Dokter Heni Widyastuti, janda tanpa anak sudah bertekad menutup hati dari yang namanya cinta. Pergi ke tapal batas berniat menghabiskan sisa hidupnya untuk mengabdi pada Bumi Pertiwi. Namun takdir berkata lain.
Bertemu seorang komandan batalyon Mayor Seno Pradipta Pamungkas yang antipati pada wanita dan cinta. Luka masa lalu atas perselingkuhan mantan istri dengan komandannya sendiri, membuat hatinya beku laksana es di kutub. Ayah dari dua anak tersebut tak menyangka pertemuan keduanya dengan Dokter Heni justru membawa mereka menjadi sepasang suami istri.
Aku terluka kembali karena cinta. Aku berusaha mencintainya sederas hujan namun dia memilih berteduh untuk menghindar~Dokter Heni.
Bagiku pertemuan denganmu bukanlah sebuah kesalahan tapi anugerah. Awalnya aku tak berharap cinta dan kamu hadir dalam hidupku. Tapi sekarang, kamu adalah orang yang tidak ku harapkan pergi. Aku mohon, jangan tinggalkan aku dan anak-anak. Kami sangat membutuhkanmu~Mayor Seno.
Bagian dari Novel: Bening
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 - Penolakan
Di ruangan khusus tempat menerima tamu di asrama Akmil, Manda duduk menyilangkan kaki sambil mengetuk-ngetuk meja. Ia sudah tak sabar menanti kehadiran Aldo, putra sulungnya dengan Seno.
Lama sekali dirinya tak berjumpa dengan Aldo. Punya jalan pintas dengan menggunakan nama Gani Samudera, alhasil ia diizinkan bertemu dengan Aldo. Walaupun awalnya ia sempat bersitegang dengan petugas asrama karena datang di luar hari dan jam kunjungan.
Namun berkat kepiawaian dan kegigihan Manda, wanita ini pun langsung menghubungi Gani Samudera untuk berbicara dengan petugas jaga. Hingga membuat petugas tersebut tak berkutik. Alhasil mengiyakan permintaan Manda walaupun sejujurnya hatinya menggerutu sebal karena terpaksa melanggar aturan yang sudah ada.
Manda sengaja bertandang jauh-jauh ke Magelang untuk bertemu Aldo. Selain dirinya rindu dengan putra sulungnya ini, ia juga ingin bertanya tentang istri baru Seno. Jiwa keponya meronta mengenai kabar mantan suami yang namanya masih bersemayam di hatinya ternyata telah menikah lagi.
Bahkan demi melancarkan misinya tersebut, ia membawakan baju bermerek mahal kesukaan putranya itu serta beberapa kudapan dari restoran ternama. Berharap putranya mau mendekat lagi dengannya dan melupakan kesalahan di masa lalu sekaligus mengorek informasi tentang istri baru Seno.
Pintu terbuka didorong seseorang yang ia yakini Aldo, putra sulungnya. Manda menegakkan punggung saat seseorang yang dinanti-nanti sejak tadi akhirnya muncul juga.
"Hai, Al. Putra Mama yang paling gagah dan tampan. Apa kabar kesayangan Mama?" ucap Manda begitu Aldo memasuki ruangan khusus tersebut.
Bahkan Manda berdiri serta berjalan mendekati Aldo guna menyambut kedatangan putranya tersebut. Ia merentangkan kedua tangannya lebar-lebar untuk memeluk Aldo. Namun ditepis oleh putranya tersebut.
Aldo berjalan melewati Manda yang ingin memeluknya. Ia tipikal orang yang tak sudi berbasa-basi. Terlebih dengan Manda. Walaupun wanita ini yakni ibu kandungnya sendiri. Kepalang sakit hati dan juga kecewa hingga sekarang, ia belum bisa memaafkan kesalahan ibu kandungnya itu di masa lalu.
Aldo sudah duduk di salah satu sofa yang ada di sana. Manda pun berusaha menahan rasa nyeri yang bercokol di hatinya atas sikap putranya itu. Ia berusaha menarik napasnya sejenak dan tak mau terpancing emosi karena masih punya misi khusus tentang Seno dan istri barunya. Tentu saja ia tak ingin misinya tersebut hancur berantakan.
Manda pun memilih duduk dengan tenang di hadapan Aldo saat ini. Tatapan tajam menyalang, Aldo lesatkan pada Manda.
"Lama kita tak jumpa. Mama kangen banget sama kamu dan adikmu, Aya. Bagaimana kabarmu, Nak?" Manda terus berusaha berkata lembut dan menyapa Aldo tanpa rasa malu dan sungkan. Padahal ia sudah melukai hati putra sulungnya tersebut sedemikian rupa di masa lalu akibat ulahnya. Memberi salam cinta dan rindu dari sosok ibu pada putra kandungnya namun terbungkus keinginan terselubung di hati dan pikirannya. Musang berbulu ayam.
