Nadiva, biasa di panggil Diva adalah gadis manis berusia dua puluh satu tahun yang saat ini masih menjadi mahasiswi semester enam sebuah universitas kesehatan di kota nya.
Kehidupan aman tentram Diva berubah menjadi lebih berwarna setelah memiliki tetangga seorang duda yang di tinggal meninggal istri nya saat melahirkan anak nya. Duda berusia tiga puluh tiga tahun itu bernama Randika Immanuel, memiliki seorang anak perempuan berusia enam tahun yang bernama Cinta.
Sejak awal bertemu Diva, Cinta sudah menyematkan kata Bunda sebagai panggilan kesayangan Cinta buat Diva.
Bagaimana kah kisah Diva dalam menghadapi aneka ulah Cinta yang selalu menginginkan Diva menjadi Ibu nya, sementara Diva sendiri tidak menyukai Ayah Cinta yang terkesan bersikap arogan?.
"Ayah hitung sampai tiga. Kalau ndak mau bangun Ayah gendong kaya karung beras nih!" Ancam Dika yang tak jua di tanggapi oleh Cinta. Hingga ....
"Cinta Oh Cinta ..."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Choco 33, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 05. Amarah Diva
"Randika Immanuel!" Panggil Diva lantang membuat pemilik nama itu pun melihat kearah Diva dengan sorot mata tak terbaca.
Diva berjalan kearah Dika dengan langkah cepat penuh amarah, membuat kedua alis Dika terangkat, bukan karena takut, namun melihat Diva yang imut dengan mode marah seperti itu membuat semakin terlihat sangat menggemaskan.
Nafas Diva sedikit tersendat dan tampak mulai mengatur nafas nya, namun hal itu tak menyurutkan amarah nya untuk mengangkat telunjuk tangan kanan nya menunjukkan kearah Dika, dengan sorot mata marah kepada Dika.
"Lebih baik mulai sekarang Anda meminta putri Anda untuk menjaga jarak dengan Saya juga keluarga Saya. Sudah cukup Ayah saya mendapatkan intimidasi juga penghinaan dari Ayah mertua Anda yang sengaja datang beberapa kali ke toko Ayah saya dan kedatangan nya yang terakhir menghina toko Ayah dan juga menghasut langganan Ayah saya di depan Ayah Saya sendiri!". Tanpa menjeda ucapan Diva memberondong Dika dengan rentetan ocehan yang sangat Dika pahami.
Karena beberapa saat yang lalu Anwar pun memberikan laporan yang sama kepada Dika perihal ulah Pak Kael yang sengaja mendatangi toko milik Ayah Hasan.
Tak hanya sekali Pak Kael mendatangi toko Pak Hasan, remaja enam belas tahun itu mengatakan kepada Dika kalau kedatangan Pak Kael hari ini adalah untuk yang ketiga kali nya.
Pertama datang, Pak Kael mengatakan ingin silaturahmi, kedatangan kedua menghasut Pak Hasan dengan menceritakan perihal rumah tangga Dika dengan Almarhumah Shanum putri nya.
Dan yang ketiga ini menghina dan menghasut pembeli. Anwar yang sudah jengah dengan tingkah Pak Kael pun segera menghubungi Dika, yang sempat meminta Anwar menyimpan nomor HP nya saat membeli material saat renovasi rumah nya sebelum Dika dan Cinta tempati.
Belum kelar Dika mengurus urusan Pak Hasan dengan Pak Kael, kini di hadapan nya sudah berdiri Diva yang seperti masih ingin mengeluarkan kekesalan kepada Dika.
Dika kembali merutuki kelakukan keluarga Shanum, yang semakin hari semakin membuat nya jengah karena terus menerus memaksa nya menerima kehadiran Shakira sebagai pengganti Shanum sebagai istri juga Ibu sambung bagi Cinta.
Ocehan Diva, di dengarkan oleh Dika sambil menyusun langkah apa yang harus Dika ambil agar keluarga Shanum tidak lagi mencampuri urusan Dia dan Cinta, terlebih lagi harus melibatkan keluarga Diva yang memang tulus menerima kehadiran Cinta, tanpa embel ember ingin menarik perhatian Dika.
"Belum lagi hal tidak menyenangkan yang Ibu Mertua juga Calon Istri Anda lakukan kepada Saya tadi yang memaksa Saya menerima kedatangan Mereka, pada saat saya istirahat pulang kuliah dan mau kongkow di cafe sambil menikmati es boba kesukaan Saya!". Tutur Diva yang justru terlihat lucu di mata Dika, apalagi saat Diva menunjukkan gelas boba milik nya yang nyaris kosong di hadapan Dika.
