bara seorang yang terlahir dari keluarga biasa saja yang akhirnya membawanya bekerja sebagai kuli pengangkut pasir sebelum akhirnya mondok di pondok pesantren Al hijrah yang dipimpin oleh kyai Muhadi dan akhirnya membuat bara sebagai seorang detektif handal karena pondok pesantren Al hijrah telah lama bekerja sama dengan instansi pemerintah untuk mencetak para mata mata banyak kasus yang dipecahkan sampai pada akhirnya bara mengetahui bahwa dua dulu adalah anak yang salah ambil waktu melahirkan di sebuah klinik dan identitas sebenarnya adalah anak ahli waris keluarga terkaya nomor 2 di negeri ini bagaimana kisahnya selanjutnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bara Izzanudin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5 KE SALON XX
"Ohh....terus....! Ayo....lagi....terus....
Lama sekali kamu sih....
" kamu kurang goyang udah ayo lagi....
Lamat lamat terdengar suara itu di balik kamar...ya aku datang ke salon yang terletak di Surakarta utara di depannya ada rel kereta api jurusan Surakarta Jakarta di depan sebuah rumah bertuliskan salon xx aku masuk...di dalam sama dengan salon pada umumnya ada cermin kursi untuk potong rambut dan peralatan salon pada umumnya yang membedakan adalah banyak nya gafis gadis yang berpenampilan seksi dan seronok yang nila ku hitung ada sekitar 8 orang sedang duduk duduk menunggu pelanggan dan ternyata di salon ini hanya ada satu orang yang benar benar bisa memotong rambut selebihnya hanya gadis menjaja kepuasan para lelaki hidung belang. Hal ini dilakukan mami begitu para pelanggan di salon ini memanggil nya seorang wanita paruh baya berumur empat puluh tahun an yang merupakan bos dari salon xx ini untuk berjaga jaga apabila ada orang yang benar benar tidak tau dan ingin melakukan perawatan rambut.
Karena untuk urusan esek-esek ini memiliki sudah memberi sejumlah uang kepada aparat yng berwenang yang bisa di suap dengan sejumlah uang ato di ganti dengan pelayanan gratis untuk pejabat tersebut sehingga bisnis mami yang sudah puluhan tahun ini aman dari penggerebekan aparat kepolisian. Dan untuk menghindari kecurigaan penduduk sekitar salon ini hanya beroperasi pada siang hari malam akan tutup.
Bagiku suara itu begitu memuaskan dan menjijikkan karena aku terbiasa mengaji di pondok pesantren yang hanya tahu menghapal surat pagi sekolah umum sore belajar beladiri dan dasar dasar me jadi seorang detektif...paling paling di selingi dengan zikir dan bila ada lebih dana biasanya kami di ajak oleh pengurus pesantren untuk ziarah ke makam makam para wali. Sehingga suara suara ini benar benar membuatku merinding aku tertegun beberapa saat ingin rasanya aku meninggalkan tempat maksiat ini. Namun aku sudah bersumpah untuk negara untuk menyelesaikan semua tugas yang di tugaskan negara dan tidak boleh membantah apalagi menolak karena akan mendapat saksi atasan dan bahkan bisa kena hukuman yang lebih berat lagi karena dianggap membangkang perintah atasan.
Di kursi tamu aku merapatkan sweter hujan yang kupakai sebagai pelindung terkaya matahari hari ini di kota surakarta. Lalu aku pura pura perokok hal yang tidak pernah aku lakukan selama ini karena aku tidak mungkin memberi sesuatu batang yang bagiku sia sia dimana kehidupan keluargaku saat itu serba kekurangan. Sambil merokok aku perhatikan ternyata vina lagi di dalam kamar dan sedang pelayan pelanggannya dan masih sayur sayur aku dengar suara pertarungan ranjang di kamar belakang.
Aku tadi memang sudah memesannya kepada mami dan aku tidak mau yang laen karena hnya vina yang tahu masalah kasus yang sedang aku tangani. Aku terkejut ketika mami mendatangiku perempuan subur itu tiba tiba duduk di sebelah dan menanyakan namaku...aku katakan namaku ilham ...ya seorang detektif pasti punya ribuan nama untuk menutupi identitasnya karena pekerjaan ini sangat berbahaya dan bisa jadi nyawa adakah taruhannya.
