Takdir sungguh begitu menyesakkan bagi diriku . Takdir membuat hidup ku berubah total . Kamu datang membawa kebahagiaan atau luka aku pun tidak tau itu . Tapi saat kehadiran mu , semua nya berubah . Bahagia, hanya di awal nya saja , hingga luka itu datang seiring berjalan nya dengan waktu . . Tapi ini semua bukan salah mu, tapi ini semua salah ku , yang terlalu terburu-buru menilai sesuatu . Bahkan aku tidak pernah peduli dengan nasihat orang . Waktu itu aku terbuai dengan cinta manis mu . . Ini Kisah ku, kisah Khairunnisa yang mengalami kepahitan setelah aku menikah . . Note : cinta itu tidak selama nya indah , jika kamu mencintai seseorang bukan karena Allah , melainkan karena nafsu dunia mu, tapi cinta itu akan berkali-kali indah , jika kamu mencintai seseorang karena Allah . Karya asli ... No plagiat . . Di larang keras meniru . .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 14
"Hentikan ! Kalian ini apa apaan sih ? Kalian enggak malu jadi tontonan para warga ? " Pekik Bude Sira , mata nya saling bergantian menyorot tajam ke arah dua orang yang sedang di tahan oleh beberapa warga .
Bude Sira lalu menatap ke arah para warga . "Maaf ya bapak-bapak , ibu-ibu. Maaf atas kelakuan anak dan keponakan saya yang sudah mengganggu pagi kalian . Kalau begitu kami permisi dulu " bude Sira lalu meraih tangan Doni dan juga Tiar , membawa nya pergi dari kerumunan para warga di sana .
Mereka bersorak heboh , lalu mereka satu persatu kembali ke rumah masing-masing , hari masih pagi, kegiatan yang mereka lakukan masih banyak .
Tidak mungkin mereka membuang waktu hanya untuk hal yang sia-sia saja .
Bude Sira membawa kedua nya menuju ke rumah nya . Bude Sira akan bertanya kepada kedua saudara sepupu itu kenapa bisa sampai berantem.
"Kalian duduk dulu " ucap bude Sira meminta kedua nya duduk . Saat mereka sudah sampai di dalam rumah milik wanita itu .
Desi yang membuka pintu pun terkejut saat melihat kedua nya. Wajah kedua nya penuh dengan lebam , ingin bertanya namun saat melihat sang ibu menggeleng kan kepala nya , Desi lebih memilih untuk bungkam saja , membiarkan ibu nya yang mengurus semua masalah ini . Desi akhirnya berlalu masuk ke dalam kamar nya .
"Obati luka masing-masing" cetus bude Sira dengan nada masih kesal , namun dirinya tidak mungkin membiarkan kedua nya terluka seperti ini . Apa lagi kedua nya tadi menjadi tontonan para warga , maka oleh sebab itu bude Sira membawa kedua nya pulang ke rumah nya , bude Sira akan mencoba menyelesaikan permasalahan kedua nya .
Wanita itu membawa dua baskom air dingin beserta handuk, dan meletakkan dua kotak p3k yang memang ada di rumah nya .
Doni dan Tiar pun menurut , mengobati luka mereka masing-masing.
Tidak ada percakapan, hanya ada suara ringisan kedua nya saat mereka mengobati luka lebam di wajah kedua nya dengan menggunakan cermin.
Sengaja sekali bude Sira tidak membantu, wanita itu hanya menjadi penonton saja . Masih kesal , dan membiarkan kedua anak yang menurut nya sok jagoan itu . Biarkan saja mereka mendapatkan pelajaran . Biar kedua nya kapok .
Tidak lama , sekitar dua puluh menit , kedua nya sudah siap . Mereka sudah mengolesi saleb masing-masing di pipi yang lebam .
Setelah nya mereka merunduk kan kepala nya saat sorot mata bude Sira menatap kedua nya tajam secara bergantian .
"Kalian ini kenapa sih ? Apa masalah kalian sampai berantem kayak tadi ?" Tanya bude Sira.
Tiar dan Doni mendongak , kedua nya menatap bude Sira . "Dia dulu bude ! Tadi dia dateng-dateng nasehatin aku . " Cetus Doni , tangan nya menunjuk ke arah Tiar dengan tatapan sengit . Benci sekali dirinya dengan saudara sepupu nya itu . Apa lagi saat Tiar ikut campur dengan urusan nya .
