My Boss Is My Husband

"Aku akan memberikan apa pun yang kamu inginkan. Jangan menghindariku. oke."

Nesya memejamkan matanya mengumpulkan semua tenaganya, lelah sungguh lelah.Menjelaskan ke orang yang tak mengeti apa di khawatirannya saat ini.

"Hufff, Wahai Tuan Bos yang terhormat. Aku adalah pegawaimu. Jika aku mendapat masalah, apa yang akan anda lakukan. Tentu saja kamu eh anda maksudku akan membelaku." Nesya mencoba menjelaskan di depan Nando yang mendengarkan Nesya juga memperagakan seperti karyawan saat ini.

Dan itu membuat Nando seperti benar benar bos yang memang tidak terlalu dekat dengan Karyawanya. Tetapi dia bahkan tak menghiraukanya

Lalu Nesya melanjutkan ucapanya "Dan itu akan membuat aku atau saya mendapat masalah di kantor. Terlebih dengan fens ada. Anda faham sekarang!"

"Tidak, sama sekali aku tidak mengerti apa yang kamu katakan."

Jawaban Pria ini membuat Nesya kesel setengah mati.

"Sudahlah." Nesya frustasi entah bagaimana harus menjelaskan kepadanya.

Nesya melangkahkan kakinya keluar tetapi tanganya di pegang Nando begitu erat, dia mendekatkan wajahnya ke wajah Nesya kemudian dia mengucup singkat pipi Nesya.

"Itu kan yang kamu lakukan terhadapku kala itu, love you." Ucap Nando sangat tulus"Aku mencintaimu setulus hatiku." Nando menekuk lututnya memeluk Nesya begitu erat."Aku akan menunggumu pulang nanti." Setelah berkata seperti itu Nando melepaskan Nesya dia keluar dengan perasaan senang.

Nesya membeku di tempat ternyata cintanya tak bertepuk sebelah tangan.

Tapi bukan itu masalahnya melainkan bos dan karyawan.

Nando berjalan cepat dia akan membantu para karyawannya agar produk mereka segera habis terjual.

Nando membuka jasnya dan juga dasinya jika terlihat seperti bukan bos.

Nando tersenyum kepada semua orang. Dia mendekati Kelompok 3

Ini adalah parfum yang begitu wangi menurutnya setelah dia membuka lalu menyemprotnya di ujung lengan baju nya.

"Apa kalian tidak ingin mencobanya ini sangat wangi menurutku, coba lah dulu. kalo wangi parfum ini cepat ilang jangan gunakan kembali. " Nando berkata tidak seperti sedang berjualan karena dia tidak bisa merangkai kata kata begitu indah.

Satu wanita setengah baya mendekati Nando dia berkata"Aku akan membelinya jika, aku bisa berfoto dengan mu." ujarnya dengan tatapan genit

Membuat Nando merinding tetapi dia bahkan harus bisa menahan rasa tidak nyaman.

Jika bukan karena tujuannya ingin tercapai dia tidak aka melakukan ini.

Nando tersenyum kala wanitanya menatap dirinya dengan tatapan heran.

Sandra sedari tadi hanya memandang pria itu dengan kebingungan, apa yang terjadi. Dan kenapa tiba tiba membantunya mempromosikan produk yang sedang di jualnya.

Sandra mendekati Nesya yang berjalan lamban sekali "Nes, kemana aja sih lama sekali."Cecar Sandra dan menariknya Nesya sedikit menjauh dari kerumunan

"Lihat dia, apa yang dia lakukan. Apa di sengaja melakukan itu. Apa dia sudah tau jika kamu ini?" tanya Sandra bertubi tubi.

"Hufff,"Nesya membuang nafas panjang." Ini takdir macam apa San, bolehkan aku menghilang saja." Nesya berkata dengan wajah cemberut.

"Kamu mengatakan apa sih Nes, sepertinya kamu kesambet deh!" Sandra geleng kepala saat Nesya mengatakan kata kata yang tak masuk akal. Terlibeh lagi tak menjawab pertanyyanya.

"Nes, bisa tidak kamu minta izin ke Bu Dinar tiba tiba aku sakit." Ujar Nesya ini semakin membingungkan Sandra

Sandra menyentuh kening Nesya suhu keningnya tidak terlalu panas. Bahkan seperti dirinya"Tidak panas ko, Nes.Nes, kamu kenapa sih. Ceritakan kepada ku, aku pasti membantumu." Sandra memaksa Nesya untuk bercerita

"Aku tidak ingin bertemu dengannya lagi San, tolong kamu katakan ke Bu Dinar. Aku akan pulang lebih dulu ya. Kita tukeran sweater ya, Biar tidak ketahuan." Ujar Nesya

Sandra mengangguk menyetujui keinginan Nesya, kemudian Sandra mengambil sweaternya dan tas Nesya lalu berbisik ke Bu Dinar

Setelah mendapatkan persetujuan yang cukup alot nan banyak permohonan akhirnya Bu Dinar menyerah menyetujui jika Nesya pulang lebih dulu.

"Ini Nes, kamu hati hati ya." Ujar Sandra ke Nesya yang mengulum senyum.

Sedari tadi sesorang telah memperhatikan Nesya dan Sandra.

"Aku harus lapor ke Asisten Excel," kata Orang tersebut lalu menekan tombol panggilan

"Tuan, calon nyonya muda pergi. Kemungkin pulang."

"Usahakan jangan sampai kehilangan jejak."

"Baik tuan."

Setelah sambungan terputus Excel segera menghampiri Tuannya yang sedang berfoto dengan para pembeli.

Wajah Nando yang tadinya ceria kini berubah sedingin Es.

Dia melangkah pergi, dan tak menghiraukan orang orang yang nampak kecewa.

####

Nesya memandang semua orang yang nampak terlihat gembira.

"Meraka begitu bahagia, apakah aku bisa seperti meraka." Nesya berbicara sendiri, dia duduk di kursi panjang di bawah pohon yang cukup besar sekitarnya ada tanaman bunga.

Sejenak Nesya memejamkan matanya menikmati angin yang menerpa wajanya begitu sumilir.

"Hay Nona, boleh kah aku duduk di sini?" Tanya seorang pria mengejutkan Nesya

Nesya terkejut segera membuka matanya, "Ah ya silahkan,"Ujar Nesya menggeser bokongnya hinga ke batas Kursi.

Jantung Nesya berdebar sangat cepat, rasa takut mulai masuk kedalam dirinya.

Dia benar benar tidak bisa berdekatan dengan lawan jenis, yang membuat traumanya kembali muncul.

Selamat Membaca, semoga kalian terhibur.