NovelToon NovelToon
Berdua : Menjadi Penakluk Bersaudara

Berdua : Menjadi Penakluk Bersaudara

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Reinkarnasi / Cinta Terlarang / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Alif R. F.

Dua bersaudara kakak beradik yang sudah lama memainkan MMORPG menggunakan kapsul DDVR (Deep-Dive Virtual Reality) tiba-tiba berpindah dunia disaat mereka sedang menunggu tutupnya server.

Adik perempuan yang bernama Rena sudah bertahun-tahun menggunakan kapsul DDVR yang sekaligus digunakan sebagai penunjang kehidupan karena dirinya yang mengalami koma akibat kecelakaan di masa lalu, akhirnya bisa mengalami dunia nyata meskipun dengan tubuh yang berbeda dan di dunia yang berbeda pula.

Berbeda dengan kakak laki-lakinya, Reno, yang sudah mempersiapkan pernikahannya sementara semua impiannya hampir sudah tercapai semua kini harus dihadapkan dengan situasi yang berbeda, di dunia dan dengan tubuh yang berbeda, sama sekali tidak memiliki jalan untuk kembali.

Apakah Reno akan mengalah dengan adiknya, Rena, dan hidup di dunia baru sebagai seorang Penakluk? atau dia akan tetap berusaha mencari jalan pulang sementara meninggalkan adiknya di dunia yang asing dan kejam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif R. F., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#15 – Berdua : Menjadi Petualang Bersaudara I

Peperangan pun selesai dengan Ouros dan Auriel berperan besar dalam peleraian mereka. Keduanya sebelumnya tidak pernah menyangka bahwa hal itu akan berhasil, bahkan bagi Auriel sendiri yang membuat inisiatif hanya karena rasa empati yang tinggi terhadap orang-orang yang begitu dekat dengan ajal, tidak mengharapkan kekuatannya dan juga kemampuan persuasi kakaknya, Ouros, mampu melerai dua pasukan besar untuk berperang.

Kini peperangan telah usai, begitu juga dengan kesalahpahaman yang mengakibatkan kedua belah pihak bisa berperang. Dan dengan begitu, Ouros dan Auriel pun mulai beranjak dari kemah dua pasukan yang mulai dibereskan dengan menaiki kuda pemberian dari prajurit Everion.

Ouros di atas kudanya pun mulai membuka peta yang diberikan kepadanya oleh Randall. Sementara itu, Auriel masih belum menaiki kudanya, meski insting pada tubuhnya mengatakan bahwa ia bisa mengendalikan kuda karena tubuh bawaan dari game, sebagaimana keduanya bisa menggunakan sihir dengan begitu saja.

"Kenapa belum naik?" tanya Ouros kembali menggulung peta yang belum sempat ia lihat.

Auriel yang masih mengelus-elus leher kuda nya hanya bisa menempelkan pipi nya di leher kuda. "Apakah kita akan tetap benar-benar pergi dengan kuda ini?"

Ouros menghela nafas panjang. "Tentu … meskipun ini terkesan buang-buang waktu sementara kita bisa terbang dengan cepat, kakak tetap mengkhawatirkan keselamatan kamu. Apakah kamu tidak bisa berlogika bahwa, jika kita saja bisa menggunakan kekuatan sebesar ini, lalu bagaimana dengan orang-orang yang hidup di dunia ini? Ditambah dengan potensi mereka yang tentu saja jauh lebih tinggi, karena mereka mengenal dunia mereka, tidak seperti kita yang tanpa kemampuan dari game, kita hanya mas-mas dan mbak-mbak biasa yang tersasar di dunia lain. Sudah paham kan dengan maksud kakak??"

"Tapi ini terlalu lama … dan kita juga belum tentu selamat dengan hanya menunggangi kuda."

"Setidaknya kita bisa mengharapkan bahwa musuh yang kita temui di darat akan tidak lebih kuat dari mereka yang bisa terbang atau mereka yang bisa menembakkan sihir dari jarak jauh. Kita harus tetap berhati-hati, kita tidak pernah tahu apakah kekuatan ini akan hilang suatu saat nanti, atau apakah akan terjadi error ketika kita sedang menggunakannya di situasi antara hidup dan mati. Jadi sebelum itu terjadi, lebih baik kita mencegahnya dengan terus berwaspada."

"Tapi … seekor kuda? Ayolah kak, kita punya tunggangan dari game yang bisa kita summon."

Ouros kemudian menoleh ke arah prajurit yang ada di belakangnya dan masih membereskan kemah mereka. "Lihatlah … apakah kamu yakin ingin mengekspos kekuatan kita disini? Bisa saja mereka menyebarkan kekuatan kita dan membuat keberadaan kita jadi diketahui oleh entitas yang jauh lebih kuat dari kita. Dengar … kakak lebih memilih mati dari pada harus dijadikan yang tidak-tidak oleh para pemegang kekuatan besar dengan sifat sinting dan maniak. Apalagi kamu yang seorang wanita. Dan jika pun itu benar-benar terjadi kepada kamu di hadapan kakak … maka kakak berjanji akan menghentikan "penderitaan" kamu saat itu juga."

