NovelToon NovelToon
Membalas perselingkuhan Suamiku

Membalas perselingkuhan Suamiku

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Pelakor / Keluarga / Dendam Kesumat
Popularitas:4.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Suesant SW

"Tak harus ada alasan untuk berselingkuh!"

Rumah tangga yang tenang tanpa badai, ternyata menyembunyikan satu pengkhianatan. Suami yang sempurna belum tentu setia dan tidak ada perempuan yang rela di duakan, apalagi itu di lakukan oleh lelaki yang di cintainya.

Anin membalas perselingkuhan suami dan sahabatnya dengan manis sampai keduanya bertekuk lutut dalam derita dan penyesalan. Istri sah, tak harus merendahkan dirinya dengan mengamuk dan menangis untuk sebuah ketidak setiaan.

Anin hanya membuktikan siapa yang memanggil Topan dialah yang harus menuai badai.


Seperti apa kisahnya, ikuti cerita ini ya☺️🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suesant SW, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 6 White Rose Gold Swan

Ratna terdiam, matanya tak lekang dari Anin, terlihat jelas dia terpana.

"Bukankah membunuh orang yang menghancurkan rumah tangga kita itu setimpal dengan apa yang kita alami? Perempuan yang di selingkuhi itu, kehilangan semangat hidupnya, bukankah itu juga sama seperti mati juga?"

Ratna terkesiap, dia menggigit bibirnya yang tiba-tiba pucat.

"Setidaknya, meskipun dia sakit hati, bukankan puas juga jika mencincang orang yang telah menyakiti kita?" mata Anin membeliak besar, pertanyaan itu seperti begitu ingin jawaban dan tanggapan.

Mulut Ratna setengah terbuka tetapi dia tak berkata-kata, matanya lupa berkedip mendengar apa yang di ucapkan Anin itu.

“Itu seperti di film-film, kan?” Anin kemudian tergelak, seolah dia sedang bercanda, menetralkan keterkejutan yang sempat berkelebat di raut wajah Ratna.

“Aku hanya bercanda, Rat. Kok kamu jadi tegang begitu? Mana berani aku membunuh orang, itu kriminal. Yang ada kita bakal di penjara." Anin menepuk bahu Ratna sembari mengumbar tawa seperti ketika mereka berdua bercanda biasanya.

"Lagian mana ada orang sesetia suamiku itu bisa berselingkuh. Dia adalah best Husband in the world.” Anin tersenyum lebar. Kemudian, sesaat Anin yang terpaku pada penampilan Ratna. Sesuatu mengalihkan perhatiannya, pada sebuah benda yang berkilau cantik di sela rambut Ratna. Yang tak diperhatikannya sedari tadi.

"Eh, Kemana saja kamu belakangan ini? kamu sibuk sekali? Lama kita tidak ketemu, sampai aku tidak lihat perubahan barumu." Anin berucap sambil mengerutkan keningnya.

"Perubahan baruku? perubahan yang mana?" Ratna terlihat bingung, menatap ke sekujur tubuhnya dengan sikap salah tingkah.

"Itu." Anin menunjuk ke telinga Ratna yang membuat pias wajah sahabatnya itu segera merona dan tiba-tiba tegang. Tanpa sadar dia memegang cuping telinganya dengan sedikit gemetar.

"Kamu sekarang suka menggunakan anting? Sejak kapan? Setahuku dari dulu kamu paling tidak suka pake anting, kan?" Anin menunjukkan anting berlian yang di kenakan Ratna.

Ratna menyeringai seperti orang tertangkap basah, dia mengalihkan pandangannya ke luar mobil seakan mencari kalimat yang tepat.

"Oh, ini? mas Bowo yang membelikannya padaku." Jawabnya gelagapan.

Anin menganggukkan kepalanya dengan puas, dia ingat sebuah katalog sebuah toko perhiasan terkenal yang di bawa suaminya beberapa bulan yang lalu, dia meminta Anin memilih perhiasan mana yang ingin di minta Anin sebagai hadiah ulang tahunnya waktu itu.

