NovelToon NovelToon
Mamaku Simpanan Suamiku

Mamaku Simpanan Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Pelakor / Wanita Karir / Romansa / Pelakor jahat
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Grace caroline

"Simpanan Suamiku selama ini ... MAM4?!!! nggak mungkin, nggak mungkin mam4 tega melakukan ini padaku. Aarrgghhh!!!"

Ungkapan kekecewaan Kimberly terdengar melalui jeritan kerasnya setelah menemukan kebenaran yang tersembunyi di ponsel suaminya. Mam4 yang selama ini dihormatinya dan sangat disayanginya, ternyata adalah simpanan dari suaminya sendiri.

Bagaimana jadinya jika orang yang kau anggap sebagai mam4 tiri yang begitu kau cintai melebihi siapapun, dan kau perlakukan dengan penuh kasih sayang seperti mam4 kandungmu sendiri, tiba-tiba menjadi sumber konflik dalam pernikahanmu?

Di depannya ia terlihat begitu baik, namun di belakangnya ia bermain peran dengan licik. Penasaran dengan kisahnya? Segera simak perjalanan emosional Kimberly hingga akhir cerita!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Grace caroline, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 7. Kecurigaan Kimberly

Dania dan William lagi-lagi pulang bersama sekitar pukul tujuh malam. Keduanya kembali memberikan alasan yang bodohnya Kimberly percaya dan tak terlalu mempermasalahkannya.

"Oh, jadi tadi mama jenguk temen mama itu di anterin mas William. Tapi kok tumben mas William jam segitu dah pulang, biasanya malem terus pulangnya. Atau gak sampe lembur. Tadi lagi gada kerjaan ya mas di kantor, tumben nganterin mama?" tanya Kimberly penasaran.

Dengan kedua mata yang tajam, ia memandang bergantian ke arah Dania dan William, yang sama-sama terdiam. Seolah tengah di interogasi, Dania berulang kali mencuri pandang terhadap William, membuat Kimberly curiga.

"Mama kok kayaknya panik gitu sih, kenapa? aku nanya gitu kan tadi, kok kayaknya mama nggak nyaman gitu sama pertanyaanku?" kini Kimberly beralih tanya pada Dania, yang setelah mendengar Kimberly bertanya padanya, Dania segera tersenyum dan membalas gugup.

"Oh nggak kok. Nggak papa. Iya tadi mama keluar buat jengukin temen mama di rumah sakit. Kasihan mama, nggak tega liat dia sakit gitu. Ehm, tadi kamu pulang udah sore ya Kim?" Dania terlihat mengalihkan pembicaraan.

Entah apa maksudnya, namun William yang tahu Dania mengalihkan pembicaraannya segera bernapas lega.

"Iya, udah lumayan sore tadi. Sekitar jam empatan. Dari pagi aku sibuk banget, anterin banyak pembeli ke berbagai tempat. Haduh, rasanya pengen tidur aku habis ini. Badanku capek semua," jawab Kimberly sambil memijat lehernya dengan satu tangannya.

William dan Dania yang mendengar ucapan Kimberly, spontan saling bertatapan dan tanpa disadari, senyum pun merekah di bibir keduanya. "Oh kalau capek ya kamu tidur aja. Mama masih entaran tidurnya." balas Dania.

"Iya kamu tidur aja, yang nyenyak ya, aku masih belum ngantuk, masih mau nyelesain tugasku," timpal William.

"Tugasku buat mesra-mesraan sama mama kamu dan nvsuk-nvsukin goa dia di kamarnya," lanjut William di dalam hati.

..................................

Malam harinya Kimberly terbangun dari tidurnya dan melihat jam menunjukkan sekitar pukul sembilan. Dengan mengucek mata yang masih terasa berat, ia bangkit dari tidurnya. Kemudian, ia memalingkan wajahnya ke arah samping tubuhnya, namun tidak menemukan William di sana. Bahkan, kamar pun terasa sepi tanpa kehadiran William.

Kimberly dengan cepat bangun dari tempat tidurnya dan melangkah keluar dari kamar. Saat ia tiba di luar kamar, rumah terasa sunyi dengan kegelapan yang menyelimuti setiap sudut.

Tanpa seorang pun di sekitar. Saat ia hendak menuju dapur untuk mengambil minuman, secara tak sengaja, telinganya menangkap suara ranjang yang berderit dan des-ahan lembut dari kamar Dania.

Suara itu cukup kencang terdengar oleh Kimberly, membuatnya terkejut dan berjalan kearah pintu, ia mendekatkan telinganya ke pintu yang menutup dan menguping disana.

"Ahhhrrrhhh ... ouchh ... Sayanggg, naikkan lagi ritmenya, ayo, shhhh, huhhh," suara des-ahan dari Dania cukup keras, namun yang mengejutkan Kimberly adalah seseorang yang berada di dalam kamar bersama mamanya.

