NovelToon NovelToon
Daisy Lovely

Daisy Lovely

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Nikah Kontrak / Pengantin Pengganti Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir
Popularitas:43.7k
Nilai: 5
Nama Author: chan_chan

Menikah itu berdasarkan 1 hal , saling mencintai. Tapi tidak denganku, aku menikah karena menggantikan pengantin wanita yang tiba-tiba menghilang begitu saja.
"maafkan aku Henry aku tidak bisa meninggalkan karirku"
Henry meremas kertas berwarna kuning itu dengan marah. Tak hanya dirinya, orang tuanyapun tak bisa menahan kemarahan dan malu yang harus di tanggungnya.
Seorang gadis mendekat dengan senyuman cerah wajahnya manis dengan polesan make up tipis membuatnya semakin cantik.
"menikahlah dengannya"
"apa maksud mama?"
Perdebatan Ibu anak terjadi memicu ketegangan yang sulit terpecahkan, Henry meraih tangan Erica dan menariknya menujua ke sebuah ruangan tertutup, di sana mereka diam sejenak.
Henry dan Erica harus mencapai kesepakatan agar tidak saling merugikan. Mungkinkah mereka akan jatuh cinta seiring berjalanya waktu ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chan_chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Bantuan datang , Ben tiba di rumah tepat waktu sesuati yang di minta Henry , dengan penuh senyuman Henry menyambut Ben lalu di persilahkan masuk .

“ada apa ?”

“aku butuh bantuanmu “

Henry memperlihatkan kumpulan miniatur yang di ada di meja tamu.

“bukankah ini yang di kerjakan Erica kemarin?”

“hm”

Ben memeriksa keadaan miniatur itu .

“kenapa jadi begini ?”

“aku membuat kesalahan “

“kau menghancurkannya ?” tanya Ben dengan nada tinggi

“aku tidak sengaja”

“Erica tahu ?”

“ya ,tadi pagi sebelum berangkat kerja”

“dia pasti marah “

“sangat. Karena itu bantu aku membuatnya kembali “

“aku akan membantumu tapi mungkin hanya sebentar, aku ada meeting siang ini”

“kalau begitu cepatlah “

Dengan cepat kedua pria itu berkerja sama menyusun kembali miniatur ke bentuk semula, mereka adalah ahlinya jadi mereka dapat mengerjakannya dengan cepat , tapi di tengah jalan rupanya miniatur yang mereka susun selama ini tidak cocok dengan gambarnya.

“bukankah harusnya seperti ini ?”

Ben menunjukan gambar rumah yang sedang di kerjakan.

“benar !! agkkkk”

Setelah usahanya berjam-jam dia harus mengulangnya kembali . Ben melihat jam tanganya , dia tidak bisa lagi membantu Henry .

“Hen, aku tidak bisa membantumu lagi , aku harus segera pergi meeting”

“pergilah “

“apa perlu aku minta seseorang kemari ?”

“tidak perlu , aku akan menyelesaikannya sendiri”

Ben meninggalkan Henry seorang diri menyelesaikan pekerjaan yang sangat membuang waktu selama seharian , dia lupa dengan makan siang dan hanya beranjak beberapa kali untuk minum karena ingin menyelesaikan tepat waktu.

Tanpa disadari sejak malam itu Ben dan Viona semakin dekat , mereka beberapa kali menghabisakan waktu bersama , bertemu untuk sekedar makan malam atau pergi menonton , sore ini mereka bertemu di sebuah kafe .

“hai “

Viona melambaikan tanganya menyapa Ben yang baru tiba.

“tas siapa ?”

Ben menunjuk tas seseorang di kursi sebelah Viona.

“Erica. Dia sedang ke toilet “

“kalian sedang bersama”

“Ben , sepertinya aku tidak bisa ikut denganmu nanti malam”

“kenapa?”

“Erica butuh bantuanku “

“Hai Ben”

Erica menyapa Ben sambil berjalan mendekat.

“apa kalian berkencan ?” tanya Erica seraya duduk di samping Viona

“tidak , jangan bicara sembarangan”

“tidak apa-apa , Ben bagaiman dengan Viona ?”

“hmm”

“sudah cukup ! jangan hiraukan Erica Ben”

“padahal aku senang jika kalian berkencan”

Ben nampak terdiam menatap Viona yang langsung membantah ucapan Erica , sejauh ini Viona memang hanya menikmati kedekatan mereka saja, Ben baru sadar saat ini Viona tidak ingin berkencan denganya ,sekalipun mereka pernah tidur bersama , ha itu rupanya wajar saja bagi Viona.

“kalian mau pergi bersama?” tanya Erica

“rencananya begitu, kau kan butuh bantuanku tadi “

“jika kalian mau pergi tidak apa-apa , aku akan meminta bantuanmu lain kali”

“apa aku juga bisa membantunya ?” tanya Ben

“wahh , jika kau membantuku juga pasti sehari selesai”

“kenapa tidak , katakan apa yang harus aku bantu ?”

“miniatur yang sebelumnya kau lihat , aku menjatuhkannya, jadi aku harus membuatnya kembali”

“maksudmu miniatur rumah itu ?”

“hm, aahhh aku sudah membayangkan bagaimana lelahnya melakukan itu lagi “

“Henry sedang mengerjakannya di rumah “

“apa ? Henry ?”

“ya, hari ini dia tidak ke kantor , dia mengerjakan itu sejak pagi “

“bag..bagaimana kau tahu ?”

“karena aku sempat membantunya tadi pagi “

Tanpa pikir panjang Erica langsung meraih tasnya dan pergi .

“kalian pergilah , aku pulang sekarang “

Ben dan Viona saling menatap kepergian Erica hingga keluar kafe.

“kita jadi pergi ?”

