penasaran dengan cerita nya lansung aja yuk kita baca ...
Yuk kita ramaikan ...
Up setiap hari...
Sebelum lanjut baca jangan lupa follow , like, subscribe, komen , gift dan vote....
Apapun yang terjadi tetaplah bahagia jangan lupa tersenyum...
Selamat membaca....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Teteh Aini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Setelah beberapa jam perjalanan mereka pun akhirnya sampai di sebuah rumah yang akan menjadi tempat tinggal mereka berdua.
Setelah memarkirkan mobilnya Haris turun dan mengeluarkan semua barang dari dalam mobil. Kemudian Syifa juga ikut turun dari mobil, dia Memperhatikan sekeliling rumah itu , rumah yang tidak terlalu besar namun terlihat sangat cantik dan modern, di halaman depan terdapat banyak tanaman hias yang membuatnya kagum dengan keindahannya.
Haris hampir selesai memasukkan barang-barangnya ke dalam rumah, akan tetapi Syifa masih terus memandangi tanaman-tanaman yang ada di halaman rumah itu , sepertinya Syifa benar-benar terhipnotis dengan keindahannya
"Ehemmm... Apa kamu mau di luar terus?"
Kemudian Syifa menoleh ke arah Haris yang berdiri di depan pintu , Syifa jadi gugup dan sedikit malu karena ketahuan kalau dia sangat menyukai halaman rumahnya. Padahal kan sebelumnya Syifa gak mau ikut tapi kenapa sekarang Syifa jadi nyaman berada di sini.
"Ah iya maaf, aku lupa kalau ini rumah anda."
Syifa menjawab asal dan terus melangkah masuk mengikuti Haris.
"Assalamualaikum," ucap Syifa ketika kakinya melangkah masuk dan lagi-lagi Syifa kagum melihat isi dalam rumah nya itu yang benar-benar bersih dan rapi sekali rumahnya, barang dan perabotannya juga bagus-bagus.
'Ternyata Pintar juga Pak Tua ini merawat rumah.' Gumamnya dalam hati
"Waalaikumussalam."
Jawab Haris singkat.
Haris memperhatikan Syifa yang sedari tadi memandangi semua sudut rumah dengan senyum di bibirnya. Haris senang kalau ternyata Syifa menyukai rumah nya karena sebelumnya dia sangat khawatir kalau Syifa gak betah atau enggak nyaman tinggal di rumahnya itu.
"Semoga kamu betah tinggal di sini, dan jangan sungkan untuk apapun juga karena ini sekarang rumah kamu juga."
Setelah mengatakan itu, Haris berjalan masuk ke kamarnya. Dan belum sempat dia masuk kamar Syifa langsung mengatakan.
"kamar aku yang mana ya Pak Tua? Aku capek mau istirahat. "
"Yang ini !"
Jawab Haris secara singkat , kemudian membuka pintu kamar dan langsung masuk ke dalam.
Kemudian Syifa mengangkat matanya dan bergumam di dalam hati . 'Kalau itu kamar aku terus kenapa Pak Tua itu masuk ke dalamnya juga?'
Syifa langsung menyusul Haris ke dalam kamar.
"Ini kamar aku kan pak?"
"Iya mulai hari ini kamu boleh tidur di sini."
Haris menjawab tanpa membuka matanya, dia masih berbaring di atas tempat tidurnya sambil memejamkan mata.
"Ya sudah kalau begitu anda bisa keluar sekarang. Aku mau istirahat!"
"Sini kalau kamu mau istirahat, ini masih muat kok."
Ucap Haris sambil menepuk-nepuk kasurnya.
"Ah nggak mau , pokoknya anda keluar sekarang , ini kan kamar aku, ngapain anda tidur di sini? "
Haris kemudian membuka matanya dan kemudian duduk di pinggiran ranjang.
"Syifa, Kamu memang boleh tidur di sini karena kamu istri saya jadi mulai hari ini dan seterusnya kamar ini menjadi kamar kamu juga. "
Syifa mengerutkan keningnya.
"Maksud anda apa aku harus tidur di sini? sekamar dengan anda ??"
Haris mengangguk dan tersenyum melihat ekspresi Syifa yang terkejut itu.
"kagak mau, aku gak mau sekamar , kalau anda nggak mau keluar ya udah biar aku aja yang pindah ke kamar lainnya."
"Tapi cuma ada satu kamar di rumah ini sayang. Memangnya kenapa kalau kita sekamar, kita kan suami istri , malahan berdosa kalau suami istri pisah ranjang. Saya gak mau berdosa. "
"Ih nyebelin banget sih ,dasar Pak Tua, pasti sengaja mau cari kesempatan."
