, kamu pegang ubun-ubun istrimu dengan tangan kanan," pinta Abi Harun sebelum ia memulai membacakan doanya.

"Baik Abi," sahut Alaska langsung memegang ubun-ubun Arumi. Tangannya cukup gemetar entah kenapa, mungkin karena ia sangat dingin kenapa wanita dan kali ini bersikap lembut.

"Sekarang coba ikuti kata Abi," ucap Abi Harun yang langsung diangguki Alaska. Segera saja Abi Harun membacakan doanya.

"Bismillahirrahmanirrahim. Allahumma inni as'aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa 'alaih. Wa a'udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha 'alaih."

"Ya Allah, berkahilah aku dalam permasalahan keluargaku. Berkahilah keluargaku dalam permasalahanku. Berilah mereka rizki dariku, dan berilah aku rizki dari mereka."

Selesai membaca doanya walupun terbata, Alaska tetep bisa mengucapkan kata demi kata yang dibingbing oleh mertuanya dan tidak terlalu kaku. Selepas itu, Alaska dimintai mencium Arumi.

Dengan telaten, ia mendekati wajah istrinya. Semakin dekat detak jantungnya berdebar tidak karuan apalagi wajah Arumi sangat amat cantik jika dilihat dari dekat seperti itu. Perlahan bibirnya hendak menyentuh bibir mungil sang istri, setelah dibuka sebentar alat medis yang menutupi permukaan wajahnya. Tindakan itu membuat semua orang yang ada di ruang rawat Arumi memalingkan wajahnya ke sembarang arah karena tindakan Alaska yang tidak terduga.

Melihat itu Papa Farhan langsung berucap, "Alaska kamu ini apa-apaan? Bukan itu yang dicium, tapi keningnya."

Sontak saja Alaska terbangun dan sepontan menatap Papa Farhan dengan kaget, dan ada rasa malu yang menyelinap di relung hatinya melihat semua orang termasuk mertuanya memalingkan wajah. Sadar dengar tindakannya itu, Alaska hendak menutupi kembali alat medis itu yang mengkin sangat berpengaruh jika dibuka, dan benar saja gadis itu kelihatan susah bernafas walupun dalam keadaan tidak sadarkan diri.

"Maaf semuanya, aku tidak tahu." Alaska merasa menyesal melakukan hal itu walupun belum terjadi.

"Tidak apa Alaska, Abi mengerti." Jawaban dari Abi Harun membuat Alaska tenang.

Kemudian, Alaska kembali menatap wajah Arumi. Dengan ragu dan masih malu, ia mendaratkan kecupan di kening Arumi yang telah resmi menjadi istrinya. Entah kenapa, Alaska merasa ketenangan setelah menatap wajah gadis itu.

Sejenak ia terdiam menatapnya dalam. Dirasa sudah puas menatap wajah sang istri, Alaska pun kembali mendekati Papa Farhan.

"Kamu ini sudah tidak sabaran saja Alaska," ujar Papa Farah dan diiringi gelak tawa. Termasuk Pak penghulu serta kedua orang tua Arumi yang senyum-senyum mendengar penuturan Papa Farhan.

"Diam Pa! Jangan mengatakan seperti itu, Alaska muak mendengarnya!" bisik Alaska pelan dekat telinga Papa Farhan yang tinggi tubuhnya tidak jauh berbeda.

Papa Farhan nampaknya tidak perduli dan acuh dengan perkataan Alaska, sungguh itu membuat Alaska ingin memukulinya saja jika bukan papanya. Sangat malu, itu yang dirasakan Alaska kini walupun pernikahannya dengan Arumi hanyalah partamoganda untuk mendapatkan apa yang ia inginkan, dan diklaim hak miliknya.

Setelah keadaan mulai kembali santai, Alaska dan Papa Farhan pamit untuk pulang ke rumah. Alaska yang kini sudah menjadi seorang suami, ia meminta izin pula kepada kedua orang tua Arumi untuk pulang, karena tidak mungkin juga ia membawa istrinya dalam kondisi seperti itu.

"Abi, Alaska pulang dulu ya? Titip Arumi, nanti setiap hari Alaska ke sini untuk menjenguknya sampai kondisinya membaik dan setelah bangun dari koma, nanti Alaska bawa ke rumah. Atau nanti Alaska bawa orang suruhan untuk menjaga Arumi jika Alaska banyak kerjaan dan tidak sempat kemari," ucap Alaska sopan. Itu sungguh di luar dugaan semua orang bahkan Papa Farhan yang baru kali ini melihat sikap lembut putranya, walaupun kemungkinan itu hanya sandiwara di depan temannya.

"Iya tidak apa Nak Alaska, kami ada di sini menjaganya juga bergantian. Kamu harus inget sekarang kamu suaminya jangan lupakan dia, walaupun Arumi masih belum sadar dan belum tau apa yang terjadi," tutur Abi Harun menasehati.

"Itu pasti Abi jangan khawatir. Alaska pamit dulu bersama Papa, Assalamu'alaikum." Lantas ia mencium punggung tangan Abi Harun serta Ummi Salamah secara bergantian. Alaska tahu kalau itu adalah tanda penghormatan kepada yang lebih tua, karena dulu almarhumah Mama Aluna pernah mengajarkan itu kepada Alaska.

"Wa'alaikumsalam. Hati-hati di jalan Farhan, dan salam kepada istrimu yang tidak bisa hadir itu," kata Abi Harun yang kini memeluk teman lamanya.

"Baik Harun, itu pasti. Jaga menantu saya, sebentar lagi putrimu akan menemani istriku di rumah nanti," balas Papa Farhan tersenyum yang kemudian meraka berdua melenggang pergi dari ruang rawat Arumi.

1
Abd Kadir Taha
ektingnya mantap😏
Seuntai Kata: Haha, betul tuh. Bisa buat aktor senetron kali ya?/Facepalm/
total 1 replies
Yulia Wati
baru mampir kak
Seuntai Kata: Iya terimakasih kak udah berkenan mampir. Semoga suka ya dengan novelnya. /Smile/
total 1 replies
Harry Zuma
lanjutkan
Seuntai Kata: Siap Kak, sudah aku update tunggu sebentar ya. Sebentar lagi chapter selanjutnya muncul.
total 1 replies
Rea Ana
aku harus komen apa? ikuti alur sajalah
Seuntai Kata: Harus dong kak, biar Authornya tahu perasaan pembacanya. Komentar sama like pembaca itu buat penulis makin semangat update loh.
total 1 replies
Rea Ana
Bagus
Seuntai Kata: Terimakasih banyak kak. Semoga suka terus ya dengan cerita selanjutnya. /Smile/
total 1 replies
muthia
mampir🙏
Seuntai Kata: Terimakasih kak.
total 1 replies
Irma Kirana
semangat yaa 😊
Irma Kirana: masama cantik 🥰
Seuntai Kata: Oke siap Teh, makasih banget udah mampir loh. /Smile/
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!