NovelToon NovelToon
Gadis Bercadar Jodoh Gangster

Gadis Bercadar Jodoh Gangster

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Bad Boy
Popularitas:26.1k
Nilai: 5
Nama Author: Kyure Aamz

Maulana Nevan Ganendra, para sahabatnya sering menyebut lelaki itu dengan sebutan gangster penyayang Bunda. Nevan selalu berhasil membuat orang terkena mental hanya dengan kata-katanya, mulutnya sangat licin seperti lantai yang baru saja di pel.

Tidak ada hari tanpa julit, ibarat kata pepatah hidup Nevan itu seperti sayur tanpa garam jika tidak julit. Sudah galak, julit, tak punya hati pula, lengkap sudah hidup Nevan. Semua berawal saat Nevan mendapat sebuah tantangan konyol untuk menikahi gadis bercadar bernama Nazma.

Nevan memanggil gadis itu dengan sebutan Nanaz, seorang gadis yang hidupnya penuh dengan masalah dan jauh dari kata bahagia.

°°°

"Berhenti kayak gini Nevan, sikap kamu bikin aku kelihatan semakin rendah di mata orang-orang." Air mata Nazma lolos begitu saja. "Boleh aku minta sesuatu."

"Apa?" Nevan seakan terhipnotis dengan tatapan Nazma.

"Jangan bilang aku sok jual mahal lagi, sakit dengernya. Aku emang miskin, tapi orang miskin juga punya harga diri."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kyure Aamz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31. Sisi gelap

Nazma menatap lurus ke depan, mungkin ini sudah saatnya ia jujur pada Nevan. Tentang masalalu nya yang sangat memprihatinkan, tentang dirinya dan Ando yang selalu berhasil membuat ia trauma, cemas, sekaligus tidak tenang.

"Kamu beneran pengen tahu apa yang terjadi antara aku sama Kak Ando?" Nazma menatap Nevan.

"Ya, gue pengen tahu ... semuanya." Nevan berucap dengan sangat yakin.

"Kak Ando bener, seharusnya aku emang jadi milik dia. Ayah punya utang sama Kak Ando, aku di kasih ke Kak Ando buat lunasin utangnya Ayah."

"Nggak-nggak lo bercanda kan?" Nevan berusaha menyangkal, hatinya terasa begitu panas. "Nggak mungkin lo jadi milik cowok gila itu? Lo milik gue."

"Emang itu kenyataannya, Ayah sendiri yang nyerahin aku ke Kak Ando." Ada perasaan terluka yang terselip saat Nazma mengatakan hal itu.

Nevan memukul stir mobilnya untuk meluapkan emosinya, tatapannya mendadak berubah menjadi tajam. Mengingat Danu benar-benar membuat Nevan emosi sekaligus merasa sangat kesal, sepertinya ayah Nazma sudah tidak memiliki akal sehat.

"Bokap macam apa sih dia? Nggak habis pikir gue." Nevan menghela nafas kasar. "Kapan bokap lo ngelakuin itu?"

"Waktu aku kelas sepuluh, semester akhir." Nazma berusaha menahan air matanya.

"Kelas sepuluh, semester akhir ...." Nevan mencoba berpikir, itu adalah detik-dektik kehancuran hubungan dirinya dengan Zee.

"Kamu harus tahu satu hal lagi Nevan, aku udah nggak virgin."

•••

Semuanya bermula saat Danu membawanya pergi ke tempat yang asing, tempat itu sangat sepi. Ternyata Danu membawanya untuk menemui Ando, tentu saja Nazma mengenal lelaki itu. Karena dia adalah kakak kelas Nazma waktu sekolah di smp.

"Kak Ando ...." Nazma berucap dengan sangat pelan.

"Mulai sekarang kamu ikut dia." Danu berucap tanpa beban.

"Ma-maksud Ayah apa?" Nazma samasekali tidak mengerti.

"Ayah punya hutang sama dia, dan kamu Ayah serahin ke dia biar hutang-hutang Ayah lunas," jelas Danu.

Nazma sedikit mundur ke belakang. "Nggak, jangan lakuin itu Ayah. Nazma bisa cari uang, buat bantuin lunasin hutang Ayah."

"Hutang Ayah banyak, bunganya juga besar. Udah kamu ikut aja sama dia." Danu menarik tangan Nazma dan menyuruh Ando agar segera membawa Nazma pergi.

"Ayah jangan, Nazma nggak mau pergi." Nazma berusaha menarik tangannya.

Ando menyeringai, lelah sekali melihat drama di depannya ini. Tapi tidak papa, Ando akan berusaha untuk bersabar. Cepat atau lambat Nazma hanya akan menjadi miliknya, memikirkan hal itu benar-benar membuat Ando bahagia.

"Ayo Dear." Ando memegang lengan Nazma.

"Pergi." Danu melepaskan tangan Nazma yang tadi ia pegang.

Nazma menggeleng, menatap Ando dengan tatapan memohon. "Kak, jangan bawa aku. Bilang ke Ayah, Kakak nggak mau bawa aku pergi. Aku bakal berusaha bayar utang Ayah ke Kakak."

