Raihanum Anggraini, gadis yatim yang miskin. Dia sangat mengharapkan bisa mendapatkan Kebahagiaan dari Pernikahan nya. Tapi pada kenyataan, semua keinginan itu harus tandas dan terkubur dalam dalam, saat mengetahui fakta pahit tentang suami yang baru di Nikahi nya. Haruskah dia tetap bertahan, atau mungkin pergi meninggalkan nya.?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maia_Icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari Fakta
"Bukan kah dia kekasih Mas Aksa? Memang sungguh Cantik, Seksi, dan berkelas sekali, memang sangat pantas bersanding dengan Mas Aksa. Dibanding diri ku yang tak ada apa apa nya." batin Hanum
Tak lama wanita itu pun pergi dan berjalan sangat anggun dengan tubuh tinggi semampai nya.
Lalu tampaklah Aksa datang menghampiri wanita itu dan langsung merangkul di pinggang rampingnya.
"Sarah, are you okay? Kenapa lama sekali?" tanya Aksa dengan nada lemah lembut dan tatapan teduh penuh cinta nya.
"Sungguh berbeda sekali sikap nya saat bersama ku, yang penuh dengan kebencian." Lirih Hanum
"Iya Sayang, I'm okay," sahut Sarah seraya mengusap usap wajah tampan Aksa
Hanum yang berada tak jauh dari sana, tentu sangat jelas melihat adegan manis sang suami bersama kekasih nya itu.
Bahkan Aksa pun sempat melirik ke arah nya, namun pria itu tak peduli dan hanya menganggap diri nya seperti seekor lalat yang tak berharga sama sekali.
"Kalau begitu, ayo kita pergi sekarang sayang. Aku punya hadiah untuk mu." tanpa memandang perasaan Hanum yang tersakiti, Aksa malah semakin bermesraan. Dia bahkan berani memeluk dan mencium bibir ranum kekasih nya, lalu pergi berlalu begitu saja..
"Hiks, Hiks, ternyata aku ini benar benar hanya lah sampah untuk nya, tak lebih.." tangis Hanum dengan perasaan hancur.
Padahal dulu, ia sempat mengira Aksa benar benar menikahi nya karena alasan Cinta. Dan yakin kehidupan mereka berdua akan sangat bahagia, tapi yang terjadi sekarang justru sebalik nya.
"Sebaik nya, aku menemui Ibu Yanti sekarang juga dan segera mengakhiri semua ini."
******
Panti Asuhan Kasih
Seperti nama tempat nya, di sini sudah ada puluhan anak yatim dan piatu yang tengah berbagi Kasih dan Kehangatan nya satu sama lain.
"Sekarang kalian makan yang banyak ya." pinta ibu panti, pada anak anak asuh nya yang berada di meja makan
"Baik Bu.." jawab nya serempak
"Oya Bu, tumben sekali kita makan makanan enak seperti ini..? apa di sini sedang ada acara besar." tanya Raka anak paling tertua di sini, karena melihat ada nya ayam goreng, sop daging dan buah buahan yang tersaji di meja nya
"Tidak sayang, kebetulan Ibu sedang ada rejeki, jadi bisa menyiapkan makanan ini untuk kalian." Ibu panti merasa tersayat sekali mendengar nya, karena memang menu mewah hari ini. Biasa nya hanya ada saat hari raya Idul Fitri tiba.
"Terima kasih ya bu." jawab sebagian anak anak lain nya yang terlihat bahagia sekali.
Dan begini lah kesederhanaan yang ada di sini, mereka akan selalu bersama sama dalam keadaan susah atau pun senang.
Dari kejauhan, ternyata sudah ada Hanum yang berdiri di depan pintu nya dan menyaksikan semua percakapan itu dengan mata menggenang.
Tentu sebagai salah satu mantan penghuni di sini, dia dapat merasakan perasaan mereka semua.
"Hanum.?" panggil Ibu panti, saat melihat kedatangan wanita cantik yang bersahaja itu ada di depan nya.
"Assalamualaikum semua nya." dengan senang hati Hanum masuk ke dalam dan membawakan banyak hadiah serta mainan untuk anak anak di sini, terutama untuk kedua adik nya
"Waalaikum salam, Ka Hanum datang.!" anak anak kompak berlari dan langsung memeluk wanita cantik kesayangan mereka itu bersama sama.
"Ini untuk kalian semua ya." cicit Hanum yang langsung membagikan barang bawaan nya satu persatu.
"Terima kasih Ka, wah ini bagus sekali."
"Iya sama sama." padahal hanya hal kecil ini yang bisa Hanum berikan, tapi dia sudah sangat terharu sekali melihat kebahagiaan yang tercetak di wajah anak anak tak berdosa ini.
Dan semua belanjaan yang di berikan hari ini adalah murni dari hasil kerja keras nya, bukan uang dari suami kaya raya nya.
"Kaka apa kabar nya.?" tanya si kembar, Akila dan Alika pada kakak perempuan tunggal nya.
"Alhamdulillah, baik sayang." Hanum langsung mendekap erat kedua adik kembar nya bersamaan, karena inilah pertama kali nya mereka harus hidup terpisah.
Tapi harus bagaimana lagi, sejak awal sang suami sudah tak mengijinkan mereka berdua untuk ikut.
"Bagaimana dengan kabar kalian berdua.?"
"Kami baik baik saja qo Ka, jadi kakak tidak perlu khawatir kan kami di sini." jawab Alika, yang langsung mencium pipi gembil Hanum dengan gemas.
"Iya ka, kan ada ibu panti yang selalu menjaga kami." sahut Akila
"Syukurlah kalau begitu." setidak nya Hanum sangat lega sekali mendengar nya keadaan dua adik nya yang baik baik saja.
"Oya Hanum, kamu datang seorang diri.?" tanya ibu panti sambil menengok ke sana kemari melihat keadaan sekitar, yang tak ada seorang pun menemani.
"Iya Bu, Hanum datang sendiri karena ada hal penting yang ingin di bicarakan dengan ibu." tutur Hanum sambil mencium takzim tangan ibu asuh nya itu. Karena dialah orang yang sudah menjaga dan merawat nya selama ini.
"Oh, baik nak, kalau begitu kita ke ruangan ibu saja."
"Baik Bu." akhir nya dua orang itu pun, berjalan meninggalkan anak anak dan berpindah ke tempat khusus milik ibu panti yang ada di sini.
Krekk.. pintu di buka, ibu dan Hanum langsung terduduk saling berhadap hadapan di kursi kayu tuanya.
"Apa yang ingin kamu bicarakan nak.?" tanya ibu sambil menatap wajah Hanum yang tampak sedikit sembab, seperti habis menangis.
"Apa benar, tentang uang tiga ratus juta itu bu.?" tanya Hanum, yang berharap perkataan suami nya itu hanyalah sebuah kebohongan.
Deg..
