DI BALIK DINGINNYA TEMBOK ISTANA

Sesampainya di istana, Qin Ruyue segera memerintahkan kepada para pelayan untuk menyimpan seluruh barang belanjaannya ke dalam peti, untuk dikirimkan besok pagi, saat dia mendatangi kediaman Adipati.

"Nona!" Li Mei memanggil, dia membawa nampan berisi bubur di tangannya.

Qin Ruyue melirik, menatap mangkuk bubur itu sambil menganggukkan kepala. "Duduklah! Temani aku makan!"

Li Mei mengangguk, dia menyimpan mangkuk bubur tersebut di depan Qin Ruyue. "Koki sengaja menambahkan beberapa sayuran dan suwiran daging. Nona, cobalah! Anda pasti suka."

Qin Ruyue mengambil sendok, dia mencoba rasa baru yang di buat oleh bawahan nya, "Cukup lezat. Li Mei, saat kembali ke kediaman Adipati besok, tolong perhatikan Qin Yanran. Sepertinya dia tidak akan menyerah begitu saja, apalagi aku telah memukulnya dengan keras."

"Nona, anda jangan khawatir, Li Mei pasti akan mengurusnya untuk anda." ucap Li Mei sambil menyendok bubur ke dalam mangkuk, gadis pelayan itu makan dengan sangat tenang.

"Aku hampir saja lupa, Li Mei, bungkusan ini, buat menjadi bantal. Aku ingin kau memikirkan cara untuk mengirimnya kepada Qin Yanran." ucap Qin Ruyue sambil menyerahkan sachet berisi beberapa herbal.

Li Mei mengangguk, "Nona, ini tidak sulit, Li Mei akan melakukannya untuk anda."

'Bukankah kau ingin sekali menjebakku? Menghancurkan reputasi dan hubungan ku dengan pangeran kesembilan? Kali ini aku akan memberi tahu kamu, bagaimana caranya bermain. Qin Yanran! Aku akan membuatmu merasakan sakit yang sama, di masa lalu, kau membunuh anakku, kali ini, aku ingin melihat, apakah kau memiliki keberuntungan untuk menyelamatkan anakmu?'

Qin Ruyue tersenyum manis, "Aku tahu, kau selalu bisa di andalkan. Terima kasih banyak Li Mei."

"Nona, apa yang anda katakan? Hidup Li Mei milik anda, jika saat itu anda tidak menolong Li Mei, entah apa yang akan terjadi padaku selanjutnya?" ucap Li Mei.

Dia memandangi langit-langit kamar, sambil mengingat kejadian buruk 10 tahun yang lalu, saat dia masih berusia 7 tahun. Orang tua yang di sayangnya dengan tega menjual dia hanya untuk sekantung kecil biji-bijian, dia di paksa menjadi budak di saat usianya masih terlalu dini.

"Li Mei! Lupakan masa lalu, kau memiliki aku, aku tidak akan memperlakukanmu dengan buruk!" ucap Qin Ruyue sambil menggerakkan tangannya untuk mengusap air mata yang jatuh di pipi Li Mei.

"Nona, Li Mei akan selamanya setia pada anda, meskipun harus mengorbankan nyawa." ucap gadis pelayan itu sambil tersenyum manis.

Qin Ruyue membalas senyuman gadis itu, dia juga merasakan perih di dalam hatinya melihat penderitaan yang pernah di alami oleh Li Mei.

"Nona, anda harus beristirahat lebih awal, Li Mei akan mencuci mangkuk dulu." ucap gadis itu sambil menumpuk mangkuk kotor di atas nampan, dia bergegas keluar dari kamar Qin Ruyue.

'Nona, anda tidak perlu khawatir, meskipun harus melewati air dan api, Li Mei akan melakukan yang terbaik untuk kebahagiaan anda! Nona kedua dan selir Hong terlalu banyak menggertak, mereka harus mendapatkan pembalasan yang setimpal!'

Setelah Li Mei pergi, Qin Ruyue duduk di kursi sambil memandangi halaman istananya yang masih lengang. "Setelah kembali dari kediaman Adipati, aku akan segera membangun taman bunga dan memperbaiki kolam agar terlihat lebih bagus."

''Nona!" sesosok bayangan gelap muncul, dia berlutut di luar kamar.

"Afei! Kenapa kau muncul? Apakah ada masalah?" tanya Qin Ruyue sambil memandangi wajah bawahannya yang tertunduk.

