NovelToon NovelToon
Obsesi Suami 500 Juta

Obsesi Suami 500 Juta

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari dari Pernikahan / Nikah Kontrak / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / suami ideal
Popularitas:58.2k
Nilai: 4.8
Nama Author: KOHAPU

Kontrak pernikahan dirobek oleh sang suami. Melangkah mendekati istrinya, melemparkan tas yang dipenuhi dengan uang.

"Ingin bercerai dariku? Jangan pernah bermimpi."

Tangannya gemetar, dirinya terpaksa menikahi pria paling cupu dan miskin. Untuk mengindari pernikahan dengan tunangannya yang berselingkuh.

Membuat kontrak kesepakatan, dengan pria yang cupu dan miskin (Neil).

500 juta akan diberikan Chesia, sebagai imbalan. Tapi kala kontrak akan berakhir. Dirinya dikurung dalam kamar yang dipenuhi dengan uang oleh Neil.

"Jangan pernah berfikir untuk bercerai..." Pinta Neil, terlihat putus asa, melucuti pakaiannya. Menarik sang istri ke atas ranjang yang dipenuhi uang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Two Face

Ada beberapa hal yang terjadi tanpa disadari oleh Cheisia yang kini disuapi Neil.

"Minum airnya, demammu sudah sedikit turun." Ucap Neil, usai memberi obat pada Cheisia, memeriksa termometer.

"Terimakasih." Ucap Cheisia dengan air mata mengalir.

Jemari tangan Neil gemetar, mengapa dirinya seperti ini? Selama ini tidak ada kebaikan gratis yang ditemuinya. Gadis yang telah dirusak olehnya, bahkan satu-satunya orang yang mengobati lukanya.

Menyentuh pucuk kepala Cheisia."Jangan menangisi daku. Daku tidak akan mati kecuali dikau menghempaskan cintaku."

Benar saja, Cheisia tertawa mendengarkan candaan Neil. Sebuah candaan bagi Cheisia. Namun, kalimat obsesif tidak tersirat. Menatap senyuman Cheisia, entah kenapa pemuda arogan ikut merasa lega. Benar-benar bahagia hanya dengan senyumannya.

"Apa aku bunuh saja mereka satu persatu di depanmu agar kamu bahagia?" Tanyanya dalam hati, benar-benar gemetar mengingat segalanya. Mulai dari Hazel, Bianca, bahkan kedua orang tua Cheisia.

Mengapa? Ibu, kakek, bahkan neneknya sudah tidak ada. Tidak ada tempat yang disebut rumah baginya. Segalanya terasa abu-abu dan membosankan. Karena itu Neil fikir dengan melepaskan statusnya akan mendapatkan apa yang disebut mendiang ibunya sebagai kebahagiaan.

Apa ini kebahagiaan? Sebuah pertanyaan yang membuatnya tersenyum. Benar-benar cerah dari luar, namun didalamnya bagaikan kawat berduri yang akan mengikat tubuh Cheisia.

"Kamu bekerja disini. Sebenarnya Asha tidak pernah bekerja dengan baik. Ibu dan ayah mengirimnya bekerja, atas rekomendasi Bianca. Dia---" Kalimat Cheisia disela.

"Tenang saja, dia akan takluk dan jatuh cinta padaku. Hingga bersedia menjadi budak ku." Kalimat ganjil penuh tawa dari orang yang paling otoriter.

"Dasar! Mandi dulu! Bersihkan dirimu. Nanti aku pesankan tiga setel baju lewat aplikasi." Cheisia tersenyum dengan wajah pucat.

"Omong-ngomong kenapa kamu percaya padaku? Aku seorang gelandangan tanpa identitas. Kaki pincang karena terluka, bahkan penjaga warung makan pun tidak membiarkan aku bekerja. Tapi kamu memasukkan ku ke rumahmu. Apa kamu---" Kalimat Neil yang tertunduk disela.

"Apa kamu akan berbuat buruk padaku? Aku lebih percaya padamu, dibandingkan dengan pelayanku Asha. Jadi mungkin lebih nyaman, jika memiliki seseorang yang bisa diajak bicara. Tanpa mengeluh." Jawaban polos, benar-benar polos. Mungkin gadis ini dapat ditipu orang dengan mudah.

Namun sebuah jawaban yang membuat Neil bungkam, bagaikan menatap malaikat tanpa dosa. Menginginkan malaikat ini hanya tersenyum untuknya bagaimana pun caranya.

"Cepatlah sembuh, bim salabim besok penyakit Cheisia terangkat." Neil kembali membuat Cheisia tertawa. Sebuah tawa yang indah baginya, membuat perasaan iblis ini... benar-benar... bahagia?

