Pertemuannya kembali dengan keluarga kandungnya membawa kehidupan baru bagi Luna. Dia harus menikah dengan kakak iparnya sendiri sesuai wasiat terakhir sang kakak sebelum meninggal.
"Lu-Luna... Belajarlah untuk mencintai kak Andra. Menikahlah dengannya, kakak mohon....."_ Aleena
"Tidak kak, aku tidak mau. Mana mungkin aku menikahi kakak iparku sendiri."_ Luna.
Pernikahan yang terjadi tanpa cinta itu apakah akan berlangsung lama, atau hanya akan bertahan seumur jagung saja?
"Sampai kapanpun kamu tidak akan pernah bisa menggantikan posisi Aleena dihati aku, sekalipun kamu adalah adik kandungnya."_ Raffandra.
Yang penasaran dengan ceritanya langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Dan jangan lupa masukkan sebagai favorit, beri like, vote, hadiah dan bintang 5 nya. Terimakasih 🙏🥰
💖💖💖💖💖
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fajar Riyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 : Belum bisa menerima kenyataan.
Langit sudah nampak gelap, cahaya matahari kini mulai digantikan dengan cahaya bintang dan cahaya bulan. Sejak siang Andra masih tetap berada diposisinya, yaitu berjongkok di samping makam Aleena. Sudah banyak yang Andra ceritakan disana, bagaimana dia merasa sangat kehilangan. Berharap Aleena mendengar setiap hal yang dia ceritakan.
Tak lupa Andra juga bercerita tentang pernikahan dirinya dengan Luna, tentang sikap Luna. Andra sudah tidak ingin mempermasalahkan perihal ce-lana da-lam ataupun foto pernikahannya dengan Aleena yang rusak karena ulah Luna. Walaupun Andra tidak tau pasti apakah benar-benar Luna yang sudah menjatuhkan foto itu atau bukan. Namun saat ini yang Andra butuhkan adalah kehadiran Aleena kembali disisinya, dan itu sangat mustahil.
Andra hanya bisa bermimpi Aleena akan hidup kembali, nyatanya sekarang dia sudah menikahi Luna sesuai wasiat terakhir Aleena.
"Aleena, sayang. Aku tidak bisa hidup tanpa kamu. Aku benar-benar sangat hancur. Kenapa bukan aku saja yang mengalami kecelakaan itu." Andra kembali berbicara pada gundukan tanah yang masih basah itu, dimana jasad Aleena terbaring dibawah sana. Berharap suaranya terdengar oleh mendiang istrinya itu.
Tiba-tiba Andra teringat dengan percakapannya dengan Aleena diatas ranjang beberapa hari sebelum Aleena kecelakaan.
"Sayang, kamu tau gak? Aku ingin sekali suatu saat adikku Luna bisa menikah dengan pria seperti kamu. Aku ingin Luna mendapatkan kasih sayang yang tidak pernah aku dan papa berikan padanya sejak kecil." ucap Aleena kala itu.
"Begitu banyak pria di dunia ini, kenapa harus yang seperti aku, sayang?"
"Karena kamu adalah pria yang sangat bertanggung jawab dan sangat romantis. Aku mencintaimu sayang, aku mencintaimu...."
Air mata Andra kembali menetes mengingat kejadian malam itu. Sekarang malam itu hanya tinggal kenangan. Dan malam-malamnya sekarang adalah bersama Luna, bukan Aleena lagi.
Andra memutuskan untuk pulang kerumah setelah dia merasa sudah cukup lama berada dimakam Aleena. Bahkan jam ditangannya sekarang sudah menunjukkan pukul 11 malam. Beberapa panggilan masuk juga sudah memenuhi layar ponselnya, siapa lagi jika bukan mamanya yang terus mencoba menghubungi dirinya sejak tadi siang. Mamanya pasti sudah mendengar kejadian tadi siang dari pelayan dirumahnya, bukan dari Luna. Walaupun dia belum begitu mengenal Luna, tapi dia yakin Luna bukanlah tukang ngadu.
Begitu sampai dirumahnya, rumah itu sudah nampak sepi. Kedua orang tuanya pasti sudah tidur, begitupun dengan Luna.
"Andra, darimana saja kamu?" suara Devina terdengar ditelinga Andra saat dia hendak menaiki tangga menuju kamarnya. Rupanya Devina tidak bisa tidur dan dia memang sedang menunggu kepulangan putranya itu.
"Aku baru pulang dari kantor karena harus mengurus beberapa pekerjaan penting." jawab Andra berbohong.
Devina menghela nafas berat, "Jangan kamu pikir mama tidak tau. Sejak siang kamu meninggalkan kantor dan tidak kembali kesana. Pelayan dirumah juga sudah bercerita pada mama tentang apa yang terjadi antara Luna dan Felicia tadi siang."
Devina berjalan kearah Andra dan berdiri tepat dihadapannya. Ditatapnya wajah putranya yang sudah nampak sangat kusut itu.
"Cobalah untuk mengenal Luna lebih dekat. Mama yakin, Aleena tidak mungkin salah memilihkan Luna untuk menjadi istri kamu. Luna gadis yang baik, dia hanya butuh waktu saja untuk beradaptasi dengan kehidupannya yang sekarang. Tugas kamu sebagai suami adalah untuk membimbing dia." ucap Devina.
