NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Asri

Mengejar Cinta Asri

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Poligami
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Arya wijaya

Mengambil sebuah keputusan membuat cinta terpisah antara Sam dan Asri, adalah suatu kesalahan besar yang di lakukan Sam, saat sudah tak ada beban dalam hidupnya kini Sam berusaha mengejar cinta sejatinya, begitu banyak rintangan yang di lalui tak lupa juga saingan besar untuk memperoleh kembali cinta Asri yang sempat hilang 6 bulan lamanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arya wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KASIH HAMIL

Kasih langsung menangis sejadi-jadinya air matanya kini banjir berderai, sesak nafas dan patah hati membuat Ia terjatuh perlahan duduk di bawah lantai, lemas tak berdaya Kasih mendengar kabar duka itu.

"Tidak mungkin sus...Dia tidak mungkin meninggalkan Saya, Dia tidak boleh pergi suster"

Suster pun ikut terenyuh melihat Kasih yang begitu lemah tak berdaya, apalagi saat ini Kasih tengah mengandung.

"Bu tenangkan diri.. Ibu harus ikhlas dan ibu harus punya semangat hidup untuk ibu sendiri terutama anak yang sedang Ibu kandung, kasihan Bu kalau ibu depresi"

Kabar kali ini sungguh membuat hati dan jantung Kasih hampir tak berdetak.

"Apa suster Saya hamil?"

Entah bagaimana lagi Kasih harus menyikapi masalah yang di alaminya bertubi-tubi ini, kehilangan suami sungguh sangat menyakitkan di tambah Ia harus menjalani hidup seseorang diri dengan keadaan hamil.

"Ya Allah.. kenapa ini harus terjadi padaku, kenapa engkau beri aku hamil, namun engkau mengambil suami ku tuhan....."

Sungguh sangat sakit ketika Kita menangis tanpa suara namun bibir ini rasanya ingin teriak.

Setelah beberapa hari di rawat di rumah sakit, kondisi Kasih kini mulai membaik, Dia harus pulang namun entah kemana Ia harus pulang, Kasih tak mungkin pulang ke kampung halamannya dengan keadaan berbadan dua, akan banyak gunjingan dari warga jika Kasih hamil tanpa Ayah, apalagi yang diketahui oleh orang kampung disana saat ini Kasih sedang mencari suaminya.

Kasih pun memutuskan untuk pulang ke apartemen Andi yang berada di Kebayoran, namun sebelum pulang ke apartemen Kasih mengunjungi makam sang suami terlebih dahulu.

"Aku tidak tahu apakah Aku bisa hidup sendirian seperti ini Andi"

Kasih mengelus-elus papan nisan milik Andi.

"Kenapa Kamu tega meninggalkan Aku, apa karena Aku hamil anak Makmun hah..!!?"

Kasih menangis lagi untuk kesekian kalinya, matanya sembab lagi, kasih pun memeluk papan nisan dengan terus menangis.

Tapi pikiran Kasih saat ini mulai terbuka Ia harus semangat untuk tetap melanjutkan hidupnya Ia tak ingin berlarut-larut dalam kesedihan yang tak tahu kapan akan berakhir.

"Aku akan berjuang hidup.. Aku akan tetap hidup, jika Aku sudah siap Aku akan katakan peristiwa ini pada orang tuamu nanti, Kamu yang tenang sayang di alam sana, semoga Allah menerima mu disisinya"

Kata terakhir Kasih untuk Andi adalah doanya akan selalu tetap menjadi yang utama dihatinya, Kasih dengan cepat menghapus air matanya Iapun pergi dari makam menuju apartemen untuk melanjutkan hidupnya.

"Begitu lah Mas ceritanya"

Makmun benar-benar kaget tak menyangka bahwa Andi akan secepat ini meninggal Kasih juga dunianya.

"Tapi kenapa Kamu kerja disini?"

Kasih menoleh lalu tertawa kecut, mengatakan,

"Kalau Aku tidak bekerja lalu dengan apa Aku bisa menyambung hidup Mas, apalagi saat ini Aku sedang hamil, tidak akan yang menerima Aku menjadi ART dalam keadaan hamil"

Eni rekan kerja Kasih yang datang tiba-tiba lalu ikut mendengarkan cerita pilu kehidupan Kasih Ia pun berkata,

"Benar Mas, untung bos Kita disini orangnya baik, jadi Kasih di perbolehkan bekerja disini sebagai pengantar makanan dan menjaga kasir"

Setelah itu Eni kembali bekerja lagi, meninggalkan mereka berdua untuk melanjutkan obrolannya.

Makmun hanya menyimak perkataan rekan kerja Kasih, Makmun baru sadar Kasih hamil saat kejadian kecelakaan itu lalu Makmun bertanya siapa ayah yang di kandung Kasih saat ini, namun Kasih tak menjawab, Ia masih diam bingung apakah harus Makmun tahu bahwa anak yang sedang di kandungnya adalah anak Makmun.

"Kasih jawab... siapa ayah bayi ini, kalau Kamu tadi bercerita saat malam pengantin terjadi kecelakaan itu artinya Andi belum menyentuh Kamu"

Kasih masih diam tak tahu harus menjawab apa.

"Sudahlah Mas...siapapun ayah dari anak ini itu tidak penting, yang penting Aku akan mencintai anak ini dan akan berjuang hidup untuk anak ku ini"

Setelah berbicara hal itu, kasih langsung melangkahkan kaki ingin meninggalkan Makmun, namun Makmun menarik lengan Kasih dan berkata,

"Apa itu anak Aku"

Kasih hanya terdiam belum menjawab apa-apa.

