NovelToon NovelToon
TERLANJUR TERLUKA

TERLANJUR TERLUKA

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor
Popularitas:148.1k
Nilai: 5
Nama Author: SiswantiPutri

Maya dan Rangga adalah pasangan suami istri yang menjalin pernikahan karena cinta. Menghabiskan waktu dengan kehangatan dan keharmonisan walaupun tanpa adanya anak. tapi itu hanya 'awalnya' sebelum salah satu dari mereka menemukan cinta lain.

Rangga yang mulai jengah dengan hubungan tanpa tujuan perlahan terkecoh dengan hadirnya sosok baru. Pengganti istrinya yang membutuhkan perhatian lebih dari semua orang karena memiliki tubuh yang rapuh. Sosok baru yang merupakan adik kandung istrinya sendiri.

Setelah Maya tersisihkan dari keluarganya, apa pada akhirnya dia juga terbuang dari hati suaminya? Kembali mengalah pada sosok yang menjadi pemenang di hati semua orang sejak kecil!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SiswantiPutri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23

"Hahaha Maaf, saya cuma bercanda. Lagi pula dia mungkin sudah tenang sekarang. Kalau begitu saya mau lanjut jualan lagi, Mbak. Oh iya es creamnya, Mbak. Jangan lupa dimakan ya."

Aku bergeming pada tempatku, bahkan berbalik pun tak aku lakukan. Setelah tubuh sudah menyesuaikan, aku kembali melanjutkan langkah dan menghiraukan es cream yang tersodor disamping tubuhku. 

Sebenarnya apa yang sudah terjadi selama aku menghilang? Kenapa Mas Rangga bisa di kondisi sekarang seolah kekurangan materi? Ternyata sudah banyak cerita yang terjadi dihidupnya selama aku pergi. Tapi apapun itu, aku tak ada urusan dengannya lagi.

"Assalamualaikum, Nek! Tasya!!"

"Waalaikum salam, Mbak Sudah pulang. Oh iya, apa yang di bicarakan Ustadz Abu?"

Aku mendudukkan tubuh pada kursi kayu, menatap Nek Asih yang tampak sibuk menonton berita pada televisi. Netraku kemudian beralih pada Tasya yang mengambil tempat duduk disampingku. Pasti dia kepo.

"Masalah lamaran lagi?"

"Iya."

"Jadi kamu sudah membahas masalah itu dengan Nak Abu? Lalu apa yang terjadi, Nak. Apa keputusanmu masih sama atau..."

Aku terdiam beberapa saat.

"Sudah, Nek. Tapi jawabanku tetap sama. Aku sudah meyakinkan diri untuk hidup sendiri. Itu sudah menjadi keputusanku setelah aku terbangun dari koma." tuturku yakin.

"Nenek tidak akan memaksa, Nenek yakin apa yang menjadi keputusanmu. Tapi jika kamu berubah fikiran, kita bisa mengadakan pernikahan di rumah ini. Nenek sudah menganggapmu cucu sendiri seperti Nenek menyayangi Tasya. Kalian berdua cucu Nenek."

Aku tersenyum tipis dari balik cadar, menatap haru wajah Nek Asih yang sudah di penuhi keriput karena sudah lanjut usia. Mungkin ceritanya akan berbeda jika bukan mereka yang menemukanku waktu itu. Mereka adalah penolong berhati mulia, aku tak tau apa bisa membalas pengorbanan mereka nantinya?

"Oh iya Tasya."

"Kenapa Mbak?"

"Kamu tau penjual es cream yang baru beberapa bulan tinggal di desa ini? Apa kamu kenal dengan dia? Atau kamu pernah ketemu!"

"Penjual es cream?"

Wajah bingung itu membuatku penasaran, aku hanya ingin tau apakah pertemuanku dengan Mas Rangga benar terjadi atau hanya halusinasi semata. Sampai sekarang aku tak mengerti, kenapa dari banyaknya tempat yang ada dia harus tinggal di desa terpencil ini juga! Jauh dari perkotaan yang di penuhi hiruk pikuk penduduk. Ini benar-benar tak nyaman.

"Ah iya, aku kenal Mbak. Dia juga kadang-kadang jualan di depan puskesmas. Es creamnya langganan para suster, aku juga sempat mencoba karena cuaca panas. Dan ternyata es cream buatannya memang enak."

Aku berusaha mengendalikan diri.

"Kamu tau namanya?"

"Kalau gak salah Mas Rangga."

DEG.

Ternyata dia memang ada di sini.

"Memangnya kenapa Mbak?" 

Aku menggeleng pelan, sibuk dengan fikiran yang membelenggu. Keadaan ini benar-benar di luar nalar pemikiran, bagaimana mungkin kami kembali di pertemukan setelah sekian lama. Bahkan keadaan pun tak sama layaknya dulu. perubahan itu terjadi padaku, begitu pun dengan Mas Rangga yang tampak berbeda. Pakaian rapi dengan balutan jas kini hanya menyisakan kaos oblong sederhana.

