NovelToon NovelToon
Gadis Bercadar Jodoh Gangster

Gadis Bercadar Jodoh Gangster

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Bad Boy
Popularitas:26.1k
Nilai: 5
Nama Author: Kyure Aamz

Maulana Nevan Ganendra, para sahabatnya sering menyebut lelaki itu dengan sebutan gangster penyayang Bunda. Nevan selalu berhasil membuat orang terkena mental hanya dengan kata-katanya, mulutnya sangat licin seperti lantai yang baru saja di pel.

Tidak ada hari tanpa julit, ibarat kata pepatah hidup Nevan itu seperti sayur tanpa garam jika tidak julit. Sudah galak, julit, tak punya hati pula, lengkap sudah hidup Nevan. Semua berawal saat Nevan mendapat sebuah tantangan konyol untuk menikahi gadis bercadar bernama Nazma.

Nevan memanggil gadis itu dengan sebutan Nanaz, seorang gadis yang hidupnya penuh dengan masalah dan jauh dari kata bahagia.

°°°

"Berhenti kayak gini Nevan, sikap kamu bikin aku kelihatan semakin rendah di mata orang-orang." Air mata Nazma lolos begitu saja. "Boleh aku minta sesuatu."

"Apa?" Nevan seakan terhipnotis dengan tatapan Nazma.

"Jangan bilang aku sok jual mahal lagi, sakit dengernya. Aku emang miskin, tapi orang miskin juga punya harga diri."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kyure Aamz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

04. Masih mengejar

Dua hari ini Nevan masih belum berhenti mengejar Nazma, lelaki itu terus memaksa Nazma untuk menjadi istrinya. Kehadiran Nevan yang begitu tiba-tiba dihidup Nazma sekan menjadi teror untuk gadis itu.

Entah nasib sial apa yang menimpa Nazma, gadis itu tidak ingin menjadi istri Nevan. Tidak peduli walaupun Nevan tampan, pintar, kaya, pandai memanah, bahkan jago beladiri sekalipun. Nazma tidak ingin membuat hidupnya rumit dengan hanya menjadi istri Nevan.

"Nanaz!" Nevan berjalan cepat di sepanjang koridor hanya untuk menyusul Nazma.

"Nanaz! Budeg ya lo!" Nevan terus berteriak, tidak peduli dengan pandangan para murid yang kini menatapnya.

Nazma semakin mempercepat langkahnya, ia risih dengan tatapan orang-orang disekitarnya.

"Sok seleb lo! Berhenti nggak!" Ucapan Nevan begitu pedas. "Lo pikir kabur-kaburan dari gue bikin lo kelihatan keren?!"

Nazma akhirnya berhenti, kata-kata Nevan sangat pedas dan menyakitkan. Siapa yang seleb? Siapa yang ingin terlihat keren? Nazma samasekali tidak menginginkan hal itu.

Nevan tidak menyia-nyiakan kesempatan, lelaki itu segera menghampiri Nazma dan berdiri dihadapannya. Jujur saja, sikap Nazma yang selalu menjauh darinya berhasil membuat Nevan kesal.

"Berhenti kabur dari gue, lo pikir ngejar lo nggak capek? Buang-buang waktu, bikin idup gue makin ribet aja!" semprot Nevan.

Nazma hanya diam, berusaha bersabar dan menahan segala kata-kata yang ingin ia ucapkan.

"Heh ngomong jangan seleb! Punya mulut kan lo? Gue nggak suka lo sok seleb."

"Siapa yang seleb? Aku nggak pernah minta kamu ngejar aku. Kamu yang ganggu hidup aku."

Nevan tertawa remeh. "Ganggu hidup lo? Sok penting banget lo."

"Mau kamu apa?" Nazma masih berusaha menahan dirinya.

"Jadi istri gue." Nevan berbicara secara terang-terangan.

