NovelToon NovelToon
The Blood Judgement I : Zero

The Blood Judgement I : Zero

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Action / Sci-Fi / Hari Kiamat / Evolusi dan Mutasi / Penyelamat
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Syarif Sang penakluk

volume 1 - Awal dari segalanya
volume 2 - kebenaran dunia
Volume 3 -

keinginan berjuang demi umat manusia penuh penderitaan dan melelahkan, tetapi masih ada secercah harapan untuk menyelamatkan dunia. yuk kita simak!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syarif Sang penakluk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 25

Seluruh Kordinator serta para jenderal dan panglima Komando sedang serius menangani Strategi agar bisa membantu valkries yang mengalami pengikisan pada tubuh mereka dikarenakan project di ajukan society of Scientiets begitu gagal membuat tubuh para valkries Hampir terkorosi yang berada di dalam tubuh mereka. Tubuh para valkries yang tidak bisa menahan rasa sakit yang mendera mereka, besar kemungkinan akan menemui kematian.

Belum ada solusi yang meyakinkan bisa membantu menahan korosi dari energi honkai.

Jenderal yang berada di depan menutup mata sembari menyilangkan kedua tangannya. Dia memikirkan strategi yang harus dia dan yang lain lakukan demi bisa menyelamatkan valkries tanpa harus membunuh mereka satu persatu.

Jenderal yang berada disampingnya pun menatapnya, lalu menyentuh bahunya untuk menenangkan.

"Hanya terus berpikir tidak akan membantu apapun." ucap jenderal di sampingnya.

Jenderal tersebut membuka matanya, lalu menoleh ke arah rekannya. Dia menepis tangan rekannya itu dari bahunya.

"Tentu saja ada solusi atau tidak pasti akan membantu bagi pasukan valkries. ini adalah kelebihan manusia untuk bisa mencari cara agar bisa bertahan hidup."

Jenderal di samping pun mendengus keras.

"Terserah kamu saja! Jika terjadi sesuatu pada valkries maka kamu yang akan bertanggung jawab!" ucap jenderal itu dan kemudian meninggalkan rekannya yang masih memikirkan solusi.

Ketika dia merenungkan solusi yang tepat untuk masalah ini, tiba-tiba dia teringat saat pertemuan meja bundar dipresentasikan oleh Dokter Mei yang sempat mencoba menghubunginya.

"Koordinator, cepat hubungi dokter Mei untuk datang ke ruang markas Pusat kontrol!" Dia bergegas menuju satu koordinator dan memerintahkan.

"Baik, tuan."

AKADEMI GAKUEN

Beberapa menit kemudian aku yang sudah sampai disekolah Akademi ini bergegas mencari dokter psikopat tersebut agar bisa menjadikanku prajurit. Tiba-tiba aku melihat sekilas ada seorang valkries dikejauhan yang memanggilku.

"Heyy...." teriak Valkries itu dari kejauhan.

"Tunggu sebentar, jangan kabur kamu!"

Karena terlalu takut mendengar teriakan dari valkries dikejauhan itu, aku mencoba untuk berlari semakin cepat untuk memperlebar jarak agar tidak tertangkap olehnya. Sayangnya lariku tidak cukup cepat sehingga valkries itu sedikit demi sedikit mengejarku.

Lalu dalam sekejap valkries itu sudah berada dihadapanku dan menatapku serius. Tanpa sengaja aku melihat belahan payudaranya yang menonjol. Perawakan valkries ini memang seperti wanita dewasa, terlebih rambut pirangnya nampak khas tante-tante.

Aku berusaha untuk kabur, tapi wanita itu mulai memegangku dan menanyaiku.

"Apakah kau dia?" Tanyanya sambil menatapku dengan ekspresi serius.

"Ke.. na... Pa... Kau menatap ku begitu?" Tanyaku balik dengan gugup.

"Tidak, aku hanya sedang menjalankan tugas saja. Kamu pasti eksperimennya dokter Mei.” Tandasnya.

"Bagaimana kamu bisa tahu?" jawabku terkejut.

"Tentu saja. Itu karena kamu memang sudah terkenal di sini.” Jelasnya.

Wanita ini benar-benar berbahaya. Sepertinya akan sulit bagiku untuk berurusan dengannya. Aku benar-benar curiga apakah dia akan membawaku ke tempat penyiksaan.

Wanita itu mulai mendekatiku dan menempel padaku, hingga payudaranya yang begitu besar menempel ditubuhku. Membuatku tak bisa menahan rasa nikmat duniawi.

"Ikut aku." ucap wanita tersebut seraya menarikku secara paksa.

"Apakah kau akan membawaku ke tempat penyiksaan lagi?" tanyaku dengan ekspresi ketakutan.

"Penyiksaan? Kenapa aku harus membawamu ke ruang penyiksaan? Aku akan membawamu ke ruangan tempat yang pernah kau tinggali."

Wanita itu membawaku ke ruangan yang dulu pernah aku tinggali sebelum kabur. Tanpa terduga, disana juga ada dokter psikopat tersebut yang melihatku ditarik masuk oleh wanita berambut pirang itu.

"Akio, kenapa kamu bisa berada di sini?" tanya dokter psikopat itu.

Langkah kami berdua pun berhenti sejenak saat dokter berbicara denganku. Aku sangat tidak mau berbicara empat mata dengannya. Untungnya secara tiba-tiba wanita berambut pirang mulai menyela pembicaraan.

