Andini hanyalah seorang gadis kecil yang tak kenal lelah bekerja untuk menafkahi keluarganya. Namun, hidupnya berubah menjadi mimpi buruk ketika pengorbanannya dikhianati oleh adiknya, Yogi, yang tega menjualnya kepada teman-temannya untuk keuntungan kotor.
Andini putus asa! Akhirnya, ia memilih langkah ekstrem - ia menemui seorang dukun legendaris yang dikenal sakti, dicari banyak orang karena kekuatannya. Dengan bantuan sang dukun, Andini memasang susuk genderuwo, sebuah kekuatan mistis yang menjamin dia tetap perawan dan mengeluarkan darah setiap kali berhubungan intim dengan kliennya.
Kekuatan mistis itu tidak gratis! Andini harus menumbalkan nyawa demi nyawa agar kekuatan susuk genderuwo tidak musnah. Kehidupan Andini berubah, kaya raya tak terkira tapi penuh kekuatan gelap yang mengerikan.
Namun, seiring kekuatan gelap itu semakin menguasai hidupnya, Andini dihadapkan pada pilihan berbahaya: akankah ia menyerahkan jiwanya sepenuhnya kepada kekuatan terkutuk ini, atau menemukan cara untuk melawan sebelum semuanya terlambat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18. Menemukan jasad Laila
Tiga pemuda mencari celah rumah nya Johan agar bisa masuk kedalam, karena sebenarnya rumah ini memang masih terawat hanya saja rumah pemuda itu banyak dan ini mau di kontrakan, namun belum ada orang yang berniat ngontrak jadi ya kosong dulu untuk sementara. sial nya malah di pakai untuk membuat kejahatan yang sangat keji, bila orang tua Johan tahu maka mereka pasti akan menanggung akibat nya dengan sangat berat, bisa bisa nya mereka memperkosa wanita yang sudah bersuami dan parah nya lagi salah satu pelaku adalah anak tiri nya korban, siapa pun pasti tidak menyangka bahwa Ari bisa setega itu kepada Ibu tiri nya.
Sayang mereka masih saja tidak bisa menemukan lobang untuk masuk kedalam rumah, semua jendela memakai teralis besi sehingga mereka pun tak bisa juga masuk kedalam. Ari sudah berusaha keras untuk mendobrak pintu samping bila saja bisa untuk di buka, namun sayang nya tetap saja tidak bisa, mereka mulai putus asa dan Tian berusaha untuk meyakinkan bahwa Laila tak akan ada di sini, namun Yogi yang mengintip dari jendela malah berseru keras setelah melihat apa yang sedang ada di dalam. Ari juga melihat apa yang sedang sahabat nya lihat, mereka begitu ketakutan sekarang setelah melihat Laila terbaring dengan tubuh yang mulai membusuk karena sudah tiga hari.
"Siapa yang membunuh nya?!" pekik Ari begitu takut.
"Aku juga tidak tahu, karena aku kan pulang dengan kalian juga." sahut Yogi.
"Bagai mana ini? aduh habis lah kita bila sampai ada yang tahu." cemas Tian.
"Kalau orang tua Johan datang kesini dan ''menemukan dia, pasti kita bakal ketahuan." Yogi takur bila sampai di tangkap polisi.
"Banyak sidik jari kita di tubuh dia! habis lah aku bila Ayah ku tahu." Ari mengusap wajah nya kasar.
11
"Kita harus masuk kedalam, pokok nya kita ambil mayat itu dan kita kuburkan!" Tian sangat takut sehingga berusaha keras untuk membuat alibi.
Rasa nya mereka sangat frustasi dengan semua yang sedang terjadi ini, mau berbuat tapi mereka takut untuk tanggung jawab dengan apa yang sudah terjadi, namun sekarang mereka harus berusaha masuk kedalam karena itu harus di lakukan agar mereka bisa selamat dari kejaran polisi yang pasti akan mengusut habis.
Ari sangat gila memikirkan ini semua karena dia akan habis di tangan Ayah nya bila sampai ketahuan, rasa nya sudah tak sabar dan Ari segera berlari menuju jendela yang tadi sempat ia lihat, dengan batu sebesar kepalan tangan dia pun memecahkan kaca nya agar bisa di masuki oleh mereka.
"Jangan gila kau, Ri!" Tian berseru kaget.
"Kita memang sudah gila, pokok nya apa pun yang terjadi maka kita harus masuk." geram Ari.
