Chantika Anastasya gadis berusia 17 tahun yang meninggal karena rem mobilnya blong yang menyebabkan ia menabrak truk yang ada di depannya.
Bukannya mencari pertolongan, ia malah tersenyum senang karena ia pikir setelah ini ia akan pergi ke surga dan melepaskan semua beban yang sudah ia pikul selama ini.
"Syurgaa.....I'm coming"
Tapi bukannya ke surga, chantika malah terjebak di tubuh gadis culun yang ternyata memiliki masalah hidup yang cukup berat dan rumit.
Lalu apakah Chantika kuat menjalani kehidupan barunya dengan semua masalah yang ada?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chryssa_Dike, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
"Mas jangan gini, Chaca nggak suka ya" ucap Chaca tegas.
"Tapi saya suka" goda Marka.
Setelah mengucapkan itu Marka mendekatkan wajahnya pada sang istri, Chaca yang mendapati itupun bisa merasakan hembusan nafas sang suami.
Chaca memejamkan matanya, ia tidak mau melihat wajah penuh nafsu suaminya yang tengah melihat kearahnya seakan-akan ingin memangsanya.
Saat memejamkan matanya, ia bisa merasakan sebuah benda kenyal mendarat dibibir plumnya. Ia bisa merasakan kini benda kenyal itu mulai melumat kecil bibirnya. Chaca diam tidak merespon apa yang dilakukan sang suami pada bibirnya.
Mendapati sang istri tidak mau membalas lumatannya, Marka pun memilih mengigit kecil bibir sang istri agar ia bisa mengajak lidah sang istri untuk berperang dan bertukar saliva.
Chaca yang merasakan sakit pada bibirnya pun sedikit membuka mulutnya.
"Ahhh~"
Setelah merasa bibir sang istri terbuka, Marka pun langsung memanfaatkan kesempatan itu untuk melesakkan lidahnya kedalam mulut sang istri dan mengajak lidah sang istri berperang. Saat pertama Chaca berusaha memberontak.
Tapi lama kelamaan Chaca mulai terbuai dengan ciuman memabukkan yang diciptakan oleh suami tampannya. Ia mengalungkan tangannya dileher sang suami, sesekali ia menjambak kecil rambut sang suami untuk melampiaskan kenikmatan yang ia rasakan.
Saat merasa mulai kehabisan nafas ia pun menepuk pelan bahu sang suami untuk memberikan kode bahwa ia kehabisan nafas. Untung saja sang suami mengerti apa yang istrinya rasakan.
Marka pun melepaskan ciumannya dengan perasaan yang sedikit tidak ikhlas.
***
Keesokan harinya Tannia, Tyanna, Johnny dan Jeyden pun berkunjung ke rumah anak mereka untuk menjenguk Chaca yang sedang sakit.
Mereka baru saja mendapatkan kabar itu tadi pagi, saat Tyanna meminta sang anak untuk membawa menantu kesayangannya untuk bermain kerumahnya. Tapi malah mendapatkan tolakan dari sang anak, karena ia bilang istrinya sedang sakit.
Tyanna yang mendengar menantu kesayangannya sakit pun langsung bergegas mengajak sang suami untuk menjenguk dan tidak lupa ia juga memberikan informasi itu pada Tannia dan Johnny.
Tadi, Tyanna sempat menyalahkan sang anak, karena ia pikir anaknya itu sama sekali tidak becus menjaga sang menantu, sampai-sampai membuat sang menantu yang baru sembuh dari sakitnya menjadi sakit lagi.
Diperjalanan Tyanna juga menyempatkan diri untuk membeli buah-buahan untuk menantunya itu. Dan setelah itu melanjutkan perjalanannya lagi.
Sesampainya di rumah sang anak ia dan sang suami pun langsung keluar dari mobil, diikuti juga dengan Johnny dan Tannia yang baru saja memasuki gerbang.
Tokk......tokk.......tokk........
"Iya sebentar" ucap seseorang dari dalam rumah sambil memutar gagang kuncinya. Setelahnya ia pun langsung membuka pintu tersebut.
"Loh mae, mama, daddy, papa ngapain disini?" ucap Marka kaget saat tau siapa orang yang datang kerumahnya pagi-pagi.
"Ngapain-ngapain! Mana mantu mama? Kamu apain dia sampai-sampai dia sakit lagi" ucap Tyanna garang.
Marka yang mendengar omelan mamanya pun seketika meringis. Ini masih didepan pintu ya dan mamanya sudah membuat keributan saja.
"Masuk dulu ma, kita bicaranya di dalem aja" ucap Marka pada sang mama.
Dan Tyanna pun langsung berjalan kedalam tanpa menunggu yang lainnya. Setelah sampai didalam ia sama sekali tidak menemukan sang menantu.
"Mana mantu mama?" tanya Tyanna dengan nada sewotnya.
"Masih tidur ma" ucap Marka sambil terus berdiri disudut ruangan yang dekat dengan mamanya.
"Duduk kamu ngapain berdiri disitu? Mau cosplay jadi pot taneman?"
