Mengejar Cinta Asri

Mengejar Cinta Asri

DOKTER PENGGANTI

Kisah ini meneruskan cerita kisah cinta Asri yang berjudul Jodoh Terakhir, penasaran dengan awal mula kisah cinta Asri silahkan baca di novel ku 😊.

Tinggal di Bandung membuat kehidupan Asri sedikit nyaman, seiringnya waktu berjalan Asri mulai terbiasa hidup tanpa bayangan Sam dan Chandra, saat ini kandungan Asri memasuki usia 6 bulan, Farhan selaku Kakak tiri Asri selalu menjaga Asri dan menjaga identitas Asri.

Usaha Bu Anita kini mulai meningkat, omset serta cabang toko organik miliknya pun sudah ada di beberapa tempat seperti di Jogja, Palembang, dan bandung.

Lia pun sahabat Asri yang telah sadar dari koma beberapa bulan yang lalu telah menjalani aktifitas seperti biasanya, walau akhirnya Ia harus berhenti bekerja, namun impian nya bersama sang suami satu persatu sudah terwujud, Mereka hanya tinggal menunggu momongan saja.

Begitu pun Chandra, hari demi hari Ia lewati tanpa hadirnya seorang Asri dalam hidupnya membuat Ia mulai terbiasa dan rasa cintanya terhadap Rahma sang istri kini semakin tumbuh.

Sedangkan Sam saat ini masih menyimpan rasa cinta yang besar untuk Asri, entah sampai kapan pernikahan tanpa cinta yang Ia jalani bisa berakhir, dan ini lah kisah Mereka di mulai ketika Sam mengetahui siapa Ayah yang di kandung Tini saat ini.

Suasana hening dan angin sepoi-sepoi di atas gedung rumah sakit Asri Medis menemani Asri yang sedang duduk di atas kursi roda sambil melamun, entah apa yang di pikirkan Asri saat ini, tak lama Dokter pribadi Asri datang menghampiri.

"Asri... Kamu sedang apa disini?"

Asri menoleh dan tersenyum lalu menjawab,

"Aku sedang menikmati suasana senja disini Dok"

"Ibu hamil tak baik di luar di waktu senja, kata orang pamali"

Asri tersenyum mendengar nasihat sang Dokter.

"Oh ya, Aku ingin mengatakan sesuatu"

Asri merasa penasaran sesuatu apa yang ingin di utarakan sang Dokter.

"Sesuatu apa Dokter"

"Aku harus pindah praktik di rumah sakit Jakarta"

"Pindah, kapak Dok? Dan Aku bagaimana?

Dokter tersenyum hangat pada Asri, kemudian menjelaskan sesuatu kepada Asri.

"Kamu tenang, akan ada Dokter yang menggantikan Aku disini, Dia dokter muda yang hebat, cekatan, terampil, dan baru saja dia mendapatkan penghargaan sebagai Dokter terbaik di Jakarta, padahal Ia baru saja memulai karirnya selama 5 bulan ini, tapi prestasinya hampir mengalahkan Aku"

Asri hanya terdiam bingung mendengar pujian yang di ucapkan Dokter Rozi untuk Dokter yang akan menggantikannya.

"Memang siapa yang akan menggantikan Dokter untuk menjadi Dokter pribadi ku"

"Saya lupa namanya, tapi nanti juga kamu pasti bertemu dengannya"

"Baik Dok.. kalau memang harus seperti itu, Aku hanya bisa mendoakan Dokter sukses selalu di manapun berada"

Dokter Rozi pun berterimakasih atas doa yang di ucapkan Asri, Dokter Rozi menjelaskan jika kepergiannya akan di lakukan besok, dan dokter pengganti dirinya akan datang siang hari.

"Aku harap Kamu akan cocok dengan pengganti ku, jaga selalu kesehatan Kamu Asri, jangan pernah lagi ingin mencoba menggugurkan kandungan Kamu ya"

Asri terdiam ketika sang Dokter mulai mengingatkan kesalahan yang hampir di lakukan Asri.

"Aku mengerti Dokter, Aku tidak akan sedikitpun mencoba membunuh bayi ini"

Asri bicara sambil mengelus-elus perutnya.

Setelah banyak berbincang Dokter Rozi pun menyuruh Asri untuk kembali ke Kamar rawatnya"

"Baik Dok..."

Dokter Rozi membantu Asri mendorong kursi roda yang di naiki Asri hingga masuk ke kamar rawat.

Mendengar bahwa Dokter Arif akan di pindah tugaskan di rumah sakit bandung, kini Arif menghubungi sang ibu dan kakaknya yang berada di Cirebon.

"Jadi Kamu pindah tugas besok?"

Tanya sang ibu.