Viona mengiyakan ajakan Ben dengan senang hati.

Erica tiba di rumah, dia buru-buru masuk dan menemukan miniaturnya sudah selesai di kerjakan oleh Henry , di sofa Henry sedang tertidur .

Dia pasti kelelahan ? aku sudah menyuruhnya membiarkan saja kenapa malah mengerjakannya , tapi… dia hebat bisa menyelesaikan secepat ini , aku butuh berhari-hari untuk melakukanya .memang pengalaman tidak bisa pernah bohong . apa yang harus aku lakukan sekarang ? apa dia sudah makan ? sepertinya belum, jangan - jangan dia seharian tidak makan karena mengerjakan ini.

Erica berlutut tepat di hadapan Henry memperhatikan setiap inci wajah pria itu , senyuman mengambang di bibirnya , ada sesuatu yang menarik ke dalam hatinya sesuatu yang ingin tetap berada di samping pria tersebut.

Jika sedang tertidur begini wajahnya lebih mirip ke mamanya , cantik ! aku tidak tahu jika dia punya hidung sangat mancung begini, tunggu apa dia memang seperti ini sejak dulu , rahangnya juga sangat bagus , semua yang ada di wajahnya sangat bagus , dia tidak memiliki kekurangan sedikitpun kecuali sikapnya yang sedikit menyebalkan . apa dia bernafas?.

Erica mendekatkan wajahnya untuk memeriksa Henry , pelan … sangat pelan , Erica masih merasakan nafas Henry itu artinya Henry memang sedang tertidur . apa yang kau pikirkan ?

“sedang apa ?” tanya Henry tiba-tiba

Erica hampir membuat masalah , dia mundur secara tiba-tiba ketika mendengar suara Henry , dia hampir mengenai miniatur yang sudah di bangun dengan susah payah oleh Henry.

Dengan cepat Henry menahan Erica dengan meraih lenganya , dia tidak bisa membiarkan kerja kerasnya sia-sia .

“tidak apa-apa?” tanya Henry

“hm, kau membuatku terkejut “

Erica berdiri di ikuti Henry yang kemudian duduk di sofa.

“aku  hanya memastikanmu masih bernafas “

“apa?”

“kau tertidur dengan sangat tenang , jadi aku memeriksa nafasmu ,kau malah mengagetkanku “

“maaf “

Tunggu! Jika di ingat-ingat sekalipun sikapnya dingin dan menyebalkan Henry selalu minta maaf padaku lebih dulu .

“kenapa mengerjakan semuanya ? aku sudah bilang kan tadi pagi aku yang akan membereskannya “

“aku yang menjatuhkannya jadi sudah selayaknya aku tanggung jawab “

“kau pasti lelah seharian mengerjakan ini ?”

“ya, sedikit”

Henry berdiri untuk mengambil minum, Erica terus melihatnya saat mengambil gelas Erica menyadari jika jari-jari Henry terluka , dia pun berlari ke dapur mendekati Henry .

“bagaimana kau bisa terluka?” tanya Erica cemas

“ini ? beberapa harus aku rekatkan dengan kencang agar tidak pecah saat jatuh , sepertinya aku terluka karena itu , kau harus mengganti bahan untuk miniatur nantinya “

Erica meraih kedua tangan Henry , meski kesal kali ini dia juga merasa bersalah , bagaimana dia bisa mengetik dengan jari-jarinya yang terluka,

“aku akan mengobatinya , duduklah di sofa “

Erica mengambil kotak obat dan menyusul Henry yang sudah duduk lebi dulu.

“berikan tanganmu “

“tidak apa-apa , ini akan sembuh dengan sendiri , ini juga luka kecil”

“tetap saja , bagaimana kau bekerja jika jarimu terluka”

“ada Ben”

Erica menatap tajam Henry yang membuatnya menunduk menghindari tatapan itu , Erica mengobati jemari Henry dengan teliti sebisa mungkin tidak menyakitinya . sepanjang di obati oleh Erica,Henry diam-diam melihat setiap gerakan tangan Erica lalu melirik memperhatikan wajahnya. Cantik ,meski rambutnya tergerai menutupi sebagian wajahnya Henry masih melihat kecantikan yang terpancar nyata dari wajah Erica .

Entah dorongan apa yang membuatnya berani melakukan ini dengan perlahan Henry meraih rambut Erica yang menutupi wajahnya lalu menyelipkannya di daun telinga , Erica menoleh tepat di depan wajah Henry , mata mereka bertemu , mereka saling diam mencerna situasi yang sedang terjadi .

1
Maya Wiratama
aku suka jalan cerita nya... plizzz
Maulana Maulana
tdk seru ceritanya
Maulana Maulana
terlalu bertele-tele seorang hendry
gk masik akal masa tdk tau dengan pikiranya sendiri
Vitha Vivi
Luar biasa
Revi Yulia
semangat thor biar up tambah seru
Chan18: terima kasih kaka.
di tunggu ya Up nya tiap hari 🤗
sehat" sllu buat kakanya
total 1 replies
Tini Timmy
lanjut kk/Smile/
Tini Timmy
lanjut kakak/Smile/
Tini Timmy
benih-benih cinta mulai tiba
Tini Timmy
lanjut kk
Tini Timmy
lanjut kk...
Tini Timmy
semangat nulis nya kk/Smile/
Tini Timmy
semangat nulis nya kakak😊
Tini Timmy
lanjut....
Tini Timmy: Hai, okee siap kk
Chan18: Hai kaka bab berikutnya udh updt ya 🙏
total 2 replies
Killspree
Halaman terakhir bikin aku ngerasa kosong, seharusnya ada kelanjutannya lagi😔
Chan18: Hai kak,
aku updt tiap hari ya,
di tunggu Bab 3 hari ini. terima kasih🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!