NovelToon NovelToon
Dari Benci Jadi Suami

Dari Benci Jadi Suami

Status: tamat
Genre:Tamat / Berbaikan / Ibu Pengganti / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:11.3k
Nilai: 5
Nama Author: nichi.raitaa

Tolong bantu support dan jangan lompat bab saat membaca ya, terima kasih 💗

Delilah Atmaja—seorang perempuan—yang sama sekali tak berkeinginan menikah, terpaksa menuruti kemauan sang ayah. Justru bertemu kembali dengan Ananda Dirgantara—musuh semasa SMA—dan justru berakhir di pelaminan. Tak berhenti sampai di sana, Rakanda Dirgantara—mantan cinta pertama Delilah—menjadi sang kakak ipar. Hadir juga hari dimana Raka menerima bantuan dari si jelita, Delilah. Membuat keruh hubungan rumah tangga Nanda dan Delilah yang telah menjadi seorang istri.

Dapatkah mereka akan melewati drama pernikahan dan pergulatan hati masing-masing? Akankah mereka berdamai dengan keadaan dan menemukan akhir yang bahagia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nichi.raitaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 27

Manik Delilah menangkap guratan aneh di mimik wajah sang sahabat. Tak biasa si bawel satu itu bersikap tenang dan sedikit salah tingkah. Delilah masih mengawasi ketika Jenie mulai meremas tangan gundah.

“Jenie, kenapa justru kau yang terlihat gelisah begitu?” Delilah masih sibuk mengatur napas dan menyapu sisa air mata di pipi.

Manik Jenie justru tambah berlarian sibuk menghindari tatapan Delilah. Bukan menyerah, tetapi si jelita semakin penasaran dan terus menekan sang sahabat dengan pertanyaan tambahan.

“Kau tidak sedang menyembunyikan sesuatu dariku, bukan?” Suara Delilah kini terdengar lagi setelah tak mendapat jawaban.

“Delilah, sebelum kujelaskan. Bolehkah aku bertanya padamu?” Akhirnya suara Jenie keluar Delilah mengangguk. “Apa kau menyayangiku?” Jenie menggenggam erat tangan Delilah.

“Ck, apa kau juga ikut menjadi bodoh sekarang?” Delilah memutar bola mata malas.

“Jawab saja, kumohon!” Jenie menggoyangkan bahu Delilah.

“Iya, tentu saja aku menyayangimu. Apa yang sedang kau pikirkan?” Delilah menahan gerakan yang dilakukan Jenie berulang.

“Sama sepertimu, Deli. Aku sedang kesepian, sendirian sama sekali tidak menyenangkan.” Jenie mulai menunduk dalam, “aku terbiasa melakukan semua hal bersamamu. Lalu, aku merasa kau meninggalkanku begitu saja setelah bertemu dengan Nanda. Kemudian kau bilang akan menikah, jujur aku sangat terkejut dan sedikit sedih.” Suara Jenie terdengar bergetar.

Degup jantung si manis semakin menjadi. Akan tetapi, dia masih mencoba menjelaskan secara perlahan. Dia tak ingin membuat kondisi semakin terasa salah. Delilah juga menyimak dengan seksama. Tanpa sadar, napas si jelita tertahan mendengar penuturan Jenie. Delilah tak menyangka jika keputusan saat itu juga berimbas pada hati si sahabat. Tiba-tiba kepala Jenie yang menunduk tadi terangkat dan menatap Delilah.

“Deli bukan berarti aku tidak senang melihatmu bahagia. Justru aku akan sangat bersyukur jika kau menemukan pria yang tepat. Hanya saja … aku tidak ingin berakhir sendirian. Lalu, kupikir kau salah jalan. Secara sepihak, aku langsung menyimpulkan begitu saja.” Jenie beralih pada layar ponsel.

Penjelasan Jenie tertahan, tak ada suara terdengar. Dia sibuk menggeser layar hingga menemukan foto yang dia cari. Setelah mengambil napas dalam lalu menghembuskan berat. Jenie meletakkan ponsel di atas meja dan membiarkan Delilah melihat apa isi dalamnya.

“Jenie, kau—” Kalimat Delilah tergantung di udara, dia beralih menatap Jenie kembali, “yang mengambil fotoku saat bersama dengan Raka. Lalu menyerahkannya pada … Nanda?” Delilah hampir tak percaya dengan yang dilihat.

