NovelToon NovelToon
Aku Dan Takdirku

Aku Dan Takdirku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Yanti sihite

Miraya, nama yang begitu sangat indah pertama kali Miraya mendengar nama tersebut sejak ia kecil. Sebab nama tersebut, diberikan oleh nyonya Shabrina, seorang ibu yang begitu sangat mulia yang sering disebut si ibu panti asuhan tempat para anak-anak dibesarkan.

Namun seiring berjalannya waktu, nama itu tidak seindah yang selama ini Miraya bayangkan lagi, ia malah jatuh diambang maut hingga akhir dari perjalanan hidupnya.

"Tuhan, jika kamu izinkan aku hidup. Maka panjangkan umur ku. Tapi jika hidup ku sampai disini, tolong biarkan aku bahagia meskipun itu hanya sementara".

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yanti sihite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

1 Minggu berlalu, Miraya tengah duduk seorang diri sambil termenung di taman belakang kampus. Kemudian Diana menghampiri dan bertanya apa yang sedang Miraya lakukan disana. Namun bukannya menjawab pertanyaan Diana, Miraya malah menarik nafas dalam-dalam.

"Hey, ayolah. Apa yang sedang kamu pikirkan Mira? Kamu terlihat begitu sangat lelah sekali".

"Aku tidak sedang lelah Diana, aku hanya memikirkan masa depan ku untuk selanjutnya. Jika besok kamu akan keluar dari panti asuhan, lalu bagaimana dengan ku? Aku sangat takut sekali dengan dunia luar, aku...

"Kamu mau ikut dengan ku Mira?".

Seketika Miraya langsung menatapnya dengan serius, "Ikut kemana Diana?".

"Ya, nanti kita tinggal bersama setelah kita keluar dari panti asuhan. Atau bahkan, kita mencari tempat kerja bersama. Bagaimana?".

"Tapi aku tidak punya uang pegangan Diana".

"Kamu tenang saja, sebelum kita menemukan pekerjaan, aku yang akan menanggung kebutuhan hidup kamu. Tapi setelah kita mendapatkan pekerjaan, kamu harus membayar ku kembali mmmmm?".

Miraya langsung tertawa, "Kamu ada-ada saja Diana. Mana mungkin..." ia menatap Diana kembali. "Kamu punya uang? Biaya hidup mandiri itu tidak sedikit Diana".

Dengan sombongnya Diana memberitahu Miraya kalau ia memiliki uang dan ia tidak usah mengkhawatirkan hal tersebut. Namun tetap saja Miraya tidak percaya, karna yang ia tau Diana bukanlah seorang pekerja ataupun...

"Katakan kepada ku Diana, kamu dapat uang dari mana? Jangan bilang kalau kamu...

"Kenapa Mira? Kamu pasti berpikir yang aneh-aneh kan?".

"Mmmm, habisnya aku heran. Kamu punya uang dari mana sedangkan kamu tidak bekerja".

"Ya ampun Mira, jaman sekarang sudah canggih. Bagaimana bisa kamu berpikir yang aneh-aneh tentang ku? Kamu ada-ada saja" Diana kemudian mengeluarkan ponselnya dari dalam tas dan langsung menunjukkan sesuatu dihadapan Miraya. "Kamu lihat ini, jadi selama ini aku jualan online, dan jualanku selalu laku hingga akhirnya aku memiliki uang dari hasil kerja keras ku selama ini".

"Benarkah Diana?" Miraya menatapnya dengan kagum. "Tapi kenapa selama ini kamu tidak pernah memberitahu ku kalau kamu sedang jualan?".

"Mmmm, aku sengaja tidak memberitahu mu karna kalau sampai kamu tau, aku yakin kamu pasti akan memberitahu ibu Shabrina dan ibu Shabrina tidak akan mengizinkan aku melakukan pekerjaan ini".

"Astaga! Bagaimana bisa kamu berpikir seperti itu kepada ku Diana? Aku tidak mungkin memberitahu ibu Shabrina".

"Aku tidak bisa jamin" Diana memasukkan ponsel itu kembali ke dalam tas. "Terus bagaimana Mira? Kamu sudah memikirkannya? Kalau kamu sudah memikirkannya, hari ini aku ingin mencari tempat tinggal yang murah dan tidak jauh dari perkotaan".

"Kalau gitu aku akan ikut dengan mu Diana" jawab Miraya penuh dengan semangat. "Aku juga ingin hidup mandiri, dan aku tak ingin menjadi beban hidup ibu Shabrina lagi".

"Bagus deh kalau kamu sudah sadar. Ayo kita pergi".

.

"Ini kopinya tuan".

"Mmmm, kamu letakan saja disitu".

"Kalau begitu saya permisi tuan".

