Ferdian Putra Pratama 19 Tahun yang di tinggal kan keluarganya untuk hidup sendiri sejak SMA. Dirinya menjalani kesulitan setiap hari, dan menjadi bahan ejekan oleh teman teman sekolahnya. Namun beruntung nya dirinya mendapatkan dua sahabat yang begitu baik pada dirinya sehingga dirinya bisa bertahan hingga lulus dari SMA.
Setelah Lulus dari SMA dirinya masuk ke satu kampus yang paling mewah di kotanya dengan mengandalkan beasiswa yang dia dapatkan. Namun siapa sangka jika di kampus ini lagi lagi dirinya bertemu teman yang selalu membully dirinya di SMA, namun semua nya terungkap disini siapa dirinya sebenernya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A. Al'Fatih PP, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
B17
Ketika dirinya sudah diluar ruangan dekan, dia pun langsung mengeluarkan Hp nya bersiap untuk menghubungi Fanesha untuk memberitahu tentang semua yang dipinta oleh dekan tadi, bahwa dirinya dan parah sahabat nya untuk hadir menemui dekan beserta rektor besok.
#Fanesha : Halo tante kesayangan ku ada apa menghubungi ku? mau mengajak ku makan bersama ya.
#Gabriela : Hah kamu ini, bukan itu yang mau tante bicarakan, tante hanya ingin memberitahu mu jika kamu dan semua yang hari ini terlibat dalam perkelahian di kelas, harus menghadap dekan dan juga rektor besok.
#Fanesha : Hah masalah ini sudah sampai ke Rektor, cepat sekali menyebarnya aku tidak menyangka.
#Gabriela : sudah lah nanti pulang dari kampus aku akan jelaskan kepada ayah mu, agar kamu tidak mendapatkan masalah yang mempersulit mu.
#Fanesha : Tidak perlu tante, jangan sampai ayah mengetahuinya, aku akan menyelesaikan masalah ini sendiri, jika memang aku tidak bisa baru aku akan meminta bantuan ayah. hehehe.
#Gabriela : baiklah terserah kepada mu saja, dan jangan lupa beritahu teman-teman mu itu.
#Fanesha : Baik tante ku.
Fanesha pun mengakhiri telepon nya, dan langsung melihat kearah Ferdian yang sedari tadi melihat ke arahnya sambil menguping pembicaraan nya dengan tantenya di telepon, namun dia tidak tau apa yang tante nya bicarakan, dia hanya tau apa yang di bicarakan oleh Fanesha saja.
"Kenapa kamu melihat ku seperti itu?" tanya Fanesha
"Tadi aku dengar kamu mengatakan masalah sudah sampai rektor, memangnya masalah apa? apa masalah tentang apa yang terjadi hari ini?" jawab Ferdian dan menanyakan soal pembicaraan Fanesha di Telepon.
"Yap tepat sekali, dan besok kita semua harus menghadap rektor" ucap Fanesha sambil tersenyum seakan tidak perduli tentang masalah ini, namun beda hal nya dengan Ferdian yang seketika langsung gelisah mendengar kabar ini, melihat perubahan pada diri Ferdian pun Fanesha langsung mencoba menenangkan Ferdian.
"Tenang saja Fer besok aku akan bantu kamu untuk menjelaskannya, aku juga kan terlibat, jadi kamu tidak perlu gelisah, rektor juga akan tau siapa yang menyebabkan hal ini terjadi nantinya, dan yang pasti Rektor akan membela kita nantinya jika sudah mengetahui kebenarannya" ucap Fanesha dengan santai.
"Fanes apa kamu lupa, siapa ayah Luky itu?" Ferdian memperingati Fanesha.
"Iya aku tau, tapi kita juga tau kan bahwa ayahnya hanya pesuruh saja bukan dia yang berdonasi menggunakan uang keluarganya" balas Fanesha tidak ada rasa takut dengan apa yang akan terjadi besok.
"Ehem sepertinya sedang membiarkan hal yang serius nih" Ucap Renna tiba-tiba yang sudah ada di belakang Ferdian dan Fanesha.
"Ah kamu mengagetkan kami saja" ucap Fanesha.
"Seperti nya yang kaget hanya kamu, Ferdian tidak" ucap Rebecca kali ini.
"Apa yang sedang kalian bicarakan, beritahu kami cepat" ucap Renna yang kini sudah duduk di samping Fanesha.
"Kalian duduk lah dulu yang rapi, nanti aku akan beritahu berita yang tidak terlalu penting sih buat ku" ucap Fanesha masih sama, tidak perduli tentang besok.