"Astaga ini bagai mana? aku tidak mau bila sampai di tangkap oleh polisi." Yogi sangat takut sekali.
"Maka nya kalau tidak mau di tangkap polisi maka harus kita yang masuk kedalam." paksa Ari.
Kaca yang tadi di pecah kan mulai di bobol dengan benda lain agar mereka bisa masuk tanpa terluka tubuh nya, Ari yang tubuh nya kecil masuk duluan dan lagi dia sangat bernafsu untuk memusnahkan jasad Ibu tiri nya yang mulai membusuk tersebut.
Karena tidak ada pilihan lain juga, maka Tian dan Yogi ikut masuk kedalam rumah meski tubuh nya harus tersangkut dengan kaca yang belum seberapa bersih, berat sekali perjuangan merka untuk membersihkan lokasi ini agar tidak ketahuan oleh orang orang yang bersangkutan, tapi tidak bisa juga bila mau di tinggalkan karena ini demi keselamatan mereka bertiga.
"Aaaah bau nya!" Tian langsung menutup hidung.
"Ini kenapa dia bisa mati?" heran Yogi karena mereka tak ada yang membunuh.
"Aku juga tidak tahu, pasti saat kita tinggalkan itu dia sekarat." sahut Ari.
"Masa gara gara di perkosa kita berempat dia jadi mati? Andini saja saat itu kita bertujuh namun tidak apa apa." ujar Tian.
Pusing mereka memikirkan Laila yang mendadak mati, bagai mana bisa dia mati setelah di perkosa, Ari tiba tiba ingat bahwa mereka memberikan obat perangsang yang sangat kuat dosis nya saat itu, mungkin saja tubuh Laila tak sanggup menagan nya sehingga dia pun meregang nyawa tanpa ada yang tahu.
"Ini kalau di angkat pasti rontok semua daging nya." cetus Yogi.
"Tapi harus kita bersihkan, mau kau di penjara kalau tidak di bersihkan?!" geram Ari.
"Lah ini gimana jadi nya, tidak penting dia mati karena apa! yang penting sekarang dia harus kita bersihkan." sentak Tian.
"Lalu kemana kita membuang mayat nya?" Yogi menatap teman nya satu persatu.
"Hah?!"
Semua nya bingung karena tidak tahu harus di buang kemana mayat nya Laila ini, karena tidak mungkin mau di buang begitu saja sebab sidik jari mereka sudah ada di mana mana dan pasti nya polisi akan dengan sangat mudah menangkap mereka, tugas mereka sangat berat karena sekarang harus mencari cara yang sangat bagus untuk menghilangkan jasad Laila, otak di peras agar bisa berpikir dan menemukan ide yang sangat cemerlang. setiap perbuatan pasti akan ada konsekuensi nya, dan sekarang mereka harus menanggung nya agar tak tertangkap oleh polisi.
"Sebaik nya kita mutilasi saja agar di makan oleh anjing liar." ide Tian.
"Tapi tulang nya, nanti bisa ketahuan juga dari tulang nya." cemas Yogi.
"Apa kita pisahkan saja daging dan tulang nya? daging dia sudah mau membusuk juga." seru Ari.
"Memang otak mu sangat kejam ya, bangsat! memang nya kau kuat mau memisahkan daging dan juga tulang Ibu tiri mu ini?" sentak Tian.
"Kita harus kuat agar tak tertangkap, aku tidak mau bila sampai membusuk di penjara." sahut Ari tak kalah garang.
"Semua ini gara gara kau! bila kau tidak nafsuan maka kita tak akan celaka begini." Yogi menyalahkan Ari.
"Bukan cuma salah ku saja, kau pun menikmati nya!" Ari mencengkeram leher Yogi karena sudah emosi.
Tian pusing sekali karena mereka malah membuat ulah sehingga semua nya jadi kacau, seharus nya rundingan dengan benar agar masalah cepat selesai, ini malah asik debat yang entah sampai kapan usai nya.
"Bakar saja mayat ini, cepat kau hidupkan api yang untuk menghangat kan diri itu." suruh Tian.
Ari menurut dengan segera memasukan api kedalam tungku besar, mereka akan membakar mayat nya Laila agar masalah segera beres, dari pada cuma bertengkar tak ada habis nya saja dan bisa jadi malah ketahuan oleh warga maka habis lah riwayat mereka.
Kasar sm ibu jg dosa, ga kasar koq makin keterlaluan kelakuan Ibu Semah