Auriel menatap tatapan tegar Ouros dan merasa mengalah, lalu langsung menaiki kuda nya. "Haa … oke, oke, karena kakak berbicara begitu, aku malah jadi takut sungguhan."

"Rasa takut adalah aset terbesar dalam kemampuan bertahan hidup. Jadi, pertahankan itu." Ouros kembali menoleh ke arah gulungan peta dan melebarkannya.

Auriel yang menyaksikan itu pun hanya melirik ke samping. "Memangnya kakak bisa membaca map?"

"Tentu, kakak waktu SD dulu pernah ikut pramuka," ucap Ouros dengan santainya sambil membuka peta.

Sesaat Ouros membuka peta, ia pun mulai bertanya-tanya di dalam benaknya.Ini … ini bagaimana cara bacanya?!!

Sementara itu, Auriel menahan tawanya melihat kakak nya yang setengah mati kebingungan saat membaca peta di tangan nya sambil terus membolak-balik lembar peta tersebut.

Kekekek, sok-sokan sih!

Beberapa menit kemudian, sementara keduanya hanya duduk di atas kuda mereka, Auriel dengan ahlinya bersandar di leher kuda sebagaimana orang bersandar di stang motor.

"Kak … sudah belum?" tanya Auriel yang tiba-tiba sudah menggigit rumput ilalang dengan bosannya.

"Uwaaaah! Ini bagaimana cara bacanya!? Kita dimana?? Eorelk … Eorelk? Ini Eorelk, kan?!!!!" dan Ouros pun kehilangan kesabaran dan langsung kembali menggulung peta nya.

Sementara itu, tawa Auriel pun pecah. "Huwahahahahaha! Kak … hahahaha … kakak lucu sekali! Hahahaha!"

Ouros kemudian langsung memberikan peta nya ke Auriel yang masih tertawa. "Haa … kalau begitu, coba kamu kalau bisa."

Auriel pun meraih peta yang sudah kembali digulung itu, dan mulai membukanya dengan sedikit tawa nya yang masih tersisa. Sesaat peta terbuka, dan sesaat matanya membaca setiap guratan garis yang tergambar pada peta, dan sesaat tulisan demi tulisan yang menjelaskan isi peta terbaca oleh matanya, Auriel tiba-tiba bisa merasakan semua informasi tentang semua yang tergambar di peta tersebut, masuk ke dalam pikirannya.

"Wow," ucap Auriel dengan tatapan kagum nya yang masih terpaku pada peta.

Ouros yang menyaksikan itu pun hanya bisa memiringkan kepala nya, merasa bingung dan bertanya-tanya tentang apa yang membuat Auriel bisa begitu kagum hanya dengan membaca selembar peta.

"Rena— ahem, Auriel, apa yang kamu lihat? Kenapa kamu malah tersenyum sendiri dengan mata yang berseri-seri?" tanya Ouros yang kemudian menoleh ke sekeliling sambil berharap tidak ada yang mendengar dirinya menyebut nama asli adiknya, Rena, yang kini telah berperan sebagai Auriel dan juga istrinya.

"Kak … sepertinya class dari slot Scholar-ku juga berfungsi dengan baik di dunia ini. Aku baru saja menerima informasi tentang seluruh wilayah yang ada di peta ini dengan sangat detail," terang Auriel masih terpaku pada selembar peta yang ada di tangannya. "Dan juga … class-ku memberikanku minimap yang bisa aku buka. Ini … ini akan menjadi sangat berguna, kak."

Jadi begitu … mungkin karena pasif dari slot Class leadership-ku, aku jadi tanpa sadar bisa membuat bahkan raja sekalipun tunduk di depan ku. Aura ku sebagai [High Emperor] ternyata selama ini benar-benar berfungsi dengan baik. Pikir Ouros sementara itu.

"Jadi … apakah kamu tahu dimana desa terpencil berada? Bisakah kamu mencari tahu atau membacanya?" tanya Ouros penasaran.

"Sebentar," balas Auriel mulai membuka minimap-nya yang tampil di sisi kiri bawah pandangannya.

Auriel terus menggulir peta nya yang tampil di depan pandangannya, sampai akhirnya menemukan informasi tentang sebuah desa yang bernama Wildermere, sebuah desa yang berada di kerajaan Ravenmoor, lengkap dengan semua informasi detail nya. Dari pencaharian utama penduduknya, sampai seberapa sering pedagang singgah, menjelaskan betapa terpencilnya lokasi tersebut.

"Di desa ini, penduduknya sangat tertutup, namun secara bersamaan sangatlah komunal satu sama lain. Dengan kata lain, mereka adalah sosialis garis keras dengan mata pencaharian yang masih di taraf berburu, terlepas dari peradaban maju di kerajaannya itu sendiri." Auriel menjelaskan tanpa sadar.

"Wow, oke … kakak tidak menyangka akan sedetail itu. jadi, berapa lama untuk sampai di sana dengan berkuda?" tanya Ouros, mengelus dagu.

