NovelToon NovelToon
I Love You, I Am Happy

I Love You, I Am Happy

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: mom fien

"Biarkan aku mencoba membuatnya menjadi Ella yang dulu, Ella yang memiliki semangat hidup, aku hanya ingin meminta waktu sampai Ella mandiri lagi....".
"Aku mencintai Ella, aku bahagia hanya dengan mencintainya tanpa perlu Ella membalasnya, saat Ella bahagia akupun akan merasa bahagia, berikan aku sedikit kesempatan untuk membuatnya tersenyum kembali".

Kedua tanganku memegang wajah Ella, kami berciuman sampai kami mulai kehabisan nafas.
"Aku mencintaimu Ella", aku mengatakannya sambil masih memegang wajahnya.
Ia hanya tersenyum padaku.
Ya bagiku senyuman sudah cukup saat ini, aku tau suatu saat aku akan mendengar kalau ia juga mencintaiku.

"You."
And just like that, the greatest poem was written, in one word.
-Clinton-

Full of love from me,
Author

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom fien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rainbow after the rain

Aku menjemput Ella di rumah om Mike dan makan malam bersama keluarga Ella.

Pada saat makan malam, sebagai bentuk rasa terima kasih atas dukungan om Mike dan tante Emma selama aku berpisah dengan Ella, juga atas saham yang om Mike berikan padaku, aku memberikan mereka perjalanan liburan keliling Eropa. Awalnya mereka menolaknya, mereka berkata bahwa dari awal mereka memang tidak pernah menganggap saham itu milik mereka, mereka hanya menganggap itu adalah titipan yang suatu saat akan mereka kembalikan padaku atau hadiah jika Ella hamil lagi. Tapi kemudian mereka menerimanya, berharap jalanku dan Ella ke depan penuh dengan kebahagiaan.

Akhirnya aku dan Ella akan pulang kembali ke apartemen kami. Di sepanjang jalan, setiap lampu merah maka tanganku akan menggenggam tangan Ella, aku sungguh merindukannya, akhirnya kami akan tinggal bersama lagi.

Aku mengobrol dengan Ella di atas tempat tidur sambil memeluknya. Sudah lama aku tidak memeluknya seperti ini, aku bisa merasakan wangi sabun dari tubuh Ella.

"La, aku memberikan papa dan mama perjalanan keliling Eropa, tapi kita sendiri belum pernah melakukan perjalanan honeymoon La".

"Pernikahan kita memang luar biasa kan Dev", kata Ella sambil tersenyum.

"Bagaimana jika kita melakukan honeymoon setelah aku selesai dengan persidangan om Theo?".

"Baiklah, yang penting saat ini kita sudah bersama lagi Dev", jawab Ella.

"Ella bagaimana jika kita memiliki anak? Saat ini kamu sudah lulus kuliah, aku juga sudah membereskan masalah keluargaku, sepertinya ini waktu yang tepat La".

"Dev sepertinya masa berlaku kontrasepsiku akan segera berakhir dalam waktu dekat, atau sudah berakhir, entahlah aku juga lupa, sudah waktunya aku mengecek ke dokter. Aku juga berencana ingin melepas kontrasepsiku, cuma aku belum sempat membicarakan ini denganmu".

"Benarkah, sungguh Ellla?".

"Ya Dev".

Aku langsung mencium bibir Ella. Aku sungguh sangat senang membayangkan akan memiliki bayi bersama Ella.

Aku sungguh sangat merindukan Ella, bibirnya, wangi tubuhnya, tubuhnya dan wajahnya saat ia juga bereaksi pada saat kami berhubungan intim.

Aku mulai menikmati tubuh Ella secara perlahan, memberikan ciuman yang menyatakan kerinduan, mengelus kulitnya yang mulus dan menghirup wangi tubuh Ella.

Aku mulai bergerak mengubah posisiku berada diatas Ella, membuka semua kain yang menempel pada tubuh kami. Sudah lama aku tidak melihatnya polos seperti ini, aku memandanginya sejenak, ia sungguh cantik. Hanya dengan memandanginya saja, juniorku langsung bereaksi ingin merasakan dan menikmati Ella. Kurasa malam ini akan akan menjadi malam yang panjang bagi aku dan Ella.

"Aku mencintaimu Ella".

"Aku mencintaimu Dev".

Sidang om Theo berjalan dengan lancar, om Theo dijatuhi hukuman penjara seumur hidup sebagai bentuk tanggung jawabnya atas tragedi yang menimpa orangtuaku, kecelakaanku juga penyelewengan dana dan pencucian uang perusahaan.