"Ya, lo bisa lunasin hutang Ayah lo. Lo cuma perlu jadi milik gue ... only mine." [Hanya milikku.]

•••

Entah apa yang terjadi, Nazma tiba-tiba bangun di sebuah kamar yang begitu asing. Kedua tangan dan kakinya terikat, ia tidak memakai apapun membuat dunianya berhenti untuk sesaat. Detik itu, Nazma merasa jika harga dirinya benar-benar sudah hilang.

"Pakaian aku kemana Kak?!" Tubuh Nazma hanya tetutupi oleh selimut, ia tidak bisa bangun karena di ikat.

"Gue buang, lo nggak butuh itu." Ando berucap tanpa beban.

"Kakak nggak apa-apain aku kan? Kita nggak ngelakuin apa-apa kan Kak?" Nazma sangat berharap apa yang ada di pikirannya adalah hal yang salah.

"Cuma bersenang-senang, waktu lo nggak sadar diri." Ando duduk di pinggiran kasur dan tersenyum.

Hati Nazma terasa sesak, ia malu dengan dirinya sendiri. Rambutnya, wajahnya, bahkan sesuatu yang sepantasnya tidak terlihat kini sudah terlihat oleh seorang lelaki yang bukan siapa-siapanya.

"Kenapa Kakak tega? Aku nggak mau di sini, lepasin aku Kak!" Nazma berusaha melepaskan ikatan tangannya.

"Jangan nangis Dear." Ando menyentuh pipi Nazma. "Lo udah jadi milik gue, jadi gue bebas ngelakuin apa aja."

•••

Nevan hanya bisa diam setelah mendengarkan cerita dari Nazma, ia pikir selama ini dirinya hanya salah sangka dan terlalu berpikir buruk. Waktu itu juga ada pesan misterius yang mengatakan jika Nazma sudah kotor, dan sepertinya pengirim pesan itu adalah Ando.

Deretan pesan itu selalu menyangkut hal buruk tentang Nazma, orang itu seakan ingin Nevan membenci Nazma. Sekarang Nevan mengerti, jadi inilah hal yang di maksud mengenai pesan-pesan tersebut.

"Jadi bener ya? Gue kira nggak." Nevan tertawa hambar.

Nazma bisa melihat dengan jelas wajah Nevan yang tampak kecewa. "Aku minta maaf."

"Nggak perlu minta maaf, udah kejadian. Lo juga nggak bisa apa-apa dan bikin semuanya berubah."

Nazma tersenyum getir. "Aku nggak pernah pengen kayak gitu Nevan, setiap saat aku ngerasa gagal jaga diri aku sendiri. Aku malu sama diri aku sendiri."

"Aku tahu ... kamu pasti nyesel nikahin aku. Jadi, kamu bisa minta pisah kapanpun kamu mau."

Nazma menatap ke arah jendela, mengusap sudut matanya yang kini telah basah. Entah kenapa hatinya terasa sesak saat memikirkan Nevan akan meninggalkannya, namun pasti ada seorang gadis yang jauh lebih pantas untuk bersanding dengan Nevan.

"Sok tahu, gue nggak pernah nyesel." Ucapan Nevan membuat Nazma kembali menoleh.

"Kamu kasihan?" Suara Nazma terdengar serak.

"Siapa yang kasihan? Susah-susah gue nikahin lo, gimana bisa gue mau pisah gitu aja? Lo gila hah?!" Nevan menatap galak Nazma.

"Ada banyak gadis yang sempurna, kenapa kamu lebih milih bertahan sama aku yang serba kekurangan dan punya masalalu kelam?"

"Semenjak gue nikahin lo, gue udah nerima apapun yang ada dalam diri lo. Termasuk sisi gelap lo, lo bisa meraih masa depan yang cerah sama gue." Nevan tersenyum hingga deretan giginya terlihat.

Nazma tak kuasa menahan tangisnya, reaksi Nevan tidak sesuai eksepetasi. Walaupun Nevan sebaik itu, tapi tetap saja Nazma merasa tidak pantas. Seharusnya semuanya tidaklah seperti ini.

"Aku buruk Nevan." Nazma terisak pelan.

"Itu masalalu, sedangkan yang lo jalanin saat ini masa sekarang. Dan kebahagiaan yang menanti lo ada di masa depan, asal lo tahu ... gue pernah tidur di penjara."

Nazma menatap Nevan cukup lama, samasekali tidak mengerti apa yang dimaksud oleh lelaki itu. Seperti Nazma yang memiliki banyak rahasia, Nevan pun juga memiliki hal yang sama. Nevan mendekat lalu menarik Nazma ke dalam pelukannya.

'Gue nggak tahu gimana cara lo waktu itu lepas dari tuh cowok gila, tapi yang jelas ... gue seneng bisa kenal dan nikah sama lo.'

***

Saat pulang Nevan langsung di sambut oleh Ajwa, wajah wanita itu sangat tidak ramah. Di tambah lagi saat melihat wajah Nevan yang lebam, sudah bisa di simpulkan jika Nevan pasti telah bertengkar hingga membuat wajahnya luka-luka seperti itu.

