Masa lalu membuat Sapphira Mazaya membenci suaminya. Namun, demi kedua buah hatinya, ia terpaksa menikah dengan Kaivandra King Sanjaya, ayah dari kedua anak kembarnya.
Kaivan melakukan berbagai cara hingga Sapphira mau menjadi istrinya. Rasa tanggung jawab atas hadirnya sepasang anak kembar yang baru ia ketahui tujuh tahun kemudian membuat ia harus rela hidup dengan kebencian dari perempuan yang kini berstatus sebagai istrinya.
Akankah Kaivan mampu merubah rasa benci di hati Saphira padanya menjadi cinta kembali seperti di masa lalu? Serta memberikan kebahagiaan yang bukan sekedar sandiwara untuk kedua putra dan putrinya?
Happy reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SYKB 5 Terlibat Skandal
Suami Yang Ku Benci (5)
Saphira menyiapkan bekal untuk anak-anaknya. Hari ini mereka diminta membawa bekal dengan sayur tertentu.
"Buna, Shila mau matanya dari sayur wortel," request Arshila saat ibunya sedang membuat bentuk wajah dengan bahannya akan di bekal Arshila hari ini.
" Kalau Shaka?,"
" Biasa saja, Bun. Shaka lebih suka banyak porsinya dari pada dibentuk tapi sedikit," ucap Arshaka membuat Saphira terkekeh.
Dari bawah tangga, Kaivan bisa melihat keseruan istri dan anak-anaknya. Ia sungguh ingin merasakan sikap hangat istrinya tanpa paksaan. Namun,tulus dari hati seperti yang ia lihat saat ini.
" Buna, kenapa ayah tidak membawa bekal seperti kami?," tanya Arshila
" Di kantor ayah ada kantin yang menyediakan makanan yang enak juga banyak Restoran dekat kantor ayah. Jadi, ayah tidak perlu susah-susah bawa bekal,"
" Tapi, Buna juga tidak pernah masak untuk ayah. Pasti bibi yang masak," Sakha mengungkapkan apa yang ia lihat selama ini.
" Masakan Buna tidak cocok di lidah ayah. Perut ayah Sensitif . Kasihan kalau ayah sakit perut karena makan masakan Buna," jelas Saphira tanpa merubah ekspresi wajahnya.
" Bisa begitu ya, Bun?," tanya Shaka bingung. "Masakan Buna enak. Aku dan Shila tidak pernah sakit perut,"
Saphira hanya tersenyum. Tidak mungkin kan kalau ia mengatakan bahwa ayah mereka tidak suka masakannya yang katanya tidak layak itu.
Kaivan yang juga bisa mendengar apa yang di bicarakan ketiganya merasa di hantam batu tak kasat mata. Dadanya sesak.
Dulu, ia pernah mengatakan hal itu pada Saphira. Ternyata,ucapan itu diingatnya sampai saat ini.
Maaf. Batin Kaivan.
Kaivan pun akhirnya mendekati ketiganya.
" Wah, bagusnya. Bekal siapa ini?," tanya Kaivan duduk di hadapan ketiganya.
" Shila ayah. Cantik kan bekalnya. Buna yang buat," Shila memamerkan kotak bekalnya yang akan ia tutup.
" Cantik seperti Shila dan Buna," Shila tersenyum malu. Matanya berkedip lucu. Sementara Saphira tidak menghiraukan pujian Kaivan untuknya.
" Mana bakal Shaka?,"
Shaka membuka kotak bekalnya. Karena bekalnya tidak serumit milik kembarannya, bekalnya lebih dulu siap.
" Tidak di bentuk juga?" tanya Kaivan.
" Tidak. Kalau dibentuk seperti punya Shila, Shaka tidak kenyang. "
Kaivan tertawa. Porsi makan Shaka memang lebih banyak.
" Apa ayah mau bekal juga seperti kami?," tanya Shila bertanya.
" Bolehkah? Ayah juga mau yang seperti Shila," ucapnya sambil melirik Saphira ingin tahu tanggapannya.
" Tapi, kata Buna perut ayah sensitif. Masakan Buna tidak cocok di lidah ayah," jelas Shaka.
" Memangnya ayah pernah sakit perut karena makanan buatan Buna?," tanya Shila penasaran.
Kaivan terdiam sejenak. Memikirkan jawaban yang tepat.
" Pernah," jawab Kaivan membuat Saphira terkejut. "Tapi, ternyata bukan karena masakan Buna. Tapi, ayah lupa kalau makan makanan yang tidak boleh ayah makan." jelasnya.
" Pasti ayah nakal seperti Shila. Suka jajan sembarangan kan? Shila juga suka diam-diam jajan. Padahal sudah dilarang." jelas Sakha membuat bibir Shila mengerucut.
" Ya, ayah nakal. Kalian tidak boleh seperti ayah. Nurut apa yang Buna katakan,"
Keduanya mengangguk dengan cepat.