Kemudian tidak lama, datang berita bahagia dari Amy dan Marvin. Amy akan segera melahirkan, aku dan Ella segra datang ke rumah sakit setelah mendengar kabar Amy harus menjalani operasi caesar secepatnya. Aku melihat Marvin duduk sendiri di luar ruang operasi terlihat gelisah menunggu kabar dari dokter. Aku segera memeluk Marvin dan berkata Amy dan bayinya akan baik baik saja. Menurut cerita Marvin, mereka hanya akan melakukan pemeriksaan rutin seperti biasa, memang ini sudah memasuki minggu dimana sudah waktunya Amy melahirkan, tetapi ternyata saat pemeriksaan air ketuban Amy sudah pecah dan posisi kepala bayi belum berada di bawah seperti seharusnya, maka dokter menyarankan Amy untuk melakukan caesar.

Tidak lama suster memberi kabar bahwa Amy melahirkan bayi perempuan, dengan selamat, bayinya juga normal dan sehat. Aku dan Ella segera memberi ucapan selamat kepada Marvin. Om Mike dan tante Emma juga sudah datang berkumpul bersama kami, mereka juga ikut berbahagia dan memeluk Marvin.

Saat Amy dipindahkan ke ruang perawatan, bayi perempuan yang cantik itu juga datang menyapa kami semua di ruangan itu. Ia sangat menggemaskan, dan terlihat sangat kecil, diselimuti dengan kain berwarna pink dan juga topi kecil berwarna pink.

"Ella aku juga ingin bayi perempuan yang cantik, yang mirip denganmu La", bisikku pada telinga Ella.

Ella menyikut tanganku sambil tersenyum.

Seperti janjiku pada Ella, kami akan melakukan perjalanan honeymoon kami yang sudah tertunda sangat lama, segera setelah urusan persidangan selesai.

Saat ini aku dan Ella berada di bandara, untuk melakukan perjalanan ke Hakone Jepang. Tadinya aku ingin melakukan perjalanan jauh seperti ke Eropa, cuma aku tidak bisa meninggalkan kantor terlalu lama, Marvin masih masa penyesuaian diri menjadi ayah, jadi ia sering kurang tidur, akupun tidak tega jika harus meninggalkan kantor lama, lagipula aku banyak absen beberapa bulan lalu karena mengurus kasusku.

Aku hanya akan menghabiskan sebagian besar waktuku dan Ella di Kanagawa Hakone saja. Berdiam diri di kamar menikmati pemandangan sekeliling hotel, berendam di Onsen lalu berjalan jalan di taman. Lalu sebelum pulang kami akan menghabiskan 1 hari di daerah Ginza Tokyo untuk berbelanja dan wisata kuliner.

"Ella apa kamu menyukai kamarnya?".

"Ya Dev, lihat pemandangan diluar kamar sangat bagus", Ella berdiri di balkon melihat pemandangan luar.

Diluar balkon ada banyak pohon bambu dan pohon pohon besar yang tertata rapi di sekeliling kamar kami. Sungguh pemandangan yang indah.

Aku memeluk Ella dari belakang.

"Apa kamu mau mencoba onsen hotel ini?", kataku sambil memeluknya.

"Sepertinya menyenangkan setelah 8 jam berada di pesawat, aku ingin mandi rasanya", jawab Ella.

Kami pun mandi membersihkan badan kami lalu pergi mencoba onsen. Di tempat itu kami juga mencoba set menu yang ditawarkan oleh onsen tersebut, baru kembali ke kamar.

"Dev apa rencana kita besok?", tanya Ella.

"Apa kamu punya tempat yang ingin kamu datangi di area sini Ella?".

"Ya ga juga Dev, aku hanya merasa bersemangat saja, karena kalau aku lihat media sosial area ini memiliki banyak tempat menarik dengan pemandangan yang indah".

"Kalau begitu, biar sisa perjalanan ini menjadi kejutan buat kamu bagaimana La?", tanyaku.

"Ok Dev", jawab Ella sambil tersenyum.

Aku membawa Ella ke area ini karena akan mengulang janji pernikahanku dengan Ella lagi di danau Ashi. Aku merasa bersalah dengan pernikahan kami yang tanpa resepsi, lalu saat berpura-pura hilang ingatan dan memintanya bercerai juga menjauhiku. Ada suatu tempat bernama Hakone Shrine, tempat itu sangat indah dengan danau, pepohonan dan jika beruntung bisa melihat gunung Fuji juga dari tempat ini. Aku ingin melakukan pembaharuan janji nikah tepat di bawah gerbang yang iconic, the Torii gate.

