NovelToon NovelToon
Hurt Me Again

Hurt Me Again

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Anak Yatim Piatu / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Dedean

Jika sang mentari bisa menyalurkan hangatnya walaupun sesaat, akan ada senja yang akan mengobati kehilangannya. Lalu, pada akhirnya malam lah yang menutupi kesedihannya . Karena semuanya akan pergi pada waktunya . Begitulah hidup, jika kamu siap atas sebuah pertemuan, maka kamu juga harus siap untuk menerima kehilangan. Karena setiap pertemuan akan selalu ada perpisahan pada akhir episodenya. Lalu, selintas pertanyaan mulai terbesit dipikiran. Untuk apa dipertemukan jika akhirnya dipisahkan? Setiap pertemuan tak ada yang sia-sia, karena disetiap detik,menit bahkan jam yang akan kita lewati bersamanya memiliki makna yang nantinya akan kosa sadari betapa pentingnya. Oleh sebab itu hargai setiap pertemuan sebelum perpisahan menjadi sebuah penyesalan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dedean, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 9

Seorang anak kecil yang lucu, tampan dan menggemaskan sudah berdiri di depan gerbang sekolah. Yap  dia adalah Devin Orlando.

"Lula, itu adik gue." Ucap Cherry sambil segera membuka pintu mobilnya diikuti oleh Lula. Jangan lupakan keenam lelaki tampan yang juga turun dari mobil mereka.

"Kakak kok lama sih jemput Dev." Ucap anak kecil itu sambil memanyunkan bibirnya kesal. Dan itu semakin membuat dia terlihat sangat menggemaskan.       

"Ya ampun sayang, kamu lucu banget." Teriak Lula sambil mencubit pipi Devin dan langsung memeluknya. Sementara Dev pun hanya bingung melihat seorang gadis cantik yang tiba-tiba langsung mencubit dan memeluknya.

     Byan, Azka dan Evan pun sangat kesal karena Lula yang terlihat sangat menyukai bocah SD itu. Mereka mendengus tak suka karena merasa cemburu. Ekspresi mereka pun tak luput dari perhatian ketiga temannya dan juga Cherry. Mereka tak menyangka ketiga lelaki bad boy itu cemburu dengan seorang bocah, sungguh sangat berlebihan.

"Kakak cantik temannya kakak Def ya?" Tanya Dev dengan ekspresi lucunya yang membuat Lula semakin ingin membawanya pulang dan menjadikan Dev sebagai adiknya.

"Iya sayang, ya ampun kamu ikut sama kakak aja ya pulang." Balas Lula semangat.

"Ih sayang lebih lucu aku kali." Evan pun sudah merasa sangat cemburu saat ini.

Semua orang pun langsung menatap Evan dan menilai di mana sisi kelucuan seorang Evan yang datar itu. Ya walau sekarang Evan sangat berbeda jika dengan Lula. Tapi tetap saja dia masih Evan yang sangat dingin. Evan pun tak menghiraukan sahabatnya itu. Saat ini pandangannya hanya tertuju kepada kekasihnya dan bocah SD yang membuatnya cemburu itu.

"Princess, jangan dipeluk terus dong!" Teriak Azka dan Byan bersamaan ketika Lula ingin memeluk Dev kembali.

"Iya sayang, aku saja belum pernah kamu panggil sayang, masa sama bocah kamu panggil sayang." Sambung Evan yang merasa sangat tidak terima itu. Dia harus hati-hati dengan bocah itu, jangan sampai dia merebut kekasihnya.

"Aku bukan bocah ya kakak tampan, eh tapi lebih tampan aku sih. Jadi ya tidak  heran kalau kakak cantik ini lebih memilih aku dari pada kakak-kakak semua." Ledek Dev sambil menggandeng tangan Cherry dan Lula untuk segera menuju mobil.

"Iya sayang, kamu lebih tampan dari mereka semua." Balas Lula sambil tersenyum mengolok melihat ketiga pria tampan di dekatnya itu.

"Dasar bocah menyebalkan" Ucap mereka bertiga berbarengan karena merasa telah dihina oleh seorang bocah.

"Gantengan juga gue dari pada tuh bocah." Sambung Evan kesal sambil berjalan menuju mobilnya.

"Awas saja ya kalau bocah songong itu sampai mengambil perhatian princess." Ucap Azka dan Byan sambil berjalan dengan perasaan yang masih kesal menuju mobil mereka.

"Sama bocah aja gitu, apalagi yang seumuran." Ujar Gavin yang langsung diangguki oleh Raihan  dan Zidan.

****

Setibanya di rumah Cherry..

Rumah Cherry memang tidak terlalu besar, tetapi suasananya terlihat damai dan asri. Banyak sekali bunga-bunga yang indah bermekaran di sekitar rumah itu. Udaranya pun sangat segar.

"Lula, lo mau mampir dulu enggak?" Tanya Cherry kepada sahabatnya itu.