Apa yang terjadi padanya?

Apa garis takdir antara kami masih tersisa walaupun hanya sambungan kecil? Apa di masa depan kami masih harus bertemu dengan kondisi yang mulai berubah? Belum lagi, apa pilihan terbaik adalah merahasiakan identitasku terhadapnya mulai sekarang?

Pertanyaan demi pertanyaan membuat posisiku semakin rumit. Ini tak akan susah andai dia tak di sini, ikut tinggal di tempat yang ku kira adalah pelarian terbaik dari rasa sakit pada kejadian masa lalu yang menyiksa.

PUK.

"Mbak!"

"Ah iya Tasya?"

"Mbak gak apa-apa kan? Dari tadi aku perhatiin Mbak sibuk ngelamun. Apa ada yang mengganggu fikiran Mbak? Atau Mbak kenal dengan Mas Rangga penjual es cream keliling itu? Tapi, dia tampan sih menurutku."

"Tidak." elakku.

"Nak Rangga? Nenek kenal dia. Dia pria yang baik dan juga sopan. Dia beberapa kali membantu Nenek. Tutur katanya juga baik."

"Membantu?"

"Iya, dia anak yang baik."

Perkataan itu mengingatkanku pada Mas Rangga yang dulu. Saat kami baru bertemu dan mengikat hubungan dalam jenjang pernikahan. Tapi apa mungkin dia kembali lagi ke Mas Rangga yang setiap saat membuatku kagum dengan kepribadiannya yang tulus?

TOK...TOK...TOK.

"Biar aku yang buka Mbak." cegat Tasya, sebelum aku bangkit dari duduk untuk membuka pintu kayu depan.

Terlihat sedikit perbincangan dari luar, aku berusaha melihat dari tempatku. Tapi tubuh Tasya menghalangi pemandangan, terpaksa aku kembali duduk dengan tenang sambil menatap berita yang tersiar di dalam televisi. Nanti juga Tasya akan menjelaskan.

"Dari siapa Nak?" tanya Nek Asih.

Aku kembali menoleh, menatap wajah Tasya yang tampak berbeda setelah bertemu seseorang yang mengetuk pintu. Aku ikut bingung melihat ekspresi yang terlihat kecewa dalam wajah itu. Apa ada sesuatu?

"Undangan nikahan."

"Undangan? Dari siapa?"

"Dari keluarga Ustadz Abu."

Mulutku kembali terkatup, tak tau harus mengekspresikan apa menanggapi situasi ini. Baru siang tadi kami membicarakan lamaran, dan sekarang undangan pernikahan Ustadz Abu datang. Mungkin itu pernikahannya dengan Aisyah. Ternyata keputusanku memang benar untuk tetap sendiri, kedatangan undangan itu meyakinkanku jika keluarga mereka sudah mempersiapkan pernikahan kedua anaknya. Tali jodoh Ustadz Abu mungkin bersama Aisyah bukan bersamaku.

"Aku salah mengenal Ustadz Abu."

"Maksud kamu apa Nak?"

"Aku kira dia serius dengan Mbak Maya, ternyata keteguhannya gak sebesar yang aku bayangkan. Dia memang sempat melamar Mbak Maya, tapi niatnya itu gak sampai ingin memiliki Mbak Maya. Buktinya dia bisa berpaling secepat ini. Benar-benar jahat---"

"Istighfar Tasya, kamu gak boleh bicara begitu. Lagi pula aku sendiri yang memintanya mundur, Ustadz Abu tau kapan waktunya berhenti dan untuk berjuang."

"Tapi Mbak---"

"Sudah-sudah, mungkin Maya tidak berjodoh dengannya. Allah sudah mempersiapkan ini semua, kita sebagai umatnya hanya bisa menjalani. Nenek harap kamu jangan memperumit ini lagi, kasihan Mbakmu kalau membahas sesuatu yang sudah dia putuskan."

"Iya Nek, aku minta maaf."

Aku tersenyum tipis, menatap Tasya yang memiliki umur 2 tahun lebih muda dariku. Kami tak memiliki hubungan darah, tapi perlakukannya bahkan lebih menyentuh dari pada perlakukan adikku sendiri. Ternyata hubungan darah yang lebih kental dari apapun tak benar-benar ada bagi hidupku. Nyatanya aku lebih damai pada keluarga ini, berada ditengah-tengah Nek Asih dan Tasya.

Percobaan bunuh diri yang di lakukan Geral membawaku pada keluarga yang sudah lama aku dambakan. Keluarga penuh kehangatan.

"Tapi Mbak Maya mau datang ke nikahan Ustadz Abu dengan Aisyah? Mbak gak merasa sakit hati kan liat mereka di pelaminan?"

"Insya Allah, kalau gak ada kendala pasti datang. Lagipula untuk apa sakit hati?"

"Kan hanya untuk memastikan, aku juga mau ke sana tapi aku punya jadwal di puskesmas."