"Iya Bu dan katanya Aku disana menjadi Dokter pribadi seorang wanita yang tengah mengandung"

"Oh begitu.. Kalau bisa sempat pulang lah dulu nak ke rumah, tengok ibu dan kakak mu disini"

Setelah wisuda, Arif memang jarang menemui sang ibu di rumah, terlebih jadwal prakteknya kini mulai banyak.

"Insyaallah ibu, nanti Aku sempatkan pulang ke Cirebon sebentar"

Padahal Bu Fatma sudah menjalani operasi cangkok jantung, namun saat ini kondisinya malah menurun, sepertinya tubuh Bu Fatma belum terbiasa menerima keadaan jantung barunya.

"Aku berangkat kerja dulu ya ibu"

Sam berpamitan pada ibunya.

"Hati-hati ya Nak..."

Tini hanya diam berdiri di pintu kamarnya sambil memandangi Sam, semenjak tahu Tini hamil, sifat Sam kini semakin acuh terhadap Tini, Sam masih belum bisa menerima kehamilan Tini.

Saat ini Bu Fatma sedang tidak enak badan, Ia meminta Tini untuk memijat pundaknya juga kepalanya.

"Ibu kenapa belum sembuh juga ya, padahal ibu sudah operasi jantung, tapi sekarang kok malah sakit-sakitan terus Bu"

"Ibu ga tahu, dada ibu masih sering sakit, apa mungkin jantung ini ga bisa menerima kondisi tubuh ibu?"

Bu Fatma bertanya kepada sang menantu.

"Sebaiknya ibu cek lagi ke dokter, tanyakan hal ini Bu"

Tiba-tiba Tini mendapatkan pesan dari Fahmi yang ingin meminta uang untuk biaya rumah sakit pak Faris.

"Aku butuh uang untuk biaya rumah sakit papah selama seminggu, karena dokter mengatakan kondisi Papah semakin memburuk"

Semenjak kehilangan perusahaan dan menjual sebagian saham Pak Faris papah dari Fahmi kini sering sakit-sakitan, sikap Fahmi pun saat ini sudah berubah tidak lagi mabuk-mabukan tidak lagi menghambur-hamburkan uang, Mereka hidup sederhana dan apa adanya.

Tini merasa terganggu dengan pesan tersebut Ia merasa Fahmi akhir-akhir ini sering sekali meminta uang dengan mengancamnya, lalu Tini pamit untuk ke kamarnya sebentar dengan dalih ingin menghubungi sang ibu karena rindu.

Setelah dirasa aman Tini pun menghubungi Fahmi untuk tidak meminta uang terus-menerus dan berhenti mengancamnya.

"Saya kan sudah memberi Kamu uang dua Minggu lalu, dan uang itu ga sedikit Fahmi"

"Saya tahu, tapi papah sy butuh uang untuk berobat, Tini ingat ya, handphone kamu masih berada pada Saya"

Bu Fatma merasa ada yang tidak beres dengan menantunya, sekarang ini menantunya sering sekali menerima telepon atau menelepon dengan sembunyi-sembunyi jauh dari Sam dan Bu Fatma.

Merasa curiga kini Bu Fatma berusaha menguping pembicaraan Tini dari luar pintu kamarnya

"Aduh.. Ga terdengar lagi, bicara apa sih Tini ini?"

Karena usahanya sia-sia Bu Fatma pun menyudahi dan kembali ke kamarnya.

Tak ingin berlama-lama berbicara dengan Fahmi akhirnya Tini mau tak mau memberikan uang yang di minta Fahmi.

"Baik.. saya akan transfer uang yang Kamu minta, setelah ini jangan pernah mengganggu rumah tangga Saya lagi"

Ucap Tini dengan nada menekan Fahmi, Fahmi hanya mengiyakan saja perkataan Tini untuk saat ini, padahal dalam hatinya Ia tidak akan pernah berhenti mengganggu kehidupan Tini, karena Ia menganggap Tini dan pak Herman adalah penyebab kebangkrutan yang di alami papahnya dan sakit-sakitan yang di alami papahnya saat ini.

Saat ini sedang ada perebutan tender proyek keramik yang di adakan di kantor Sam, banyak perusahaan yang datang dan akan bersaing memperebutkan tender tersebut, bahkan Retno pun ikut sebagai peserta.

Pak Herman menyuruh Chandra selaku marketing perusahaan untuk ikut berpartisipasi dalam persaingan proyek tersebut.

"Saya percayakan pekerjaan ini sama Kamu Chandra, saya tahu kualitas Kamu, ingat Saya tidak ingin menerima kegagalan"

"Pak bukankah PT Jaya abadi juga masih milik bapak, kenapa harus takut kalah, jikalau Kita Retno tidak dapat proyeknya bukankah Retro masih mendapatkan royalti dari proyek ini Pak"

"Chan.. Tapi saham di dalamnya bukan sepenuhnya milik Retro, masih ada saham setengahnya milik apk Faris"

Chandra hanya menggelengkan kepalanya melihat keserakahan Pak Herman yang tak mau kalah dari orang lain, tak berlama-lama Chandra langsung mendatang perusahaan PT. Jaya abadi di Cirebon.

