NovelToon NovelToon
I Like Fighting But Also Lazy To Fight.

I Like Fighting But Also Lazy To Fight.

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Reinkarnasi
Popularitas:78.2k
Nilai: 4.7
Nama Author: This is ME!

Dia berjalan-jalan di kekosongan dengan kedua kakinya, para dewa membungkuk dan gemetar ketakutan.

Dia yang bergelar sebagai Death King, Life King, Supreme Overlord, King Of Destruction, Conqueror, God Slayer, True God King.

"Bisakah kau tidak memiliki terlalu banyak gelar."

Seorang teman lama bertanya padanya.

Dia menjawab dengan acuh.

"Aku tidak meminta, mereka yang datang sendiri."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon This is ME!, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5. Terluka.

Dengan tekad baru untuk menjadi lebih kuat agar bisa menikmati lebih banyak pertarungan (untuk makan daging), Ley berjalan ke sisi lain hutan, tapi dia kemudian terjatuh. "M-Mana ku habis? bagaimana ini bisa terjadi?" Kemudian Ley menyadari satu hal. "Skill Deteksi terus aktif setiap saat, aku benar-benar lupa."

"Mari buat jangkauannya tidak terlalu besar, cukup tidak nyaman juga kalau aku harus mengetahui beberapa monster yang sedang buang air." Kemudian dia teringat sesuatu yang sepertinya akan menjadi sangat berguna.

Ley berbalik dan berbaring di tanah dengan sedikit kerutan di wajahnya.

"Pikirkan sebuah generator yang dapat menarik energi terus menerus, tapi kupikir tubuhku akan meledak jika kelebihan Mana."

Ley menutup matanya untuk fokus, alih-alih langsung menyerap Mana, dia memperluas penyimpanan energi di tubuhnya dan menyaring energi apapun yang masuk ke dalam tubuhnya, sehingga energi itu akan menjadi lebih murni.

Tidak lupa juga untuk menekan Mana agar lebih padat, sangat padat bahkan hampir menyamai kepadatan berlian.

[Skill, Infinite Energy Cycle, High Grade level 3, dipelajari]

[Deskripsi Skill, Tubuh akan terus menerus menyerap energi apapun, menyaringnya agar menjadi lebih murni dan menekannya agar lebih padat. Saat tubuh sudah tidak sanggup menampung semua energi, energi yang diserap akan secara otomatis meningkatkan tubuh dan inti energi agar siklus penyerapan energi kembali berjalan.]

Menghirup udara.

"Entah kenapa aku merasa lebih kuat setiap detiknya."

Tanpa Ley sadari, ini menjadi langkah awal baginya untuk menjadi tidak normal, semoga saja dia bisa makan daging dengan tenang di masa depan.

"Baiklah, Mana sudah terisi dan tidak akan kekurangan, waktunya mencari daging. Aku merasakan beruang yang kuat di arah timur, mari berkunjung, semoga saja dia termasuk makhluk yang ramah dan suka menjamu tamunya."

Setelah itu, Ley pergi ke arah timur untuk mengunjungi beruang, setelah beberapa saat akhirnya dia sampai didepan gua yang besar, terdengar suara geraman dan dentuman langkah kaki. Akhirnya beruang besar dan berwarna merah keluar dari gua, nafasnya panas dan mengeluarkan asap.

"Aku akan memanggilmu beruang api, kamu sangat besar dan kuat."

Beruang api itu meraung keras dan menampar Ley dengan cakarnya.

"Tidak menghargai tamu."

Ley melompat ke kiri, setelah melakukan pendaratan dia bergerak dan melompat untuk melakukan tendangan kapak ke kepala beruang itu. Tapi sayangnya beruang itu menangkap kakinya dan langsung membanting Ley ketanah.

"Punggungku, ini terasa seperti encok."

Dibagian lain hutan, tepatnya di bagian paling luar. Ada seorang gadis yang sepertinya merupakan gadis dari keluarga bangsawan karena dia dikawal oleh banyak orang.

"Suara itu, itu adalah beruang merah."

Suara gadis muda itu sangat lembut dan enak di dengar, kemudian seorang wanita yang mirip dengannya menjawab.

"Benar sayang, itu adalah raungan beruang merah, itu monster dengan tingkat S, sepertinya dia sedang bertarung."

Wanita dan gadis itu memiliki rambut putih kebiruan dan mata kuning.

Kemudian seseorang yang sepertinya merupakan pengawal datang menghadap wanita itu dan berlutut.

"Melaporkan kepada Nyonya, tim sensor kami mendeteksi seseorang yang bertarung dengan beruang merah."

Laki-laki itu bicara dengan nada yang penuh hormat. Wanita itu mengangkat sebelah alisnya dan menjawab dengan sedikit penasaran.

"Siapa kira-kira yang bertarung dengan beruang merah satu lawan satu, tahukah kamu siapa?"

Laki-laki itu menatap rekannya dengan sedikit bingung sebelum menjawab. "Itu... Nyonya, tolong jangan tertawa, tapi yang bertarung dengan beruang merah itu adalah... sepertinya sedikit lebih muda dari Nona muda."

Wanita itu mengerutkan keningnya, sebelum dia bisa menjawab, seorang laki-laki yang berdiri di sampingnya menjawab dengan marah.

"Apakah maksudmu seorang anak berusia 5 atau 6 tahun bertarung dengan beruang merah satu lawan satu? jangan bercanda, bahkan tim Elit klan kita tidak akan bisa bertarung dengan beruang merah dalam pertarungan satu lawan satu."