"Perlu Anda ketahui Tuan Randika Immanuel yang orang-orang bilang sebagai high quality duda!". Diva menunjuk dada Dika dengan telunjuk kanan nya berkali-kali, lalu menujuk diri nya sendiri seraya berucap "Saya Nadiva Binti Abdul Hasan, sama sekali tidak tertarik dengan Anda. Dan tidak ada niatan sedikit pun mendekati Anda melalui putri Anda Cinta. Saya menyayangi Cinta seperti Saya menyayangi anak-anak kecil lain!" Lagi-lagi Dika hanya diam tak menyela sedikit pun rentetan ucapan Diva yang terlihat menggemaskan dimata Dika.
Lihatlah tubuh mungil Diva yang hanya sebatas bahu Dika itu terlihat begitu imut dan pas dalam pelukan Dika, pipi bulat nya tampak memerah menahan panas matahari yang masih menyorot tajam di hari menjelang sore juga menahan amarah karena keberadaan dua orang wanita beda usia yang mengganggu acara me time nya selepas kuliah tadi.
Dan bibir mungil yang sibuk menyemburkan rentetan kata membuat Dika semakin gemas dan ingin _
Randika menggelengkan kepala nya lalu melirik kearah Author yang mulai sedikit demi sedikit mengorek isi hati duda yang masih penuh rahasia itu.
Namun sayang nya se pandai-pandai nya Dika menyimpan rahasia, sang author lebih tau rahasia apa yang tengah Dika simpan.
Dika menarik nafas berusaha menepis bayangan konyol yang author sisipkan saat melihat dan mendengar rentetan ucapan Diva.
Pria itu semakin tak habis pikir dengan ulah keluarga Almarhumah Shanum yang meneror keluarga Diva.
Padahal Dika sendiri sudah sering mengatakan kalau Dia dan Diva hanya bertetangga. Dan masalah Cinta yang lebih suka bersama Diva murni karena Cinta nyaman bersama Diva dan keluarga Diva, dan semua itu sudah Dika bahas kepada keluarga Almarhumah Shanum sejak pertama kali nya keluarga Shanum mengajukan keberatan melihat kedekatan Cinta dan Diva.
"Maaf" Diva mengerjapkan kedua bola mata bulat nya karena ucapan Dika.
Dan lagi-lagi keisengan author terbit dengan membuat Dika menjadi gagal fokus memadang kedua bola mata bulat dan bening milik Diva itu, membuat Dika pun kembali melirik author agar lebih fokus ke alur cerita sekarang, bukan mengurusi hati Dika yang nanti juga akan author bongkar sampai tuntas.
"Atas ulah keluarga Almarhumah Shanum kepada keluarga Kamu, Saya meminta maaf yang sebesar besar nya". Tutur Dika lembut merubah cara biasa Dika berucap kepada Diva.
"Mas Dika sehat?" Merasa ada yang salah dengan nada bicara juga tatapan mata Dika yang lembut membuat Diva pun meletakkan punggung tangan kanan nya ke kening Dika.
Dengan menjinjitkan tubuh nya gadis itu berdiri dihadapan Dika, membuat Dika lagi-lagi melirik author untuk meninggalkan sejenak drama yang akan author lanjutkan nanti dan itu tidak sekarang, karena entah mengapa auhor mulai nakal dengan menyisipkan debaran kecil di hati Dika saat harum manis dari tubuh Diva terhirup halus memasuki hidung nya.
Tak ingin semakin author usil, Dika pun memudurkan tubuh nya beberapa langkah, dan hal itu menyadarkan Diva, kalau posisi nya tadi cukup dekat dengan Dika.
"Sori. Diva pikir Mas Dika sakit, soal nya Mas Dika ngucapin Maaf".
"Hem". Dika hanya berdeham menanggapi Diva, mencoba kembali ke mode dingin seperti biasa nya ketika di muka umum.
"Udah lah. Diva mau pulang!"
Tutur Diva bersiap beranjak pergi menuju motor nya.
"Jangan lupa bilangin ke Mertua juga Calon Istri Mas Dika. Kalau Saya sama sekali tidak tertarik dengan Mas Dika. Walaupun Cinta memanggil Saya Bunda, namun tidak pernah terlintas di pikiran Saya untuk benar-benar menjadi Bunda Cinta yang sesungguhnya".
Dika terdiam, ucapan Diva tadi seolah menegaskan kalau Dia tidak berminat menggantikan posisi Shanum sebagai Bunda bagi Cinta dan juga menggantikan posisi Shanum sebagai istri nya.
Dan baru kali ini hati Dika terasa nyeri mendengar ucapan yang Diva lontarkan sesaat sebelum pamit, tanpa mengucapkan salam.
################################
bagaimana bisaa yang pertama ???