Jenie mengangguk pelan sambil menggigit bibir bawah. Tentu saja, netra dua wanita itu memanas. Satu sibuk menyalahkan diri dan yang lain tak menyangka jika pelaku pemotretan ilegal tersebut adalah sahabat sendiri. Delilah masih memegang ponsel sang sahabat dan menggeser lebih jauh.

“Kau juga yang mengambil foto ini?” Delilah menunjukkan foto dirinya dan Raka saat tak sengaja berjumpa di mall setelah mengunjungi klinik kala itu.

Jenie kembali mengangguk lemah. Terasa panas terbakar emosi hati Delilah. Sedangkan si manis sama sekali tak bereaksi, selain menunduk dan terlihat menyesal telah melakukan hal barusan.

“Kenapa kau begitu tega? Aku terus disudutkan karena ulahmu, kenapa kau juga—akh!” Delilah meletakkan lagi ponsel ke atas meja dengan emosi.

“Delilah sungguh, aku tidak tau jika pria itu adalah Raka. Aku mengira kau salah mengambil keputusan dan sedang menyesalinya. Aku pikir dengan melakukan itu … aku bisa mendapatkanmu kembali.” Jenie mulai terisak.

“Kau tau, pernikahanku sekarang hampir hancur. Karena kesalahpahaman yang terus terjadi. Kenapa kalian, kenapa kau juga salah paham terhadapku, hah?!” Delilah mulai meninggikan suara.

“Sungguh aku hanya—”

“Hanya? Kau bilang ini hanya? Jika kau memang sahabatku, seharusnya kau berada di sisi untuk mendukung dan mengingatkanku. Bukan justru mengadu domba dengan pasanganku seperti ini. Aku sangat kecewa padamu, Jenie!” Delilah berdiri dan bersiap pergi ketika Jenie berusaha mencekal tangan Delilah.

“Delilah, tunggu! Biarkan aku memperbaikinya, kumohon!” Mata Jenie sudah basah.

“Tidak perlu! Cukup, aku sudah muak dengan kalian semua!” Delilah melepaskan cekalan dan melangkah pergi keluar tanpa menghiraukan suara Jenie di belakang.

Sialan, kenapa tidak ada satupun manusia di dunia yang bisa kupercaya, hati Delilah yang terluka sibuk berbisik.

Dia melangkah cepat sambil sesekali mengusap wajah kasar. Dia kehilangan tempat berpijak, sahabat yang selalu disinggahi kala gundah juga telah berkhianat. Tak lagi dia punya tempat berteduh. Dia kehilangan arah, dunia si jelita seolah runtuh begitu saja. Akan tetapi, entah angin apa yang membawa langkah Delilah berakhir di lorong putih dengan bau obat yang begitu tajam menusuk hidung.

Kaki Delilah berhenti bergerak saat menangkap pria di depan mata sedang merangkul pinggul seorang perempuan muda berjas putih. Netra si jelita tak mampu berkedip, jika sebelumnya dia berjumpa dengan Matthew yang menggoda sang suami. Kali ini berbeda lagi, perempuan dalam dekapan Nanda memakai jas serupa hanya lebih panjang hingga lutut. Terasa belum cukup kehancuran yang mendera si jelita. Dia juga harus menerima sang suami tengah memeluk tubuh lain.

Iya, aku yang bermain api dan sekarang justru sedang terbakar, Netra Delilah terasa sangat panas dengan hati kecil terkoyak.

Dia lekas berbalik dan melangkah cepat. Membawa pergi air mata yang siap untuk terjun kembali. Tak peduli berapa kali nama indahnya terdengar. Namun, kaki jenjang Nanda dengan mudah mencapai Delilah lantas menyambar tangan si jelita dan menarik ke dalam sebuah ruangan tak jauh dari mereka berada.

“Keluar!” titah Nanda pada pemilik ruangan, si penghuni ruangan juga menurut saja. Dia beringsut keluar tanpa suara.

“Delilah, ini sama sekali tidak seperti yang kau pikirkan.” Nanda langsung bersuara.

“Memang kau tau apa yang sedang kupikirkan?”

“Deli, sedang apa kau di sini?”

“Memergokimu memeluk perempuan lain.” Delilah menjawab datar.

“Ck, ayolah ini semua—”

“Hanya salah paham?” Delilah menyela dengan cepat, “kenapa aku harus memaklumi, tapi tidak denganmu? Kau boleh terus salah paham terhadapku.”

“Delilah—”

“Sudah cukup, aku tidak ingin mendengar alasanmu. Aku akan pergi. Kau bisa melanjutkan aktivitasmu kembali.” Delilah berputar hendak menjauh, tetapi kali kedua ada yang mencekal tangan si jelita.

