NovelToon NovelToon
Hasrat Rindu Terlarang

Hasrat Rindu Terlarang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Nikahmuda / Cinta Terlarang / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: mawar jingga

"Kamu tidak perlu tahu bagaimana luka ku, rasa ku tetap milik mu, dan mencintai tanpa pernah bisa memiliki, itu benar adanya🥀"_Raina Alexandra.

Raina yatim piatu, mencintai seorang dengan teramat hebat. Namun, takdir selalu membawanya dalam kemalangan. Sehingga, nyaris tak pernah merasa bisa menikmati hidupnya.
Impian sederhananya memiliki keluarga kecil yang bahagia, juga dengan mudah patah, saat dirinya harus terpaksa menikah dengan orang yang tak pernah di kenal olehnya.
Dan kenyataan yang lebih menyakitkan, ternyata dia menikahi kakak dari kekasihnya, sehingga membuatnya di benci dengan hebat. padahal, dia tidak pernah bisa berhenti untuk mencintai kekasihnya, Brian Dominick.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mawar jingga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

sakit yang tak pernah sembuh.

"kamu tahu, part paling menyakitkan adalah ketika kamu terdiam dengan air mata yang mengalir dengan deras, sementara kamu tidak bisa berbuat apa pun, selain menerima keadaan, dan menjalaninya dengan paksa🥀"

Malam semakin larut, sementara kedua mata Raina tidak berhenti berair sejak Rico membawanya pulang. Padahal, dia harus bekerja besok pagi. Begitu juga dengan Brian, yang juga sama-sama terdiam. keduanya, sama-sama hanyut dalam pikiran mereka masing-masing. Hingga beberapa saat kemudian, tubuh Raina mulai menggigil.

Brian yang baru tersadar, karena Raina berada dalam dekapnya segera menunduk memeriksa, dan benar saja tubuh Raina sangat panas. Brian sangat panik segera beranjak.

"sayang, kamu demam. Tubuh mu juga menggigil." ujar Brian dengan takut.

"ya ampun, aku harus apa. Kita kerumah sakit ya." tanya Brian dengan mengusap pelan wajah Raina, yang masih bisa menggelengkan kepala.

"aku gak papa," jawab Raina lirih, hampir tidak terdengar suaranya.

"sebentar, aku akan cari air hangat untuk mengompres ya." kata Brian dengan segera beranjak, keluar dari kamar Raina, dan menuju dapur Raina.

"ya ampun, ini aku harus masak air panas pakai yang mana?" ujar Brian dengan menggaruk kepalanya asal. Sementara kedua matanya melihat rak piring kecil, yang berada di wastafel dengan bingung.

"tring!"

"tring!"

"tring!"

Ponsel Raina berdering dengan keras, di meja depan. Dengan langkah gusar, Brian memeriksa. Karena ponselnya berada di kamar Raina, lagi pula ponsel miliknya selalu berada pada mode diam. Jadi, sudah di pastikan yang berbunyi ponsel Raina.

"panggilan masuk Rico" rupanya, Rico lah yang sedang menghubungi ponsel Raina. Dengan segera Brian menjawabnya.

"Teko listrik yang berada di sebelah rice cooker, itu tadi sudah ku isi dengan air. sekarang pasti sudah panas. Pakai itu saja jika butuh air panas." ujar Rico, ketika panggilan itu sudah terhubung dengan Brian.

"loh, kamu tahu aku butuh air panas?" tanya Brian heran, namun kedua kakinya melangkah mencoba memeriksa, apa yang di katakan oleh Rico. Dan benar, di sana ada teko listrik.

"aku sudah menduga, Rain pasti akan demam. Karena tubuhnya sedang tidak sehat, apa lagi dia juga telat makan." kata Rico dengan cepat.

"kamu benar, dia juga menggigil. Aku bingung harus bagaimana?" tanya Brian panik.