"Jangan merasa seolah kamu yang paling tersakiti dalam hal ini. Tidak ada seorang adik yang tidak kehilangan setelah ditinggal mati oleh kakaknya. Apalagi mereka baru dipertemukan setelah dipisahkan cukup lama. Luna tidak bersalah dalam hal ini, dia juga sangat kehilangan Aleena, sama seperti kamu." imbuh Devina terus membela Luna.
Andra nampak terdiam, dia memang tidak pernah memikirkan perasaan dan hati Luna. Selama ini dia hanya memikirkan dirinya sendiri. Merasa kehilangan Aleena, tanpa memikirkan jika Luna juga pasti sangat kehilangan Aleena.
"Aku tau apa yang harus aku lakukan ma, jadi mama tidak perlu khawatir. Sebaiknya mama tidur karena ini sudah malam." Andra hendak melangkahkan kakinya menaiki tangga, namun dia mengurungkan niatnya dan kembali menatap mamanya.
"Dan mama tidak perlu memberikan barang-barang yang aneh pada Luna lagi. Aku tidak mencintai Luna, apapun yang dia pakai tidak akan membuat aku tergoda." ucap Andra membuat Devina merasa malu karena sudah ketahuan memberikan hadiah lingerie seksi pada Luna.
Rupanya semalam Andra memang sempat melihat lingerie berwarna merah yang digantung oleh Luna didalam kamar mandi. Dia langsung bisa ditebak jika lingerie itu pasti pemberian mamanya untuk Luna.
Andra masuk kedalam kamarnya, lampu kamarnya sudah gelap. Hanya lampu penerangan diatas nakas yang memberikan penerangan kamar itu. Dia melihat ke arah ranjang, dimana Luna sudah tertidur dengan pulas disana. Andra berjalan mendekati dan duduk di tepi ranjang, memandangi wajah Luna.
"Maafkan aku, aku sadar sikapku sudah keterlaluan padamu. Aku sadar jika kita sama-sama telah kehilangan Aleena. Maaf karena aku tidak memikirkan perasaan kamu." Andra berbicara pada Luna yang sedang tertidur. Setidaknya dia sudah meminta maaf walaupun Luna tidak mendengarnya.
Andra kembali melanjutkan kata-katanya. "Tapi ucapanku yang tadi siang adalah benar. Saat kamu menemukan pria yang kamu cintai, maka aku akan melepaskan kamu. Aleena ingin kamu bahagia, itulah sebabnya aku tidak ingin menjadikan pernikahan ini sebagai beban untuk kamu."
Sekarang Andra sudah merasa lega karena dia sudah mengutarakan isi hatinya pada Luna. Dia sudah meminta maaf pada Luna walaupun Luna sedang tidur. Kemudian Andra ingin segera bangun untuk mengganti pakaiannya, namun tangannya ditarik oleh Luna hingga kini tubuh Andra berada diatas tubuh Luna. Wajah mereka hanya berjarak sekitar lima centimeter saja.
"Cepat buka, aku ingin melihatnya." ucap Luna dengan mata masih tertutup, rupanya Luna sedang mengigau.
Andra nampak sangat gugup melihat wajah Luna sedekat itu, hingga dia menganggap Luna benar-benar sedang bicara padanya.
"Bu-buka? Me-memangnya apa yang ingin kamu lihat?" tanya Andra.
Luna yang memang sedang tidur dan hanya mengigau tidak menjawab ucapan Andra. Bahkan dia tidak bisa melihat dan merasakan jika saat ini Andra sedang menatapnya dengan jarak yang sangat dekat, jantung pria itu bahkan mulai berdebar dengan kencang. Karena ini adalah untuk pertama kalinya dia seintim ini dengan seorang wanita selain Aleena.
Mata Andra tidak berkedip memandangi wajah Luna, entah mengapa Luna nampak begitu cantik saat sedang tertidur.
"Radit cepat buka, kenapa lama sekali." Luna kembali mengigau, bahkan dia sampai menyebutkan nama yang nampak asing ditelinga Andra.
Andra menarik nafas panjang, sekarang dia baru sadar jika Luna rupanya hanya sedang bermimpi. Tapi siapa Radit? Kenapa Luna menyebut nama seorang pria dalam tidurnya. Mungkinkah Radit adalah pria yang Luna sukai?
Namun Andra tidak ingin mengambil pusing. Dia segera bangun dari atas tubuh Luna dan memilih untuk membersihkan diri dikamar mandi. Dia tidak peduli jika Luna sudah menyukai seseorang, karena dia juga tidak mencintai Luna. Satu-satunya wanita yang dia cintai hanyalah Aleena.
...💐💐💐💐💐...
LO MENTINGIN ANAK LO DAN HANCURIN KEBAHAGIAN ORANG TAK BERDOSA GITU?
LO BAIK BANGET JADI PAPA, MENYURUH ANAKNYA JADI JALANG.
kalau gak suka langsung dorong kuat2 dong.
sekuat2 nya tenaga wanita masih kalah sama tenaga laki2.
kebanyakan ngomong
"apa apaan apa apaan" cih