" Jadi, ayah mau bekal seperti Shila?,"
" Ya, kalau Buna mau membuatkan untuk ayah," jawabnya.
",Buna, ayah mau juga ekal yang seperti Shila. Ayo kita buat sama-sama," teriak Shila antusias.
" Baiklah," jawab Saphira tak bisa menolak permintaan Putri kecilnya.
Kaivan tersenyum. Akhirnya ia bisa merasakan kembali masakan Saphira.
Ia harus berterima kasih kepada kedua anaknya. Jika bukan karena keduanya,tidak mungkin ia bisa merasakan masakan istrinya lagi.
Saphira tidak pernah memasak untuknya sejak mereka menikah. Alasannya tentu saja ucapannya di masa lalu.
...******...
" Wow, siapa nih yang membawa bekal dari rumah?," Naufal masuk saat jam makan siang.
Ia baru mendarat kemarin karena sedang libur kuliah.
Kaivan tak menggubris ucapan Naufal, ia masih sibuk dengan aktivitasnya yang sedang mengabadikan hasil karya istrinya dalam sebuah foto.
" Alay, yang bekal anak TK saja di foto segala,"
Kaivan tak menggubris ucapan Naufal. Ia baru berhenti saat merasa puas memotret bekal miliknya.
" Setelah sekian lama, ini pertama kalinya Phira mau memasak untukku. Kamu tidak tahu perasaanku," ucapnya sambil memakan makanan Saphira.
" Kalian masih perang dingin sampai saat ini?," Naufal tahu semuanya. Sekalipun mereka ada di negara berbeda, komunikasi kedua sahabat itu terjalin dengan baik.
" Hmm. Begitulah. Dia membuat benteng yang sangat kokoh sampai aku tidak bisa melewatinya," terdengar helaan nafas berat Kaivan.
" Lalu, bagaimana bisa kamu mendapatkan itu?," tunjuk Naufal pada kotak makan yang sudah kosong. Tandas dalam sekejap.
" Karena kedua anakku. Kalau bukan karena mereka, mana mungkin Phira mau membuatkan untukku,"
Kaivan lalu menceritakan bagaimana ia bisa mendapatkan bekal unik ini.
"Tapi, benar kata Sakha. Porsinya terlalu sedikit kalau seperti ini," Kaivan terkekeh karena ia masih sangat lapar sekalipun sudah menghabiskan bekalnya.
Naufal ikut tertawa.
" Ah, pasti kedua keponakanku itu sangat menggemaskan," ujar Naufal. " Besok aku akan berkunjung. Aku ingin bertemu mereka.,"
Naufal memang tidak hadir di pernikahan Kaivan Dan Saphira karena tidak bisa pulang. aktivitasnya sedang padat-padatnya.
" Datanglah. Semoga aku bisa menikmati lagi masakannya,"
Kaivan pikir, kedatangan Naufal bisa ia jadikan alasan agar istrinya itu memasak kembali.
" Oh iya, kenapa kamu tidak mengatakan apapun jika kamu memergoki Jeni dan laki-laki lain di hotel?," cecar Kaivan. Akhirnya ia punya kesempatan menanyakan hal ini
" Jeni? Di hotel?,"
" Ya, dia bilang kamu melihatnya dan laki-laki lain di hotel. Dia pikir aku salah paham karena informasi darimu. Padahal aku melihat dengan mata kepalaku sendiri saat dia berkhianat,"
" Oh, itu. Aku pikir tidak penting. Soalnya setahuku orang yang bersamanya adalah salah satu produser film. Jadi, aku pikir mereka ada pekerjaan di sana. Lagipula aku bertemu di area parkirnya. Aku pikir dia sedang ada pertemuan."
Kaivan manggut-manggut. Ia pikir Naufal memergoki Jeni saat memesan kamar hotel.
" Eh tunggu, kamu menemuinya lagi? Bukannya kamu bilang akan berjuang untuk mendapatkan maaf dari Saphira?," Naufal menegakkan punggungnya. Awas saja kalau sahabatnya ini masih berhubungan dengan Jeni.
" Tidak. Untuk apa? Aku mungkin pernah mencintainya. Tapi, aku tidak bodoh untuk kembali mengejar cintanya. "
" Lalu?,"
" Beberapa hari lalu dia datang dan meminta maaf. Meminta untuk memulai dari awal. Hah, dia terlalu percaya diri aku masih mau menerimanya,"
" Tidak aneh. Aku dengar dia terlibat skandal sampai karirnya meredup,"
" Aku pikir saking sibuknya kuliah, kamu tidak sempat mengikuti gosip,"
" Masalahnya orang yang terlibat skandal dengannya itu ternyata adalah salah satu kenalanku " kilah Naufal.
Tak Sudi di anggap mengikuti berita tentang Jeni.
" Siapa?,"
" Ayah dari Maudy,"
" Apa? Calon mertuamu?," Kaivan terkejut.
TBC
lanjut thor