"kamu kompres aja dulu, coba buka kulkas ada isi buah atau semacamnya tidak." ujar Rico dengan pelan.

Brian yang mendengarkan, seketika menurut dengan apa yang di katakan oleh Rico. padahal, biasanya dia akan marah ketika Rico mencoba memerintah dirinya. Brian selalu saja berbuat semaunya, padahal Rico selalu menasehatinya. Dan biasanya, Brian akan meminta Rico untuk diam, ketika Rico mulai berbicara.

"hanya ada buah pisang saja, tidak ada isi apapun. Tadi, aku hanya menggoreng telur saja." ujar Brian lagi.

"beri dia air hangat, lalu beri dia obat penurun demam. Kotak obatnya ada di sudut meja ruang tamunya. Jangan lupa, beri dia makan pisang itu tadi dulu, atau biskuit yang ku tinggalkan beberapa hari yang lalu di dalam lemari bawah meja belajarnya." ujar Rico lagi, panjang lebar. sementara itu, Brian yang mendengarnya hanya melongo saja.

"kamu, kenapa bisa tahu semuanya?" ucap Brian pelan. Menyadari, bahwa selama ini dia tidak berfungsi sama sekali untuk Raina. Berbeda sekali dengan Rico, yang hampir mengetahui dengan detail, bahkan isi barang yang ada di rumah yang di tinggali oleh kekasihnya dia juga tahu. Pantas saja, jika Raina pernah bertanya kepadanya, saat keduanya sedang bertengkar.

"sebenarnya, yang pacar aku itu kamu, atau Rico? Kenapa gak sekalian, kamu suruh Rico buat jadi pacar ku saja!" ujar Raina dengan marah ketika itu, dan benar saja. Kini, Brian baru menyadarinya.

"kamu jangan lupa, kamu sendiri yang minta aku untuk sering, bahkan hampir tiap hari bertemu, dan mampir ke rumah Raina. Malah aneh, kalau aku gak tahu." jawab Rico.

"udah, cepet sana! Jangan lupa, habis minum obat harus kasih dia makan. Walau pun, dia gak mau paksa aja." tambah Rico lagi.

"obatnya, yang mana?" tanya Brian lagi, ketika dirinya sudah berada di ruang tamu, persis seperti yang Rico katakan, ada banyak obat di sana.

"yang ada tulisan Paracetamol, gitu aja gak ngerti lu!" ujar Rico dengan kesal.

Brian segera mematikan panggilan itu secara sepihak, ketika Rico mengumpatnya. Walau pun, apa yang di katakan oleh Rico tidak salah. Tetapi, tetap saja Brian merasa kesal. Brian meletakan ponsel Raina di sebelah kotak obat yang di ambil olehnya.

Setelah menemukan obat yang di maksud oleh Rico, Brian juga membawa pisang yang berada di kulkas, dan juga membawa biskuit, seperti yang di katakan oleh Rico beberapa saat yang lalu.

Brian meletakan semuanya di atas meja kamar, sebelum akhirnya dia kembali ke dapur, mengambil air hangat untuk mengompres Raina yang sedang demam.

"sayang, minum obat dulu ya." kata Brian dengan pelan, sembari membantu Raina untuk bangun.

"ini juga harus di makan, salah satu." sambungnya lagi. dengan menunjukan pisang, juga biskuit yang di bawa dari sudut meja belajarnya.

"udah, ini cukup." ujar Raina pelan, ketika melihat Brian akan memberinya sebuah pisang lagi.

"ya sudah, istirahat lagi." ucap Brian dengan meletakan kembali pisang yang sudah berada di tangannya.

****

Raina tertidur, setelah dia meminum obat. Sementara Brian sibuk mengompres Raina, hingga beberapa jam kemudian, suhu badan Raina tidak lagi panas. Dan, berubah menjadi berkeringat, dengan telaten Brian membersihkan wajah Raina, dan juga beberapa bagian tubuh lainnya.