Dan pertama kalinya Chandra menginjakkan kakinya di perusahaan bekas milik Pak Faris. Tepat jm 10 pagi semua wakil perusahaan datang bersaing memperebutkan tender proyek keramik, dan disinilah Chandra akhirnya bisa bertemu Sam hingga bertatap wajah.

Episodes
1 DOKTER PENGGANTI
2 KABAR ASRI
3 MERASA TERSAINGI
4 ANDI MENINGGAL
5 KASIH HAMIL
6 MEMBACA CHAT
7 ANFAL
8 PEMAKAMAN
9 BERTEMU ASRI
10 KHAWATIRNYA SEORANG IBU
11 MENANGKAP HERMAN
12 INGIN BERTEMU PAPAH
13 KOTAK RAHASIA
14 DUGAAN DOKTER
15 KESAKSIAN ASEP
16 FERY MENINGGAL DUNIA
17 KEBENCIAN DIAN
18 SIDANG PERCERAIAN
19 RESMI BERCERAI
20 SURPRISE UNTUK ASRI
21 PERTEMUAN
22 INGIN BUNUH DIRI
23 MENUNGGU MAKMUN
24 WASIAT FERY
25 MENDAPAT WARISAN
26 BERTEMU DERY
27 INGATAN KEMBALI
28 DIMARAHI CUSTOMER
29 MELAMAR ASRI
30 MENGAJAK JALAN-JALAN
31 SAKIT LAGI
32 DATANG KE PERSIDANGAN
33 SIDANG DI MULAI
34 HAMPIR MENANG
35 MENYEKAR KE MAKAM
36 MEMILIH BAJU PENGANTIN
37 ASRI MENIKAH
38 PERGI KE BANDUNG
39 PERTEMUAN SAHABAT
40 ISTRI KEDUA
41 BERTANDING BASKET
42 MOTOR MOGOK
43 KEPERGOK
44 MENDEKOR KAMAR
45 SEPERTIGA MALAM
46 CURAHAN HATI CHANDRA
47 MENGHINA KASIH
48 HARI PERNIKAHAN
49 INSTING SEORANG ISTRI
50 SAKIT HATI LIA
51 PERTANYAAN LIA
52 PERGI DARI RUMAH
53 WANITA YANG SABAR
54 SEBUAH PILIHAN
55 KECELAKAAN MAUT
56 KEMATIAN SAM
57 KEJAHATAN HERMAN
58 KEPUTUSAN SIDANG
59 RASA SEDIH KEHILANGAN
60 BUNUH DIRI
61 KOMA DAN KEMATIAN
62 BAYI INKUBATOR
63 MERASA IRI
64 HATI YANG TAK TENANG
65 MENEMUI BU HENI
66 KONTROL KEHAMILAN
67 INGIN TERLIHAT CANTIK
68 SISTEM KEAMANAN RUSAK
69 AKSI KEJAHATAN TERUNGKAP
70 PERTENGKARAN
71 BANGUN DARI KOMA
72 HILANG INGATAN
73 LIA BERBOHONG
74 MELAWAN SAKIT
75 BERTENGKAR LAGI
76 INGATAN KEMBALI
77 BUNGA INDAH
78 GADIS MANIS
79 HUKUMAN HRD
80 ASI TAK KELUAR
81 IKHLAS DI MADU
82 KEMOTERAPI
83 BERTEMU IBU KANDUNG
84 IMUN TUBUH LEMAH
85 GAGAL MENDAPATKAN ANAK
86 DEMAM TINGGI
87 KECELAKAAN BERUNTUN
88 KABAR DUKA
89 PEMAKAMAN
90 SELALU ADA DI HATI
91 KATA CINTA
92 DOA SEORANG SAHABAT
93 RASA BAHAGIA
94 SURAT CERAI LIA
95 PILIHAN SULIT
96 OPERASI KANKER
97 MENYUSUI BAYI RAHMA
98 MENIKAHI ASRI
99 INGIN PERGI JAUH
100 KASIH MELAHIRKAN
101 MALAM YANG DINANTIKAN
102 MENJEMPUT IBU
103 RESMI BERCERAI
104 CINCIN INDAH
105 BU YANTI MARAH
106 MERASA CEMBURU
107 RAHASIA BU IRMA
108 MOBIL DINAS
109 PERDEBATAN
110 MASA KRITIS
111 RAHMA MENINGGAL
112 KATA-KATA KASAR
113 PERUBAHAN SIKAP
114 PESAN RAHMA
115 MERASA GUGUP
116 BENCANA GEMPA
117 TELAH BERBAIKAN
118 MENGAMBIL BARANG
119 REUNI CINTA
120 LUKA HATI ASRI
121 JODOH TERAKHIR
122 AKHIR CERITA
Episodes

