Terjerat Cinta Sang Istri

Terjerat Cinta Sang Istri

Pernikahan

Raihanum Anggraini, dia lah wanita cantik bergaun putih, yang sekarang tengah terduduk manis di depan penghulu dengan pakaian pengantin nya. Rona kebahagiaan sudah terpancar indah dari wajah nya sejak tadi.

Karena siapa yang menyangka, gadis miskin seperti diri nya bisa menikahi seorang Aksara Wijaya Pemilik Perusahaan tempat ia bekerja. Sungguh.! bagai cerita Upik Abuk yang ada di dongeng dongeng.

"Saya Nikah dan Kawin kan Raihanum binti..." dengan sangat lancar dan fasihnya Aksara mengucapkan ijab qobul nya tanpa hambatan.

"Bagaimana Saksi..??"

"SAHH.."

"Alhamdulillah." semua serentak mengucap syukur atas pernikahan Sakral yang sudah terlaksana ini.

Tak lama, seorang Ibu bersama dua anak perempuan langsung datang menghampiri sepasang pengantin di depan nya.

"Selamat ya ka, atas pernikahan nya, semoga bisa cepat kasih keponakan buat kita." cicit si kembar Akila dan Alika yang langsung memeluk kakak kesayangan nya

"Doakan saja ya dek." dengan penuh kelembutan Raihanum mengelus elus kepala adiknya.

Dan mereka berdua merupakan keluarga Raihanum yang tersisa, setelah kematian sang Ayah beberapa tahun silam. Sedang Ibu nya sendiri entah berada dimana.

Dan selama ini ia tinggal dan di rawat oleh Ibu panti asuhan bernama Yanti.

"Hanum, Aksa, selamat ya sekarang kalian sudah resmi menjadi suami istri. Jadi tanggung jawab Ibu sudah berpindah pada suami mu." tutur Yanti, yang datang mendekat dan meraih kedua tangan sepasang suami istri baru itu.

"Iya bu, terima kasih." jawab Hanum dengan bahagia, sedang Aksara hanya menganggukkan kepala tanpa ekspresi apa pun

Beberapa saat berlalu.

Pernikahan sederhana yang di adakan dalam panti asuhan pun, sudah tampak lengang dan sepi. Kini saat nya Raihanum ikut pulang bersama Aksara dan kedua orang tua nya, mereka sejak tadi hanya diam tak mau berkata apa lagi memberi ucapan selamat.

"Hanum ayo cepat masuk." titah Mirna yang bukan lain adalah wanita yang baru resmi menjadi ibu mertua nya, dia tampak sudah berada di kursi depan sambil mengibaskan kipas di tangan.

"Baik Bu." Hanum pun menurut, dia langsung masuk ke dalam mobil dan ikut terduduk bersama Aksa di belakang.

Tak lama, supir terlihat menyalakan mesin kendaraan dan mulai melajukan nya dengan kecepatan tinggi brumm.. brumm.. Wusshh..!

Selama perjalanan semua terasa hening, tak ada percakapan apa pun yang terlontar dari bibir mereka masing masing. Hingga Hanum memberanikan diri memulai nya.

"Pak Aksa, apa mulai sekarang aku boleh memanggil mu. Mas.?" tanya Hanum dengan sangat hati hati, seraya menoleh kan kepala ke arah suaminya yang sejak tadi hanya sibuk dengan ponsel.

"Terserah!" jawab Aksa dengan cuek nya.

"Lalu, apa aku masih boleh bekerja di kantor Mas Aksa setelah pernikahan ini.?" tutur Hanum lagi, karena bagaimana pun juga ia harus tetap bekerja mencari uang agar bisa menghidupi kedua adiknya yang berada di panti.

Ya walau pun dia tahu, kalau suami nya adalah seorang yang kaya raya. Tapi ia tak ingin memanfaatkan hal itu sama sekali.

"Terserah!" lagi lagi, hanya satu kata itu lah yang terus keluar dari bibir Aksa, tapi memang begitulah seorang Aksara Wijaya. Dan Hanum sudah sangat tahu kalau suami plus bos nya ini, merupakan tipe cowok yang Dingin, Ketus, Jutek dan Galak. Pokonya semua itu sudah jadi paket lengkap dalam diri nya.

"Kalau begitu terima kasih Mas." jawab Hanum, yang menyimpulkan kalau kata Terserah \= Iya

Dan seperti nya, mulai sekarang dia harus membiasakan diri untuk lebih mengerti tentang suami nya.

