NovelToon NovelToon
Kansha

Kansha

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Epik Petualangan / Dunia Lain
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nico Queen

Mereka menyebutku misterius, setelah aku bertemu dengan sosok misterius yang berada di hutan misterius.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nico Queen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memburuk

"Nenek, maaf jika Kansha tidak bisa memenuhi harapanmu. Kansha tidak cukup kuat untuk menghabisi mereka yang tiada habisnya, tapi Nenek tidak perlu khawatir, Kansha tetap semangat berjuang bersama mereka. Tepat hari ini adalah hari ke 157 Nenek tertidur, aku selalu menghitungnya karena aku rindu kehangatan Nenek" ucapku dengan penuh haru.

Tiba-tiba aku merasakan getaran yang sangat kuat, ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Jika ini di desaku, rumah-rumah akan langsung ambruk, tanah retak dan bisa lebih parah lagi. Aku bahkan susah berdiri.

Ketika mereda, aku berlari keluar menghampiri mereka yang sedang beristirahat.

"Apa yang terjadi?" seruku panik, memandang Elarion yang tampak tegang.

"Ini bukan gempa biasa," jawab Elarion, wajahnya serius. "Kegelapan sedang melahap hutan dengan lebih cepat."

Kami semua berdiri, bersiap dan menghadapi apa yang mungkin terjadi. Dari arah barat, kami bisa melihat batas kegelapan yang perlahan maju, mengancam untuk menelan seluruh hutan.

"Kita harus bergerak sekarang!" teriak Elarion. "Jika kita tidak segera menghentikannya, Eldoria akan jatuh."

Dengan tekad yang kuat, kami bergerak menuju perbatasan kegelapan. Makhluk-makhluk hutan yang terluka mengikuti dengan semangat yang sama.

"Tidak mungkin... Bukankah tadi kita telah menghancurkannya" bisikku dengan ngeri.

Aku merasakan kehadiran batu inti tersebut berjumlah 10 di titik yang berbeda dan 1 diantaranya sangat kuat, kemungkinan itu adalah batu yang tidak sempat kami hancurkan. Ia menguat 10 kali lipat daripada sebelumnya.

"Ini lebih buruk dari yang kita bayangkan," kata Elarion, suaranya penuh ketegangan. "Kita harus menghancurkan batu-batu ini sebelum semuanya terlambat."

Sebelum kami bisa merencanakan serangan, monster-monster itu mulai bermunculan. Mereka bergerak cepat, menyerang kami tanpa henti. Lumine dan Aeris menggunakan sihir cahaya mereka untuk melawan, sementara Arkon dan Liora, meski terluka, tetap bertarung dengan gagah berani. Aku mengumpulkan seluruh kekuatanku, merapalkan mantra demi mantra untuk melindungi dan menyerang.

"Kansha, gunakan kekuatanmu dengan bijak!" seru Elarion di tengah kekacauan.

Aku mengangguk, merapalkan mantra "Api Pembakar" dan meluncurkan bola api besar ke arah monster yang mendekat. Bola api itu menghantam monster yang menyerupai serigala hitam dengan mata merah menyala, membakarnya menjadi abu. Namun, lebih banyak monster terus berdatangan, masing-masing lebih menakutkan daripada yang sebelumnya.

Monster berikutnya adalah golem batu hitam dengan paku-paku tajam di sekujur tubuhnya. Aku merapalkan mantra "Gelombang Air" dan mengarahkan arus air yang kuat untuk menghantamnya, tetapi golem itu hanya terguncang sedikit.

"Aku butuh bantuan di sini!" teriakku.

Lumine datang, menggunakan sihir cahaya untuk melumpuhkan golem batu hitam itu sementara Aeris melayangkan angin tajam untuk memotong-motongnya. Kami berhasil menghancurkannya.

Elarion bertarung dengan sekelompok monster berbentuk manusia kegelapan yang memiliki sayap dan cakar tajam. Ia menggunakan kekuatan elemen tanahnya untuk menciptakan dinding batu dan melindungi kami dari serangan mereka.

"Elarion mereka lebih agresif dari sebelumnya, kita membutuhkan bantuan!" teriakku di tengah kekacauan.

Elarion mengangguk. "Aku akan pergi memanggil bala bantuan teman-temanku. Bertahanlah sampai aku kembali."

Dengan satu lompatan besar, Elarion menghilang ke sisi cahaya hutan, meninggalkan kami untuk mengurus pertahanan. Kegelapan semakin pekat, dan monster-monster semakin banyak. Kami bertarung dengan segala yang kami miliki, batu inti ke 4 telah kami hancurkan.

"Kansha, kita harus mundur sekarang!" teriak Arkon, tubuhnya penuh luka.

"Tidak, kita harus tetap menahannya, jika kita keluar dari sisi gelap ini, kegelapan akan terus melahap sampai rumah Nenek" jawabku dengan tegas.

"Kansha, tubuhmu bahkan berdarah - darah dan penuh memar, ki-.."

"TIDAK" aku memotong ucapannya.

"Jika kamu ingin beristirahat, beristirahatlah terlebih dahulu. Aku akan tetap disini bersama mereka yang masih bisa bertahan. Arkon, Aku tidak mau mengecewakan Nenek Seruni yang telah rela tertidur panjang hanya untuk menolongku. Aku tidak bisa membiarkan kegelapan melahap kediaman Rumah Nenek" jawabku dengan penuh keyakinan.

"Baiklah kansha, jika itu kehendakmu Aku hanya bisa sedikit membantu" ucap Arkon dengan lembut.

"Aku yakin, dengan keberanian dan kebersamaan kita bisa menaklukan kegelapan, seberapa besar pun itu dan seberapa kuat pun itu" ucapku dengan penuh keyakinan.