Updated 122 Episodes

1
DOKTER PENGGANTI
2
KABAR ASRI
3
MERASA TERSAINGI
4
ANDI MENINGGAL
5
KASIH HAMIL
6
MEMBACA CHAT
7
ANFAL
8
PEMAKAMAN
9
BERTEMU ASRI
10
KHAWATIRNYA SEORANG IBU
11
MENANGKAP HERMAN
12
INGIN BERTEMU PAPAH
13
KOTAK RAHASIA
14
DUGAAN DOKTER
15
KESAKSIAN ASEP
16
FERY MENINGGAL DUNIA
17
KEBENCIAN DIAN
18
SIDANG PERCERAIAN
19
RESMI BERCERAI
20
SURPRISE UNTUK ASRI
21
PERTEMUAN
22
INGIN BUNUH DIRI
23
MENUNGGU MAKMUN
24
WASIAT FERY
25
MENDAPAT WARISAN
26
BERTEMU DERY
27
INGATAN KEMBALI
28
DIMARAHI CUSTOMER
29
MELAMAR ASRI
30
MENGAJAK JALAN-JALAN
31
SAKIT LAGI
32
DATANG KE PERSIDANGAN
33
SIDANG DI MULAI
34
HAMPIR MENANG
35
MENYEKAR KE MAKAM
36
MEMILIH BAJU PENGANTIN
37
ASRI MENIKAH
38
PERGI KE BANDUNG
39
PERTEMUAN SAHABAT
40
ISTRI KEDUA
41
BERTANDING BASKET
42
MOTOR MOGOK
43
KEPERGOK
44
MENDEKOR KAMAR
45
SEPERTIGA MALAM
46
CURAHAN HATI CHANDRA
47
MENGHINA KASIH
48
HARI PERNIKAHAN
49
INSTING SEORANG ISTRI
50
SAKIT HATI LIA
51
PERTANYAAN LIA
52
PERGI DARI RUMAH
53
WANITA YANG SABAR
54
SEBUAH PILIHAN
55
KECELAKAAN MAUT
56
KEMATIAN SAM
57
KEJAHATAN HERMAN
58
KEPUTUSAN SIDANG
59
RASA SEDIH KEHILANGAN
60
BUNUH DIRI
61
KOMA DAN KEMATIAN
62
BAYI INKUBATOR
63
MERASA IRI
64
HATI YANG TAK TENANG
65
MENEMUI BU HENI
66
KONTROL KEHAMILAN
67
INGIN TERLIHAT CANTIK
68
SISTEM KEAMANAN RUSAK
69
AKSI KEJAHATAN TERUNGKAP
70
PERTENGKARAN
71
BANGUN DARI KOMA
72
HILANG INGATAN
73
LIA BERBOHONG
74
MELAWAN SAKIT
75
BERTENGKAR LAGI
76
INGATAN KEMBALI
77
BUNGA INDAH
78
GADIS MANIS
79
HUKUMAN HRD
80
ASI TAK KELUAR
81
IKHLAS DI MADU
82
KEMOTERAPI
83
BERTEMU IBU KANDUNG
84
IMUN TUBUH LEMAH
85
GAGAL MENDAPATKAN ANAK
86
DEMAM TINGGI
87
KECELAKAAN BERUNTUN
88
KABAR DUKA
89
PEMAKAMAN
90
SELALU ADA DI HATI
91
KATA CINTA
92
DOA SEORANG SAHABAT
93
RASA BAHAGIA
94
SURAT CERAI LIA
95
PILIHAN SULIT
96
OPERASI KANKER
97
MENYUSUI BAYI RAHMA
98
MENIKAHI ASRI
99
INGIN PERGI JAUH
100
KASIH MELAHIRKAN
101
MALAM YANG DINANTIKAN
102
MENJEMPUT IBU
103
RESMI BERCERAI
104
CINCIN INDAH
105
BU YANTI MARAH
106
MERASA CEMBURU
107
RAHASIA BU IRMA
108
MOBIL DINAS
109
PERDEBATAN
110
MASA KRITIS
111
RAHMA MENINGGAL
112
KATA-KATA KASAR
113
PERUBAHAN SIKAP
114
PESAN RAHMA
115
MERASA GUGUP
116
BENCANA GEMPA
117
TELAH BERBAIKAN
118
MENGAMBIL BARANG
119
REUNI CINTA
120
LUKA HATI ASRI
121
JODOH TERAKHIR
122
AKHIR CERITA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!