Wanita itu menghela nafasnya dengan lelah, sementara Nona muda itu sedikit penasaran, tapi tidak banyak ekspresi muncul di wajah cantiknya.

"Apakah kamu yakin kalau itu adalah seorang anak? itu terasa sangat mustahil kau tahu? Aku tidak menyombongkan diri, tapi bahkan aku akan kewalahan atau mungkin tidak bisa bersaing dengan beruang merah itu dalam pertarungan satu lawan satu."

Wanita itu bertanya.

"Bawahan bersumpah, bukan hanya saya, tapi semua tim sensor merasakan hal yang sama." Laki-laki yang masih berlutut itu menjawab dengan tergesa-gesa.

"Kalau begitu berkumpul lah, kita akan mendatangi tempat pertarungan itu, tetap dekat dengan ibu, ok sayang?"

Wanita itu memerintahkan dan tidak lupa dia mengingatkan Nona muda yang adalah putrinya, Nona muda itu mengangguk ringan, kemudian kelompok mereka mendatangi tempat pertarungan.

Kelompok itu terus bergerak, mereka bergerak hanya dengan berjalan, kemudian sang Nona Muda bertanya kepada ibunya.

"Akankah kita sampai tepat waktu hanya dengan berjalan kaki seperti ini?" Wanita itu tersenyum lembut dan mengacak-acak rambutnya dengan sayang.

"Jika kita melakukan terlalu banyak gerakan seperti berlari atau menggunakan artefak untuk bergerak, itu akan menarik banyak perhatian dari monster." Nona Muda itu mengangguk dengan penuh pengertian.

Kelompok itu akhirnya berhenti ditempat Ley memanggang ular sebelumnya, seorang pengawal wanita bergerak mendekati bekas perapian dan melihat seekor ular yang sudah hanya tinggal tulangnya saja, tapi kepalanya masih tersisa.

"Nyonya, ini sepertinya adalah ular bayangan jika dilihat dari warna kepala dan tanduk di kepalanya." Ular itu memiliki warna gelap dengan tanduk di kepalanya.

Wanita yang memimpin kelompok itu berjalan mendekat.

"Sepertinya begitu, apakah seseorang memakannya?" Pengawal wanita itu menggelengkan kepalanya dengan tidak yakin.

"Saya tidak yakin, ular ini meskipun ukurannya tidak terlalu besar, dia gesit dan ganas. Daging beserta darahnya juga merupakan racun yang sangat mematikan bahkan untuk seorang Rank S."

"Tapi... sepertinya ini bekas perkemahan seseorang." Seorang pengawal laki-laki berjalan ke bawahan pohon tempat Ley tidur.

"Aku merasakan sisa Mana tertinggal di tempat ini, sepertinya seseorang benar-benar tinggal di sini." Mendengar hal itu, pengawal wanita dan wanita yang memimpin kelompok memasang ekspresi penasaran sekaligus tidak yakin.

"Apakah seseorang benar-benar bisa tinggal di tempat seperti ini? kita dengan jumlah sebanyak ini bahkan harus menggunakan perlengkapan tingkat tinggi dan kewaspadaan penuh setiap detiknya... Berapa banyak orang menurutmu yang tinggal di tempat ini? Wanita itu mengarahkan pandangannya ke pemimpin tim sensor dan bertanya.

"Ya Nyonya, dari jenis Mana nya, itu hanya satu orang dan itu sama dengan Mana milik orang yang bertarung dengan Beruang Merah yang kami rasakan sebelumnya." Dia menjawab dengan hormat.

Wanita yang memimpin kelompok itu sedikit mengernyit.

"Bagaimana mungkin, tempat ini mungkin memiliki banyak peluang tapi resikonya terlalu besar, bahkan ditempat ini yang belum inti hutan, bisa dirasakan dengan jelas keberadaan monster-monster yang kuat." Wanita itu kemudian menyuruh kelompoknya untuk terus berjalan.

Kembali ke Ley, dia berdiri dengan tubuh berlumuran darah, jelas terluka parah, ada goresan cukup besar di dada dan punggungnya. Auranya lemah dan nafasnya terengah-engah, hampir tidak sanggup untuk berdiri, tapi sorot matanya tidak menunjukkan sedikitpun keputusasaan melainkan keinginan untuk bertarung yang sangat kuat.

1
Who am I?
buset euy, baru lulus review
Fendi Kurnia Anggara
lagi
Fendi Kurnia Anggara
up
Fendi Kurnia Anggara
buset kerja apa lu thor lembur nya sampek jam 2
Who am I?: Bangun rumah gedongan
total 1 replies
Dewa~jodoh
FBI!!!
Kazuma
tetap semangat jaga kesehatan thor
shirlllllllllllllyvxy
thor tolong jangan buat ku penasaran
Who am I?: Karena agak sedikit...
Who am I?: Silahkan berharap agar tidak direvisi oleh pihak aplikasi.
total 2 replies
Dewa~jodoh
ck, penasarankan
Amanda Saraazillah A
semangat thor
Ikmal
semangat thor 👍
Ikmal
sial lagi seru serunya
Fendi Kurnia Anggara
ok
Rendy
ley koplakkl/Joyful//Joyful//Joyful//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Ikmal
yang penting up thor 👍
Amanda Saraazillah A
semangat thor
Dewa~jodoh
hmm apakah arc pertarungan akan segera tiba?
shirlllllllllllllyvxy
enggak papa kok thor yang penting selalu ngasi khabar ama upnya 💗🤝🏻
ikka
seminggu sekali aja apdetnya bila perlu 1bulan sekali
Fendi Kurnia Anggara
up
Fendi Kurnia Anggara
ok thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!