Dan satu jam perjalanan, sampai lah mereka di perumahan super Elite yang berjejer mewah bak istana nya.

Hanum yang melihatnya saja, sampai tak berkedip dibuat nya karena saking takjub

Brughh! pintu mobil terdengar tertutup, semua penumpang langsung berjalan memasuki bangunan indah milik nya. Tapi tidak dengan Hanum, dia masih diam mematung sambil terus memandang ke sekeliling.

"Ayo masuk, apa mau sampai malam berdiri di sini.!" ketus Aksa yang sudah menoleh, saat melihat istri nya masih tertinggal di belakang.

"Heum, iya baik Mas." Hanum langsung tersadar dan segera menyusul sang suami.

Sampai di dalam, dia semakin di buat tak percaya dengan kemewahan dan fasilitas yang ada. Bahkan beberapa lift ikut menghiasi rumah berlantai tiga itu.

Tring.! lift pun terbuka, Aksa dan Hanum segera masuk ke dalam nya. Sedang Ibu dan Ayah mertua nya sudah pergi ke dalam kamar yang berada di lantai bawah.

"Hanum, Ingat! kamu harus merahasiakan tentang pernikahan kita ini. Karena aku tidak mau para karyawanku mengetahui nya." tutur Aksa dengan nada tegas nya.

"Tapi kenap.." Hanum baru saja ingin protes, tapi Aksa dengan cepat menyela nya.

"Tak ada bantahan.!"

"Baik Mas.." tentu Hanum langsung menunduk dan mematuhi nya, karena melihat wajah super galak itu sudah berubah menjadi sangar.

Tring.! lift sudah berada di lantai tiga, Aksa langsung berjalan mendahului dan tampak masuk ke dalam satu ruangan yang berada di sudut kanan nya

Tapp.! pintu terbuka menggunakan kartu Akses khusus yang ada di tangan Aksa, dan membuat Hanum mengerutkan kening tak percaya.

"Bahkan pintu nya saja, sangat privat sekali seperti itu. Apa semua orang kaya memang seperti ini?" batin nya

Hanum sampai menggeleng geleng kan kepala, karena merasa berbeda jauh sekali dengan kehidupan dirinya di panti. Yang hanya memiliki pintu kayu keropos dan berayap.

"Cepat masuk!" titah Aksa

"Iya.."

Kini terpampang lah kamar super luas, super canggih, super harum, super rapi, super mewah dan segala Zupeerr Pokonya.!

"Woww.." hanya kata itu yang keluar dari bibir Hanum untuk mewakili semua rasa penuh takjub nya.

"Ck, dasar wanita norak!" gumam Aksa, saat melihat istri nya yang tampak terbengong dan melongo didepan nya.

Setelah nya.. Aksa tak mau ambil pusing lagi dengan tingkah istri baru nya, dia lebih memilih berjalan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Tapi baru saja Aksa ingin membuka pakaian, suara bariton sudah memanggil nya kembali.

"Mas, apa aku boleh menaruh pakaian ku di dalam lemari.?" tanya Hanum saat sudah tersadar dari lamunan, dan mulai membuka koper yang ia bawa.

"Terserah.!" jawab Aksa dengan sangat kesal, sebab sejak tadi istri nya itu selalu saja menanyakan hal sepele pada nya.

"Terima kasih Mas."

Kini, tas berisi pakaian sederhana yang hanya ada kemeja, celana jins, dan piyama tidur itu, mulai Hanum rapikan dan menyusun nya tepat di samping deretan jas super mahal milik suami nya.

"Apa aku ini, pantas bersanding dengan Mas Aksa.?" Lirih Hanum, yang merasa insecure karena kehidupan mereka yang bagaikan bumi dan langit.

"Hanum cepat bersihkan diri mu.!" tanpa di sadari, posisi Aksa sudah berada tepat di belakang tubuh Hanum. Bahkan pria itu hanya mengenakan handuk yang masih melilit di pinggang, hingga membuat tubuh kekar nya terekspose.

Deg..

Deg..

Jantung Hanum seketika berdegup kencang, saat dia menoleh dan melihat pemandangan indah yang sudah tersaji di sana.

"Kenapa hanya diam, ayo cepat sana." titah Aksa

"Heum.. I-ya baik Mas." dengan nada terbata, Hanum berjalan menunduk sambil berusaha menetralkan degup jantung nya yang tak karuan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!