"Lula aja nih, abang Gavin enggak ditawari?" Tanya Gavin menggoda adik kelasnya itu yang langsung dihadiahi tatapan sinis dari Cherry.

"Rasain lo malah diliat sinis. Itu tandanya lo enggak boleh mampir ke rumah Cherry." Ucap Raihan yang langsung mengundang tawa semuanya, kecuali Azka dan Evan yang hanya memandang dengan tatapan datar.

"Kakak cantik, Dev boleh mintak nonya enggak kak?" Tanya Dev tiba-tiba yang membuat semua yang ada di situ terdiam dan langsung menatap anak lelaki yang sangat menggemaskan itu.

"Ya ampun nih bocah cari mati ya." Batin Cherry ketika mendengar adiknya yang tidak melihat keadaan di sekitarnya. Lihat saja ekspresi Azka, Byan, dan Evan yang sudah memerah menahan kesal karena  bocah itu. Entah apa yang akan terjadi setelah ini.

"Boleh dong Dev." Balas Lula sambil mengambil ponsel yang ada ditangan Dev dan mulai menuliskan nomor teleponnya. Gadis itu pun tidak menanggapi suasana yang mendadak mencekam itu.

"Bocah tidak boleh main telepon." Ucap Evan berusaha menyindir bocah menyebalkan itu. Bisa-bisanya dia meminta nomor Lula di depan dirinya.

"Wesh anak SD sekarang sudah canggih-canggih ya." Kekeh Zidan.

"Princess jangan dikasih ya nomornya!"  Sambung Azka dan Byan serentak.

"Jangan sayang! Nanti  kamu tidak membalas chat aku lagi karena asyik chat sama bocah tengil itu." Rengek Evan yang langsung mendapat tatapan tak percaya dari teman-temannya. Pasalnya seorang Evan tidak pernah merajuk seperti anak kecil di depan mereka.

"Lo waras Kan?" Tanya Zidan berusaha memastikan jika yang berada di hadapannya saat ini adalah Evan sahabat mereka.

"Waras lah!" Balas Evan galak.

"Kalian lebay banget sih, aku cuma minta Nomornya, belum mintak kakak cantik ini jadi pacarnya Dev. Kalian takut kalah saing ya?" Dev pun semakin membuat mereka bertiga merasa sangat geram. Dev pun tersenyum manis. Bagi Lula itu sangatlah menggemaskan, sedangkan bagi pria-pria itu, senyum itu sangatlah membuat mereka kehilangan kesabaran.

"Buang ke laut boleh tidak?" Tanya Azka geram. Cherry pun langsung melotot tak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan kakak sahabatnya itu. Walau memang dia akui jika adiknya itu sangat menyebalkan, tetapi dia sangat menyayanginya.

"Sudah susah nih Papa Mama gue bikinnya. Enak saja main buang-buang." Ucap Cherry tak terima.

"Kakak tidak boleh begitu! memang nyatanya Dev sangat tampan dan menggemaskan." Ucap Lula sambil terus memandang gemas bocah SD di depannya itu.

Sementara Cherry hanya berharap, agar adiknya ini tidak membicarakan hal lain yang membuat para pengawal Lula berniat membunuh adiknya itu.

"Sudah sayang! Sekarang kita pulang! Dan aku tidak menerima penolakan!" Ucap Evan tak terbantahkan! Bisa-bisa kalau lama-lama di sini, dia akan mempunyai niat untuk membuang bocah itu ke jurang agar tidak menarik perhatian gadisnya.

"Iya princess!! Sekarang kita pulang! Dan---"

"Dan kakak tidak menerima penolakan!" Ucap Lula memotong pembicaraan Byan dengan nada sebal. Karena kakaknya yang  mengganggu waktunya bersama Dev, adik sahabatnya itu.

"Takut kalah saing nih." Ucap Dev  sambil menatap remeh keenam pria tampan yang sudah menatapnya tajam.

"Ayok Dev kita masuk." Ucap Cherry gugup sambil menarik tangan adiknya itu, sungguh Cherry sangat takut melihat ekspresi kakak dan pacar sahabat barunya itu.

"Bye kak, hati-hati pulangnya nanti aku telepon ya kak!" Ucap Dev sedikit berteriak ketika dia sudah berada di dalam rumahnya.

"Dasar bocah genit." Teriak keenam pria tampan itu yang langsung mengundang tawa Lula karena ekspresi kakak dan pacarnya itu yang menurutnya sangat menggemaskan.

"Ayo princess, kita pulang! Awas ya nanti kamu kakak aduin ke kakak-kakak yang lain, biar kamu dihukum." Azka pun berusaha untuk menakuti adiknya itu.

"Iya betul, kamu kenapa meluk-meluk cowok lain sih." Sambung Byan tak kalah kesal.

