menceritakan tentang wanita gemuk yang bernama Zoya, yang di khianati oleh calon suaminya dan sahabatnya sendiri.
Dan mengisahkan seorang pria yang sangat rupawan bernama Raka, tapi suka berpenampilan seperti gelandangan.
dari pertemuan Zoya dan Raka tanpa di sengaja, menjadi kisah awal dari cinta keduanya yang berliku dan juga penuh rintangan.
dan juga dari pertemuan mereka menghasilkan dua anak-anak yang sangat lucu.
dan seperti apa kisah mereka....
baca terus kisah mereka dalam novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aidah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tangis Zoya.
Raka, Alex dan Daniel terkejut dengan kata-kata Zoya yang tiba-tiba masuk dan berteriak.
"bisa tinggalkan kami berdua saja sekarang."kata Raka yang menatap wajah Zoya yang mulai menitihkan air mata.
"baik."jawab Alex dan Daniel yang langsung keluar ruangan.
Raka segera menutup tirai jendela depan otomatis, dan menyalakan kaca kedap suara.
"sekarang jelaskan kata-kata kamu tadi Zo."kata Raka yang bergetar mendengar pengakuan Zoya, dan dia tidak mau memutuskan apa pun sebelum mendengar penjelasan dari Zoya.
"anak kecil yang datang keruangan kamu itu adalah Alvin, dia adalah putraku,"kata Zoya sambil menghapus air matanya.
"lalu...."kata Raka sambil terus menatap Zoya.
"dia memiliki alergi pada kacang-kacangan seperti aku, dan karena tindakan ceroboh kamu itu, Alvin hampir saya menyusul saudara kembarnya yang pergi meninggalkan aku saat lahir,"
"apa maksud kamu Zo."
"kamu jahat James, kamu nyaris membuat aku kehilangan putraku lagi kamu jahat."kata Zoya dengan tangisan yang pecah sambil memukul dada Raka.
"ini tidak mungkin."kata Raka yang langsung memeluk Zoya yang menangis.
Zoya meluapkan tangisannya di pelukan Raka, yang juga tidak bisa menahan air matanya.
"kamu jahat James, benar-benar jahat."kata Zoya yang berada di pelukan Raka dan terus menangis.
"iya, aku jahat Zo, pukul aku terus Zo. Aku jahat dan bodoh, benar-benar bodoh."kata Raka yang tidak lagi bisa menahan tangisannya.
Raka dan Zoya terus meluapkan semua perasaan yang campur aduk di dalam hatinya dan akhirnya mereka duduk di bawah sambil bersandar di meja.
"maaf, kamu menjadi pelampiasan amarahku."kata Zoya yang sudah mulai tenang dan bisa mengontrol emosinya.
"Zo, cerita kan apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa kamu bilang putra kamu itu kembar."
"enam tahun yang lalu, saat aku di khianati oleh seorang pria di hari pernikahanku, aku nyaris mati tenggelam di laut. Saat itu aku di selamatkan oleh seorang gembel yang ada di tepi pantai, dan alangkah bodohnya aku, aku meminum sebotol arak dan itu membuat aku mabuk."kata Zoya sambil tersenyum tipis.
"apa kamu menyesali kejadian enam tahun yang lalu itu Zo."
"tidak, justru aku ingin berterima kasih pada dia, karena kesalahan yang kami lakukan malam itu, memberikan aku kebahagiaan dan saat itu aku sangat bersyukur, karena dalam rahimku ada dua anak kembar yang akan menemani kesendirianku,"kata Zoya sambil menghapus air matanya.
"lalu dimana anak kamu yang satunya Zo."
"hari itu..."
.........
FLASH BACK
Sesaat sebelum Zoya melahirkan.
Saat itu Zoya, Luisa dan Bastian sedang datang berkunjung ke sebuah kota kecil di Prancis, untuk membuka cabang restoran mereka di daerah pelabuhan Marseille.
"aduh perutku."kata Zoya tiba-tiba saat perjalanan pulang.
"ada apa Zo, apa yang terjadi ."
"tidak tau ma, tiba-tiba saja perut Zoya terasa sangat sakit."kata Zoya sambil memegangi perutnya.
"apa, oh Tuhan ketuban kamu pecah Zo."
"Luisa apa yang terjadi."kata Bastian yang sedang menyetir mobil.
"sayang, cepat cari rumah sakit terdekat, Zoya sepertinya akan segera melahirkan."kata Luisa yang panik.
"baiklah, aku akan menuju ke rumah sakit terdekat.
Bastian segera memacu mobilnya menuju ke rumah sakit terdekat.
"Bastian, apa kamu yakin ini adalah rumah sakit yang baik."
"aku tidak tau, tapi hanya rumah sakit ini saja yang terdekat dari jalan ini."
"aku ragu Bas, ayo kita cari rumah sakit yang lainnya saja."
"baiklah, ayo."
"ah sakit sekali ma."
"Zo sabar sebentar. Bastian berapa lama lagi perjalanan menuju ke rumah sakit itu."