*

Keluar dengan membawa mangkok bubur dan gelas air kosong. Dirinya mulai mendekati kamar utama di apartemen ini. Kamar dengan ruangan paling luas. Apa pantas pelayan mendapatkan kamar yang lebih besar dari majikannya?

Perlahan senyuman menyungging di wajah Neil. Membuka pintu kamar kemudian menuju kamar mandi.

Asha, pelayan itu masih terikat dalam bathtub yang dipenuhi es batu. Pemuda yang tertawa, menjambak rambut sang pelayan, benar-benar sakit. Air matanya mengalir kala wajah mereka hanya berjarak beberapa centimeter.

"Bagaimana cara mengeksekusimu?" Gumam Neil tersenyum.

"Hiks... hiks..." Sebuah tangisan tertahan. Meminta tolong pun tidak bisa. Mulutnya masih diikat dan disumpal dengan kain.

"Tinggalkan kamar ini. Katakan pada wanitaku, kamu tidak ingin kamar yang luas. Memohon dan berlutut padanya, maka sementara ini nyawamu tidak akan aku cabut." Neil menarik rambut Asha semakin kencang. Dijawab dengan anggukan kepala oleh sang pelayan.

"Jika berfikir meminta bantuan akan menyelesaikan masalah. Kamu akan tau akibatnya." Peringatan Neil membuka ikatan.

Sang pelayan menggigil kedinginan. Kala menatap ke arah Neil yang meninggalkan kamar mandi dengan kaki yang pincang.

Untuk sementara dirinya akan menurut. Kemudian diam-diam melaporkan hal ini pada nona Bianca. Benar! Jika gelandangan itu keluar maka dirinya dapat hidup seperti biasanya.

Dilayani oleh Cheisia, mendapatkan gaji dari Cheisia. Jika nyonya Sela datang tinggal berpura-pura mengadu tentang perilaku buruk Cheisia. Hidupnya akan kembali seperti biasanya. Dengan dukungan nona Bianca.

*

Bersin beberapa kali, dirinya mulai mengirim pesan pada Bianca.

'Nona, penyihir jelek itu (Cheisia) membawa gelandangan kemari. Tolong saya, gelandangan itu menganiayanya bahkan mengancam akan membunuh saya.'

Beberapa menit kemudian pesan tersebut dibalas oleh Bianca.

'Bersiap-siaplah untuk nanti sore. Aku akan membawa ayah, dan ibu. Seperti biasa, buat seolah-olah Cheisia kasar dan melukaimu.'

Dengan cepat sang pelayan mengirimkan balasan.'Baik nona...'

Wajahnya tersenyum, setelah ini pekerjaannya yang mudah akan kembali. Gelandangan sialan itu akan diusir.

Memakai pakaian sedikit robek. Dirinya memang sedikit demam akibat Neil yang merendam nya dalam air es.

Brak!

Pintu dibuka dengan kasar oleh Neil."Ular! Buatkan makan malam, jika tidak aku akan menjadikanmu hidangan di atas meja!"

"Kamu gelandangan yang---" Kalimat sang pelayan terhenti kala Neil, menjambak rambutnya, mencengkeram kuat kedua pipinya.

"Sudah aku bilang, buat makanan atau mati di tempat ini." Ancaman penuh senyuman, membuat dirinya ketakutan.

Melarikan diri dengan cepat menuju dapur setelah Neil melepaskannya. Pemuda yang menghela napas kasar, diam-diam tersenyum. Begitu menyenangkan membalas perlakuan mereka pada wanitanya.

*

Makan malam disajikan, Cheisia terlihat benar-benar lemas. Dengan cepat Neil menarik kursi untuknya. Hingga kala Cheisia duduk.

"Daku mengagumi betapa indahnya dikau ketika mulai duduk. Tidak kuasa daku mengagumi keindahan dikau." Kalimat cepat penuh senyuman bagaikan orang bodoh.

Membuat Asha benar-benar kehabisan kata-kata. Baru sekitar sejam yang lalu psikopat ini mengancam akan menyajikan potongan tubuhnya di atas piring. Tapi sekarang? Daku, dikau?

"Neil! Berhenti mengatakan omong kosong!" Cheisia menutup wajahnya, terlihat malu.

"Memang ada yang menyaingi kecantikan dikau?" Neil tersenyum.

Sementara Asha masih melihat dengan wajah datarnya."Ini!" Ucapnya menyajikan makanan, terdengar merungut kesal.

"Terimakasih..." Cheisia tersenyum, untuk pertama kalinya sang pelayan memaksakan makanan untuknya. Namun, kala mencoba suapan pertama, dahi Cheisia berkerut.