Marka yang mendengar itu pun langsung duduk disalah satu kursi. Marka itu kalau mamanya marah pasti langsung menciut. Itu karena dia tau kalau sang mama marah, pasti akan sangat menyeramkan.
"Kenapa Chaca bisa sakit?" tanya Tyanna dengan mengintimidasi. Marka yang mendengar itupun menghela nafas sabar.
"Kata dokter dia cuma demam biasa karena kecapean, lagian imun Chaca juga sekarang makin lemah karena penyakit yang pernah nyerang Chaca dulu, makanya dia jadi gampang sakit" jelas Marka secara detail.
"Kamu apain dia kok sampek dia kecapean? Apa jangan-jangan kamu suruh dia bersih-bersih rumah terus ya?" tuduh Tyanna pada sang anak.
"Inget Marka, Chaca itu istri kamu bukan pembantu ya!" sambung Tyanna lagi.
"Enggak ma, Marka nggak pernah sama sekali suruh Chaca bersih-bersih rumah. Lagian uang Marka juga masih banyak buat sewa cleaning servis untuk bersih-bersih rumah" elak Marka pada sang mama.
"Yang bener kamu! Jangan pernah bohongin mama ya"
Marka yang mendengar itu pun menghela nafas lelah. Melihat wajah pasrah sang anak, Jeyden pun mulai turun tangan.
"Udah lah sayang, lagian Marka juga gak mungkin ngelakuin itu sama istrinya sendiri" ucap Jeyden sambil mengelus bahu sang istri. Sedangkan Tannia dan Johnny hanya menyimak perdebatan keluarga besannya tersebut sampai seseorang membuka suaranya.
"Mass!!"
"Cari makan diluar yok" ucapnya lalu duduk dipangkuan sang suami sambil menenggelamkan wajahnya diceruk leher suaminya itu.
Semua orang yang melihat adegan itupun seketika kaget dan terdiam di tempat mereka. Begitu juga dengan Marka yang kini tengah menahan malu karena sikap sang istri barusan.
Sebenarnya Chaca masih belum sadar kalau diruang tamu ada orang tuanya dan Marka. Karena ia melakukan itu dengan keadaan baru bangun tidur. Jadi nyawanya belum terkumpul semua.
Karena tidak mendapati jawaban dari sang suami, Chaca pun segera membuka matanya. Dan betapa terkejutnya dia saat tau orang yang ada didepannya bukan hanya Marka saja, melainkan mama, papa laki-laki itu, bahkan juga kedua orang tuanya.
Malu sekali rasanya, tapi ia tetap berusaha menutupinya dengan langsung turun dari pangkuan sang suami dan langsung menyapa semuanya. Mendapati tingkah malu-malu sang menantu Tyanna pun tersenyum lebar diikuti dengan Tannia juga.
Berbeda lagi dengan Johnny yang sudah menampakkan muka kecutnya. Karena sikap sang putri barusan.
'Ah putriku sudah besar ternyata, dulu kau sering melakukan itu padaku, tapi sekarang kau melakukannya pada suami mu sendiri. Karena terlalu sibuk bekerja aku bahkan sampai lupa kapan terakhir kali kau bersikap seperti itu padaku'
"Chaca sudah makan?" tanya Tyanna pada menantunya dan dibalas gelengan oleh sang empu.
"Belum ma, Chaca baru saja bangun tidur jadi belum sempat makan"
"Ahhh....seperti itu, baiklah kalau begitu Chaca mau makan apa sayang? Biar mama dan mae buatkan"
Mendengar itu, Chaca pun langsung menggelengkan kepalanya ribut. Ia tidak boleh membiarkan dua perempuan itu membuatkannya makanan, karena yang ada ia malah dianggap menantu dan anak yang durhaka.
"Tidak perlu repot-repot ma, biar Mas Marka beli makanan diluar aja" tolak Chaca sopan.
"Nggak ngerepotin kok sayang. Lagian makanan diluar juga belum tentu sehatnya, nanti bukannya sembuh kamu malah tambah sakit lagi" ucap Tannia.
"Ahh iya mae"
"Kalau begitu mau makan apa?" tanya Tyanna lagi.
"Emmm.....terserah mae sama mama aja"
"Okey kalau begitu mae sama mama akan masak sup telur, salmon panggang madu, puding coklat sama nanti sekalian mae kupasin buah-buahan" ucap Tannia sambil berjalan kearah dapur bersama Tyanna.
"Chaca bantuin ya"
"Enggak, nggak boleh. Mending sekarang kamu cuci muka, sikat gigi, habis itu istirahat aja dikamar, nanti kalau makanannya udah selesai mae panggil"
"Tapi Chaca kan mau bantuin"
"Jangan dulu ya sayang! Kamu kan baru sembuh, mending sekarang kamu lakuin aja apa yang tadi mae perintahkan" ucap Tannia lembut.
Mendengar permintaannya ditolak, Chaca pun langsung berjalan kearah kamarnya dengan sedikit menghentakkan kakinya, memberikan kesan gemas pada siapa saja yang melihatnya
mungkin ini negara dlm khayalan ya ya...