Entah mengapa waktu itu, Galih merekomendasikan sebuah anting berlian bertajuk white rose gold swan, yang ada di dalam katalog itu. Anin sebenarnya sangat menyukainya, benar-benar menyukainya, siapa sih perempuan yang tak suka perhiasan apalagi berlian? tapi barang itu terlalu mahal untuk ukuran kantong Galih, menurut Anin.Satu bulan gaji suaminya saja belum menyentuh harganya.

Anin akhirnya menolak karena takut membebani Galih. Dia memilih di belikan jam tangan saja dengan alasan benda itu lebih berguna dan lebih murah di banding anting berlian yang mahal itu.

Dan kini, tak dinyana, di telinga Ratna telah menggantung white rose gold swan itu, sama persis dengan anting yang di tunjuk suaminya, berkilauan di terjang cahaya matahari siang. Dan tentu saja menjadi sempurna bersanding dengan wajah Ratna yang jelita.

"Waaaah, ternyata mas Bowo romantis juga, ya?" Anin terkekeh.

Dia tahu benar, Bowo bukan orang yang suka berfoya-foya membelikan berlian meskipun dia cukup berada. Bowo terlalu sederhana untuk melakukan itu. Anin cukup mengenal karakter suami Ratna, meski tak dekat.

"I...iya, ku rasa sesekali memakai pemberian suami itu tidak ada salahnya, kan? Biar dia senang."

Setangkup cemburu menguar di hati Anin mendengar pernyataan Ratna. Memang luar biasa rasanya menahan perasaan cemburu dan sakit hati berbarengan, bertumpuk-tumpuk mendesak untuk di muntahkan tetapi kita berusaha menahannya supaya tak keluar.

Untung saja, suara bel panjang tanda pulang, menghentikan pembicaraan yang sedikit menegangkan bagi Ratna dan begitu menyesakkan bagi Anin.

"Eh, sudah pulang, itu Gita..."

Anin mengalihkan pandangannya dari Ratna dan segera membuka pintu mobil saat matanya mendapati Gita di antara anak-anak yang berada di kerumunan.

"Kamu boleh pulang saja, Rat. Tidak usah mengantarku dan Gita. Aku sudah menelpon sopir supaya menjemput kami." Ucap Anin sebelum menutup kembali pintu mobil.

"Lho, bisa saja aku mengantar kalian, sekalian saja."Pungkas Ratna.

"Terimakasih, Rat. Tapi, aku mungkin sedikit agak lama, aku harus menemui wali kelas Gita, ada yang mau di diskusikan soal perkembangan Gita. Aku tak bisa memastikan sampai jam berapa, jadi ku rasa kamu pulang saja duluan." Anin berusaha menguatkan hati, tersenyum selebar mungkin di depan orang yang telah mencuri perhatian suaminya di belakang punggungnya itu.

Perselingkuhan ini bukan hanya ilusinya, fakta demi fakta mulai terkuak, dirinya hanya perlu menguatkan hati saja, dengan begitu semua rencananya akan berjalan baik.

Terlalu enteng jika dia hanya melabrak mereka, penyelesaian itu terlalu umum dan hanya meninggalkan trauma baginya saja.

Ratna hanya mengangguk tak menyahut apa-apa, dia benar-benar kehilangan kata , dia hanya tersenyum gugup pada Anin. Tetapi, melihat reaksi Anin yang biasa-biasa saja seolah yang mereka bicarakan tadi hanya obrolan sambil lalu yang tak penting, dia terlihat lega.

“Hhhhh…” Nafas berat Anin membuyarkan lamunannya sendiri. Di amati foto pernikahannya dengan Galih, foto itu membangkitkan seribu kenangan di kepalanya sendiri dari bertahun-tahun yang lewat. Dia begitu jatuh cinta dengan kesederhanaan, kerja keras dan tentu saja ketampanannya. Dia bahkan rela menyembunyikan identitasnya demi berumah tangga dengan lelaki itu. Mereka adalah pasangan yang begitu bersahaja.Galih hanya tahu bahwa Anin seorang karyawan di perusahaan itu, bukan siapa-siapa.