" ilham kau sabarlah dulu vina yang merupakan anak kesayangan mami itu sehari bisa di tambang sampe enam kali kau bersabarlah sedikit tapi bila kau mau pemanasan bolehkah dengan mami sebentar kau tidak usah bayar". Seketika mami terbakar bahak tawanan terdengar menggelar. Dengan bibir dan sengaja dia gerak gerakan seperti benar benar ingin menerkamku...tentu saja aku begidik....ya apalagi aku yang selama ini di pondok pesantren jelas sangar menjaga adab dengan lawan jenis di kajian di mesjid pondok pesantren pun akan ada hijab yang menutupi santriawan dan santriwati sehingga bersentuhan dengan lawan jenis adalah hal yang belum pernah aku lakukan dan ini mami benar benar duduk di sebelah ku ....Ya Allah semoga Engkau mengampuni dosa dosaku aku benar benar tidak mau berasa di tempat sarat maksiat ini.
Aku sudah ingin beranjak pergi sehingga aku bisa terbebas dari dosa yang aku sangat tahu hukuman nanti di akhirat karena setiap sore di kajian kyai muhadi selalu diingatkan beliau....hingga akhirnya suara itu mengejutkanku...." sabar ....mas ....anggapan ini ujian mu yang pertama". Suara itu begitu nyaring aku dengar iya itu suara reza kami susah merencanakan sebelumnya sehingga kami menggunakan komunikasi jarak jauh yang di pasang di telinga kami. Anggapan salon ini sebagai pintu masuk kasus yang akan kita tangani mas ....sekalian kau dapat bonus melihat para gadis gadis yang duduk di depanmu itu lanjutnya. Jika tidak teringat aku sedang menangani kasus pertamaku aku sudah lari dan menjitak kepala reza yang masih sempat sempatnya menggoda.
". Maaf mami aku maunya dengan vina kan tadi mami sudah sku beri dua juta untuk menyewa vina selama dua puluh empat jam dan akan sku bawa ke hotel". Ya aku tadi mengaku sebagai anak konglomerat dari ibukota yng mengaku penasaran dengan vina yng katanya secantik artis artis ibukota sehingga mami setuju dengan perjanjian vina akan dikembalikan ke salon besok harinya sebelum petang.
Mendengar jawaban mami terlihat marah ". Dasar kau anak muda asal kau tau aku tidak lebih buruk dari vina bahkan bodiku lebih bagus dari bodinya". ". Maaf mami aku tadi belum minum obat kuat jadi aku takut mengecewakan mami". Mami seketika hendak menyeret ku untung tak dapat di tolak seketika terdengar suara pintu di seret terbuka sehingga mami ujung untuk menyeretku. Dan ternyata yng keluar dari kamar itu seorang lelaki dengan penampilan parlente dengan senyum tersungging di bibirnya pastinya dia telah terpuaskan di dalam pikir ku . Ada kemungkinan pria ini adalah orang yang punya jabatan dengan banyak duit tapi masih suka jajan di luar sungguh kasihan keluarganya batinku.
Setelah pria itu keluar tidak lama ada seorang wanita perkiraan ku berumur dua puluhan keluar sambil merapikan pakaiannya...kali di lihat lihat benar kemungkinan ini adalah vina dan benar kecantikannya luar biasa seperti dewi peri dari khayangan sayangnya dia dia obral lubang itu dengan murah menjual harga dirinya semurah itu . Astagfirullah hal azim aku menundukkan pandangan ku takut hafalanku hilang gara gara melihat pemandangan indah di depanmu yang kata orang di lihat dosa tidak di lihat pemandangan bagus ha....ha.....ha....semoga Tuhan mengampuni ki ini kulakukan demi tugas negara yang mau tidak mau harus aku lakukan untuk mengungkap siapa di balik pembunuhan yang sihir akhir ini marak terjadi di kota surakarta dengan cara yang sama korban meninggal setelah cek ini dengan seorang wanita yang hampir bisa dipastikan berasal dari salon xx ini ....