"Katanya sekolah tiba-tiba di serang gara-gara kamu?" Ajwa langsung bertanya setelah Nevan menyalimi tangannya.

"Kok Nevan? Orang Nevan nggak ngapa-ngapain." Nevan tidak terima di salahkan begitu saja.

"Kata kepala sekolah gitu, kamu nyari gara-gara sama anak SMA Shakti. Makannya Bunda nanya, buat mastiin itu bener atau nggak."

Nevan tampak menghela nafas, jelas-jelas Rio lah yang salah. Lelaki itu seakan memiliki dendam tersembunyi pada Nevan, padahal Nevan samasekali tidak pernah mengusik Rio.

"Fitnah, ini semua tuh gara-gara Rio. Dia iri sama Nevan karena selalu juara dua di setiap perlombaan. Jadi orang kok kerjaannya iri, orang iri biasanya itu cepet mati." Nevan mulai julit.

"Heh, nggak boleh ngomong gitu," tegur Ajwa.

"Salah siapa iri, iri tanda tak mampu." Bukan Nevan jika tidak keras kepala.

Ajwa mendekati Nazma. "Kalau Nazma gimana? Gapapa? Ada yang luka nggak?"

"Nazma gapapa Bunda." Nazma tersenyum tipis di balik cadarnya, ia merasa sangat diperhatikan.

"Nevan nggak di tanyain." Sepertinya Nevan juga ingin di perhatikan.

"Nggak usah, lihat wajah kamu." Ajwa menunjuk wajah Nevan. "Jelek, bandel, kerjaannya berantem terus."

"Ya Nevan di serang, harus balik nyerang dong. Hukumnya wajib itu, nggak bisa di ganggu gugat."

Ajwa sudah tidak bisa berkata-kata lagi, Nevan memang benar-benar duplikat Altair.

***

Nevan menyuruh Nazma ke kamar terlebih dahulu, lelaki itu pergi ke kamar Arthan. Jujur saja, Nevan sangat merindukan momen-momen kecil saat bersama dengan Arthan. Saat mereka saling meledek, julit, hingga akhirnya dilerai oleh Ajwa.

Nevan tidak berniat masuk ke dalam kamar Arthan, lelaki itu hanya berdiri di dekat pintu. Yang Nevan bisa lakukan adalah mengintip Arthan dari celah pintu yang sedikit terbuka, Nevan melihat Arthan yang sedang duduk di kursi dekat meja belajar.

'Gue salah apa sih? Kenapa Tuyul sampek segininya ke gue?' batin Nevan.

Nevan mencoba untuk berpikir. 'Perasaan gue nggak ada salah.'

Di dalam kamar, Arthan sedang memperhatikan foto salah satu temannya bersama dengan abangnya. Foto itu Arthan ambil diam-diam, masabodo dengan temannya yang mencari-cari foto tersebut.

"Cuma foto gini doang, kenapa halus pamel. Althan juga punya Abang, dia malah lebih ganteng."

Senyum Nevan tanpa sadar mengembang begitu saja.

"Tapi ... nggak, Nevan nggak suka punya abang. Bang Nevan itu abangnya Ale, bukan Althan." Ucapan Arthan membuat senyum Nevan luntur detik itu juga.

"Althan pengen punya abang kayak temen-temen, bukan abang yang samasekali nggak sayang sama Althan." Suara Arthan begitu sedih.

'Lo salah paham Yul, gue sayang banget sama lo. Lo adek gue satu-satunya.' Mata Nevan kini berkaca-kaca.

Nevan memilih untuk pergi, melihat Arthan seperti itu membuat Nevan juga ikut merasa bersedih. Tidak lama kemudian terdengar suara notifikasi, ternyata ada satu pesan yang masuk.

'Zee ....' Pesan itu berhasil membuat hati Nevan mendidih.

Bersambung....

1
Sakirin
seru lo kak
Atik R@hma
Tak kira udah end,Alhmdulillah masih😘🤩💪
rhani bhelLo💕
yah di culik dah si nazma
ini pasti akal"n si aji
gimana sih si nevan udah tau si nazma lagi d ancem" pake d tinggal"
lanjuuuuut thoooor
Sumiati Ngurawan
mampir thor
Elis Juhaelis
mau lanjutannya
Neng Sum
lanjut kak semangat yang banyak update nya
Neng Sum
lanjut kak semangat
Neng Sum
lanjut kk semangatt
Neng Sum
lanjut kak author yg banyak update nyah semangatt
Neng Sum
lanjut kak outhor semangat yang banyak up date nya 💪💪😄
Neng Sum
di tunggu update ya outhor semangat😄💪💪
nuraeinieni
aq mampir thor
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
wah kejam kali wak
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
maksudnya? kan masih sklh thor
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
hah bukan nya anak sklh belum boleh nikah ya?
Neng Sum
lanjutt kak😄😄
Zaldin Agt
kapan di update?
putri baqis aina
Keren banget thor, semangat terus ya!
hoba
Gemesin banget! 😍
Aono Morimiya
Saya merasa seperti berada di dalam cerita, mengalami segalanya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!