Sesungguhnya, dia juga bukan apa-apa jika tanpa Anin, tanpa Galih tahu di balik layar Aninlah yang campur tangan hingga dia menjadi seperti sekarang ini.

Prestasi Galih tak terlalu menonjol tetapi dia adalah pekerja keras, penuh sopan santun, sikapnya juga lemah lembut meluluhkan hati Anin hingga gadis yang baru menyelesaikan kuliah manajemennya itu meyakinkan om Haryo untuk menaikkan jabatan Galih dan meminta restu dari walinya itu supaya dia bisa menikah dengan Galih.

Om Haryo semula menentang pernikahan mereka mengingat Galih bukan dari keluarga terpandang sementara latar Anin adalah pewaris setengah perusahaan yang sedang di kelolanya.

Tapi, Anin adalah gadis yang keras kepala, dia membujuk Om Haryo hingga walinya ini akhirnya menyerah.

Dan itulah mereka, di foto itu, dalam bingkai pernikahan bahagia yang di latar belakangi oleh rasa saling cinta.

"Apa lagi yang kurang jika pernikahan itu di landasi pada cinta?" Anin menggigit bibirnya bibirnya sendiri, sekarang pada siapa dia mengadu, pernikahan ini adalah keinginannya sendiri!

"Kreeek..."

Pintu kamar terbuka, tepat di jam 10.05 WIB.

Seraut wajah yang mendadak menegang, semula terlihat berjingkit membuka pintu kamar dengan perlahan, terlihat sedikit terkejut mendapati Anin duduk sambil bersilang kaki di pinggir tempat tidur. Tubuhnya lurus menghadap arah pintu.

"Hai, Sayang? Kamu belum tidur?"

Galih muncul di sana dengan baju hem biru gelap bergaris putih. Dia menarik kopernya dengan tampilan lelah.

1
Tia Martiana
kereeen Thor,🌹🌹🌹🌹🌹🌹🙏🙏
Dewa Rana
Luar biasa
Dewa Rana
author gak konsisten, katanya Darren udah selesai S3. Gimana sih
Dewa Rana
author tidak konsisten, kadang Dua tahun kadang satu setengah tahun
Dewa Rana
kok author sering menggunakan kata pias utk wajah. pias kan artinya pucat?
Dewa Rana
2 tahun apa 1 setengah
Dewa Rana
galih ganti nama
maria handayani
/Shy/
Tia Martiana
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹♥️♥️♥️♥️♥️
Ananda jaka Ideatama
Luar biasa
Lidia Kusumawati
Novel yg luar biasa,bikin deg2an terus..👍👍👍
Rismawati Damhoeri
biasanya saya suka mengkritik, baru kali ini saya mau komen, i like it...
Wahyu Kasep: aslinya di dunia nyata ( ada yang bangga dengan selingkuhan itu

bahkan di trend kemajuan teknologi dan jaman

pasangan pasutri bangga dengan selingkuhan nya masing-masing
total 1 replies
Sya'wanah
Halah, galih Ki toh ada yg ayu gitu kok kepencut yg d bawahnya. mungkin selingkuh lebih menantang.
andai d alam nyata, tak bejek2 tu suami .bikin dendam aja
Sya'wanah
mau d bawa kemana alurnya, akan ku ikuti terus ceritamu.
sukses dalam berkarya.
ku suport dngan kirim setangkai mawar.
Wawa Lamudji
cantik Thor visual nya
Wawa Lamudji
keren Thor visual 😘😘
ros
Luar biasa
Zeeda El husna
lanjut makin seruuu
Zeeda El husna
bagus ceritanya Nex Thor senang
Imaz Ajjah
cerita yg luar biasa,banyak makna yg bisa d contoh,,,sukses selalu buat kak author...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!