"Maaf dokter, aku menemukan subjek yang sebenarnya ingin kabur."

"Hmm..."

Dokter Mei menatap mataku dengan serius. Saat itu juga aku merasa akan di siksa jika berencana kabur dari akademi ini sekarang. Entah kapan aku akan bisa merasakan kebebasan dikehidupan sehari-hariku.

Dokter Mei yang menatapku dengan tajam tiba-tiba mendapatkan telpon dari seseorang. Kemudian dia berbicara dengan seseorang yang terdengar penting. Beberapa saat telepon dimatikan dan dokter memberikan perintah kepada wanita berambut pirang untuk beristirahat sejenak. Jadi wanita itu melepaskan pegangannya pada tanganku. Tanpa jeda, tanganku langsung ditarik oleh dokter secara paksa. Dia membawaku tanpa mengatakan  kemana tujuannya.

BEBERAPA JAM KEMUDIAN - MILITER

Saat tiba ditempat yang dia tuju, dokter menyuruhku untuk memakai baju yang diberikannya. Karena sebelumnya aku tidak memakai baju dan hanya memakai celana panjang hitam.

Beberapa menit kemudian, aku pun berjalan dengan kondisi yang sudah lengkap. Mulai dari pedang yang sudah kudapatkan dari penyimpanan senjata kemarin, lalu jubah yang kusuka. Lalu yang paling menjadi favoritku adalah dokter Mei yang memerintahkanku untuk pergi menuju ke pertempuran di asia tenggara. Sepertinya akan ada hal menarik bagiku yang akan terjadi jika pergi bertarung di sana.

"Pertarunganku ini tidak akan kubiarkan sia-sia." gumamku dalam hati.

"Dokter psikopat itu terlalu berubah-ubah. Terkadang baik, terkadang juga jahat. Sepertinya itu masih dugaanku saja. Aku masih harus mengamati lagi."

Dokter pun memerintahkan para valkries untuk segera memberangkatkanku ke Asia tenggara. Jadi tanpa ada basa-basi mereka langsung take off untuk menuju Asia tenggara.

Aku akan melakukan apa saja untuk menjadi prajurit demi umat manusia. Hasratku untuk mengetahui rahasia dunia akan kucapai dan kutunjukkan pada dunia. Setidaknya semua akan selalu berjalan sesuai takdir yang kuinginkan.

Valkries yang memberangkatkanku melihatku menggunakan tatapan tajam. Seolah dari hatinya seperti menganggapku tidak ada.

4 JAM KEMUDIAN - NEGARA FILIPINA

Setelah melewati waktu yang cukup lama, aku sempat melihat kondisi lingkungan sekitar yang porak-porandakan. Kemudian tanpa sengaja aku melihat monster buas Emperor yang memiliki ukuran besar, kira-kira seukuran Samudera Pasifik.

Ukurannya benar-benar bukan hal biasa. Ini membuat para valkries menyadari kesulitan menangani monster dengan ukuran yang tidak masuk akal ini tanpa melakukannya. Refleks para valkries yang memberangkatkanku segera mencoba menurunkanku secara paksa dan meninggalkanku sendiri. Meski posisiku dekat dengan Hyperspace yang keberadaannya ada di atas, tetapi valkries yang membawaku hanya mengawasi ku saja dari kejauhan berniat meninggalkanku sendirian.

Monster disekitar mulai ribut. Tanpa banyak basa-basi aku mulai berlari sekencang mungkin. Disela-sela berlari, aku juga melawan monster dengan pedang. Aku menebas para monster itu satu per satu. Para Monster mulai menyadari keberadaanku, membuat seluruh gerombolan mulai menyerang. Segera saja aku mulai menangkis dan melakukan pertahanan agar tidak terkena serangan dari para monster.

Aku melakukan tebasan dan serangan beruntun kepada para monster yang berasal dari utara. Aku berlari ke sana kemari dengan begitu enerjik melawan para monster. Energi Honkai yang ingin menyerapku seketika menghilang begitu saja. Tanpa diberikan informasi apapun tentang monster ini, aku sudah tahu musuh ini sejak dahulu. Musuh yang harus kuhadapi demi membersihkan korosi agar pulau besar ini bisa layak di huni.

Menebas, menangkis sudah  kulakukan semua agar bisa memberikan sayatan pada para Monster. Valkries yang berada di Hyperspace mulai melihat ada seseorang bertarung di bawah mereka menggunakan pedang tanpa menderita korosi sedikitpun. Saat itu juga, valkries lainnya menatap orang asing berada dibawah dengan sangat serius karena penasaran. Dia benar-benar melihat pertarungan yang tak bisa di percaya. Entah apa yang membuat laki-laki dibawah bisa begitu berani melawan para monster tanpa adanya korosi sedikitpun.

........BERSAMBUNG........

1
Moon-Typestar
.
LyanaLyrashiaa_1805
bagus ni, semangat ya kak!!
Moon-Typestar: makasih, kak
total 1 replies
ChiArt_27
emang apa-apa masalah dari awal itu berasal dari diskriminasi. Penyakit paling umum dah🤏
ChiArt_27
Akio calon ngeharem💅
ChiArt_27
dia pasti trauma liat orang tuanya tewas di depan mata
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!