Para gadis yang melihat dan mendengar hal itu secara langsung kini berteriak histeris, rasanya tidak menyangka lelaki julit seperti Nevan yang dianggap gangster dan pangeran sekolah kini sedang melamar gadis secara paksa.

Tidak hanya iri, para gadis itu juga berbisik tidak suka. Para lelaki hanya diam, mereka tampaknya sangat menyukai tontonan gratis. Apalagi tontonan itu sangat menarik dan juga hal yang sangat langka, tatapan orang-orang padanya berhasil membuat Nazma terganggu.

"Gue nggak salah denger nih?"

"Masa iya cewek kayak gitu mau dijadiin istri sama Nevan?"

"Pakek pelet apa dia? Gue mau minta spill lah ke dia."

"Gue pikir dia beneran alim, taunya dia itu emang sok suci."

"Nggak mungkin Nevan tiba-tiba ngejar dia kalau bukan dia yang godain duluan."

Kepala Nazma semakin tertunduk, harga dirinya telah terinjak habis-habisan. Mana mungkin Nazma tidak sedih, gadis itu bahkan merasa sangat tidak nyaman. Dan hal itu tidak luput dari penglihatan Nevan.

"Heh! Ngapain lo semua ngumpul!" Nevan menatap galak orang-orang yang ada disekitarnya. "Pergi! Mau gue bakar satu-satu?!"

Perlahan mereka semua membubarkan diri, namun hal itu masih tidak bisa membuat Nazma tenang.

Nevan kembali menatap Nazma dan berdecak pelan. "Lo itu ribet, banyak drama. Lo tinggal bilang mau jadi istri gue, jual mahal amat."

Sepertinya Nevan melupakan fakta jika wanita memang mahal dan sangat patut untuk dihargai, pada dasarnya Nevan memang sangat mewarisi sifat Altair. Galak, julit, bermulut pedas, dan tidak punya perasaan.

"Berhenti jual mahal deh." Mulut Nevan begitu licin.

"Ya, aku jual mahal." Nazma perlahan menatap Nevan. "Aku sok suci, apa lagi? Aku seleb? Pengen kelihatan sok keren?"

Nevan terdiam, ia bisa melihat kesedihan di mata Nazma. Apa Nevan sudah keterlaluan? Baru kali ini Nevan sedikit menyesal karena telah berbicara pedas.

"Jadi istri gue." Untuk kesekian kalinya Nevan telah mengatakan hal itu.

"Aku nggak mau, kenapa kamu pengen aku jadi istri kamu?"

"Ya gue---" Tidak mungkin Nevan mengatakan jika itu semua karena tantangan konyol.

"Kepo lo, lo cuma perlu nerima gue!" ketus Nevan.

"Berhenti kayak gini Nevan, sikap kamu bikin aku kelihatan semakin rendah di mata orang-orang." Air mata Nazma lolos begitu saja. "Boleh aku minta sesuatu."

"Apa?" Nevan seakan terhipnotis dengan tatapan Nazma.

"Jangan bilang aku sok jual mahal lagi, sakit dengernya. Aku emang miskin, tapi orang miskin juga punya harga diri."

Setelah itu Nazma lebih memilih untuk pergi, sementara Nevan hanyut dalam perasaannya. Ada rasa bersalah didalam hati Nevan, ia ingin berlari mengejar Nazma.

Lalu mengatakan "Sorry ... cewek itu emang mahal. Lo berharga, dan lo emang istimewa." Namun sayang kata-kata itu tertelan begitu saja, tentu saja rasa gengsi telah mengalahkan segalanya.

'Gila tuh cewek, bikin gue ngerasa bersalah aja.' Nevan berdecak pelan.

***

Nevan berkali-kali menghela nafas panjang, lelaki itu tampak gusar. Lelaki itu sedang berkelana dengan pikirannya, bisa-bisanya Nevan memikirkan perasaan Nazma. Gadis itu begitu lancang, hingga berani menganggu pikiran Nevan.