"Katakan Kasih.. Itu anak Aku bukan, Anak hasil pemerkosaan yang aku lakukan padamu waktu itu"

Kasih tak dapat menahan air matanya, Ia masih melengos kan wajahnya dari pandangan Makmun, lalu Makmun menarik badan kasih agar menghadapnya.

"Kasih jawab...Aku butuh jawaban itu, betapa sungguh aku seorang ayah yang jahat jika Aku menelantarkan Kalian"

Kasih kini menatap Makmun dengan mata yang merah dan terbelalak lebar.

"Aku tidak ingin merusak rumah tangga orang , Aku tidak ingin menyakiti hati mbak Lia, Aku tidak ingin ada di antara kalian...!!"

Ucap Kasih dengan tegas kepada Makmun.

"Jadi benar ini Anak Aku.."

Kasih hanya menganggukkan kepalanya sambil menangis kecil.

Makmun kini merasa lemah ia tak menyangka jika Kasih akan hamil anaknya karena kejadian waktu itu, Ia bimbang harus bagaimana menyikapi masalah ini, di satu sisi Ia sangat mencintai Lia istri nya, di satu sisi lagi Ia tak mungkin menelantarkan anak yang sedang di kandung Kasih, apalagi saat ini Kasih sudah tak punya siapapun.

Karena sudah satu jam Makmun berada di sini, ia harus segera pulang karena Lia memintanya menjemput di rumah orangtuanya.

"Kita akan bicarakan masalah ini nanti lagi, Aku harus pulang Lia meminta jemput sedang berada d rumah mamah"

"Bu Alya bagaimana kabarnya Mas?"

"Mamah sehat, mamah hanya sering mengeluh kesepian karena semenjak Aku dan Lia pindah, dan Kamu berhenti bekerja ya mamah semakin sendirian di rumah"

"Sampaikan salam ku untuk Bu Alya dan mbak Lia"

"Pasti Aku sampaikan, Aku harus pergi sekarang"

Kemudian Makmun meminta kontak Kasih agar supaya Makmun bisa terus mengawasi Kasih dari kejauhan, setelah itu Makmun pamit dan pergi.

Bu Alya sangat senang saat ini menantunya bermain ke rumahnya, Bu Alya menjadi merasa tidak sendirian lagi, Lia datang dengan membawa banyak makanan, Mereka mengobrol tertawa riang bersama, layaknya ibu dan anak, karena semenjak Lia sadar dari koma, Bu Alya berubah sikapnya menjadi lebih manis dan perhatian pada Lia, mungkin karena rasa bersalahnya waktu itu yang menyebabkan Lia menjadi koma.

"Wah.... makasih ya Lia makanannya enak dan banyak sekali"

"Iya Mah.. sekali-kali Aku kan sudah jarang main kesini, lagi pun Papah nanti malam akan pulang, jadi Aku beli banyak makanan"

"Oh iya Kamu belum hamil juga Lia?"

Lagi-lagi Bu Alya mengingatkan tentang kehamilan pada menantunya.

"Belum Mah.. Aku juga gak tahu padahal sudah 6 bulan lamanya Aku sembuh dari koma, mungkin Allah belum mengizinkan"

Sebenarnya Bu Alya sangat ingin menimang cucu, mengingat usianya sudah hampir 50 tahun, tapi Lia menantunya belum juga kunjung hamil.

"Lia ini Kamu minum ya setiap hari, yang kemarin sudah mau habis kan?"

Sudah beberapa bulan ini Lia sering dikirimi jamu-jamuan tradisional supaya rahimnya subur dan Lia cepat hamil.

"Em.. Iya mah, yang kemarin sudah mau habis"

"Tapi Kamu minum setiap hari kan?"

Lia agak gugup dengan pertanyaan Bu Alya, karena yang sesungguhnya Lia jarang meminum jamu kiriman mertuanya, kalau ingat saja baru Lia minum dan kebanyakan Lia selalu lupa untuk meminumnya.

"Lalu Makmun mana jam segini kok belum menjemput Kamu"

Lia melihat jam tangannya lalu berkata,

"Mungkin kena macet Mah, atau ada pekerjaan tambahan"

Baru saja Lia ingin menghubungi Makmun, tiba-tiba terdengar suara mobil yang baru saja datang, Lia langsung menuju ke luar.

"Mah.. Sepertinya itu Makmun, Aku kedepan sebentar ya"

"Kok baru pulang Mun jam segini?"

Makmun turun dari mobilnya, lalu Ia memandangi Lia dengan tatapan aneh.

"Kenapa..? Ada masalah di kantor?"

Tanya Lia dengan rasa bingung karena Makmun memandangnya dengan tatapan aneh.

"Tidak.. Ayo kita pulang, Aku ingin segera mandi, istirahat sebentar lalu Kita ke rumah mamah Kamu"

Lia tersenyum kemudian Lia berpamitan dengan Bu Alya.

"Mah.. Aku dan Makmun pulang ya, Makmun sepertinya lelah"

Lalu Makmun menghampiri Putranya dan menyapa,

"Gak mampir dulu, Mamah jarang loh ketemu Kamu"

"Aku lelah Mah...mau istirahat sebentar, lagi pun sehabis magrib Kita mau ke rumah mamah Lia, jadi kapan Aku istirahatnya, Aku janji nanti Kita main lagi kalau Aku sedang libur ya Mah"

Bu Alya hanya mengatakan ya saja dengan suara yang lesu, rasa rindunya kepada sang Anak, harus terhalang dengan waktu.

1
Alang Sari
konflik di dalam cerita cukup rumit namun salut bagi penulis bisa menjabarkan dengan detail, dan tersusun rapih
Alang Sari
ceritanya menarik, semakin penasaran
Nur Yawati
lnjut
Arya wijaya: Thank you Kaka atas like nya di setiap episode.. terimakasih banyak sudah mampir terus.. 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!