"satu jam lagi."
"ah ma ini sakit sekali, sepertinya dia akan keluar."
"baiklah, kita ke rumah sakit itu saja, kasihan Zoya sepertinya bayinya akan lahir."
"baiklah, ayo kita masuk ke rumah sakit itu."kata Bastian sambil memacu mobilnya menuju pintu masuk rumah sakit.
"dokter tolong, putri saya mau melahirkan."
"apa.... Baiklah ayo kita bawa dia di ruang persalinan."kata seorang dokter yang berjaga di rumah sakit itu.
Dokter itu segera menolong Zoya dan di bantu oleh seorang perawat.
Zoya segera di masukkan kedalam ruangan bersalin.
"dok, apa boleh saya menemani putri saya."kata Luisa yang terus waspada.
"baik nyonya, kebetulan hari ini para perawat banyak yang cuti, jadi tinggal kamu berdua."
"terima kasih."kata Luisa yang tetap mencurigai sesuatu.
Zoya yang kesakitan itu segera mendapatkan pelayanan bersalin.
"ma ini sakit sekali."kata Zoya yang merintih kesakitan.
"iya sayang, sekarang tenanglah dan atur nafas kamu."
Zoya menuruti kata-kata Luisa yang pernah sekolah kedokteran, walau pun tidak sampai lulus, karena Luisa tiba-tiba jatuh sakit.
"aaaaaaaaa."teriak Zoya dengan kencang.
Uwek uwek uwek tangisan bayi yang menghiasi ruangan itu.
"selamat nyonya, bayi anda sehat dan dia berjenis kelamin laki-laki."
"benarkah dok."
"lihatlah."kata dokter wanita yang membantu Zoya melahirkan.
"ma, dia tampan sekali."
"kamu benar Zo, dia bayi yang sangat tampan."kata Luisa sambil tersenyum.
"ah sakit ma."kata Zoya tiba-tiba, dan dengan sigap Luisa segera mengambil bayi Zoya dari dada Zoya.
"Zo, sepertinya anak kedua kamu akan lahir."
"ah iya ma aaaaaaaaaa."teriak Zoya kencang, tapi tidak terdengar tangisan bayi.
"dokter apa yang terjadi."kata Luisa yang penasaran.
"maaf, bayi yang kedua tidak bernafas, dan saat ini perawat sedang mencoba membantunya bernafas."
"dok."kara perawat yang datang bersama anak kedua Zoya.
"ada apa suster."
"bayinya tidak terselamatkan,"
"itu tidak mungkin, tolong berikan anak itu padaku, aku ingin melihatnya."
"ini nyonya, lihatlah dia tidak bernafas."kata perawat yang mendekatkan bayi Zoya ke hadapan Zoya.
"dia kenapa dia tidak bernafas, biarkan saya menggendongnya."
"maaf nyonya, anda belum boleh duduk, karena saya harus menjahit jalan keluar bayi anda dulu."
"tapi dok..."
"biarkan dia melihat putranya itu dok, tolong."kata Luisa."
"suster dekatkan lagi bayi itu, setelah itu masukkan dalam peti."
"baik dok."jawab suster itu dan melakukan apa yang di katakan oleh dokter.
Setelah perawat keluar, Zoya segera menjalani pembiusan, untuk melakukan penjahitan.
Sedangkan Luisa, segera merawat bayi yang di gendongannya, karena rasa was-was yang di milikinya.
"setelah aku sadar dari pembiusan itu, putraku sudah di dalam peti mati, dan siap untuk di kuburkan. Dan aku belum sempat mengendong putraku itu."kata Zoya yang tiba-tiba menangis lagi.
"apa kamu yakin kalau putra kamu itu meninggal."
"iya, karena sebelum peti itu di tutup dan di paku, aku masih sempat melihat wajah putraku itu."
"apa itu benar,"
"iya, dan kami menguburkan putraku itu di pemakaman yang tidak jauh dari rumah sakit itu."
"apa kamu sering mengunjungi makam itu, saat kamu masih di Prancis."
"iya, aku selalu datang bersama Alvin ke makam dia. Dan terakhir aku datang mengunjungi dia sebelum aku berangkat kesini."
"lalu apa tujuan kamu kembali kemari Zo."
"aku ingin Alvin menemui ayahnya, ya walaupun dia seorang gembel atau pun gelandangan, setidaknya dia tau ayah kandungnya. Tidak seperti aku, yang tidak tau siapa ayah dan ibuku."
"apa, jadi kamu kembali kemari karena ingin bertemu dengan pria satu malam kamu itu."
"itu benar, karena mau tidak mau aku harus tetap mengakui, bahwa dia adalah ayah dari putraku."
"lalu kenapa kamu meninggalkan dia saat itu."
"karena aku sadar dengan kondisi aku saat itu, yang gemuk dan juga jelek, dari pada dia bangun dan mengusirku, lebih baik aku pergi."kata Zoya sambil tertunduk dan tersenyum tipis.
"jadi hanya karena alasan itu kamu pergi."
"iya."