Afei berdiri, dia berjalan mendekat ke arah jendela, kemudian membisikkan sesuatu di telinga Qin Ruyue.

"Apakah itu benar?" tanya Qin Ruyue sambil menarik nafas panjang.

"Nona, bawahan mendengarnya sendiri, anda harus lebih berhati-hati!" ucap Afei.

"Baiklah, kau kembali dulu. Aku akan memikirkan jalan keluarnya." ucap Qin Ruyue sambil menyenderkan tubuhnya ke punggung kursi.

'Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa jalan ceritanya tidak terlalu sama dengan kehidupan yang pertama? Mungkinkah ini karena aku menikahi laki-laki yang berbeda?'

Qin Ruyue terlihat menopang dagu, sambil sesekali mendesah. Dia merasa bahwa kehidupannya kali ini jauh lebih bersemangat, apa lagi bisa membalas perlakuan orang-orang yang pernah berbuat jahat terhadapnya di masa lalu.

'Wanita tua itu, aku hampir saja melupakannya. Sepertinya aku harus mengirim seseorang untuk mengawasinya, sekaligus mencari tahu, apakah dia terlibat dalam kematian ibuku atau tidak!'

Li Mei kembali, dia segera menutup jendela, kemudian membantu Qin Ruyue untuk berganti pakaian. "Nona, hari semakin malam, anda harus segera beristirahat!"

"Dimana yang mulia?" tanya Qin Ruyue.

Li Mei menjawab, "Yang mulia ada di ruang kerjanya. Nona, Li Mei merasa ada yang aneh, orang-orang itu, mereka tidak terlihat seperti rakyat Dayan."

Qin Ruyue mengerutkan dahinya, "Maksudmu yang mulia menerima tamu asing?"

Li Mei mengangguk, "Sepertinya begitu, nona, apakah anda ingin Li Mei menyelidikinya untuk anda?"

Qin Ruyue menggelengkan kepala, "Tidak perlu, semua orang memiliki privasi masing-masing. Li Mei, yang mulia tidak pernah ikut campur dalam urusanku, kita juga harus menahan diri agar tidak merusak rencana yang mulia."

"Li Mei mengerti, nona!" jawabnya sambil menarik selimut untuk Qin Ruyue, dia segera mematikan lilin dan beranjak keluar dari sana.

'Nona, Li Mei tidak tahu apakah yang mulia benar-benar orang yang baik atau bukan, tapi kedatangan orang-orang itu sudah pasti memiliki kepentingan sendiri. Li Mei hanya bisa menjaga anda secara diam-diam!'

Pangeran kesembilan baru saja akan berjalan menuju kamarnya, saat dia melihat Li Mei melamun, dahi pemuda itu langsung berkerut.

'Apa yang terjadi dengan pelayan itu? Dia tidak terlihat seperti gadis kecil lugu yang biasanya mengikuti istriku!'

Pangeran kesembilan mengikuti Li Mei, gadis pelayan itu memasuki sebuah kamar, dia mengambil bantal yang baru, kemudian memasukan sachet yang di berikan oleh Qin Ruyue.

Wajah Li Mei terlihat dingin, dia membawa bantal tersebut di punggungnya, kemudian menyelinap ke kamar Qin Yanran. Hanya dalam hitungan menit, dia keluar dengan bantal lain di bahunya.

"Nona kedua! Anda telah banyak menyakiti nonaku. Hari ini, aku secara khusus datang untuk memberimu hadiah." ucap Li Mei sambil tersenyum miring. Dia melompati pagar istana menuju hutan, kemudian melemparkan bantal bekas di bahunya ke semak-semak.

"Nyonya, aku tidak akan membiarkan nona tertua di perlakukan buruk oleh mereka, aku pasti akan melindunginya!" ucap Li Mei sambil mengepalkan kedua tangannya.

Sudut mulut pangeran kesembilan berkedut, 'Nampaknya orang-orang yang berada di dekat istriku memiliki beberapa kemampuan tersembunyi, gadis pelayan itu, siapa yang menyangka jika dia mahir dalam gingkang dan bela diri!'

Li Mei kembali, wajah dinginnya berangsur berubah, tatapan matanya terlihat sendu, dia melengkungkan senyuman tipis.

"Cukup untuk malam ini, aku akan beristirahat dengan santai!" ucapnya.