"Iya, sampai pacar sendiri dilupain." Timpal Evan kesal. Lula pun hanya cuek menanggapinya dan langsung masuk ke dalam mobil Azka.

****

Di mansion yang mewah itu sudah berkumpul semua anak dari keluarga Alexander, yap mereka semua duduk dan menatap adik kesayangan mereka itu, siapa lagi kalau bukan Lula.

"Ini tuh gara-gara kak Azka sama kak Byan ngadu. Mati deh aku." Batin Lula takut karena ketujuh kakak tampannya itu terus saja menatap instens ke arah dirinya.

"Jadi benar sayang, kamu tadi memeluk cowok lain?" Tanya Rian dengan nada tajamnya, yang membuat suasana semakin tegang.

"Hmm, iya kak." Balas Lula gugup.

"Apa?? Jadi benar!!!" Teriak Lio dan Nata berbarengan dengan tatapan yang juga tajam.

"Ingat ya sayang, kamu tidak boleh memeluk cowok lain kecuali kakak-kakak kamu dan juga Papa." Sambung Adit.

"Dan kamu tidak boleh dekat  sama cowok selain kakak  dan juga Papa." Ucap Arsen ikut menimpali.

Sementara itu Lula pun langsung menangis karena tidak tahan ditatap tajam oleh kakaknya itu, dan ketujuh lelaki tampan itu pun langsung kelabakan karena melihat kesayangan mereka menangis dan itu karena ulah mereka dan rasa cemburu mereka. Sama bocah SD saja mereka segitu cemburunya, apalagi jika mereka tahu kalau Lula sudah mempunyai pacar di hari pertamanya sekolah. Bisa-bisa Lula di sidang sampai seminggu. Sementara Azka dan Byan yang saat ini merasa sangat menyesal karena sudah memberitahu kelima kakak-kakaknya itu.

"Sayang sudah ya! Jangan nangis lagi. Kakak tidak bermaksud seperti itu." Ucap Rian dengan nada menyesalnya karena sudah membuat adik kesayangannya itu menangis.

"Iya sayang, maafin kakak semua ya." Sambung Lio.

"Sudah sayang, kakak tidak bisa melihat  air mata kamu." Adit pun juga merasa sangat bersalah kepada adiknya itu.

"Aduh maafin kak Azka sama kak Byan ya sayang yang sudah ngaduin kamu." Ujar Byan lirih. Rasanya hatinya ikut sakit melihat adiknya itu menangis.

"Kakak semua tidak bermaksud kayak gitu, cuma kakak semua cemburu kalau kamu meluk cowok lain." Ucap Arsen mencoba menjelaskan kepada adiknya itu dan berharap kesayangannya itu segera berhenti menangis.

"Sudah dong sayang, kakak enggak kuat liat kamu nangis gini." Nata pun jua merasa sangat menyesal. Ini karena rasa cemburu mereka yang sangat berlebihan.

Sementara gadis cantik itu masih terus setia menangis tanpa mendengarkan perkataan kakak-kakaknya. Entah kenapa air matanya tidak mau berhenti dan itu membuat ketujuh lelaki tampan itu merasa sangat bersalah dan merasa gagal menjadi kakak yang baik. Mereka hanya tidak bisa menahan rasa cemburu mereka itu.

Lula pun melihat keadaan kakak-kakaknya yang sudah menunduk dengan ekspresi menyesal. Dan itu  membuat Lula ingin sedikit mengerjai mereka semua, karena telah mengeluarkan tatapan tajam kepadanya, bermain sedikit tidak masalah bukan.

"Sudah Lula tidak mau melihat kakak-kakak semua, kalian semua jahat sama Lula." Teriak Lula dengan nada yang dibuat menyedihkan dan langsung berlari menuju kamarnya yang berada dilantai dua. Sementara mereka pun langsung terkejut dan semakin dibuat syok mendengar ucapan adik kesayangan mereka. Ada yang langsung memucat dan ada yang menyesali perbuatannya tadi.

Sementara Lula pun tersenyum puas saat telah tiba dikamarnya karena berhasil mengerjai kakak-kakak tampannya itu. Untung saja saat ini dia sudah berada dikamarnya, jika masih berada di sana maka dia tidak bisa menahan tawanya. Tapi mengenai tatapan tajam kakaknya tadi itu sungguh membuat Lula sangat takut. Seakan tatapan mereka mampu membuat gadis itu tak kuasa menahan air matanya. Dia berharap bahwa dia tidak akan pernah lagi mendapatkan tatapan tajam itu.

1
S. M yanie
semangat...
Dedean: Hwaa makasih kak♥️♥️
total 1 replies
horasios
😢Saya menangis ketika membaca bagian yang menyedihkan dari novel ini.
Dedean: Hwaaa iya sad banget :(😿😿😿
total 1 replies
paulina
Buat yang suka petualangan, wajib banget nih baca cerita ini!
Dedean: Hwaaa bener banget kak jangan lupa baca terus yaa😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!