"Boleh aku minta?" Merasa ada yang aneh Neil mencobanya. Benar-benar asin, bahkan hampir dapat dikatakan pahit. Pelayan ini ingin menantang dirinya rupanya.

"A ...aku akan memakannya." Ucap Cheisia berusaha menghargai. Sedangkan sang pelayan hanya tersenyum puas setelah memasukkan 1/4 kg garam ke dalam makanan.

Tapi.

"Nona, ini membuatku ingat tentang kasus pembunuhan. Dimana mayat korbannya dipotong-potong kemudian diawetkan menggunakan garam. Mengerikan." Neil yang mengepel lantai tersenyum tanpa dosa.

Membuat seketika wajah Asha pias.Tangannya bergerak cepat."Kamu tidak boleh makan ini! Akan aku buatkan lagi!"

"Kamu? Bukan nona?" Batin Neil, menertawakan bagaimana cara pelayan ini menguji kesabarannya.

Suara bel pintu terdengar, pertanda Bianca dan kedua orang tuanya datang. Bersamaan dengan itu sang pelayan tersenyum.

Prang!

Asha menjatuhkan piring yang dibawanya, kemudian duduk di atas lantai. Menampar dirinya sendiri.

"Nona Cheisia! Kenapa anda menampar saya? Saya tidak sengaja..." teriak Asha menangis.

"Apa yang kamu lakukan lagi..." Ucap Cheisia dengan nada lemah.

Bersamaan dengan itu, pintu yang tidak dikunci, dibuka oleh Bianca.

"Asha!" Teriak Bianca seolah-olah menolong pelayan yang teraniaya. Sedangkan wajah Sela dan Dirgantara terlihat tidak senang.

"Aku tidak---" Kalimat penjelasan dari Cheisia disela.

"Nona Cheisia hanya membela saya." Ucap Neil berlutut dengan air mata mengalir. Senyum menyungging di wajahnya diam-diam, tanpa disadari siapapun.

🥀🥀🥀

...Kupu-kupu putih kecil, terbang dengan sayap rapuhnya....

...Mengejarnya sembari tersenyum di bawah cahaya matahari....

...Kupu-kupu yang hanya hinggap pada bunga. ...

...Membuatku iri, haruskah aku hancurkan semua bunga, agar dia hanya melihatku......

...Melindunginya dari derasnya air hujan dengan tubuhku. Makhluk rapuh yang aku cintai......

Neil.

1
Senjaa💞
Yg sabar ya hanz,yuk tak bantu bls dendam ke bianca....sepertinya kedua orang tua melita bukan orang sembarangan...pak polisi saja sampai syok gtu cm liat fotonya...hmm,msh jd misteri🤔🤔
🌠Naπa Kiarra🍁
Segera terungkap nih, kebusukan Bianca yang lain.
Yani Setyani
Pacar halu Hanz...
Semoga kamu baik baik saja
Dengan adanya orang baik yg menyelamatkanmu
Nur Wahyuni
gercep hanz ayo selidiki.. hazel dan willy ayo bantu.. jangan biarkan Bianca dan ibunya hidup bebas..
Ufi Yani
chei dlm bahaya, klo bia tau chei drumh sela
riiina
good Hanz...
yesi yuniar
ternyata hanz memang tetap pintar 👍👍👍
imel
hebat Hanz.. saat masih berduka pun masih bisa analisis kemungkinan tersangka..
🌸Ar_Vi🌸
lanjuuy
Indar
ayo hanz, selidiki, cari dan beri hukuman yg berat pada org yg sdh berani2nya membunuh pacar halumu
Яцяу
apa kabar niel 😢
Яцяу
pacar hanz org penting yaa
Abimanyu Rara Mpuzz
psikopet
Nur Wahyuni
gila.. kapan dua orang iblis itu mati.. semua orang gak bersalah dibunuhnya
Nur Wahyuni
yah si ibu sama bapaknya masa jadi begitu.. kasian cheisia
yesi yuniar
sadar cheisia... kembalilah pada niel, jangan terus menunggu utk dijemput...
Indar
benar2 kejam dan sadis kelakuan bianca gadungan dan ibunya 😡😡 dan semoga karma akan segera datang
🌠Naπa Kiarra🍁
Hanz kena azab karena memisahkan Cheisia dan Neil
Яцяу
sadissss.. hanz drpd sibuk mikirin cara agar cheisia kembali ke hazel mendingan urusin tuh si vony pikirin caranya balas kematian pacar halumu
Senjaa💞
sebenarnya disini iblis sesungguhnya si vony n ibunya....berharap karma yg mereka terima sangat memyakitkan....😈
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!