"Sekitar lima minggu, sih … apa kakak yakin mau menuju ke sana?"

"Ya … itu adalah pilihan yang sangat cocok untuk tetap tersembunyi. Kita akan terus tersembunyi sampai kita tahu cara kerja dan semua data tentang identitas para entitas kuat di dunia ini, baru deh kita bisa mulai hidup dengan sesantai mungkin. Atau mungkin kakak juga akan mulai mencari jalan—ahem."

Dunia ini … apakah dunia ini lebih baik dari dunia sebelumnya? Dunia sebelumnya, ada wanita yang kusayangi, begitu juga di dunia ini, yaitu adikku sendiri, Rena, yang aku tidak tahu bagaimana aku akan melanjutkan hidup tanpa dirinya. Haa … dilema macam apa ini?!

Ouros teringat kehidupan di dunia sebelumnya yang penuh dengan kerja keras, kegagalan dan kesedihan. Namun semuanya telah terbayar dengan segala pencapaian yang telah ia raih. Dari kesuksesan, kekayaan, tubuh yang sehat dan wanita cantik yang hendak ia nikahi.

Namun, rasa sayangnya itu, rasa kasihnya terhadap semua pencapaian nya itu, tidak lebih besar dari kasih sayangnya terhadap adiknya, satu-satunya keluarga yang ia miliki. Kini, ia cukup dilema dengan itu semua, meski jika ditimbang dengan senyuman dan tawa lepas adik nya, maka akan jauh lebih berharga daripada semua pencapaiannya di dunia sebelumnya.

Namun tetap, Ouros juga merasa kehilangan akan semua pencapaiannya, apalagi dengan semua crypto currency yang ia miliki, semua aset investasi, dan juga pacarnya yang kini menunggunya untuk ia nikahi.

Let's give it a try, then. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Dan sementara untuk sekarang, keselamatan Rena adalah prioritas utama.

Auriel yang masih terpaku pada layar peta nya pun sadar akan keheningan yang tercipta. Ia lalu menoleh, melihat kakak nya yang hanya terdiam seakan sedang memikirkan sesuatu.

"Kak? Kenapa diam saja?" tanyanya. "Apakah kakak mau aku yang memimpin jalan karena aku yang bisa melihat peta?"

Ouros tersenyum melihat adik nya yang kini bernafas, berinteraksi dengannya secara langsung setelah lama terjebak di dalam kapsul dalam keadaan koma, meski kini tubuhnya berbeda, namun jauh di dalam lubuk hati nya, Auriel tetaplah Rena, adik nya. Namun tetap, ia harus terus berpikir untuk tetap bisa melindunginya dengan terus lebih berwaspada.

"Jangan panggil kakak, mulai sekarang panggil kakak mu ini sayang, suamiku, atau apapun itu yang menunjukkan bahwa kamu adalah istri kakak—"

"Tunggu sebentar!!!" ucap Auriel, tersipu dengan pipinya yang merah merona. "Dari tadi … kenapa kakak memperkenalkanku sebagai istri? Apakah ini termasuk dari kehati-hatian? Apa kakak terkena amnesia setelah pergi ke dunia ini? Aku adikmu loh, adikmu!!! Aku tidak mengerti, tolong lebih elaborasi!"

Kakak ku ini benar-benar lupa atau bagaimana, sih? Astaga, buat jantungku mau lepas saja!

"Hmmm … Kakak— ahem, aku pikir kamu sudah paham maksudku." Ouros tiba-tiba mengganti cara bicaranya menjadi lebih intim. "Ini sebenarnya adalah salah satu cara untuk menjauhkan kamu dari bahaya. Bayangkan kalau orang-orang mengenal kamu sebagai istriku. Lalu sekarang bayangkan kembali jika orang-orang mengenalmu sebagai adikku. Apalagi mengingat bahwa kita, dengan tubuh ini, sama sekali tidak ada kemiripan. Lalu, apakah kamu yakin tidak akan ada masalah yang datang setelahnya?"

Ah … benar juga.

"Oke deh," balas Auriel yang mulai hilang rasa tersipunya. "Kalau begitu, bagaimana jika kita jalan bersebelahan sekalian agar terlihat lebih otentik, hehehe," lanjutnya penuh canda.

"Hah? Justru aku yang jalan duluan, sementara kamu mengikutiku dari belakang. Kamu tinggal beritahu arah saja."

Ughhh … pakai "aku kamu" ke adik sendiri, aneh sekali. Tapi mau bagaimana lagi. Huhhh.

Auriel menatap kosong Ouros dan seakan hilang harapan. Apakah dia seperti ini juga ke pacar nya?

Keduanya pun tanpa banyak bicara lagi mulai memacu kuda mereka, meninggalkan area bekas pertempuran yang telah dilerai. Dari sana, keduanya pun memulai perjalanan menuju desa Wildermere di kerajaan Ravenmoor selama lima minggu kedepan.

***.

Bersambung …

***.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!