Besok paginya aku menyewa mobil dan supir untuk mengantar kami berwisata ke danau Ashi. Perjalanan kesana sungguh indah, Ella banyak bercerita tentang rencana-rencananya selama di Jepang ini, tetapi aku hanya memikirkan bagaimana aku akan melakukan janji ulangnya nanti. Aku tidak mempersiapkan cincin atau perhiasan apapun. Aneh rasanya jika aku memberikan cincin lagi pada Ella, di tangan Ella sudah ada 2 cincin dariku, cincin pernikahan dan the Solomon ring.

Beruntung suasana di sekitar danau Ashi cukup sepi.

Aku dan Ella bergandengan tangan menuju torii gate. Gerbang itu seindah yang kulihat pada media sosial, berbatasan langsung dengan danau, pepohonan yang membingkai gerbang itu, juga pemandangan bukit dan gunung semakin menambah cantik gerbangnya.

Dalam perjalanan menuju gerbang itu, aku sempat mengambil rumput dengan bunga kecil dari tanah dan membuatnya menjadi cincin.

Tepat di bawah torii gate aku berlutut menghadap Ella.

"Deva... apa yang kamu lakukan?", tanya Ella.

"Ella aku ingin mengulang janji nikahku dulu, maaf karena kita menikah tanpa ada perayaan, maaf karena akhir-akhir ini aku menyulitkanmu dan memintamu untuk menjauhiku".

"Ella aku berjanji di sisa hidupku aku akan selalu setia dan berada di sampingmu dalam suka dan duka. Aku juga berjanji akan menjadi papa yang baik bagi anak-anak kita kelak.".

"Ella aku mencintaimu, hanya kamu selama ini dan akan selalu kamu orangnya, apa kamu bersedia menghabiskan sisa hidupmu denganku Ella?".

Ella meneteskan air matanya dan menjawab,

"Tentu saja Dev aku juga mencintaimu".

Aku menyematkan cincin tanaman yang aku baru buat tadi di jari manis Ella bersama cincin pernikahan kami. Lalu kami berciuman di bawah torii gate.

Terdengar suara tepuk tangan dari sekitar kami, ya ampun ternyata aksiku barusan menjadi bahan tontonan wisatawan yang berkunjung ke tempat itu juga. Untung saat itu bukan musim liburan, jadi tidak banyak wisatawan di area itu.

Aku dan Ella tersenyum malu dan mengucapkan terima kasih kemudian kembali ke mobil sewaan kami. Kurasa saat ini lebih baik kami segera pergi dari tempat itu dan mencari makan siang.

Kami sedang tidur tiduran di atas tempat tidur sambil mengobrol.

"Dev, menurutmu apa cincin ini akan bertahan sampai di Jakarta?", tanya Ella.

"Jakarta Ella? Sepertinya hanya akan bertahan sampai Tokyo saja Ella", kataku tersenyum.

"Maaf aku tidak memberikan cincin asli, aku sudah memberimu 2 cincin, akan terasa aneh jika aku memberimu cincin lagi", kataku menjelaskan kepada Ella.

"Dev, aku juga tidak mau semua jariku memiliki cincin, aku bisa disangka pemilik toko cincin Dev", canda Ella.

Kami tertawa bersama.

"Aku mencintaimu La, aku tidak akan bosan mengatakannya berulang kali padamu".

Ella tersenyum mendengar perkataanku dan mencium bibirku.

"Aku juga mencintaimu Deva".

Kami berciuman lama, yang kemudian berubah menjadi semakin agresif. Tanganku mulai membuka pakaian Ella, merasakan kulitnya yg lembut dan menyentuh area area yang bisa membuat Ella menginginkanku juga.

Mulutku menjelajah bibir Ella, telinga Ella, bermain sebentar di dada Ella lalu turun ke perut Ella dan bergerak turun lagi ke arah bawah.

Aku sangat menikmati semua bagian tubuh Ella, semuanya sempurna bagiku. Aku bisa merasakan Ella sudah sangat basah dibawah sana, lalu kudengar Ella mendesahkan namaku.

"Dev...".

Juniorku sudah bersiap dari tadi, kini kami melakukan penyatuan hingga kami mencapai klimaksnya.

Malam itu entah berapa kali kami melakukannya dan dengan berbagai posisi untuk saling memuaskan diri kami.

Kemudian Ella tertidur dalam pelukanku. Aku sangat menyukai posisi ini, dimana aku memandang Ella sambil memeluknya saat ia tidur. Aku bersyukur akhirnya kami berhasil bersama setelah sekian banyak cerita yang harus aku lalui untuk bisa bersama Ella.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!