Sean baru saja masuk kelas dan berdiri didekat papan tulis. "Guru matematika nggak bisa ngajar karena ada urusan."

"Yes jamkos!" sorak salah satu murid membuat yang lain langsung ikut senang.

"Nggak ada jamkos!" Sean terlihat galak, dia memang kalem. Tapi dia berubah menjadi galak jika sudah menjalankan tugasnya sebagai ketua kelas.

"Sebagai gantinya disuruh ngerjain halaman 18-20,  kalau udah kumpulin ke gue. Di buku tulis, pakek cara." Ucapan Sean berhasil membuat mereka kecewa.

"Kok banyak? Boleh nego nggak? Otak gue nggak mampu," ucap salah satu murid.

"Nggak ada nego, otak lo aja dinego biar pinteran dikit." Kalem namun sangat menusuk, Sean memukul-mukul papan dengan penghapus papan tulis. "Cepet kerjain!"

"Nggak ada main hp!" Sean menunjuk Jeno yang sedang mengotak-atik ponselnya.

Jeno menyengir lebar, lalu dengan berat hati menyimpan ponselnya. "Galak amat."

Sean kembali ke bangkunya, kemudian duduk tepat disamping Nevan. Sean mengeluarkan buku dari tasnya dan bersiap mengerjakan tugas, ia seperti masih belum sadar jika saat ini Nevan sedang melamun.

"Nggak ada nglamun!" Jeno menirukan ucapan Sean dan menggebrak meja, kebetulan bangku Nevan tepat dibelakangnya.

Nevan terkejut. "Bego! Kaget anj---"

"Nggak boleh ngomong kasar." sela Calvin. "Inget kata tante Ajwa, istighfar Nevan. Bunda nggak suka ya Nevan ngomong kasar."

Jeno tertawa, Calvin sudah sangat mirip dengan Ajwa. Jeno berinisiatif menirukan Nevan. "Iya Bunda."

"Diem!" Nevan tahu temannya hanya bercanda, tapi ia tidak suka.

Iqbal duduk di kursi yang sengaja di geser dekat Jeno, itu ia lakukan agar dekat dengan teman-temannya. Sean duduk dengan Nevan, Jeno duduk dengan Calvin, dan tersisalah Iqbal yang harus duduk dengan orang lain.

"Ngelamun aja lo Van, kayak orang banyak pikiran. Emang kenapa? Harga malkist abon naik ya?" tanya Iqbal.

"Maklist abon mulu lo Iqbal malkist, pikiran lo isinya malkist mulu," cibir Calvin.

"Berisik!" Sean memukul pelan mejanya. "Kerjain tugas."

"Tugas apa?" Nevan baru tahu jika ada tugas.

Sean mengernyit, tumben sekali Nevan tidak fokus. Beruntung Sean tidak bertanya lebih. "Ngerjain matematika halaman 18-20. Di buku tulis, pakek cara."

***

Nazma disudutkan ke dinding yang ada diluar toilet, siapa lagi pelakunya jika bukan Desi dan Loli. Kedua gadis itu adalah teman sekelas Nazma, namun kedua gadis itu sangat tidak menyukai Nazma dan selalu terang-terangan membully Nazma.

"Makin lama lo main ngelunjak ya." Desi sedikit menekan salah satu bahu Nazma. "Punya nyali berapa lo deketin Nevan?"

"Aku nggak pernah deketin Nevan." Nazma sudah menduga, hal seperti ini cepat atau lambat pasti akan terjadi.

"Ah, sampah lo. Boong banget, lo itu munafik." Loli berkali-kali menoyor kepala Nazma. "Heh sadar, lo itu sampah. Berani-beraninya lo deketin Nevan."

Nazma memegangi tangan Loli. "Aku kan udah bilang, aku nggak pernah deketin dia."

Desi menampar keras pipi Nazma. "Nggak usah nyangkal!"

