NovelToon NovelToon
ZAREENA

ZAREENA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Sandyakala

Setelah ibunya tiada, Zareena hampir dijadikan jaminan untuk melunasi utang-utang judi Sang Ayah.

Dia marah pada Ayahnya, tapi kasih sayang dalam hati Zareena jauh lebih besar, sehingga apapun akan Zareena lakukan untuk menyelamatkan sosok Ayah yang ia sayangi. Namun segala usaha Zareena pada akhirnya sia-sia, Ayahnya meninggal dan dia harus merelakan satu-satunya rumah peninggalan kedua orang tuanya jatuh ke tangan Sang bandar judi.

Saat itu, Zareena sudah putus asa dan hampir menyerah. Tapi takdir berkata lain, di tengah ketidak pastian akan hidupnya, Zareena justru terselamatkan oleh kehadiran Ethan, putra tunggal sekaligus pewaris keluarga Hawkins.

Siapa Ethan dan kenapa dia menolong Zareena? lalu bagaimana kisah keduanya berlanjut?. Yuk, baca kisah lengkapnya dalam novel ini.

Jangan lupa tinggalkan komentar dan like sebagai dukungan kamu, ya. Selamat membaca, terima kasih 😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sandyakala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sah

"Frank, bagaimana penampilanku?", tanya Ethan pada desainernya, Frank.

"Anda selalu terlihat luar biasa, Tuan", puji Frank tulus.

Senyum tipis terulas sempurna di bibir Ethan. Senyum yang sebetulnya jarang sekali terlihat di bibirnya. Tapi entah mengapa hari ini suasana hatinya baik dan bahagia meski sejak pagi ia disibukkan dengan pekerjaan dan kena omel Mama Paula.

Tepat jam enam sore, semua orang sudah berkumpul di taman belakang. Memang tidak ada dekorasi yang mencolok layaknya sebuah pesta di sana, tapi altar pernikahan yang sederhana namun tampak rapi dan indah sudah tersedia.

Frank mendampingi Ethan turun menuju taman. Alden, Vallen, para asisten perias dan desainer, lengkap dengan para penjaga dan pelayan menyambut kedatangannya.

"Wow, sepupuku selalu tampil menawan", kali ini Ethan mendapatkan pujian dari Vallen.

Ethan melirik ke arah saudaranya itu dan memberikan senyuman tipis sebagai tanda terima kasih.

Tak lama, Elis datang bersama dengan Zareena. Gadis itu mengenakan sheath dress yang membuat tubuh mungilnya begitu anggun dan elegan.

Zareena memegang bunga di tangannya dengan lebih erat. Jantungnya berdebar tak karuan, dia juga belum berani mengangkat kepalanya, seolah semua mata orang-orang yang ada di sana tertuju padanya seorang.

"Nona, mari saya bantu", Elis mengulurkan tangannya pada Zareena yang ternyata tertegun di tempatnya untuk sepersekian detik.

"Kamu lihat, gadis itu sangat cantik, bukan?", bisik Vallen pada Alden yang berdiri di sampingnya.

"Tanganmu benar-benar ajaib, mampu merias manusia menjadi bidadari", Alden memuji skill Vallen dalam merias.

"Tentu saja. Tapi ingat, jaga matamu!", tegas Vallen seraya memberikan tatapan galak ke arah Alden.

Alden hanya bisa tersenyum tipis sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Wanita itu aneh. Diberikan pujian tapi menjawab dengan ancaman", batin Alden.

Dia paham maksud ucapan Vallen. Tapi bisa dipastikan Alden tidak mungkin berpaling pada wanita lain, apalagi pada Zareena yang jelas-jelas adalah calon istri bosnya sendiri.

Zareena menerima uluran tangan Elis. Meski perasaannya tak karuan, dia berusaha untuk terus melangkahkan kakinya, menemui Ethan sudah sudah menunggunya sejak tadi.

"Kenapa menunduk?", tanya Ethan setelah Zareena berdiri di dekatnya.

Zareena tidak memberikan jawaban, dia benar-benar merasa gugup dan malu.

"Baiklah. Tolong upacara pernikahan ini dimulai", pinta Ethan pada pendeta yang sudah ada di hadapannya.

Ada seulas senyum kekaguman yang muncul di bibir Ethan saat dirinya melihat kehadiran Zareena di sana. Hanya saja senyum itu tidak dia tunjukkan dengan jelas sehingga tidak ada satu orang pun yang menyadari kekaguman Ethan pada Zareena.

Upacara pernikahan pun dimulai. Semua orang yang hadir di sana mengikuti dengan khidmat. Tak lupa Alden menugaskan anak buahnya untuk mengabadikan setiap momen tersebut sebagai laporan kepada Mama Paula dan Papa Robin yang rupanya mengikuti pula upacara pernikahan tersebut secara virtual.

Setelah pemberkatan pernikahan selesai, Alden mengatur sesi ucapan selamat dari para tamu yang hadir dan juga sesi foto.

"Selamat atas pernikahanmu, Ethan. Ingat, jaga istrimu dengan baik. Tante Paula dan Om Robin pasti senang memiliki menantu secantik Zareena", pesan Vallen saat ia bersalaman dan hendak mengabadikan momen dengan kedua mempelai.

Zareena hanya bisa tersenyum kikuk. Sejak tadi dia sama sekali tidak berani menjawab atau menimpali ucapan para tamu yang memberikan selamat dan berfoto dengannya.

"Good job. Terim kasih sudah mengatur dan mengurus acara ini dengan baik", bisik Ethan pada Alden.