Syifa ngedumel sambil membuka kopernya. Kemudian dia mulai menyusun pakaiannya ke dalam lemari yang sudah tersedia di kamar itu ya walaupun harus berbagi lemari dengan Haris.
Haris hanya tersenyum melihat tingkah istrinya itu , kemudian dia pun kembali merebahkan tubuhnya di kasur dan tidur dengan lelapnya.
Haris terbangun dari tidurnya setelah mendengar adzan maghrib dia benar-benar tidur dengan nyenyak karena dari kemarin dia kurang tidur, apalagi tadi habis perjalanan yang lumayan jauh yang membuat pinggangnya pegal.
Haris langsung bangkit dan hendak mandi tapi sepertinya Syifa berada di kamar mandi karena ketika dia mencoba membuka pintunya tak bisa dibuka.
Tok tok tok....
"Syifa apa kamu di dalam?"
Tok tok tok....
"Syifa! "
Haris kembali Mengayunkan tangannya hendak mengetuk pintu namun tidak jadi karena pintunya sudah terbuka.
Cekrek .
Syifa keluar dari kamar mandi tanpa mengatakan apapun, dan kemudian Haris masuk begitu saja ke kamar mandi.
Beberapa menit kemudian Haris keluar dari kamar mandi, sudah lengkap dengan pakaian Koko dan sarung. Kemudian dia meraih peci hitam yang menggantung di dinding dekat lemarinya
Sebelum berangkat dia menoleh ke arah Syifa yang kini tengah bersiap untuk salat magrib. Syifa sudah memakai mukena dan berdiri di atas sajadahnya.
"Saya mau pergi dulu ke masjid, kamu nggak papa kan saya tinggal dulu sebentar , atau kamu mau ikut salat di masjid sama saya?"
"Iya aku nggak papa kok. Aku salat di rumah aja." jawab Syifa.
"Baiklah kalau begitu saya berangkat dulu , jangan lupa Kunci pintunya."
"Assalamualaikum."
"Waalaikumussalam "
Setelah Haris pergi Syifa Mengunci pintu . Lalu dia kembali ke kamar dan melaksanakan salat Maghrib.
Syifa merasa sangat lapar sekali, karena sejak sore tadi dia belum makan apapun . Syifa memberanikan diri untuk masuk ke dapur, melihat apakah ada makanan yang bisa dimakan atau dimasak lalu Syifa membuka tudung saji namun tak ada apapun yang bisa dimakan, meja makan itu kosong dan bersih sekali.
Kemudian Syifa membuka kulkas. dan isinya pun sama seperti meja makan , kosong tak ada apapun , kulkas ini bahkan masih terlihat seperti baru. Pikirnya.
"Dasar orang aneh , rumah sebagus ini tapi gak ada makanan apapun , apa dia gak pernah makan di rumah? atau mungkin dia sengaja ya mau buat aku mati kelaparan di sini ."
Ting tong....
Terdengar suara bel pintu berbunyi.
Ting tong...
'Itu pasti orang aneh itu' gumam Syifa dalam hati.
Syifa berjalan agak cepat dan kemudian membuka pintunya.
Cekrek
Haris tersenyum melihat Syifa.
"Assalamualaikum."
Kemudian dia menjulurkan tangannya dan disambut oleh Syifa dengan malasnya dia mencium tangan suaminya itu dan menjawab salamnya.
"wa'alaikumussalam."
Setelah bersalaman Syifa langsung masuk ke dalam rumah . Sedangkan Haris dia menutup pintu terlebih dulu baru kemudian masuk ke dalam.
"Mau makan di dapur atau di kamar?"
Syifa lalu menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang. Dia melihat suaminya menenteng kresek makanan.
"Terserah anda." Jawab Syifa singkat.
"Ya sudah, ayo sini makan di dapur saja."
Lalu Haris meletakkan makanan yang dibawanya itu di atas meja makan , kemudian mengambil dua piring dan sendok makan.
Sementara Syifa dia hanya duduk dan memperhatikan semua yang dilakukan Haris. Haris terlihat begitu cekatan mempersiapkan semuanya.
"Jangan memperhatikan saya seperti itu, saya tahu kalau saya itu sangat ganteng."
Syifa langsung mengalihkan pandangannya dan mengambil makanannya.
"Siapa yang memperhatikan Anda, pede banget."
"Apa saya ini kurang ganteng?"
Haris mulai menggoda Syifa. Dan tentu saja itu membuat Syifa semakin gugup.
Uhuk-uhuk....
Syifa tersedak karena gugup.
Lalu Haris memberikan air yang langsung diminum oleh Syifa.
"Makan nya pelan-pelan sayang."
Untuk yang ketiga kalinya Haris memanggil Syifa dengan sebutan sayang. Dan membuat Syifa grogi .
----------------