NovelToon NovelToon
11 (Peringatan)

11 (Peringatan)

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Balas Dendam / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Tasya_putt

Peraturan sekolah yang membuat semua siswa-siswi sekolah merasa takut jika melanggar 1 kesalahan saja. Dimana jika terjadi kesalahan akan terjadinya sesuatu yang membuat dirinya tidak bisa melihat Bumi lagi.

Angka Lahir 11 menjadi tidak tenang karena Hidupnya akan menjadi giliran selanjutnya jika melanggar atau melakukan kesalahan tersebut.

Permainan itu perlahan hancur ketika Datangnya Seorang wanita dari luar negara yang berperan sebagai Siswa Pertukaran Pelajar. Dan mulai mencari cara untuk menggagalkan Permainan tersebut bahkan ingin sekali menghancurkannya.


Real Hasil Karya Author sendiri, Jangan lupa dukung Aku ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tasya_putt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Waktunya Berangkat

Hari ini adalah hari Jum'at, juga dimana Yesha meninggalkan Keluarganya sementara waktu selama 1 tahun.

Pada hari kamis Pihak kepala sekolah sudah memberikan 3 paspor kepada 3 siswa yang terpilih untuk melakukan pertukaran pelajar.

Entah harus bagaimana caranya Yesha pergi, tetapi orangtuanya tidak mengetahuinya.

Di sisi lain Rico sedang dirawat dirumah sakit, untungnya Ayah Cepat-cepat pergi kerumah sakit untuk menemui Rico, sedangkan Nita diharuskan untuk dirumah saja, dikarenakan Tubuhnya masih lemah.

°°°°

Ting....

Ada pesan masuk di ponsel Yesha, merogoh ponselnya di dalam saku celana Jeans panjang berwarna biru pensil.

" Aku wisna yang ikut dalam pertukaran pelajar, saat dibandara Ayo kita bertemu " isi pesan yang ada di dalam ponsel Yesha

Lalu Yesha membalas pesan Wisna "Oke Deal" balas Yesha

Sang Ayah masuk keruangan Inap nomor 105, tentunya adalah ruangan inap Rico. Ayahnya ingin berkunjung untuk melihat kondisi Anak pertamanya, ia tidak menyangka bahwa penyakitnya bisa separah ini.

Yesha penasaran dengan penyakit yang diderita kakaknya, apakah Ayahnya juga mengetahui akan hal in?

" Ayah sudah lama tahu mengenai penyakit Kak Rico? " Menatap Rhama dengan tatapan serius

Dalam batin Rhama, pasti dirinya akan ditanya mengenai masalah ini. Bukannya Rhama tidak ingin memberi tahu masalah penyakit Rico, hanya saja Rico tidak mau memberatkan Adiknya. Itupun permintaan dari Rico sendiri.

" Jawab Ayah, Ayah tahu soal penyakit Kak Rico kan? " Tanya lagi Yesha dengan sedikit menekan.

" Iya sayang " Terpaksa menjawab

" Bisa-bisanya kalian tidak memberitahu Masalah serius seperti ini padaku. Ayah, apakah aku juga keluarga Kalian? Jika iya, mengapa kalo Ada masalah dalam keluarga kita, Ayah selalu menyembunyikannya. Lalu apa arti keluarga? " Geram Yesha, tidak sadar Yesha meneteskan air matanya.

" Bagaimana bisa aku meninggalkan kalian dalam waktu yang lama, bahkan aku adapun keluarga kita seperti ini " menundukkan kepala dengan kedua tangan menutupi wajahnya.

Sanga Ayah perlahan menghampiri Yesha, Yesha juga pastinya butuh pelukan dari seseorang, terutama Peran Ayah.

" Yesha, Apakah Ayah harus memberitahu yang sebenarnya padamu? " Dengan pertanyaan tersebut Yesha seketika menoleh menatap wajah sang Ayah.

" Maksud Ayah? " Bingung dengan apa yang dibicarakan Ayahnya.

Rhama menarik Tangan kanan Yesha untuk keluar Kamar inap, Agar Rico tidak terganggu oleh ucapan mereka.

" Ikut Ayah " sambil menarik pergelangan tangan kanan Yesha

Tarikan itu membuat Tubuh Yesha mengikuti langkah Sang Ayah.

Sesampainya diluar, Ayahnya menceritakan dari Awal sampai Akhir mengenai penyakit yang diderita Rico sampai sekarang.

Bahkan Rhama memberitahu bahwa ini adalah permintaan dari Riconya sendiri, untuk tidak menceritakan mengenai penyakit yang dideritanya.

Pantas saja saat Yesha masih kecil, dirinya dilarang untuk mengajak Kakaknya untuk berlari jauh, Capek bahkan jangan membuat Kakaknya terkejut. Dulu Yesha tidak mengetahui mengapa dirinya dilarang banyak bermain dengan kakaknya.