Dania terdengar sedang berbincang dengan seseorang, dan suara de-sa-han itu bukan hanya milik satu orang, melainkan dua orang. Suara ranjang yang berderit pun terdengar seolah ada yang menggerakkannya dengan kuat. Tidak mungkin tindakan itu dilakukan oleh Dania.

Tapi jika begitu, siapa orang yang bersama dengan Dania di kamar? kenapa rasanya tidak asing mendengar suara des-ahan itu?

"Sayyyaanggg ... emmmppttt ... adik kecilmu nakal sekali. Cairannya meluber kemana-mana nih. Basah semua nih badan akuuu, hmmm," 

"Gunung Fuji milikku jauh lebih dahsyat kan sekarang? lebih besar kan? kamu suka kan? ouchhh. Ayo, his4p lagi, Sayang." 

"Ouh, iya gitu, naikan lagii. Aduhhh, enak bangett," 

"Sayanggg, b0kongmu s3ksi sekali. Bikin ketagihan. Arrhhhh,," 

Kata-kata menjijikkan itulah yang sedari tadi terdengar dari dalam kamar Dania, membuat Kimberly ingin pergi dari sana. Namun, mendengar kata 'Sayang' Kimberly kembali terkejut. Siapakah sebenarnya di dalam sana?

Apakah itu pacar dari mamanya? Pertanyaan-pertanyaan itu menghantui pikirannya, namun yang terdengar hanyalah suara Dania tanpa kehadiran suara lain.

"Emmmppttt .. istrimu udah tidur beneran kan, aku takut dia bakal bangun Sayang. Kamu kan masih disini sama aku," 

Ucapan Dania sekali lagi membuat Kimberly terkejut. Sulit dipercayainya bahwa mamanya menjadi selingkvhan seseorang yang sudah memiliki istri.

"Sayangg kamu dari tadi nyed0tin gunung Fuji ku terus. Jawab dong, emmmppttt," Dania masih terus mend-es-ah, kekasihnya alias William memainkan gunung Fujinya dengan rakus. Tidak henti menyed0t.

Kimberly merasa tak tahan lagi. Tanpa ragu, ia bergegas pergi dari sana dan melangkah menuju dapur untuk mengambil minuman.

Namun, sebelum langkahnya menginjak tangga, terdengar langkah kaki berdesis dari dalam kamar mamanya. Tanpa pikir panjang, Kimberly memilih untuk bersembunyi dan mengintip siapa sebenarnya kekasih mamanya.

Namun, begitu pintu terbuka, ia terkejut bukan main. Bukannya pria asing yang ia temui, malahan suaminya, William. Sedang apa William di dalam kamar Dania? Dan suara-suara tadi? Kimberly tidak henti menatap kearah William yang keluar dari dalam kamar Dania dengan hanya mengenakan b0xer dan kaos tipis warna putih.

"Mas William ngapain di kamar mama?! kok bisa mas William di kamar mama, mereka ngapain? perasaanku jadi nggak enak gini sih?" Kimberly merasa cemas sendiri. Dia terkejut, namun enggan untuk berdiri dari posisi jongkoknya.

William melangkah turun ke dapur, melewati Kimberly tanpa menyadari keberadaannya.

Setelah melihat William pergi, Kimberly segera bangkit dari posisinya dan kembali pergi ke kamar. Mencoba untuk tidur kembali, meski matanya sudah tidak bisa terpejam.

.....................................

Keesokan harinya, di meja makan, Kimberly, Dania, William, dan Tasya menikmati sarapan pagi seperti yang selalu mereka lakukan. Mereka berbincang-bincang dengan penuh kehangatan, merangkai percakapan tentang beragam topik yang menarik.

"Wil, makasih ya buat pijatannya semalam. Badan mama rasanya lebih seger nih, pijatan kamu enak banget di tubuh mama. Udah nggak pegel lagi," ucap Dania sembari memalingkan wajahnya kearah William.

Mendengar itu, William segera memalingkan wajahnya ke arah Dania dengan senyum ramah. "Sama-sama Ma," balas William dengan senyum hangat.

Kimberly yang mendengar percakapan mereka dan apa yang mamanya katakan segera ikut bicara. "Kemaren mas William pijitin mama?" tanya Kimberly menyelidik.

Dania dan William segera memalingkan wajah mereka ke arah Kimberly setelah mendengar pertanyaan yang diajukan oleh Kimberly. 

"Iya, Kim. Semalem badan mama capek banget, mama minta tolong William buat pijitin mama di kamar." balas Dania.