"Sudah menjadi tugasku", jawab Alden bahagia.

"Besok aku transfer bonus untukmu, ok", janji Ethan.

"Wow dengan senang hati aku menerimanya", seru Alden kegirangan.

Jam menunjukkan pukul sembilan malam saat semua rangkaian acara selesai. Satu per satu penjaga, pelayan, dan tim perias juga desainer berpamitan pada Ethan juga Zareena.

"Selamat menikmati malam pertama kalian. Jangan lupa kabari aku jika Zareena hamil. Aku siap menjadi pengasuh anak kalian", terima Vallen sebelum dirinya masuk ke dalam mobil bersama Alden.

Wajah Zareena memerah mendengar ucapan Vallen. Dia sama sekali tidak berpikir sejauh itu. Zareena menyetujui pernikahan ini karena dia ingin rumah milik kedua orang tuanya bisa kembali.

"Ayo, kita beristirahat", Ethan mengajak Zareena yang masih berdiri mematung di daun pintu utama.

Zareena sedikit terkejut mendengar ucapan suaminya itu.

Tanpa banyak bicara, Zareena mengekor di belakang Ethan. Ia berjalan menuju kamarnya.

"Kamu mau kemana?", Ethan menahan gerakan tangan Zareena yang sudah menempel di handle pintu kamar.

"Maaf, Tuan, bukannya tadi Tuan bilang untuk berisitirahat", jawab Zareena tanpa berani menatap Ethan.

Ethan yang sudah berdiri di depan lift balik berjalan mendekati Zareena.

"Ya, kita akan beristirahat. Tapi bukan di kamar ini, ikut aku", Ethan menarik tangan Zareena tanpa permisi.

Deg

Jantung Zareena berdegup kencang. Sejak kemarin dia bertemu Ethan, baru kali ini mereka sedekat itu.

Keringat dingin mulai membahasi tubuh Zareena. Perasaan dan pikirannya sudah tak karuan.

"Bagaimana ini? mana mungkin aku tidur bersama Tuan Ethan", batin Zareena panik.

Ethan tetap fokus memencet tombol lift menuju kamarnya di lantai tiga. Sepanjang lift berjalan, Ethan masih memegang tangan Zareena.

"Mulai hari ini, kita akan tidur di kamar ini. Kamu adalah istriku, berarti kamu adalah Nyonya di rumah ini", ucap Ethan setelah mereka ada di dalam kamar.

Sejenak Zareena memberanikan diri mengangkat kepalanya. Dia melihat sekeliling, kamar itu begitu luas. Menurut Zareena, luas kamar itu tiga kali luas kamarnya yang ada di rumah.

Interior kamar itupun terlihat elegan. Perpaduan warna hitam dan putih yang netral berpadu serasi dengan desain interior minimalis modern.

"Aku harap kamu suka dengan kamar ini", lanjut Ethan lagi. Dia melirik ke arah Zareena yang kembali menundukkan pandangannya.

"Pemalu sekali gadis ini", batin Ethan sambil menyembunyikan senyumannya dari Zareena.

"Semua pakaianmu sudah ada di sana dan kalau kamu mau mandi atau membersihkan diri, kamu bisa bisa ke sana".

Ethan menunjukkan ruang wardrobe dan toilet.

"Te ... terima kasih, Tuan", Zareena benar-benar gugup.

"Jangan panggil aku Tuan. Ingat, aku ini suamimu dan kamu adalah istriku, jadi bersikaplah selayaknya suami istri", sanggah Ethan.

Zareena menelan salivanya dalam-dalam. Sungguh, dia tidak bisa menggambarkan bagaimana perasaannya saat ini.

"Sekarang sudah malam. Sebaiknya kita segera membersihkan diri dan pergi tidur", ucap Ethan meninggalkan Zareena yang masih berdiri terpaku di tempatnya.

"Kita? apa maksudnya dengan kita?. Ya Tuhan, pikiranku sudah kemana-mana", batin Zareena sambil meremas gaun pengantin yang masih ia kenakan.

Jam menunjukkan pukul sepuluh malam saat Ethan kembali masuk ke kamar. Dia memilih membersihkan diri dan berganti pakaian di kamar yang lain karena dia sendiri sebetulnya belum terbiasa dengan kehadiran Zareena di kamar itu.

"Kenapa kamu belum berganti pakaian?", tanya Ethan saat melihat Zareena yang duduk diam di sofa.

"Ah itu ... maaf, Tuan. Aku ...".

"Panggil aku Ethan atau apa saja, panggilan yang biasa digunakan seorang istri untuk suaminya", potong Ethan.

"Maaf".

Ethan menghela nafas panjang.

"Aku tahu semua ini terlalu cepat untukmu, Zareena. Hal yang wajar jika kamu merasa bingung dengan keadaan ini, tapi sesuai dengan apa yang sudah kita sepakati bersama, kita akan belajar bersikap layaknya suami istri", terang Ethan.

"Besok, aku penuhi janjiku untuk memberikan kembali sertifikat rumah kedua orang tuamu. Sekarang sudah malam, cepatlah membersihkan diri dan kita istirahat. Aku lelah", lanjut Ethan yang sudah naik ke atas tempat tidur.

Zareena terdiam, dia berusaha mencerna kata-kata suaminya itu.

"Lelaki ini, kenapa begitu baik dan tahu apa yang aku pikirkan?", gumam Zareena dalam hati.

1
Dwi anggun
sangat oke sekali😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!