Baru di sadari olehnya, Raina belum berganti pakaian sekolahnya. Namun, Brian juga tidak berniat menggantinya, bisa-bisa Raina menghabisinya.

Ketika menatap Raina yang saat ini tengah terlelap di hadapannya. Brian baru menyadari, bahwa selama ini dia terlalu mengabaikan Raina. Dan teringat, ucapan Rico beberapa saat yang lalu.

"semoga, Rico tidak benar-benar jatuh hati pada mu Ra." batin Brian dengan pelan.

"bagaimana bisa, aku tidak tahu apa pun tentang mu. sementara, orang lain, hampir tahu segala hal tentang dirimu." batin Brian lagi dengan membuang nafasnya kasar.

"kamu gak pulang?" tanya Raina pelan, ketika dia terbangun dari tidurnya.

"enggak, aku mau temenin kamu sampai sembuh." jawab Brian dengan tersenyum.

"bagaimana kalau sakit ku, tidak pernah sembuh?" ucap Raina pelan, padahal niat Raina hanya berbicara di dalam hati. Tetapi, justru terdengar hingga ke telinga Brian, yang seketika terdiam.

Menyadari ucapnya di dengar oleh Brian, Raina segera mencoba untuk bangun, dan segera di bantu oleh Brian.

"kamu mau ke kamar mandi?" tanya Brian pelan.

"iya," jawab Raina pelan.

"biar ku bantu," kata Brian, dengan segera membantu Raina untuk berjalan ke kamar mandi.

sesampainya di kamar mandi, lagi-lagi Raina terdiam."harusnya, kamu sudah tahu jawabannya. jadi tidak perlu kamu tanyakan, karena selama ini kamu tidak pernah berarti untuknya Raina!" batin Raina lagi.

1
Iren Nursathi
lanjuuuuut
Iren Nursathi
lanjuuuut thor
Reni Anjarwani
doubel up thor
Mawar_Jingga: siap☺️
total 1 replies
Muliana
5 iklan untukmu, biar semakin semangat
Mawar_Jingga: terimakasih kakak, sehat selalu♥️
total 1 replies
Muliana
Memang sesakit itu, saat cinta diperjuangkan hanya dari sebelah pihak
Mawar_Jingga: iya kak🥀
total 1 replies
Muliana
mungkin maksudnya, saat dia telah mengkhianati ku kak?
Iren Nursathi
lanjut thor makin menarik
Mawar_Jingga: siap🥳
total 1 replies
Reni Anjarwani
doubel up thor
Mawar_Jingga: siap 🥳
total 1 replies
Iren Nursathi
lanjut thor penasaran nih
Mawar_Jingga: siap 🥳🥳🥳
total 1 replies
Reni Anjarwani
doubel. up thor
Mawar_Jingga: siap🥳🥳🥳
total 1 replies
Reni Anjarwani
doubel up thor
Mawar_Jingga: waiting yaa😘
total 1 replies
Muliana
Jangan percaya Raina, itu semua bullshit
Muliana
iklan dan mawar untuk mu
Mawar_Jingga: terimakasih kak❤️😍
total 1 replies
Muliana
Plis Raina, kamu harus bisa. Kamu harus bisa untuk melindungi hatimu sendiri.
Muliana
Suka, karena di setiap pembukaan kalimat, ada kata-kata mutiara /Heart/
Muliana
Hai kak, biar tambah semangat ku berikan 2 iklan dan mawar ya /Heart/
Mawar_Jingga: terimakasih kak😘
total 1 replies
Muliana
Ini yang ku tunggu-tunggu, karena cinta dan berjuang seorang diri, sungguh menyesakkan Raina
Mawar_Jingga: iya kak, sama dengan percumah😌
total 1 replies
Muliana
langsung di subscribe dong /Kiss/
Mawar_Jingga: terimakasih kak❤️😘
total 1 replies
kaylla salsabella
lanjut thor 🥰🥰
Mawar_Jingga: siap kak😘
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!