Tetapi saat tahu hal ini, dirinya merasa bersalah. Jika orangtuanya memberitahunya dari awal, pasti tidak akan terjadi hal seperti ini.

" intinya didalam sebuah keluarga, wajib yang kita lakukan adalah Komunikasi. Keluarga kita jarang berkomunikasi, selalu sibuk dengan kehidupan masing-masing. Dan inilah jadinya jika kita jarang dalam komunikasi. " Ucapan Yesha membuat Rhama berpikir, bahwa yang diucapkan oleh Anaknya ini tentulah Benar.

" Maafkan Ayah " lirih Rhama

" Ini bukan salah Ayah, kita semuanya salah. Jika kita mengerti konsep artinya keluarga. Pasti hidup kita akan tentram dan damai." Ujarnya tanpa melihat Wajah sang Ayah.

2 jam berlalu, tidak terasa mereka berdua berbincang terlalu lama. Bahkan sampai lupa, Rico ada didalam kamar Inap.

Saat Rhama beranjak dari kursi, Yesha mengatakan sesuatu. Membuat Rhama tak bersuara hanya hembusan nafas yang terdengar, seperti menahan sesuatu di benaknya.

" Yesha besok berangkat " ujar Yesha Singkat

Setelah mengucapkan tersebut, Yesha menundukkan sedikit kepalanya. Tidak berani menatap wajah sang Ayah.

" Pergilah " balas Rhama

Mendengar jawaban dari Sang Ayah, Yesha mendongakkan kepalanya dengan wajah yang sendu.

" Ayah memberiku izin? " Dengan tatapan nanar

" Pergilah, Jangan khawatirkan kami. Pendidikanmu lebih penting, Ayah akan menjaga ibu dan kakakmu. Tetapi ingat hubungi Ayah jika sudah sampai disana " Tersenyum Tipis

Yesha beranjak dari Kursi lalu berjalan menghampiri Sang Ayah, saking senangnya Yesha memeluk erat tubuh Ayahnya.

Menutup rapat kedua matanya menahan Air matanya yang sempat terjatuh, Tersenyum hangat terlihat di wajah Yesha.

" Aku akan merindukanmu Ayah " lirih Yesha

" Ayah juga " Balas Rhama

°°°°

Setelah pulang dari Rumah sakit, Yesha sibuk mempersiapkan barang-barang, pakaian, obat-obatan serta peralatan yang sangat dibutuhkan Olehnya.

Membutuhkan waktu 2 jam Yesha merapihkan Barang-barang tersebut.

Kini jam menunjukkan 3 pagi, dirinya masih belum mengantuk. Berusaha untuk menutup matanya agar tertidur, Tetapi Nihil. Tetap saja Yesha tidak bisa Tidur.

Entah mengapa, yang ia rasakan tidak ada semangat di pikirannya. Yesha sudah terbiasa hidup dengan 3 Orang yang ia sayangi.

Lalu sekarang Yesha harus siap hidup sendiri dan Mandiri. Pasti ini tidak akan mudah suasana Indonesia dan Korea sangatlah berbeda. Bahkan dari segi pertemanan, budaya, musim dan Waktu. Sangatlah berbeda dengannya disini.

Demi pendidikannya Yesha harus bertahan, hanya 1 tahun tidak akan terasa jika kita selalu melihat angka di Kalender. Nikmati dan Syukuri.

Tidak terasa jam menunjukkan pukul 06.15 pagi, 2 jam lagi Yesha akan terbang.

Menuruni anak tangga dengan menarik kedua kopernya, setelah sampai dilantai 1. Yesha memandang semua seisi Ruangan yang terlihat di sana. Dirinya pasti merindukan suasana disini.

Berbalik Arah untuk keluar Rumah, tiba-tiba Yesha mendengar Suara yang tidak asing baginya.

Menoleh ke arahnya, terlihat Sang Ibu berdiri di lantai atas tepat di depan Tangga, perlahan Nita melangkah menuruni Anak tangga. Mengingat Tubuhnya masih sedikit lemah karena panasnya belum turun.

Nita perlahan melihat Anaknya akan pergi, wajahnya sedikit memerah, matanya mengalir Airmata, bibir yang sedikit bergetar. Seperti sedangkan menahan Tangisnya.

Membelai Pipi kanan Yesha dengan lembut, dan menatap wajah cantik Anaknya.

" Jaga dirimu baik-baik sayang, ibu sangat merindukanmu disana Jangan lupa selalu menghubungi ibu. " Lirih Nita, tidak tahan dengan tangisannya.

Yesha yang mendengar kalimat yang diucapkan Ibunya, membuat tubuhnya sedikit mematung. Ini pertama kalinya ibunya mengizinkannya

" Hahhh... Akhirnya ibu menyetujuinya " memeluk erat tubuh Ibunya

" Ini demi dirimu, jika ini yang terbaik untukmu. Ibu akan mengizinkannya sayang "

Jika seperti ini Yesha seketika moodnya kembali semangat, mendapatkan semangat darinya pelukan yang sangat dirindukannya.