"Baik lah" Sahut Diky, Stefan, dan juga Rebecca.
"Jadi besok kita semua di panggil untuk menghadap Dekan dan juga Rektor hehehe" Fanesha memberikan informasi.
"Hah" mereka ber 4 pun terkejut bersama-sama.
"Kenapa kita dipanggil ?" tanya Renna penasaran.
"Karena masalah yang terjadi di kelas tadi" Diky menjawab, dia baru sama menerima pesan dari pamannya Siswanto yang kebetulan dekan di fakultasnya.
"Loh kamu sudah tau Dik?" Tanya Fanesha yang tidak menyangka bahwa Diky mengetahuinya.
"Ini aku baru saja menerima pesan dari paman ku jika besok aku harus membawa kalian menghadapnya dan juga Rektor" Jawab Diky yang keceplosan menyebut paman nya.
"Loh jadi paman mu dekan di Fakultas kita dik?" Stefan pun terkejut karena tidak mengetahui bahwa paman dari sahabatnya adalah dekan di Fakultas mereka.
"Ah iya, duh kenapa pakai keceplosan aku ini" ucap diki sambil menepuk mulutnya.
"ahahaha" mereka semua tertawa seakan kabar bahwa besok mereka harus menghadap Rektor tidak membuat mereka takut sama sekali, hanya Ferdian saja yang merasakan gelisah akan nasibnya besok. Karena dirinya tidak seperti teman lainnya yang memiliki latar belakang yang cukup untuk terlepas dari hukuman.
"Hey Ferdian kamu tidak perlu khawatir akan besok, jika kamu mendapatkan hukuman aku akan siap ikut menerima hukuman yang sama dengan mu tenang saja, kamu harus percaya dengan ku yang akan selalu membantu mu" ucap Stefan meyakinkan Ferdian.
"aku juga Fer tenang saja, kita ini sudah bersahabat dengan mu cukup lama jadi kami siap membantu mu apapun yang terjadi" tambah Diky.
"Kami juga akan membantu mu Fer walaupun kita baru berteman beberapa hari kami siap untuk membantu mu juga tidak akan lepas dari tanggung jawab kami sebagai teman baru mu" kali ini Rebecca yang menambahkan, Rebecca yang awalnya tidak menyukai Ferdian karena sikap awal mereka bertemu yang di tunjukan oleh Ferdian tidak membuatnya suka namun setelah melihat pembelaan nya terhadap Fanesha membuatnya jadi menyukai kepribadiannya yang tidak takut menentang orang yang salah.
"Terimakasih kalian sudah ingin membantu ku tapi apa tidak akan berdampak pada keluarga kalian jika ayah Luky menggunakan kekuasaannya?" Ferdian bertanya dengan penuh ke khawatiran.
Mereka semua hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya memberi jawaban kepada ferdian bahwa itu semua tidak akan terjadi apa apa, karena bagaimanapun keluarga mereka ber 5 jika berseteru dengan keluarga Luky, keluarga Luky lah yang akan merugi.
Setelah obrolan itu dan obrolan ringan lainnya mereka pun lanjut masuk ke kelas mereka untuk mengikuti materi mata kuliah selanjutnya.
Singkat cerita mereka pun telah kembali ke rumah masing-masing, dan Ferdian kini sedang menunggu pesan dari kakaknya untuk mendapatkan kode brangkas yang harus dia buka pada pukul 7 malam. Dia penasaran dengan isi yang ada di dalam brangkas kakaknya itu.
"Ting..."
Tepat pukul 7 malam Fristi akhirnya mengirim pesan kepada Ferdian.
#Fristi : 182182
Pesan yang dikirimkan oleh kakaknya hanya sebuah kode tidak ada kata kata yang lainnya, Ferdian pun bergegas membuka brangkas itu, ketika terbuka Ferdian hanya melihat sebuah kotak berwarna hitam, dia pun mengambil kotak hitam itu lalu membukanya, dan dia menemukan sebuah surat yang mungkin sudah lama di tulis oleh kakaknya sebelum kakaknya meninggalkannya seorang diri.
...----------------...
Mohon maaf jika ada kata atau penulisan yang kurang baik atau salah kata, dan tolong berikan masukan yang membangun saya untuk jadi lebih baik lagi dalam membuat cerita. Terimakasih.
Jangan lupa Like, Share, Gift, Comment, dan Follow ya, Terimakasih🙏
kelihatan agak kaku...
agak kurang logis juga kayaknya...
ingat 1T diambil 2 juta saldonya 998.000.000.000,_ itu salah besar.