"Udah ya, aku capek kayak gini terus!" Nazma hanya ingin sekolah dengan tenang.

Loli justru malah tertawa. "Kalau capek mati lah."

Desi mencengkeram leher Nazma membuat gadis itu kesusahan bernafas, Nazma ingin melawan namun ia tidak berdaya. Nazma sadar diri sekolah mana yang ia tempati saat ini, ia bersekolah di SMA Pelita. Itu adalah sekolah nomor satu di kota Surabaya, dan seluruh muridnya adalah anak orang kaya.

Seperti namanya, seharusnya SMA itu bercahaya dan penuh kebaikan, namun sekolah itu hanya berisi orang-orang keji yang hanya mengandalkan uang. Berurusan dengan orang-orang gila itu dan melawannya hanya akan membuat Nazma dengan mudah ditendang keluar dari sekolah.

"Gue mau lo keluar dari sekolah ini, males banget sekelas sama lo." Desi terlihat begitu membenci Nazma.

"Lo itu cuma kotor-kotorin kelas kita, orang kayak lo nggak pantes sekolah disini ... iyuh." Loli iku menimpali.

"Le-pas." Nazma memegangi tangan Desi.

Desi akhirnya melepaskan leher Nazma membuat gadis itu terbatuk-batuk, setidaknya ia bisa kembali bernafas dengan mudah.

"Lo pasti deketin Nevan karena pengen tenar kan, ngaku lo?!" tuduh Desi.

"Nggak," balas Nazma.

"Boong!" Desi menampar kuat pipi Nazma.

Semua tidak berhenti sampai disitu, Desi tidak berhenti menampar pipi Nazma sebelum gadis itu mau mengaku. Loli semakin mengompori Desi membuat Desi seperti seorang iblis, gadis itu sangat beringas dan kejam.

Dibalik dinding Nevan melihat segalanya, niat hati ingin ke toilet tapi ia malah melihat kejadian seperti ini. Nevan juga mendengar segalanya, hatinya ingin menolong namun egonya menolak keras untuk melakukan hal itu. Jauh di sana Nazma tiba-tiba menatap Nevan.

Tentu saja hal itu langsung membuat tubuh Nevan membeku, perasaannya mendadak menjadi aneh. Nazma melakukan kesalahan jika gadis itu berharap Nevan akan menolongnya, lelaki itu tidak akan pernah repot-repot mengotori tangannya.

'Sial, kenapa dia natap gue kayak gitu?' Nevan mendadak gusar. 'Dia kelihatan sedih ... tapi dia lebih kelihatan kecewa.'

Bersambung...

1
Sakirin
seru lo kak
Atik R@hma
Tak kira udah end,Alhmdulillah masih😘🤩💪
rhani bhelLo💕
yah di culik dah si nazma
ini pasti akal"n si aji
gimana sih si nevan udah tau si nazma lagi d ancem" pake d tinggal"
lanjuuuuut thoooor
Sumiati Ngurawan
mampir thor
Elis Juhaelis
mau lanjutannya
Neng Sum
lanjut kak semangat yang banyak update nya
Neng Sum
lanjut kak semangat
Neng Sum
lanjut kk semangatt
Neng Sum
lanjut kak author yg banyak update nyah semangatt
Neng Sum
lanjut kak outhor semangat yang banyak up date nya 💪💪😄
Neng Sum
di tunggu update ya outhor semangat😄💪💪
nuraeinieni
aq mampir thor
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
wah kejam kali wak
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
maksudnya? kan masih sklh thor
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
hah bukan nya anak sklh belum boleh nikah ya?
Neng Sum
lanjutt kak😄😄
Zaldin Agt
kapan di update?
putri baqis aina
Keren banget thor, semangat terus ya!
hoba
Gemesin banget! 😍
Aono Morimiya
Saya merasa seperti berada di dalam cerita, mengalami segalanya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!