Tiba-tiba aku merasakan kekuatan dalam tubuhku berkobar - kobar, kupikir aku berhasil mengaktifkan kekuatan yang diwariskannya.

"Kenapa tidak dari tadi, baiklah mari kita lakukan" ucapku pelan.

Dengan cepat aku melesat terbang dan memukul motor besar setinggi 8 meter, yang membutnya meledak dengan darah yang berceceran.

"Kansha, itu luar biasa!" seru Aeris, matanya terbuka lebar.

"Kau berhasil mendapatkannya" ucap Lumine dengan takjub.

Aku hanya bisa tersenyum dan mengangguk, merasakan semangat yang baru dalam diriku.

Monster berikutnya yang kami hadapi adalah makhluk besar berbentuk laba-laba dengan tubuh berlapis baja hitam dan delapan mata merah yang bersinar. Ia bergerak dengan cepat, mengeluarkan benang-benang kegelapan yang mencoba menangkap kami. Aku merapalkan mantra "Lindungan Cahaya" untuk menciptakan perisai di sekeliling kami.

"Arkon, bantu aku!" seruku.

Arkon mengangguk dan melompat ke depan, menggunakan kekuatan api untuk membakar benang-benang kegelapan itu. Namun, laba-laba itu menyerang dengan lebih ganas, melompat dan mencoba menggigit kami dengan taringnya yang beracun.

"Aku butuh lebih banyak kekuatan," gumamku. Merapalkan mantra "Es Abadi", aku menciptakan tombak-tombak es dan meluncurkannya ke arah laba-laba. Tombak-tombak es itu menghantam tubuhnya, membuatnya mundur dengan jeritan kesakitan.

"Tidak akan kubiarkan kabur begitu saja, setelah kau melukai teman-temanku" ucapku pelan.

Aku menembakan Ignis Flamma skala besar, ketika api biru itu mengarah padanya, laba-laba itu langsung hancur dengan darah berceceran.

Aku juga telah berhasil menghancurkan batu inti ke 4, tersisa 3 lagi dengan 1 inti batu mempunyai aura yang berbeda. Aku seperti tidak asing dengan Aura ini.

Namun, sebelum aku bisa merasa lega, dua monster lagi muncul. Satu adalah burung hitam besar dengan paruh tajam dan bulu yang berkilauan dengan energi kegelapan. Yang lainnya adalah makhluk mirip ular dengan sayap kelelawar yang besar, mengeluarkan desisan menakutkan.

"Kansha, kita tidak bisa terus begini, mereka tiada habisnya!" seru Lumine, wajahnya pucat karena kelelahan.

"Aku tahu," jawabku, mencoba tetap tegar. "Tapi kita harus bertahan. Elarion pasti akan segera kembali dengan bantuan."

"Kau, Arkon, ajak mereka yang lelah untuk beristirahat. Biar aku dan mereka yang masih bisa bertanggung disini" ucapku dengan tegas.

"Kau yakin?" tanya Arkon.

"Cepat, kita harus bergiliran untuk beristirahat, agar kegelapan tidak terus melahap" tegasku.

"Baiklah, jaga diri kalian baik baik" ucap Lumine.

Waktu terus berlalu dan bala bantuan belum juga datang, aku tidak lagi pedulikan itu, karena kekuatanku sekarang bisa menghancurkannya.

Aku terus menyerang mereka dari udara, dan berhasil menghancurkan kedua batu inti dengan mudah, kini tersisa 1 lagi.

Aku mengikuti arah dimana aku merasakan keberadaan batu inti yang kuat itu, ketika aku mendekatinya, batu itu memberikan tekanan yang luar biasa yang membuatku memuntahkan darah.

"Kansha, kau cukup kuat sekarang. Tapi itu tidak seberapa jika kamu dulu menuruti ucapkanku"

Aku mendengar suara yang terasa tidak familiar bagiku.

1
Tini Timmy
semangat nulisnya kk
Tini Timmy
lanjut kakak/Smile/
Bening Hijau
semangat up nya..
2 iklan za sayang
Nico queen: Siap, makasih kak
total 1 replies
Bening Hijau
pengen punya nenek kayak nenek seruni
Bening Hijau
semoga harapan khansa menjadi kenyataan
Bening Hijau
penasaran dgn identitas nenek seruni sebenarnya
Tini Timmy
lanjut kakak/Smile/
Tini Timmy
waduhh
Tini Timmy
nenek seruni baik banget/Smile/
Tini Timmy
wahh nenek seruni bisa baca pikiran kali ya
Tini Timmy: maklum kalau nenek" mah/Facepalm/
Nico queen: Hanya insting seorang nenek kolot😅
total 2 replies
Aegis Aetna
di buat layar tempat dipisah kak, di bawah, di sini.
Aegis Aetna: yoi, sama-sama.
Nico queen: Siap kak, makasih masukannya🙏.
total 4 replies
syro
matap tetap semangat menulisnya
Aegis Aetna
subcreb dulu, nampaknya seru.
Nico queen: Siap kak, makasih udah mampir
total 1 replies
Tini Timmy
semangat nulis nya kk/Smile/
Nico queen: Siap kak/Drool/
total 1 replies
Bening Hijau
3 iklan + 1 bungga
semangat...
Nico queen: Woa makasih banyak kak
total 1 replies
Bening Hijau
suara siapa ini ?
Nico queen: Kira-kira siapa kak/Grin/
total 1 replies
Bening Hijau
kansha kmu pasti bisa, ini baru awal jgn menyerah
Bening Hijau
kansha kamu pasti bisa
Nico queen
Siap kk makasih
Tini Timmy
semangat nulisnya kk/Smile/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!