Ternyata keputusannya kali ini benar, Pendidikan ini hanyalah untuk dirinya. Jika oranglain menahanmu jadikanlah itu sebagai Tantangan untukmu.

°°°°

Sekitar setengah jam Yesha sampai dibandara, ia tidak melihat mereka.

Didalam ponsel terdapat pesan bahwa disana akan ada sebagian guru sebagai tanda perpisahan.

" Pasti ada disebelah sana " ucapnya berjalan berbelok ke kanan.

Mendapatkan telepon dari seseorang Yesha menerima panggilan tersebut sambil berjalan.

" Halo? "

" Berhenti " seketika Yesha menghentikan langkahnya secara tiba-tiba.

" Kenapa? " Terlihat bingung diraut wajahnya.

" Kami ada disebelah kiri " Ujar Wisna dibalik teleponnya.

Menoleh ke arah kanan, dan benar saja mereka semua berada disana, termasuk 2 siswa yang terpilih.

Yesha menghampiri mereka dengan senyuman manisnya.

" Apa kabar semuanya " sapa Yesha

" Akhirnya kamu datang juga Yesha " Ucap Bu Ratih menepuk kecil punggung Yesha.

" Baiklah kalian mempunyai waktu sekitar 1 jam setengah, kalian makanlah terlebih dahulu. Disebelah sana ada restoran kecil. Kita semua makan dulu ya. " Ujar Bu Ratih

" Baik Bu " balas Serentak ketiga Siswa yang ada disana

'Restoran Ramen'

'Wah ternyata disini juga ada Restoran Ramen juga?' Batin Yesha

Mereka semua masuk kedalam restoran tersebut lalu memesan masing-masing menu Ramen disana.

" Mau pesan yang mana? " Tanya Wisna menyodorkan kertas menunya

" Ah, Aku pesan Ramen ini aja " menunjuk Gambar Ramen Biasa dengan Rasa Ayam Kari.

" Baiklah aku pesan Ramen Hot porsi jumbo " Celetuknya

" Apakah tidak terlalu banyak? Bahkan di dalam pesawat pun pasti akan disajikan makanan lagi disana "

" Aku memang banyak makan, jangan khawatir lambungku mampu menahan makananku. " Dengan senyuman lebar

Yesha hanya tersenyum kikuk mendengar, jika Wisna mampu makan dalam jumlah yang sangat besar, bahkan terlihat dari tubuhnya sangatlah kecil. Hanya saja tubuh Wisna seperti Tipe tubuh ideal Korea kecil dan juga tinggi.

Tak lama pesanan mereka semua sudah tersajikan, melihat waktu tidak banyak mereka semua fokus terhadap makanannya.

25 menit kemudian makanan Wisna habis sampai tandas, hanya saja air kuahnya yang tersisa.

" Akhhhh.... Akhirnya kenyang juga " Senangnya sampai keluar suara Khodamnya

Menoleh kesamping kirinya, ternyata benar Mie Ramen Jumbonya sudah habis, sungguh hebat Wisna bisa menghabiskan Ramen tersebut. Sampai-sampai Yesha hanya kicep dengan pemandangan tak terduganya.

" Hebat, bahkan belum tentu juga aku bisa menghabiskan Reman miliki ini " Yesha terkekeh.

" Habiskan, lihatlah harganya disini sangatlah mahal " bisik Wisna

Ternyata benar, ini mahal sekali. Karena dibandara ini sudah sekali mencari makanan murah.

Terpaksa Yesha harus menghabiskan makanan miliknya. Karena pasti Ramen miliknya ini harganya mahal juga.

°°°°

Setengah jam lagi Pesawat mereka akan lepas landas, tidak lupa Yesha, Wisna, Abram. Berpamitan kepada ketiga guru yang ada dihadapannya. Bu Ratih, Bu Ratna dan Pak Marchel.

" Jaga diri kalian ya nak, kalian pasti bisa " Bu Ratih menyemangati mereka

" Terimakasih Bu, Pak " jawab Mereka dengan serentak

'Mohon perhatian, Pesawat Korean Air setengah jam lagi akan lepas landas, dimohon untuk semua yang bertujuan menuju Negara Korea Selatan. Berharap penumpang sudah berada didalam pesawat. Terimakasih'

" Pergilah, takut kalian ketinggalan pesawat " ucap Bu Ratna

" Baik Bu " balas Yesha.

Mereka bertiga berjalan melangkah menuju Pesawat Korean Air, inilah saatnya Mereka bertiga memulai hidup baru di negara orang.

1
anggita
ooh, sudah lama banget yah sekolahnya😑.
anggita
dukung like👍+ hadiah tonton iklan☝. semoga lancar jaya novelnya 👏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!