Aku tersenyum tipis mendengar nada lesu itu. Mungkin begini rasanya di jadikan sebagai kakak sesungguhnya. Bertukar cerita tanpa ada pembatas untuk kita merasa asing. Kehadiran Tasya membuatku lebih bahagia. Kembali merasakan kasih sayang dari seorang adik.

"Oh iya soal Mas Rangga, aku dengar-dengar dia duda loh Mbak. Tapi aku gak tau siapa mantan istrinya itu. Dia gak pernah cerita."

"Terus?"

"Aku penasaran aja sama mantan istrinya. Aku gak sengaja dengar dia nolak ajakan Lastri untuk nikah karena dia gak bisa move on. Romantis banget sih Mas Rangga ini."

Aku tersedak ludah sendiri.

"Padahal Lastri salah satu bunga desa di kampung ini. Tapi Mas Rangga gak mikir dua kali dan langsung nolak dia. Mbak Maya tau gak dia bilang apa waktu itu ke Lastri."

"A--apa?"

"Saya pernah kehilangan, dan saya gak mau kehilangan Maya lagi karena menerima ajakanmu untuk menikah. Sampai saat ini saya yakin Maya istriku akan kembali, kemudian kami akan rujuk dan membangun keluarga bahagia yang pernah tertunda di masa lalu."

"Uhuk...uhuk."

"Eh Mbak gak apa-apa?"

"I--iya, gak apa-apa."

"Tapi, kok bisa nama Mbak Maya sama mantan istrinya Mas Rangga bisa sama kayak gitu ya? Amazing banget, iya gak sih Mbak Maya?"

"UHUK...UHUK...UHUK."

Bersambung

Instagram: siswantiputri3

Facebook: Siswanti putri

1
Ervina Pratyahastri
Luar biasa
Akbar Razaq
jangan satu ginjal harusnya kamu kasih dua duanya biar sempurna kamu menebus kesalhan.mu pada Maya.😁 heran gaka ada cara lain apa.enak di naya dong
Akbar Razaq
Helahh...masak kalian maya,geral dan kamu menyusul mau bertengkar di alam ghoib?
Akbar Razaq
Yah...ternyata Geral yg nolong Maya sedang depresi berat.
Smoga selamat tp makin panjang nih cerita
Akbar Razaq
keren maya.biarkan tangan Tuhan yg bekerja tinggal tunggu hasil akhirnya.
berusahalah utk ttp bahagia
Akbar Razaq
ini si Naya sdh mao modar saja masih jadi perusak rumahtangga kakaknya padahal darah kakaknya hampir tiap saat mengalir di tubuhnya.paraah...hh.
keluarga toxic pergi saja maya.
Akbar Razaq
Pingin aku geprek tu mulut suami dan adik laknatnya sdh mau terkubur juga masih berbuat dosa metasa jadi korban lagi.
Weni Munadhiroh
mana) anju
Tabina Rubi
lanjut kak
Elok Pratiwi
buruk
aca
g setuju mereka balikan ksih mYa jodoh lain
Jue
Aku harap Tasya tidak terluka seperti Maya kelak , Kerana memutuskan suatu hubungan tanpa berfikir panjang .
Anonymous
rada meragukan hub karel-tasya....ada kisah kah dibalikny...
Jue
Rangga kamu sentuh atau tidak Naya tak ada beza bagi ku kerana kamu tetap pernah curang dan paling menjijikkan sekali dengan adik ipar sendiri yang hukumnya haram bermadu ketika di dunia , Tidak masalah kalau kamu sudah tidak lagi mencintai Maya masa tu kamu boleh aja berterus-terang kemudian bercerai cara baik kenapa harus curang terlebih dahulu ,
Maya telah bahagia Hidup di kampung perangai mu tidak berubah memaksakan kehendak sehingga sanggup memfitnah Maya , Bukannya berubah tapi sikap mu semakin menjijikkan ,
Aku harap setelah Maya dapat harta warisan maka selamanya Maya dan Rangga tidak bertemu lagi atau pun berjodoh kembali , Jodoh Maya biarlah orang lain jauh dari lingkungan manusia-manusia toksik seperti Naya , Ibu mu dan juga Rangga .
Nurhayati
oooh jd CRT na NaYa iRi ma MaYa toh
Chintya Wijaya
bulet thorr alur cerita mu bosen baca ny
Queen kayla
si Rangga benar" menakutkan thor
Mesra Turnip
pengen tak'colok mata si ranggong ini, dulu aja songong, sekarang licik, maaf Thor, geram aku. sungguh outhornya hebat ! sehat dan bahagia slalu ya !
Jue
Tasya sepatutnya fikir dahulu untuk bersama dengan Doktor Karel , Kerana dia sepupu Lastri yang terlalu banyak makan budi dengan keluarga tersebut , Aku takut nanti Tasya makan hati .
Adi Nugroho
kayaknya Rangga sudah tahu keadaan Maya yg sekarang dengan luka bakar yg ada d tubuh Maya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!