Tiar mendengus mendengar nya . Siapa coba yang menghajar dirinya dulu , "dia dulu buk , tadi dia pukul Tiar , Tiar enggak terima lah , jadi hajar dia gantian . "
"Eh. Aku kesel ya sama kamu , sok jadi ustadz pulak kamu . Kamu kira aku suka apa di nasehatin, hidup-hidup aku , jadi enggak ada yang berhak nasehatin aku . "
"Lihat sendiri kan buk , dia itu memang tempramen banget . Aku bilangin dia itu betul buk . Aku juga nasehatin dia demi kebaikan dia . " Ucap Tiar membela diri .
"He. Aku enggak perlu ya kamu nasehat - nasehatin . Enggak mempan juga aku kamu nasehatin . " Celetuk Doni .
"Sadar Don, kamu bentar lagi bakalan jadi bapak , enggak baik kamu seperti itu . " Ucap Tiar .
Doni terkekeh mendengar nya . "Sampai kapan pun aku bakalan enggak mau jadi bapak . Siapa juga yang mau jadi bapak. . enggak ada minat . Kalau kamu mau ambil anak aku nanti ambil aja sana , aku juga enggak butuh ."
"Astaghfirullah " Tiar beristighfar mendengar nya . "Dasar setan memang kau Doni . Sungguh tidak punya perikemanusiaan kau . Dia belum lahir saja sudah seperti itu kau berbicara " pekik Tiar penuh dengan emosi , entah terbuat dari apa hati saudara sepupu nya itu , tega sekali berbicara seperti itu .
Doni mana peduli , "cih emang kenyataan nya kan , aku hanya ingin Nisa , bukan anak itu . "
"Kau--"
"SUDAH CUKUP ! KALIAN BISA DIAM TIDAK " bentak Bude Sira, mata nya menatap nyalang kedua pria yang ada di hadapannya itu .
Pusing sekali kepala nya saat mendengar perdebatan di antara kedua nya itu . Mereka seperti anak kecil yang tidak ada yang mau mengalah.
"Kalian itu bisa diam tidak . Selesai kan masalah kalian dengan kepala dingin . Jangan selalu mengandalkan emosi sesaat yang akan menghancurkan diri kalian . Kalian itu sudah dewasa . Sudah tau mana yang baik dan buruk nya . "
"Tapi buk--"
"Kamu lagi Tiar . Ibuk sudah pernah bukan bilang , jangan pernah bertingkah seperti ini . Kamu sudah dewasa , kamu tau mana yang benar dan salah"
"Buk, tapi Doni udah kelewatan sama Nisa buk , dia --"
"Tiar , tidak baik mencampuri urusan rumah tangga orang lain. Sudah , ibuk kan sudah bilang sama kamu. " Sela bude Sira , walaupun apa yang di katakan oleh anak nya benar , namun bude Sira tidak akan membela anak nya , biar bagaimanapun tingkah Tiar salah , karena sudah berantem dengan Doni , apa lagi sampai kedua nya babak belur seperti itu .
Tiar menundukkan kepala nya , tangan nya mengepal sempurna , dirinya merasa kesal dengan ibu nya karena malah menyalahkan dirinya . Padahal niat nya kan baik, dirinya tidak mau jika Doni terus-menerus bertingkah keterlaluan kepada Nisa . Sesak sekali dada nya melihat bagaimana Nisa menangis ketika Doni mengatakan hal-hal yang menyakit kan perasaan perempuan itu .
Sedangkan Doni tersenyum miring melihat sepupu nya itu . Dirinya tidak menyangka bude nya malah membela dirinya .
Bude Sira menghela nafas nya dengan kasar , lalu menoleh ke arah Doni . "Kamu lagi Don . Kamu udah dewasa . Usia kalian juga sama , enggak baik berantem kayak gitu tadi , apa lagi jadi tontonan orang banyak . " Omel bude Sira .
Doni memutar bola mata nya jengah . "Ya kan aku udah bilang bude kalau ini semua karena Tiar . " Mana mau kalah pria itu , walaupun salah , tapi dirinya ingin tetap merasa benar .
Bude Sira menghela nafas nya kasar, harus memiliki ekstra kesabaran yang besar jika menghadapi keponakan nya ini . "Don, kamu itu sudah besar , sebentar lagi anak kamu lahir . Enggak baik kalau kamu bertingkah seperti ini . Kamu ini --"
"Alah bude. kenapa bude cerewet sekali sih ? Bude udah sama kayak Tiar , bude itu --"
"DASAR WANITA MURAHAN ! WANITA TIDAK TAU DIRI "
Suara teriakan dari arah luar , membuat keempat orang yang berada di dalam rumah itu langsung keluar , mereka langsung mencari sumber suara .
jual diri kamu 🤭
setelah 🤰 ditelantarkan Joko gemblung
nyohok Lo
keluarga toxic keluarga semleng 🤦
ayo kakak" yg baik 👍 dipencet
bakal menyedihkan melebihi apa yg Nisa rasakan
Joko edan