Ketulusan Cinta Nabila

Di dalam ruangannya, Rehan nampak tengah duduk dengan gelisah. Dia ingin sekali bisa berada di dekat Nabila saat ini untuk menghiburnya, "Jika aku langsung ke sana sekarang pasti akan memakan waktu yang cukup lama, dan mungkin Nabila sudah berada di kamar kosnya," gumamnya lirih pada dirinya sendiri. "Aah,,, biarlah dia beristirahat dulu, pasti dia juga butuh waktu untuk sendiri, apa aku coba telepon aja ya,,, sekedar untuk memastikan bahwa dia baik-baik saja? Untung Kevin sudah meminta nomornya saat itu," ucapnya masih bermonolog sambil tersenyum dan kemudian berlalu menuju jendela kaca dengan pemandangan gedung-gedung yang menjulang tinggi di sudut ruangan miliknya.

***** Flashback On

Di dalam mobil saat mengantarkan Nabila untuk kembali pulang ke tempat kos nya.

"Tante mommy tahu tidak, Kevin tuh kalau malem suka kangen deh sama tante mommy,,," ucap bocah kecil itu menggemaskan sambil melihat kearah Nabila yang duduk dibelakang bersama Rehan, "penginnya bisa ketemu sama tante mommy setiap hari tapi gak di bolehin sama deddy," protesnya sambil mengerucut kan bibir mungilnya, membuat gemas siapa saja yang melihat nya.

"Kan kalau weekend sudah ketemu nak,, kasihan juga kan sama tante mommy nya kalau Kevin nuntut perhatian lebih, nanti kerjaan tante mommy jadi keganggu?" Rehan mencoba memberi pengertian pada puteranya sambil melirik kearah Nabila yang duduk di sampingnya.

"Deddy juga kangen kan? waktu itu deddy bilang kalau deddy juga kangen banget sama tante mommy..." celoteh nya tanpa beban membongkar rahasia deddy nya, "kalau video call boleh kan tante mommy?" rajuk Kevin.

Rehan terlihat salah tingkah dan segera membuang pandangannya keluar jendela, menanggapi celotehan Kevin yang sudah membuka rahasianya di depan Nabila.

"Ehm...." sang Asisten Pribadi yang mendengar gosip itu pun berdeham ikut menggoda Bos nya, sambil melirik Rehan dari pantulan kaca spion dengan senyum devil.

Menyadari bahwa Alex menggodanya, membuat Rehan melotot kearah Asisten Pribadi sekaligus sahabat yang super jahil itu.

Sedangkan Nabila terlihat tersenyum simpul, "boleh aja kalau Kevin mau video call," ucap Nabila menyetujui.

"Asyik,,," seru Kevin bersemangat. "Kalau gitu deddy simpan nomor tante mommy ya?" pintanya sambil menengok kearah deddy nya meminta persetujuan.

Dan kemudian Rehan meminta Ponsel Nabila untuk mengetikkan dan menyimpan nomornya di ponsel gadis itu.

***** Flashback Off

Rehan terlihat membuka layar HP dan mencari sebuah kontak "Bidadari Syurga ku" dan kemudian memencet tombol hijau, untuk melakukan panggilan.

Tut,,, tut,,, tut,,,

Tak berapa lama terdengar suara merdu diujung telepon yang selalu bisa membuat hatinya bergetar, "Hallo, Assalamu'alaikum,,," Nabila memberi salam dengan suaranya yang masih terdengar parau.

"Wa'alaikumsalam,,, Bill ini aku, deddy nya Kevin," jawab Rehan menjelaskan bahwa saat ini yang menelpon Nabila adalah dirinya.

"Oh iya,, bang Rehan, tapi kok namanya..." Nabila tidak meneruskan ucapannya.

"Itu bagian dari do'a Bill,,, kamu mau kan mengamini nya?" pinta Rehan sambil tersenyum usil.

Ya, saat itu Rehan menyimpan namanya di ponsel Nabila dengan sebutan "Calon imam ku" dan berharap itu akan menjadi kenyataan.

"Apaan sih abang, iseng banget..." balas Nabila sambil tertawa kecil.

"Alhamdulillah,,, dia sudah bisa tertawa, meskipun suaramu yang habis nangis itu tidak bisa berbohong" batin Rehan. "Bill,,, kamu lagi dimana?" tanya Rehan kemudian dengan penuh selidik.

"Biasa bang,,, lagi istirahat," jawab Nabila datar. "untung aja ini masih jam 12 lebih dikit, jadi kan aku gak perlu bohong kalau saat ini bilang lagi istirahat,,, dan bang Rehan juga gak bakal curiga kan?" gumamnya dalam hati.

