'Gagak pembawa bencana' itulah julukan pemimpin klan mafia Killer Crow, Galileo Fernandez, yang terkenal kejam dan tidak pandang bulu dalam membunuh.
Hidupnya dari saat dia kecil dilatih menjadi pembunuh berdarah dingin oleh ayahnya, sehingga menciptakan seorang Leo yang tidak berperasaan.
Suatu hari dia di jebak oleh musuh bebuyutan dari klan mafianya dan tewas tertembak dikepalanya. Tetapi bukannya pergi ke alam baka, dia justru terbangun kembali di tubuh seorang anak laki-laki berusia 5 tahun.
Siapakah anak laki-laki itu?, Apakah Leo mampu menjalani hidupnya dan kembali menjadi mafia kejam dan membalaskan dendamnya?
Inilah Kisah tentang Galileo seorang mafia kejam yang bereinkarnasi ke tubuh seorang bocah yang ternyata menyimpan banyak misteri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ADhistY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Max maju ke depan kelas untuk menjelaskan penyelesaian rumus yang dimaksud Bu Rina.
Angka demi angka yang Max tulis di papan tulis depan kelas membuat semua orang mengerti bahkan tanpa Max menggunakan kata katanya untuk menjelaskan.
Setelah selesai mengerjakan nya, Max menaruh spidol di meja Bu Rina dan kembali ketempat duduknya tanpa bicara.
Bu Rina hanya bisa menghela nafas melihat sikap acuh yang dimiliki anak didik baru nya itu.
"Terima kasih pada Max yang telah bersedia mengajarkan pada teman sekelas mu cara penyelesaian rumus ini,"
"Dengar anak anak, apa yang dikerjakan Max di di papan tulis 100% benar dan ini adalah cara mudah dan efektif untuk menyelesaikan nya lebih cepat, jadi kalian bisa mencontoh langkah mengerjakan rumus yang Max perlihatkan pada kalian." Ujar Bu Rina.
Mendengar perkataan Bu Rina, seisi kelas menatap Max penuh kagum, karena ternyata Max bukan hanya sempurna dari penampilan saja melainkan di bidang pelajaran juga sangat hebat.
"Max sangat hebat"
"Bukan cuma ganteng doang tapi juga pintar ternyata"
"hebat aku langsung mengerti"
"Wahh gak nyangka ternyata teman sebangku gue murid genius," ucap Galen menatap Max kagum. Galen adalah maniak belajar, jadi dia akan tertarik dengan seseorang yang lebih pintar darinya di bidang akademik.
Max hanya terdiam tidak menanggapi apa yang Galen katakan.
•••
Di sisi lain di negara inggris tepat nya di kota metropolitan London, Exelcior Academy, Gio sedang misuh misuh karena Max panutannya ternyata pindah sekolah bahkan tempat tinggal ke luar negeri.
"Sial, Max tiba tiba pindah sekolah ke luar negeri bahkan gak kasih tau gue??, gue kira kemarin gak sekolah karena izin sehari aja, tapi ternyata mau izin buat pindah sekolah dan ninggalin gue selamanya Disni. Ck liat aja gue bakalan susul Lo ke Indonesia Max, Lo gak bisa lepas dari Gio teman sejati Lo ini hahaha," ucap Gio tertawa.
Tawanya terhenti ketika seseorang memanggil nya dibelakangnya. Gio menoleh dan Ternyata itu adalah
"Gio, kamu tau gak Max 3 hari ini kemana? Tanya Selina.
"Lo juga gak tau sel, kalo Max pindah sekolah ke luar negeri bahkan pindahan rumah juga," ucap Gio.
"Hah? Pindah ke mana?, kok ngedadak gini?" Ucap Selina Terkejut.
"Tadi gue tanya sama guru sel, si Max pindah ke Indonesia, katanya sih karena Mama nya harus handle bisnis milik mendiang bokapnya Max Disana," jelas Gio pada Selina.
"Ishh Max kok nyebelin banget sih pindahan gak kasih tau aku," ucap Selina sedih.