"Seperti yang Anda lihat, kabarku baik. Bahkan sangat-sangat baik. Papa begitu menjaga dan mencintai kami. Bahkan ibu tiriku yang cantik dan pintar memasak, selalu memanjakanku. Jadinya perutku selalu kenyang dengan masakan yang enak dan bergizi. Tentunya buah dari tangannya sendiri yang rela berkutat di dapur hanya demi cintanya pada kami bertiga. Papa dan Aya sampai ketagihan," sahut Aldo dengan dagu terangkat. Ia tersenyum tipis dan tetap tenang melihat perubahan mimik wajah ibu kandungnya saat ini. Ia sengaja pancing karena ingin tahu reaksi Manda. "Bagaimana dengan Anda? Mengapa berpisah dari Papaku, Anda terlihat lebih tua dari umurmu? Bukankah selingkuhan Anda jauh lebih kaya dari Papaku. Apakah hidup Anda sekarang sulit karena dia sudah tua dan loyo atau perlahan mulai jatuh miskin?"
"ALDO !!" pekik Manda tak terima.
Bahkan kini Manda sudah berdiri dan menatap tajam putranya tersebut. Ia merasa sakit hati atas ucapan Aldo barusan. Walaupun yang diucapkan Aldo tak ada yang salah. Fakta yang terjadi memang begitu. Namun ia tak mau menunjukkan kelemahannya di depan putranya maupun Seno.
"Jaga mulutmu jika berbicara! Aku ini Mamamu, ibu kandungmu yang harusnya kamu hormati. Bukan dia yang hanya sebatas ibu tirimu tapi kamu sanjung-sanjung setengah mati. Kalau dia bosan sama Papamu, pasti dia juga akan cari pria idaman lain. Pegang omongan Mama!" ujar Manda bersungut-sungut. Emosinya sudah mulai naik dan terpancing akibat omongan Aldo barusan.
"Sudahlah tak perlu berbasa-basi denganku. Ada apa datang ke sini? Cepat katakan karena aku tak punya banyak waktu," tegas Aldo.
Manda pun memutuskan menarik napas sejenak dan duduk kembali dengan tenang. Senyum manis berusaha ia tunjukkan pada Aldo agar percaya padanya. Manda mengutarakan keinginannya untuk mengajak Aldo jalan-jalan ketika waktunya pesiar. Bahkan memberikan semua benda yang ia bawa hari ini pada Aldo.
"Aku tak membutuhkan ini semua atau bujuk rayuan Anda hanya untuk sekedar liburan. Papa dan ibu tiriku masih sanggup memenuhi semua itu. Ibu tiriku seorang dokter ternama. Dia punya banyak uang. Jadi lebih baik sekarang juga Anda pergi dari sini. Bawa semua barang-barang ini dan jangan pernah menemuiku di asrama lagi. Terlebih di waktu yang bukan hari dan jam kunjungan. Jangan mentang-mentang Anda dan pria selingkuhanmu itu punya kuasa lalu berbuat seenaknya hingga membuatku malu atau menyusahkanku di sini. Itu pun jika Anda masih menganggapku sebagai anakmu,"
Aldo seketika berdiri dan Manda pun melakukan hal yang sama. Ia berusaha menahan kepergian Aldo. Namun nyatanya putra sulungnya itu tak menggubrisnya dan memilih pergi meninggalkan ruangan khusus tanpa mau mendengarkan ucapannya kembali. Manda menghentak-hentakkan kakinya dengan kesal. Sebab misinya gagal untuk saat ini.
"Brengsek ! Sial banget aku hari ini!" geram Manda yang masih berada di ruangan khusus namun dalam kondisi sendirian. Sebab Aldo sudah pergi dari sana.
Bahkan semua barang yang ia bawa hari ini untuk putranya itu, ditolak secara mentah-mentah. Aldo tak dapat dirayu maupun dis0gok olehnya.
"Aldo tadi bilang istri baru Mas Seno seorang dokter. Dari mana Mas Seno kenal wanita itu?" gumam Manda yang semakin penasaran dengan sosok istri baru mantan suaminya.
Ia terus berpikir keras dan tak lama terbesit sebuah ide.
"Sepertinya aku harus pergi ke sana. Bukankah minggu depan Aya ulang tahun. Aku kan ibu kandungnya. Jadi aku lebih berhak hadir daripada wanita itu yang cuma ibu tiri. Enggak akan aku biarin kedua anakku jatuh di tanganmu. Bahkan Mas Seno sekali pun cuma milikku," batin Manda seraya tersenyum menyeringai.
Bersambung...
🍁🍁🍁
eh salah hamil maksudnya