“Hei, dengarkan aku dulu. Dia adalah dokter muda, aku hanya membantunya karena hampir terjatuh. Apa kau ingin aku mendorongnya sekarang? Akan kulakukan.” Nanda menatap serius sang istri.

“Kau benar-benar tidak waras.” Delilah melepaskan cekalan Nanda, tetapi sang suami enggan mengalah. “Lepaskan aku!”

“Pelankan suaramu dan katakan apa yang kau ingin untuk membuktikan jika perempuan tadi tidak berarti apapun bagiku, Delilah.” Nanda masih mencengkram erat tangan sang istri.

Dia bisa melihat jelas, tergenang air bening di pelupuk mata sang istri. Kembali dia menggores luka di hati orang yang dia cinta. Nanda menghela dan menghembuskan napas berat. Delilah masih tak bersuara dan bergeming di tempat.

“Deli—”

“Jika perempuan itu tidak berarti … kenapa menyembunyikan aku disini? Kau bilang semua orang mengira aku adalah istri Raka. Lalu kenapa kau tidak berteriak pada mereka jika aku adalah istrimu! Kenapa kau justru selalu berteriak menyalahkanku dan melanjutkan salah pahammu?! Kenapa kalian tidak percaya padaku, kenapa tidak ada satupun yang berada di sisiku? Kenapa aku harus selalu membenarkan semua seorang diri, apa aku memang tak layak bagi kalian, hah?! Kenapa dunia begitu kejam dan tidak adil padaku! Kenapa aku selalu saja sendirian!” Delilah berteriak dan meloloskan tangisan yang sejak tadi dia tahan.

Nanda sama sekali tak mendapat kalimat yang tepat. Dia melihat Delilah tak seperti biasa. Wanita yang selalu bersembunyi dibalik tembok tebal nan kokoh. Menjaga ruangan hati tetap beku dan dingin, tanpa sadar perlahan mulai mengarah pada sang pasangan dan ingin bersandar juga. Waktu seolah membeku, keheningan mengelilingi pasangan di dalam ruangan. Tak terdengar lagi suara setelah teriakan Delilah, hanya ada isakan lembut yang tercekat.

Ah, aku selalu saja melewati batas, hati Nanda bergumam sendirian.

***

Hello, semoga hari ini menyenangkan ... Jangan lupa like dan komentar, terima kasyih 💗

1
Ripah Ajha
sungguh keren kata2mu Thor, aku jadi terhura eh terharu maksutnya🥰
nichi.raitaa: aw, terima kasih ya kakak juga sudah baca sampai akhir ... aku meleyot nihh 🫣🫠😘
total 1 replies
Krismargianti Andrean
lanjut thor nunggu nih ampe tambah es teh jumbo 5kali
nichi.raitaa: waduh kak ... apa nggak kembung 🤧 btw timamaciw sdh mampir, nih aku kasih 2 hati akuh 💗💗🫦
total 1 replies
Zee✨
hay kak nicki, aku mampir hehe semangattttt💪💪
nichi.raitaa: nyehehhee okidoki kak 💗 aku telhalu loh😵‍💫🫠
Zee✨: sama², nanti ye mau ngepel dulu😂😂
total 3 replies
Zee✨
dih kepedean amat bang😏
Zee✨: pantesan aku cari² nggak kelihatan, taunya di sana toh🤭
nichi.raitaa: 🤧😶‍🌫️ aku ampe ngumpet dibalik awan kakk
total 2 replies
Ripah Ajha
like Thor, tetep semangat update ya🥰
nichi.raitaa: terima kasih supportnya kak, wait ya 💗😘
total 1 replies
Ripah Ajha
gitu tu, kalok oasangan suami istri blom prnah mp, bawaannya emosi teros🤣
nichi.raitaa: aw ... si kk tau ajah 🤧🫣
total 1 replies
Ripah Ajha
keren karyamu thor
nichi.raitaa: terima kasih sdh membaca kak, semoga betah ya 💗
total 1 replies
·Laius Wytte🔮·
Kisahnya bikin baper, jadi terlarut sama ceritanya.
nichi.raitaa: terima kasih sudah membaca, Kak 💗 teruskan lagi yuk kakk 🥰
total 1 replies
Sandy
Seru banget, gak bisa berhenti baca😍
nichi.raitaa: terima kasih, sudah membaca kak 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!