"Tunggu sebentar Mita" ia menatap sekretarisnya itu dengan serius membuat Mita menghentikan langkah kakinya. "Minggu depan saya akan menikah, saya mau kamu yang akan menemani calon istri saya mencari kebutuhan untuk pernikahan nanti".

Tidak ada jawaban, Mita malah menatap Alex dengan wajah datar seperti sedang menahan kekesalan di wajahnya.

"Kenapa? Kenapa kamu melihat ku seperti itu?".

"Tidak tuan, kalau begitu saya permisi".

"Kamu belum menjawab pertanyaan saya".

Kemudian Mita menatapnya kembali dan berkata kalau ia tidak bisa, namun Alex tetap memaksanya karna dia akan sibuk dengan berbagai pekerjaan yang tidak akan bisa ia tinggalkan.

"Kamu boleh pergi".

DDDDRRRTTTTT... DDDDRRRTTTTT...

"Mmmmm?" ia melihat panggilan tersebut berasal dari Tiara. "Ada apa, aku sedang sibuk".

"Aku ingin mengajakmu makan siang bersama di restoran xx. Kalau kamu tidak keberatan, aku akan menunggu".

Alex menatap jam tangan miliknya, "Baiklah, nanti aku akan kesana".

"Ok, aku akan menunggu mu".

1 jam kemudian seperti yang sudah Alex janjikan, ia pun segera keluar dari dalam ruangan melihat Mita sedang melihat kepadanya.

"Akh iya satu lagi, kamu jangan lupa memberitahu pertemuan saya kepada tamu yang akan datang tanggal 1 nanti. Sekarang saya harus pergi".

"Dasar!" batin Mita bergumam dalam hati sembari mengepal kedua tangannya. "Dia pura-pura tidak tau atau dia pura-pura tidak perduli kalau selama ini aku mencintainya?".

"Hey, kamu sedang memikirkan apa?" pria itu adalah Revan, rekan kerjanya Mita. Namun sayangnya teguran Revan tidak di dengarkan oleh Mita hingga membuat ia melambaikan tangan tepat di wajah Mita sampai membuat ia sedikit kaget.

"Apa yang sedang kamu lakukan Revan?" nada suara Mita terdengar begitu sangat ketus.

"CK, pakai marah-marah segala lagi" balas Revan dengan senyuman, namun Mita bisa mengetahui kalau Revan sedang mengejeknya. "Kamu baik-baik saja Mita?".

"Kamu lihat sendiri" jawab Mita menatap tajam. "Kamu sedang apa sih? Aku sedang sibuk dan pekerjaan ku sangat banyak. Tolong jangan ganggu aku dan silahkan pergi dari hadapan aku sekarang juga. Aku sedang tidak ingin melihat mu".

Tertawa, "Kamu ada-ada saja Mita" kemudian Revan menatap kedua bola mata Mita yang indah. "Kamu tau tidak Mita..

"Tidak, dan aku tidak mau tau".

"Hey, ayolah... Dengarkan aku sampai selesai bicara Mita".

"Aku sudah bilang aku tidak mau, kenapa kamu memaksa ku Revan? Sudah sana pergi, aku ingin sendiri".

"Hahahaha" lagi-lagi Revan tertawa sampai membuat ia tidak menyadari kalau Mita sedang menatap dirinya lagi dengan tatapan benci seperti ingin membuang pria itu sekarang juga dari hadapannya. "Akh, maafkan aku Mita, aku tidak bermaksud membuat mu marah. Aku hanya ingin mengajakmu makan siang saja".

"Pergi sekarang juga dari hadapan ku!".

Deng!

Kata-kata tersebut membuat Revan seketika terdiam melihat wajah Mita yang benar-benar sangat marah besar kepadanya.

"Baiklah kalau begitu" hingga akhirnya Revan pergi meninggalkan Mita yang sedang menahan air mata, namun bisa Revan mengerti kalau wanita itu sedang tidak baik-baik saja sambil berkata dalam hati, "Bagaimana bisa dia mencintai pria yang tidak akan pernah dia miliki? Dasar gadis bodoh!".

"Aarrrkkhhh, aku benci kamu Alex! Aku membenci mu! Hiks.. Hiks.. hiks.. Bagaimana bisa kamu tega melakukan ini kepada ku Alex? Bukankah selama ini juga kamu tau kalau aku mencintaimu? Tapi, tapi kenapa kamu harus menikahi wanita lain Alex hiks.. hiks... Aku tidak mau kehilangan kamu Alex, aku sangat mencintaimu, aku sangat mencintaimu mu Alex. Aku mohon jangan tinggalkan aku, aku mohon jangan menikahi wanita lain selain aku Alex. Tolong jangan biarkan cinta ku bertepuk sebelah tangan Alex hiks.. hiks.. Aku sangat mencintai mu".

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!