"Oh,,," sambil mengerutkan kening, entah apa yang dipikirkan nya saat ini, "nanti malam kita makan malam diluar yuk,, aku jemput, mau kan?" pinta Rehan sungguh-sungguh.

"Maaf bang, Billa gak bisa," jawabnya dengan sungkan.

"Kenapa?" tanya Rehan menuntut jawaban.

"Ehmmm,,," ragu-ragu menjelaskan, "ya kan capek bang kalau habis kerja harus keluar lagi, sedangkan besok juga masih harus,,," sejenak menghentikan ucapannya, "harus ber,,, beraktifitas kembali kan?" lanjutnya terbata, seperti ingin menolak ajakan Rehan tetapi dengan tidak berkata bohong.

"Ayolah Bill,,, sekali ini aja, please...?" pinta Rehan sedikit memaksa. "Kamu harus mau Bill,, hanya itu satu-satunya alasan agar aku bisa bertemu denganmu, dan memastikan bahwa kamu baik-baik saja," bisik nya dalam hati.

"Baiklah bang,,, tapi jangan terlalu malam ya pulangnya," ucapnya setuju seraya memberi syarat.

"Oke, aku jemput jam 5 sore nanti ya,,, Assalamu'alaikum," Rehan mengakhiri panggilan telepon nya dengan ucapan salam dan dengan senyuman yang terbit di sudut bibirnya.

Tepat disaat itu terdengar pintu ruangannya dibuka oleh seseorang,

Cek lek,,,

Alex nyelonong masuk ke ruangannya tanpa permisi dan sempat melihat Rehan yang tengah tersenyum bahagia, "ngapain lu senyum-senyum sendiri? sehat kan lu?" cerocos Alex yang langsung mendekat kearah sahabatnya itu dan menempelkan punggung tangannya di kening Rehan.

"Sialan lu Lex, gak ada sopan-sopan nya lu... masuk ruangan orang tanpa permisi," gerutu Rehan sambil berlalu menuju sofa dan segera mendudukkan dirinya di sana.

"Hehe,,," Alex hanya nyengir mendengar Bos nya menggerutu, dia sudah kebal dengan apapun yang dilakukan sang Bos terhadap nya. Mereka bersahabat sejak di Sekolah Menengah Pertama, dan berlanjut hingga di Perguruan Tinggi. Hingga Alex benar-benar sudah hafal dengan karakter Rehan, dan begitupun sebaliknya. "Ini Bos laporan hasil meeting tadi, sambil menaruh map berwarna merah di atas meja tepat dihadapan atasannya itu."

Rehan hanya sekilas melirik, "ada yang lebih penting dari itu Lex," ucap Rehan sambil menatap Asisten Pribadinya yang saat ini sudah duduk di sofa tepat dihadapannya.

Alex terlihat mengerutkan keningnya,

"Ada yang menjebak Nabila,,," sejenak berhenti, "dan dia kini sudah di pecat dengan tidak hormat dari perusahaan tempatnya bekerja," lanjut Rehan memberi tahu kepada Alex.

"Kok bisa Bos,,," selidik Alex, "tunggu- tunggu,,, Jangan-jangan Pak Budi tadi menelepon gue mau menyampaikan ini, tapi gak gue angkat karena ponselnya gue silent dan lagi meeting?" lanjut Alex bertanya-tanya.

"Lu benar, Pak Budi sudah menceritakan semuanya sama gue,,, dan gue harap orang yang menjebak Nabila segera diketahui identitas nya, " ucapnya dengan geram, "dan gue sendiri yang akan pastiin Pimpinan Perusahaan itu sendiri yang akan meminta Nabila untuk kembali ke perusahaan nya," lanjutnya dengan senyum kemenangan.

"Terus apa rencana lu?" tanya Asisten itu tentang rencana Bos nya.

Rehan mulai menjelaskan rencana nya kepada Asisten Pribadi sekaligus sahabatnya itu.

"Ide brilian Bos," sambil mengacungkan ibu jarinya, "terus tadi gue liat Bos senyum-senyum sendiri, ada apa?" tanya Alex penasaran.

"Kepoo,,," jawab Rehan asal sambil tergelak.

"Sialan si Bos,,," gerutu Alex.

Sejenak suasana menjadi hening, hanya terdengar suara ketukan pulpen yang dimainkan oleh Alex di atas meja.

"Nanti malam gue ada rencana makan malam diluar sama Nabila," ucap Rehan memecah keheningan.

"Cie,,, cie,,, ada yang lagi benar-benar kasmaran nih, " goda Alex.