Kimberly masih belum puas dengan balasan Dania, dia kembali bertanya. "Terus kalo di pijitin mas William, kok kemaren mama nged3sah gitu? suara mama kenceng banget loh. Kasur juga kedengeran bergerak gitu. Mama lagi ngapain sih sebenarnya semalem? 

"Mama lagi nonton gituan lagi? kok ada nyebut sayang-sayang gitu?" 

Pertanyaan yang diajukan oleh Kimberly cukup mengejutkan Dania dan William. Namun, mereka yang tau jika ini akan terjadi segera membalas. 

"Ehm, iya mama kemaren nonton itu. Di pijitin William sekalian nonton. Kamu tau kan kalo mama itu suka nonton gituan. Jadi ya mama ketagihan buat nonton semalem." balas Dania berbohong.

"Kalo cuma nonton kok mama sampe men-de-sah segala? ranjang juga kedengeran bergerak. Sampe segitunya ya efeknya?

suara-suara mama loh bikin curiga. Mana ada kata istri orang lagi. Mama nggak lagi bohong kan sama aku? sebenarnya mama ngapain semalam?!" tanya Kimberly dengan penuh kecurigaan.

Ia merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh mamanya, terutama terkait kehadiran William di kamarnya semalam.

Dania dan William saling menatap, hening tanpa sepatah kata pun. "Kok diem? ma, mama sama mas William ngapain semalam, jawab!" tegur Kimberly dengan tegas.

Dania dan William masih terdiam, tidak tahu harus menjawab apa. Mereka saling berpandangan, mencari cara untuk mengatasi situasi yang semakin rumit ini.

"Ehm, Kim, jangan marah dong. Kami nggak ngapa-ngapain kok. Kamu ngomong apa sih, kan tadi mama udah bilang kalo William itu pijitin mama di kamar dan mama nonton gituan. Jadi ya kami nggak ngapa-ngapain. Kamu mikirnya apa, kami ngelakuin sesuatu yang gak pantas gitu? 

"Kim, William ini mantu mama, suami kamu, yakali mama ngelakuin itu. Jangan aneh-aneh kamu," penjelasan yang diberikan oleh Dania masih menggantung di pikiran Kimberly, membuatnya sulit untuk mempercayainya.

Terdapat keraguan yang masih mengendap bahwa Dania mungkin saja tidak jujur. Ekspresi wajahnya pun mencerminkan ketidakjelasan tersebut.

"Sayang, bener yang mama bilang. Aku pijitin mama semalem. Kita nggak ngapa-ngapain selain itu," bela William, mencoba meyakinkan Kimberly. Namun, ekspresi wajahnya yang terlihat agak panik membuat Kimberly semakin merasa curiga.

Kimberly masih tidak yakin dengan penjelasan yang diberikan oleh Dania dan William. Dia merasa ada yang disembunyikan dari mereka berdua. Namun, dia memutuskan untuk tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut saat ini.

"Baiklah, aku percaya pada kalian berdua. Tapi tolong jangan sembunyiin apapun lagi dari aku. Semalem saat aku kebangun mau ke dapur buat minum aku kaget denger suara-suara menjij1kan itu dari kamar mama ...,"

"Aku pengen pergi, tapi tiba-tiba mas William keluar dari kamar itu. Spontan aku kaget dong. Pikiranku udah di penuhi beragam dugaan yang nggak-nggak soal kalian ...,"

"Ma, lain kali kalo mau pijit mending panggil tukang pijit aja, mas William juga, jangan mau kalo mama minta pijit sambil nontonin gituan. Efeknya nggak bagus loh, kalian masih normal. Nanti kalo kejadian beneran gimana? 

"Lain kali jangan ngelakuin itu, atau kalau nggak aku bakal bisa lebih curiga dari hari ini," ucap Kimberly dengan suara lembut.

Dania dan William mengangguk setuju, merasa lega bahwa mereka berhasil meyakinkan Kimberly. Mereka melanjutkan sarapan pagi mereka dengan suasana yang kembali hangat dan penuh keakraban.

Setelah sarapan selesai, mereka berempat bersiap-siap untuk memulai hari mereka. Kimberly melangkah ke tempat kerja, Dania fokus pada pekerjaan rumah, William berangkat ke kantor, dan Tasya dibawa oleh William ke sekolahnya.

Bersambung ...

1
Ira
Aduh hallu nya jgn keterlaluan msk sekelas artis aja bayaran gk semahal itu jadi wanita panggilan .. Apalagi kelas ibu dpt 75 jt.. Bokis bgt..
◍•Grace Caroline•◍: hehe ini ada daya tariknya tersendiri kak. baca terus ya
total 1 replies
Masitoh Masitoh
isshh muka mu letak d mana dania
◍•Grace Caroline•◍: di dengkul kali ya/Curse//Curse/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!