Gio menghela nafasnya
"Jangankan ke elo sel, sama gue aja yang ngintilin dia tiap hari gak ngasih tau sama sekali," ucap Gio sedikit kesal.
Gio dan Selina terdiam
"Tapi gue rencananya sih mau susulin dia ke Indonesia dan pindah sekolah kesana juga hehe," ucap Gio.
Selina menatap Gio dengan lekat
"Beneran??, kalo gitu aku mau pindahan juga deh, jujur aku gak bisa bayangin hari hari disini tanpa liat Max, apalagi pasti disana banyak perempuan gatel yang godain Max, jadi aku juga harus kesana buat ngeberantas hama hama di dekat Max," ucap Selina berkobar.
Gio tidak bisa berkata kata melihatnya, ternyata primadona sekolah yang dikenal anggun dan cuek bersikap seperti ini jika menyangkut Tentang Max.
"Emang bakal dibolehin sama bokap Lo?," tanya Gio.
"Hmmpph Gio gak tau kalo Daddy ku gak bisa nolak permintaan princess nya. tapi... Kalo kak Harley, gak tau ngasih izin apa nggak..." ucap Selina kembali murung karena teringat memiliki kakak yang bersifat keras.
"Huftt tapi kalo Daddy udah ngizinin, buat apa aku peduli sama kak Harley," ucap Selina yang membuat Gio menggelengkan kepalanya.
...
Kembali pada Max yang kini sedang berada di kantin sekolah karena sudah waktunya jam istirahat.
Max duduk di salah satu meja disana dan mulai memesan makanan yang dia mau dengan tablet yang menunjukkan beberapa menu disana. Jangan salah, kantin di sekolah ini berbeda dengan Kantin sekolah biasa, karena Pradipta internasional school adalah Sekolah terelit di ibu kota, jadi kantin pun lebih modern dan efisien dari sekolah biasa.
Saat dia tengah melihat lihat menu yang ada disana, seseorang menggebrak meja dengan kuat, hingga membuat seisi Kantin terkejut.
Brakk
Suara gebrakkan meja membuat semua orang menoleh penasaran ke arah meja Max.
"Hehh Lo ngapain duduk di meja kita hahh," bentak Kevin sang berandal dan pembully di Pradipta internasional school ini diikuti oleh antek anteknya di belakangnya. Dia adalah berandal yang sering membully semua anak beasiswa dan murid lemah yang kekayaan keluarga mereka dibawah keluarganya di sekolah ini, tak jarang beberapa murid beasiswa tidak tahan bersekolah di sini karena mengalami kekerasan bahkan kadang sampai terlalu parah hingga dilarikan ke rumah sakit. Orang orang yang dibullynya tidak berani melaporkan nya karena orang tua Kevin adalah salah satu donatur di sekolah ini, dan para Anak kaya lainnya tidak ingin ikut campur dalam urusan Kevin. Jadi Kevin memanfaatkan itu untuk berbuat sesuka hatinya di sekolah ini, menindas orang Tidak bersalah.
Inilah kekurangan yang dimiliki Pradipta internasional school yang tidak diketahui Zivanna.
Max tetap memperhatikan tablet ditangannya mengabaikan mereka tanpa terlihat terganggu sama sekali.
"Ck si Kevin mulai lagi," ucap Samuel salah satu teman Galen.
"Bukannya itu murid pindahan teman sebangku Lo ya Len?," ujar Nathan pada Galen.
"Iya, namanya Maximilian," ucap Galen.
"Lo gak mau bantuin?" Tanya Sean.
Galen menghela nafasnya
"Gak usah lah, yang gue lihat Max kayaknya gak bakalan kalah sama Kevin dan Genk nya" ucap Galen pada teman temannya.
"Maksud Lo?," ucap Samuel menaikkan alisnya bingung.
Galen hanya mengedikkan bahunya
"Kita liat aja apa yang akan Max lakukan," ujar Galen, tersenyum penuh arti, dia sendiri entah mengapa merasa Max bukan murid sembarangan yang bisa di ganggu Begitu saja oleh berandalan recehan seperti Kevin.
.
.
.
.
.
.
.